Anda di halaman 1dari 2

UTS PERENCANAAN TRANSPOTASI

Dosen : Romeiza Syafriharti, Ir., M.T.

Nama : Fathur Rozak Fianto


NIM : 10617010

1. Transportasi dan guna lahan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, jika di suatu
daerah memiliki tingkat pelayanan transportasi yang baik maka nilai lahan disana akan
meningkat. Dan pembangunan kawasan akan mempengaruhi pola pergerakan, yang
dimana guna lahan dan rencana distribusi spasialnya menjadi penentu dalam pengadaan
sarana dan prasarana transport yang menjadi sebuah interaksi.

2. - Masalah kemacetan di perkotaan seperti kemacetan, kemacetan akan menyebabkan


waktu perjalanan akan lebih lama, membuat stress pengendera, menghabiskan bahan
bakar dan mengakibatkan polusi udara juga kebisingan. Masalah fasilitas angkutan
umum, angkutan umum saat ini masih memiliki banyak kekurang seperti harus
berdesak – desakan dengan penumpang lain dan akan menimbulkan rasa kurang
nyaman, dan rawan akan kejahatan seperti pencopetan dan pelecehan seksual.

- Masalah tranportasi di pedesaan yaitu kurangnya infrastruktur penunjang transportasi


di sebuah pedesaan atau tidak seimbangnya antara supply – demand. Terkadang supply
sudah baik namun demand masyarakatnya rendah, sehingga fasilitas yang ada akan
jarang digunakan, dan begitu juga sebaliknya, supply yang rendah, namun demand yang
tinggi.

3. Karakteristik lalu lintas berdasarkan traffic counting dapat disimpulkan bahwa volume
kendaraan cukup tinggi saat jam berangkat kerja dan pulang kerja, di pagi hari mobil
diperkirakan bisa melaju pada kecepatan 20-40 km/h, motor 40-60 km/h. Dan di sore
hari volume kendaraan meningkat dibandingkan pagi/siang hari diperkiran mobil bisa
melaju dikecepatan 20-30 km/h dan motor 30-40 km/h. Dan kepadatan terjadi di sore
hari ketika jam berangkat dan pulang kerja.

4. - Pola pergerakan orang yaitu pola perjalanan yang dipengaruhi oleh aktivitas bekerja
dan bermukim. Pola ini memiliki seberan spasial seperti perkantoran, perbelanjaan, dan
permukiman.

- Pola pergerakan barang yaitu pola perjalan yang dipengaruhi oleh aktivitas konsumsi
dengan ditandai adanya pergerakan distribusi dari pusat produksi ke konsumen.
5. Angkutan multimoda yaitu angktuan barang dengan menggunakan paling sedikit dua
moda angkutan yang berbeda atas dasar satu kontrak sebagai dokumen angkutan
multimoda dari suatu tempat diterimanya barang oleh badan usaha angkutan multimoda
ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerima.
Contoh permasalahan : Kurangnya sarana dan prasana yang mendukung sehingga
menyebabkan biaya yang cukup tinggi. Serta masih kurangnya keterpaduan jaringan
pelayanan, prasarana, dan pelayanan transport dalam mendukung kelancaran mobilitas
di wilayah Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai