4990 - Makalah LPS Revisi
4990 - Makalah LPS Revisi
Manajemen Perbankan
Disusun Oleh:
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT. Atas segara
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih ibu Murdiyah Hayati,
M.M. selaku Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Perbankan yang telah
membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
LPS merupakan badan hukum yang dibentuk berdasarkan Undang-undang
Nomor 24 Tahun 2004. LPS merupakan lembaga independen, transparan dan
akuntabel dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sebagai penjamin
simpanan masyarakat. Keberadaan LPS begitu penting dalam upaya pengawasan
lembaga keuangan. Oleh karena itu penulis menulis makalah ini agar pembaca
dapat mengenal LPS lebih dalam serta peran besarnya dalam upaya pengawasan
lembaga keuangan.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran penulis harapkan agar makalah ini lebih baik. Penulis harap makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER .....................................................................
3
BAB III PENUTUP ........................................................... 28
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Kebijakan tersebut dituangkan dalam ketentuan pasal 37B UU Perbankan
Nomor 10 Tahun 1998 yang mengatur bahwa setiap bank wajib menjamin
dana masyarakat yang disimpan pada bank yang bersangkutan. Untuk
menjamin dana masyarakat tersebut, pemerintah membentuk suatu lembaga
penjamin simpanan. Sebagai implementasinya, pada tanggal 22 September
2004 ditetapkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga
Penjaminan Simpanan (LPS).
Melihat dari peranannya dalam ruang lingkup pengawasan industri
perbankan, LPS merupakan badan usaha yang penting dalam industri
perbankan. Oleh karena itu, masyarakat dirasa perlu untuk mengetahui secara
mendalam tentang LPS ini.
6
e. Untuk mengetahui skema penjaminan simpanan, penyelesaian serta
penanganan bank gagal?
f. Untuk mengetahui proses likuidasi bank gagal?
7
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan makalah ini disusun dnegan urutan sebagai
berikut:
BAB I pendahuluan
Bab ini akan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penulisan, ruang lingkup penulisan, serta sumber data yang
digunakan dalam pebuatan makalah ini.
BAB II pembahasan
Bab ini akan membahas tentang pengertian, landasan, hingga proses likuidasi
LPS.
BAB III Penutup
Bab ini akan mengemukakan simpulan dari pembahasan sebelumnya serta
saran dari penulis mengenai materi yang dibahas sebelumnya.
8
BAB II
PEMBAHASAN
Kebijakan penjamin dapat berdampak pada sektor perbankan dan fiskal, maka di
dalam LPS terdapat wakil dari masing-masing otoritas yang berwenang.
Keberadaan para wakil otoritas tersebut dimaksudkan untuk bersama-sama
merumuskan kebijakan penjaminan yang dapat mendukung kebijakan lain pada
sektor-sektor tersebut. Namun, pelaksanaan kebijakan tersebutmerupakan
sepenuhnya tanggung jawab dan kewnangan LPS tanpa campur tangan dari pihak
manapun termasuk pemerintahan.
9
a. Dewan Komisioner
Anggota Dewan Komisioner diangkat oleh Presiden atas usul Menteri Keuangan.
Salah seorang dari anggota akan dipilih sebagai Ketua Dewan Komisioner, salah
satu dari anggota akan dipilih sebagai Kepala Eksekutif. Tugas kepala eksekutif
adalah melaksanakan kegiatan operasional LPS berdasarkan Keputusan Dewan
Komisioner.
Untuk dapat diangkat sebagai anggota dewan komisioner harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
10
1. WNI;
3. Mengundurkan diri;
11
4. Tidak hadir dalam rapat Dewan Komisioner sebanyak 4 kali berturut-turut
tanpa alasan;
12
suara. Rapat dewan komisioner dinyatakan sah apabila dihadiri sekurang-
kurangnya oleh lebih dari separuh anggota komisioner yang memiliki hak suara.
Salah satu dari anggota dewan komisioner tidak termasuk ketua dewan
komisioner ditetapkan oleh Presiden sebagai kepala eksekutif yang bertugas
melaksanakan kegiatan operasional LPS berdasarkan keputusan dewan
komisioner.
13
PP 32 th 2005 ttg modal awal LPS
14
4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian
Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik.
5. Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik.
15
Bagaimana jika LPS mengalami kesulitan keuangan?
Modal Awal
16
2.6 Kekayaan Surplus dan Defisit
Kepesertaan
17
i. Kemitraan dan kesediaan direksi komisaris dari pemegang
saham untuk memenuhi seluruh ketentuan yang ditetapkan
LPS
ii. Kesediaan untuk bertanggung jawab secara pribadi atas
kelalaian atau peratuan yang melanggar hukum yang
mengakibatkan kerugian bank
iii. Kesediaan untuk melepaskan dan menyerahkan kepada LPS
c. Membayar kontribusi kepesertaan sebesar 0,1% dari modal
sendiri (ekuitas) bank pada akhir tahun fiskal sebelumnya atau
dari modal disetor bagi bank baru.
d. Membayar premi penjaminan.
e. Menyampaikan laporan secara berkala dalam format yang
ditentukan.
f. Memberikan data, informasi, dan dokumen yang dibutuhkan
dalam rangka penyelenggaraan penjaminan.
g. Menempatkan bukti kepesertaan atau salinannya di dalam
kantor bank sehingga dapat diketahui dengan mudah oleh
masyarakat.
Jenis simpanan yang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan adalah sebagai
berikut;
b. Giro
c. Deposito
d. Sertifikat Deposito
e. Tabungan dan yang dipersamakan dengan itu
Nilai simpanan yang dijamin LPS menurut ketentuan dalam skema penjaminan ini
adalah sebagai berikut:
a. Nilai simpanan yang dijamin setiap nasabah pada satu bank maksimal Rp.
100.000.000.
18
b. Nilai simpanan yang dijamin dapat diubah apabila dipenuhi salah satu atau
lebih kriteria sebagai berikut:
• Terjadi penarikan dana perbankan dalam jumlah besar-besaran.
• Terjadi inflasi yang cukup besar dalam beberapa tahun.
• Jumlah nasabah yang dijamin seluruh simpanannya menjadi
kurang dari 9o% dari jumlah nasabah penyimpan seluruh kantor
bank.
19
lambatnya 90 hari kerja terhitung sejak izin usaha dicabut. Jangka waktu
pengajuan klaim penjaminan oleh nasabah penyimpan kepada LPS adalah 5 tahun
sejak izin usaha bank dicabut.
20
2.7 Penyelesaian dan Penanganan Bank Gagal
21
Penyelamatan Bank Gagal yang Tidak Berdampak Sistematik
22
a. Pemegang saham yang berasal dari bank gagal telah menyetor modal
sekurang-kurangnya 20% dari perkiraan biaya penanganan.
b. Ada pernyataan dari RUPS bank sekurang-kurangnya memuat
kesediaan untuk:
• Menyerahkan kepada LPS dan hak wewenang RUPS.
• Menyerahkan kepada LPS kepengurusan bank.
• Tidak menuntut LPS atau pihak yang ditunjuk LPS jika proses
penanganan tidak berhasil, sepanjang LPS atau pihak yang
ditunjuk LPS melakukan tugasnya sesuai dengan perundangan.
c. Bank menyerahkan kepada LPS, dokumen mengenai penggunaan
fasilitas pendanaan dari Bank Indonesia, data keuangan nasabah
debitur, struktur saham selama 3 tahun terakhir, dan informasi lainnya
yang terkait dengan aset.
23
Penanganan Bank Gagal Tanpa Penyetoran Modal oleh Pemegang Saham
24
Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, dan mengubah kontrak bank yang
memikat bank dengan pihak ketiga yang menurut LPS merugikan bank.
25
Cara Pelaksanaan Likuidasi :
a. Pencarian aset dan /atau penagihan piutang kepada para debitur diikuti
dengan pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur dari hasil
pencairan dan /atau penagihan tersebut
b. Penagihan aset dan kewajiban bank kepada pihak lain berdasarkan
persetujuan LPS.
c. Pembayaran kewajiban bank kepada kreditur dari hasil pencairan dan
/atau penagihan dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
Penggantian atas talangan pembayaran gaji pegawai yang
terutang;
Penggantian atas pembayaran talangan pesangon pegawai;
Biaya perkara di pengadilan, biaya lelang yang terutang, dan
biaya operasional kantor
Biaya penyelamatan yang dikeluarkan oleh LPS dan /atau
pembayaran atas klaim penjaminan yang harus dibayarkan oleh
LPS;
Pajak yang terutang;
Bagian simpanan dari nasabah penyimpan yang tidak
dibayarkan penjaminannya dan simpanan dari nasabah
penyimpan yang tidak dijamin.
Hak dari kreditur lainnya.
26
f. Setelah menyelesaikan proses likuidasi, tim likuidasi menyampaikan
neraca akhir likuidasi dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada LPS.
27
Pada tahap ini likuidator wajib memberitahukan kepada semua kreditor
dalam surat kabar. Kreditor diberi waktu menagih hingga 60 hari.
7. Pencatatan : likuidator wajib melakukan pemberesan harta kekayaan dan
diumumkan dalam surat kabar dan berita negara
8. Pembagian harta kekayaan hasil dari likuidasi
9. Pertanggung jawaban likuidator
10. Pengumuman hasil likuidasi.
28
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
LPS merupakan badan hukum yang menjamin simpanan nasabah
penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan.
Keberadaan LPS dalam dunia perbankan sangat penting karena LPS dapat
menumbuhkan kepercayaan masyarakat sehingga masyarakat merasa aman
ketika menyimpan uangnya di bank.
Selain untuk menjamin simpanan nasabah, LPS juga turut menjaga dan
memlihara stabilitas sistem perbankan dengan upaya menyelamatkan atau
penyehatan terhadap bank gagal baik yang berdampak sistemik maupun
nonsistemik.
Saran
Adanya lps telah menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap industri
perbankan. Namun, hal ini juga dapat membebani keuangan negara, apabila
jumlah bank yang terlikuidasi banyak. Oleh karena itu, pengawasan yang ketat
dan pemberian sanksi yang tegas terhadap pelaku bank yang melakukan
pelanggaran dirasa perlu agar pihak bank lebih waspada dalam mengelola
keuangannya.
Selain itu, dibutuhkan sosialisasi pada masyarakat tentang LPS dan hak-
hak nasabah yang ditanggung LPS agar masyarakat semakin cermat dalam
meyimpan uang di bank.
29
Daftar pustaka
Siamat, dahlan. 2005. Manajemen lembaga keuangan: kebijakan moneter dan
perbankan. Jakarta: fakultas ekonomi UI
LPS. 2010. peran-lps-dalam-mendukung-stabilitas-sistem-perbankan. Diakses
25 maret 2019
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjaminan Simpanan
(LPS).
www.lps.go.id. Diakses 25 maret 2019
Kompasiana.com. 2016. Peran-lps-dalam-melikuidasi-bank-gagal-dan-
melindungi-nasabah. Diakses 25 maret 2019
30