Anda di halaman 1dari 18

CASE REPORT

CANDIDIASIS ORAL PADA HIV


Radha Zatti Rahmi1 Hendra Asputra2

1
Penulis untuk korespondensi: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau,
Alamat: Jl. Diponegoro No. 1 Pekanbaru, E-mail: radhazatti@gmail.com
2
Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Riau / RSUD Arifin
Achmad Provinsi Riau

Abstrak

Candidiasis oral merupakan infeksi oportunistik yang disebabkan oleh


Candida sp. Dalam keadaan normal Candida sp tidak menimbulkan infeksi,
namun pada pasien dengan imunodefisiensi atau penurunan mekanisme
pertahanan tubuh dapat menimbulkan candidiasis oral. Penurunan mekanisme
pertahanan tubuh dapat ditemui pada pasien yang terkena HIV/AIDS. Telah
dilaporkan seorang laki-laki muda penderita candidiasis oral dengan riwayat TB
paru aktif, limfadentis dengan gangguan fungsi hati.

Kata kunci : Candidiasis oral, HIV/AIDS

PENDAHULUAN imun secara progresif hingga muncul


beberapa gejala dikenal dengan
Definisi acquired immunodeficiency syndrom
Human immunodeficiency (AIDS).1
virus (HIV) merupakan virus yang AIDS merupakan
menyebabkan gejala sekumpulan gejala yang disebabkan
imunodefisiensi. Infeksi primer oleh infeksi HIV sekitar 10-13 tahun
menyebabkan penurunan sistem sebelum timbulnya manifestasi

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 1


CASE REPORT

klinis. Penurunan sistem imun demam, myalgia, fatigue, nyeri


menyebabkan tubuh mudah kepala, berkeringat malam, faringitis,
terinfeksi mikroorganisme patogen kemerahan, artralgia, diare yang
maupun mikroorganisme berlangsung lebih dari satu bulan dan
komensal.1,2 kehilangan BB >10% dari BB
Infeksi HIV menyebabkan sebelum sakit.6 Keluhan pasien yang
gangguan respon imun yang lain tergantung dari penyakit yang
progresif dengan menyerang sel T mendasarinya, diantaranya:7
CD4. Pasien yang terinfeksi HIV 1. Kulit: Kulit kering yang luas,
akan seumur hidup terinfeksi karena kutil di kemaluan.
partikel virusnya bergabung dengan 2. Infeksi :
DNA pasien. Saat sistem imun ● Jamur, seperti kandidiasis
semakin menurun, saat itulah infeksi oral, dermatitis seboroik atau
oportunistik mulai muncul.2 kandidiasis vagina berulang.
Angka kejadian HIV/AIDS ● Virus, seperti herpes zoster
meningkat dari tahun ke tahun. 35 berulang atau lebih dari satu
juta orang terinfeksi dengan dermatom, herpes genital
HIV/AIDS pada tahun 2014. Jumlah berulang, molluscum
kematian akibat AIDS mencapai 1,5 contagiosum, kondiloma.
juta setiap tahunnya.3 Mayoritas ● Gangguan napas, seperti
orang risiko tinggi HIV/AIDS tuberculossis, sesak napas,
berumur 17-25 tahun (remaja akhir).4 pneumoni berulang, sinusitis
Hal ini kemungkinan disebabkan kronis.
oleh pngetahuan mengenai ● Gejala neurologis, seperti
HIV/AIDS pada remaja yang tidak nyeri kepala yang semakin
terlalu baik sesuai dengan hasil parah dan tidak jelas
penelitian yang dilakukan Sudikno, penyebabnya, kejang demam,
Simanungkalit, dan Siswanto.5 menurunnya fungsi kognitif.

Gejala Klinis Kandidiasis oral merupakan


Pasien datang dengan salah satu infeksi fungal yang
keluhan berbeda-beda antara lain

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 2


CASE REPORT

mengenai mukosa oral yang bentuk: kandidiasis pseudo


disebabkan oleh jamur Candida sp.1 membranous, kandidiasis atropik,
Candida albicans merupakan kandidiasis hiperplastik, kandidiasis
ragi lonjong, bertunas dan eritematous, dan kelitis angularis.
menghasilkan pseudomielium. Ragi Pasien dapat menunjukkan satu atau
ini merupakan flora normal selaput kombinasi dari beberapa presentasi
mukosa saluran pernapasan, saluran tersebut.11
pencernaan, dan genitalia wanita.
Candida albicans lebih sering Diagnosis
menyebabkan infeksi simtomatik Diagnosis HIV ditegakkan
daripada spesies Candida lain.1,8 berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
Insidensi dan prevalensi fisik dan hasil pemeriksaan tes HIV.7
infeksi jamur terus meningkat Kandidiasis oral didiagnosis
terutama pada pasien dengan berdasarkan tanda dan gejala klinis.
immunocompromised dan/atau pasien Pemeriksaan tambahan diantaranya:
di rumah sakit dengan penyakit sitologi eksfoliatif, kultur, biopsi
penyerta yang berat.9 jaringan.12
Faktor predisposisi yang
dapat menyebabkan terjadinya Stadium
kandidiasis oral:10 Stadium klinis HIV/AIDS :3
1. Imunosupresi Stadium 1 :
2. Endokrinopati Tidak ada gejala, limfadenopati
3. Defisiensi nutrisi generalisata persisten.
4. Malignansi Stadium 2 :
5. Dental prostesa penurunan BB sedang yang tidak
6. Perubahan epitel diketahui penyebabnya(<10% BB
7. Diet tinggi karbohidrat sebelum sakit), infeksi saluran
8. Bayi atau lansia pernafasan yang berulang, herpes
9. Kebersihan mulut yang buruk zoster, kelitis angularis, ulkus mulut
10. Perokok berat yang berulang, papular pruritic
Secara umum presentasi eruption, dermatitis seboroik, infeksi
klinis kandidiasis oral terbagi atas 5 jamur pada kuku.

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 3


CASE REPORT

Stadium 3 : leishmaniasis diseminata atipikal,


penurunan BB yang tidak diketahui nefropati atau kardiomiopati yang
penyebabnya (>10% BB sebelum simtomatis.
sakit), diare kronis yang tidak
diketahui penyebabnya (>1 bulan), Komplikasi
demam menetap yang tidak diketahui Komplikai pada paien dengan
penyebabnya, kandidiasis oral yang HIV/AIDS:13
menetap, oral hairy leukoplakia, TB 1. Neuropsikiatri
paru, infeksi bakteri yang berat, Cerebral toxoplasmosis, cryptococcal
stomatitis nekrotikans ulseratif akut, meningoencephalitis(cryptococoma),
gingivitis atau periodontitis, anemi viral meningoencephalitis
yang tidak diketahui penyebabnya (citomegalovirus, herpes simplex
(<8g/dl), netropeni (<0,5x10g/l), virus, varicella zoster virus),
dan/atau trombositopeni kronis leukoencephalophaty multifocal
(<50x10g/l) progresif, neurosifilis, limfoma
Stadium 4 : sistem saraf pusat primer, gangguan
Sindrom wasting HIV, pneumoni neurokognitif, neuropathy,
pneumocystis jirovicii, pneumoni radiculopathy, myelopathy, dan
bakteri berat yang berulang, infeksi gangguan psikiatrik kronis.
herpes simplex kronis, kandidiasis 2. Kepala dan leher
esofageal, TB ekstra paru, sarkoma Retinopathy, gingivitis, dental dan
kaposi, penyakit cytomegalovirus, penyakit kelenjar saliva, otitis, dan
toksoplasmosis sistem saraf pusat, sinusitis.
ensefalopati HIV, pneumonia 3. Kardiovaskuler
kriptokokus ekstrapulmoner, infeksi Kardiomyopati atherosclerosis,
mycobacterium non tuberculossis endocarditis, myocarditis, dan
yang menyebar, leuko pericarditis (Citomegalovirus, jamur,
encephalopathy multifocal progresif, Mycobacterium sp, Toxoplasma
cryptosporidiosis kronis, isosporiasis gondii).
kronis, mikosis diseminata, 4. Respirai
septikemi yang berulang, limfoma, Emfisema, PPOK, Ca paru,
karsinoma serviks invasif, pneumonia (Citomegalovirus,

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 4


CASE REPORT

pneumocystis jiroveci, jamur, 10. Dermatologi


Toxoplasma gondii), pneumoni TB. Eosinofilic folliculitis, penyakit
5. Gastrointestinal papulosquamous (eczema, seboroik,
Infeksi Citomegalovirus, infeksi dermatitis, psoriasis), molluscum
microsporidia, cryptosporidium, atau contagiosum, sarkoma kaposi, fungal
isospora belli, non alkoholik fatty dermatosis, dan infeksi varicella
liver, viral hepatitis, HPV-related zoster.
malignancy, keganasan intestinal
(limfoma non hodgkin, sarcoma Penatalaksanaan
kaposi, karsinoma sel squamous Indikasi memulai terapi
anus), malabsorbsi lemak, proctitis ARV:14
dan ulkus anorectal, dan protease a. Orang dengan HIV/AIDS
inhibitor-related adverse effect.
6. Genitourinari (ODHA) tanpa gejala klinis

Nefropati, Chronic Kidney Injury dan belum pernah


(CKD), dan infeksi menular seksual
(chlamidia trachomatis) mendapat terapi anti

7. Endokrin retrovirus (ARV) atau CD4


Wasting HIV, lipodistrofi,
hipogonadisme, premature ovarian ≤ 350 sel/mm3

failure, dan infiltrasi kelenjar adrenal b. ODHA dengan gejala klinis


(Citomegalovirus, invasive fungi,
Mycobacterium sp). dan belum pernah

8. Musculosceletal mendapat ARV atau


Miopati, miositis, osteopenia, dan
osteonecrosis. stadium klinis 2 bila CD4 ≤

9. Hematologi dan onkologi 350 sel/mm3 dan/atau


Anemia penyakit kronis, limfoma,
stadium 3 atau 4 berapapun
myeloma multiple, dan infiltrasi
jumlah CD4
sumsum tulang.
c. Perempuan hamil dengan
HIV

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 5


CASE REPORT

d. ODHA dengan koinfeksi TB ILUSTRASI KASUS


yang belum pernah mendapat Anamnesis
terapi ARV Identitas pasien:
e. ODHA dengan koinfeksi Nama :
hepatitis B yang belum Tn.MK
pernah mendapat terapi ARV No. MR
ARV terbagi menjadi : 951783
nucleotide reverse transcriptase Tgl lahir : 31
inhibitor (NRTI) dan non nucleotide Desember 1985
reverse transcriptase inhibitor Alamat :
(NNRTI). Lini pertama terapi infeksi Bangko, Rohil
HIV : 2NRTI+1NNRTI15 Pekerjaan
● Zidovudine + Lamivudine : Security
+ nevirapine Keluhan Utama:
● Zidovudine + lamivudine Benjolan yang semakin
+ efavirenz membesar di leher kiri dan kanan.
● Tenofovir + lamivudin RPS:
(atau emtricitibine) + 5 bulan SMRS pasien
nevirapin mengeluhkan muncul benjolan di
● Tenofovir + lamivudin leher kiri. Benjolan terasa 3 bagian
(atau emtricitibine) + bulat dengan ukuran sebesar
efavirenz kelereng, lunak, mudah digerakkan,
Pemberian triple NRTI terasa nyeri, dan mengalami
diberikan pada pasien yang tidak pembesaran secara progresif.
dapat menggunakan ARV berbasis 5 bulan SMRS pasien juga
NNRTI. Anjuran NRTI yang mengalami demam yang dirasakan
diberikan adalah zidovudin + naik turun, demam dominan pada
lamivudin + tenofovir yang diberikan malam hari, menggigil (+),
selama 3 bulan, setelah itu berkeringat malam (+), mual (+),
dikembalikan pada penggunaan lini muntah (-), penurunan nafsu makan
pertama.15 (+), dan penurunan BB 9 kg (65kg
menjadi 56 kg).

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 6


CASE REPORT

4 minggu SMRS pasien Pemeriksaan fisik


mengalami mencret, berisi cairan umum:
tiap kali BAB, jumlah sebanyak Kesadaran :
setengah gelas aqua, lendir (-), darah Composmentis
(-), frekuensi 4 kali sehari. Pasien Keadaan umum :Tampak sakit
juga mengalami batuk, dahak (+) sedang
berwarna putih. TD : 100/60 mmHg
1 minggu SMRS pasien Nadi : 100 bpm,
mengeluhkan muncul sariawan di reguler, isi cukup.
lidah, sariawan berupa bintik-bintik T :38,9°C (Febris)
putih di permukaan lidah dan sulit RR :24x/menit
sembuh. Pasien juga mengeluhkan Status gizi :
nyeri saat menelan dan berkurangnya BB : 56kg
daya pengecap. TB: 170cm
Pasien dirujuk dari RS Awal BMI : 19,3
Bros pada tanggal 31 Maret 2017 Pemeriksaan fisik:
untuk dilakukan perawatan dan Kepala-leher:
tindakan lebih lanjut dengan Mata: konjungtiva anemis (+/+),
diagnosis kerja limfadenopati sklera ikterik (-/-), mata cekung (-).
bilateral dan mendapatkan terapi Telinga : cairan (-)
ceftriaxon 2x1gr, TB paru aktif Hidung : cairan (-)
belum diberikan terapi obat anti TB Mulut : pada lidah didapatkan plak
(OAT), dan HIV positif belum putih kekuningan berukuran sekitar
mendapatkan terapi ARV. 2x3 cm dan faring hiperemis,
RPD: pasien pernah mengalami stomatitis (-), chelitis angularis (-).
benjolan di ketiak kiri, dan hilang Seperti pada Gambar 1.
sendiri.
RPK : - 1 minggu setelah pasien dirawat,
RPSosEk : pasien bekerja sebagai bercak putih tersebut semakin luas
security, penggunaan narkoba suntik ukuran 3x4cm, stomatitis ulseratif di
disangkal, palatum durum (+), peradangan gusi

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 7


CASE REPORT

dan jaringan sekitar gigi-gusi (+). sternocleidomastoideus, dan regio


Seperti pada Gambar 2. cervical lateral, kulit kemerahan (-).
Palpasi :
Colli dextra : Teraba massa bulat,
diameter 2cm, lunak, mobile,
permukaan rata, nyeri tekan (+),
fluktuasi (-).
Colli sinistra : teraba massa bulat,
Gambar 1. Bercak putih pada lidah berjumlah 3, diameter 3-4cm, lunak.
hari pertama dirawat Permukaan rata, nyeri tekan (+),
fluktuasi (+). Seperti yang terlihat
pada Gambar 3.

Gambar 2. Bercak putih melebar dan


Gambar 3. Pembesaran KGB
stomatitis di palatum durum
pada hari ketujuh dirawat.
Thorax-Paru:
Inspeksi: Bentuk fusiformis, gerakan
Leher :
dinding simetris.
Inspeksi :
Palpasi:vokal fremitus normal di
Colli dextra : tidak terlihat benjolan,
paru kiri, lemah di paru kanan lobus
kulit kemerahan (-).
basal paru.
Colli sinistra : terlihat benjolan
Perkusi: sonor. Batas paru-hati ICS
sebesar bola pimpong di trigonum
6.
caroticum, regio
Auskultasi: suara nafas vesikuler,
ronkhi basah kasar (+).

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 8


CASE REPORT

Thorax-Jantung: peningkatan SGOT dan SGPT,


Inspeksi : Ictus cordis terlihat 1 jari HbsAg kualitatif non reaktif, rapid
medial linea midclavicula sinistra. test HIV 3 kali positif dan hitung
Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari CD4 52 cell/ul. Follow up hasil
medial linea midclavicula sinistra, pemerikaan laboratorium dapat
seperti tepukan ringan, kuat angkat dilihat pada Tabel 1.
(-), thrill (-). Hasil pemeriksaan radiologi,
Perkusi : Batas kanan jantung : linea pada photo thorax didapatkan
sternalis dextra. infiltrat di lapangan bawah paru
Batas kiri jantung : Linea kanan dan perihiler kiri (kesan TB
midclavicula sinistra. paru aktif), seperti pada Gambar 4.
Auskultasi : HR: 100bpm, reguler. CT-scan nasofaring didapatkan hasil
M1>M2, A2>A1, P2>P1, A2>P2, limfadenopati bilateral. Hasil CT-
gallop (-), murmur (-). scan cervical tidak didapatkan
metastasis ke vertebrae cervical.
Abdomen: FNAB dilakukan pada tanggal 03
Inspeksi : Bentuk perut datar, April, pada tanggal 07 April
gerakan usus tidak terlihat. didapatkan hasil proses peradangan
Palpasi : abdomen supel, nyeri tekan supurative, non spesifik.
(-), Hepatomegally (+), 2 cm
dibawah arcus costae, tepi tumpul,
permukaan rata, nyeri (-).
Perkusi : Timfani.
Auskultasi : BU (+), normal.
Frekuensi 8x/menit.
Ekstremitas:
Ruam kulit (-), dema (-), akral
hangat, CRT < 2 detik. Gambar 4. Hasil foto thorax
Pemeriksaan penunjang :
Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan penurunan
Hb, leukositosis, trombositopenia,

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 9


CASE REPORT

Tabel 1. Follow Up Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Pemeriksaa Tanggal pemeriksaan
n 23/03 24/03 28/03 30/03 01/04 03/04
Hb 11,3 g/dl - 10,7 g/dl 10,3 g/dl 9,8 g/dl -
10.810
Leukosit 5.320/ul - 49.300/ul 20.190/ul -
/ul
0,2/0/71,2/19,4/9, 0,2/0,2/96,2/1,2/2, 0,1/0/93,4/3,8/2,
Diff.count - - -
2 2 7
429.000/u
Trombosit 285.000/ul - 336.000/ul 42.000/ul -
l
Ht 33,6 % - 32,9% 32,7 % 30,3% -
Eritrosit 3,91x106/ul - - 3,65x106/ul 3,3x106/ul -
MCV 85,6 fl - - 89,6 fl 91,8 fl -
MCH 28,9 pg - - 28,2 pg 29,7 pg -
MCHC 33,6 g/dl - - 31,5 g/dl 32,3 g/dl -
KGD 94mg/dl - - - - -
129/4,9/96mmol/ 139/4,5/107mmol/
Na+/K+/Cl- - - - -
L L
SGOT/SGP
120/40 U/L - - - - -
T
Ur: Cr 39:1,55 mg/dl - - - - -
52Cell/u
CD4 - - - - -
l

Rapid test HIV positif 3 kali pemeriksaan.


Daftar Masalah : PF: T: 38,9°C, benjolan pecah (+),
1. Prolong febris ec limfadenitis pus (+)
2. Low intake ec Candidiasis oral Penunjang : leukositosis, kultur pus
3. Gangguan fungsi hati bakteri Staphylococcus
4. Anemia ec penyakit kronis haemolithicus, antibiotik yang
5. TB paru sensitif clindamicyn.
6. AIDS Ip dx: ulang pemeriksaan darah
rutin.
Pengkajian: Ip tx :
1. Prolong febris ec limfadenitis Non farmakologi :Kompres hangat
Assesment setiap kali demam
Anamnesis: Demam (+), benjolan di Farmakologi : Injeksi Clindamicyn
leher kiri pecah (+). 3x300mg

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 10


CASE REPORT

Injeksi metronidazol 3x500mg Ip tx :

Non farmakologi :-

Farmakologi : Curcuma 3x1 tablet

2. Low intake ec candidiasis 4. Anemia ec penyakit kronis


oral
Assesment
Assesment
Anamnesis : lemas (+)
Anamnesis : penurunan nafsu makan
(+), nyeri menelan (+), rasa kecap PF : TD: 100/80mmHg, konjungtiva
menurun. anemis (+/+)

PF : stomatitis (+), candidiasis oral Penunjang : Hb: 6,4 gr/dl


(+), ukuran 3x4 cm. Ip dx : Cross match
Ip dx : - Ip tx :
Ip Tx : Non farmakologi : -
Non farmakologi : bersihkan jamur Farmakologi : Rencana transfusi
menggunakan kasa. PRC 4 kantong
Diet makanan lunak 1800kcal
(3x600kcal).

Farmakologi : Nystatin drop 3x3cc. 5. TB Paru

Assesment

3. Gangguan fungsi hepar Anamnesis : Batuk (+), dahak (+),


warna putih, dahak sulit keluar, sesak
Assesment (-)
Anamnesis : PF: RR: 24x/menit, ronkhi basah
kasar (+)
PF : hepatomegally (+), 2 cm
dibawah arcus costae, tepi tumpul, Penunjang : foto thorax (TB paru
permukaan rata. aktif)
Penunjang : SGOT 43U/L, SGPT Ip dx : pemeriksaan sputum (S-P-S)
38U/L (sebelumnya SGOT 301U/L
SGPT 187U/L), HbsAg non reaktif. Ip tx :

Ip dx : - Non farmakologi : -

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 11


CASE REPORT

Farmakologi : OAT 4fdc, vit B6 Ip tx : cek CD4


1x1
Non fakmakologi : -
Ip monitoring : Cek SGOT/SGPT
setelah 2 minggu terapi OAT. farmakologi : mulai terapi ARV
Cek BTA setelah 2 bulan setelah 2 minggu pemberian terapi
pengobatan. OAT

6. AIDS

Assesment

Anamnesis : demam 5 bulan,


benjolan di leher 5 bulan, mencret 3
minggu, batuk berdak 3 minggu,
sariawan yang sulit sembuh 1
minngu, penurunan BB.

PF : -

Penunjang : tes HIV positif, CD4 :


52 sel/mm3

Ip dx :-

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 12


CASE REPORT

Tabel 2. Follow up daftar masalah

Daftar Prolong febris ec Low intake ec Anemia ec


Gangguan fungsi hati
masalah limfadenopati candidiasis oral penyakit kroni

Demam (+), benjolan (+) Nafsu makan


berkurang, sariawan
S - Lemas (+)
(+), nyeri menelan
(+)
T: 37,8°C, benjolan (+),
leukositosis (20.190/ul) Hepatomegally (2cm
CA (+/+), Hb
(01/04) O Candidiasis oral (+) dibawah AC), tepi
9,8 g/dl,
tumpul, permukaan rata.

A Limfadenopati Candidiasis oral - Anemia


FNAB
P Inj PCT 3x500 prn Nystatin drop 3x2cc - -
Inj ceftriaxon 2x1gr
Nafsu makan
berkurang, sariawan
S Demam (+), benjolan (+) - Lemas (+)
(+), nyeri menelan
(+)

Hepatomegally (2cm
(03/04) O T: 38,3°C, benjolan (+), Candidiasis oral (+) dibawah AC), tepi CA (+/+)
tumpul, permukaan rata.

A Limfadenopati Candidiasis oral - Anemia

FNAB
P Inj PCT 3x500 prn Nystatin drop 3x2cc Cek SGOT/SGPT -
Inj ceftriaxon 2x1gr

Nafsu makan
berkurang, sariawan
S Demam (+), benjolan (+) - Lemas (+)
(+), nyeri menelan
(04/04) (+)
Hepatomegally (2cm
O T: 38,7°C, benjolan (+), Candidiasis oral (+) CA (+/+)
dibawah AC), tepi

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 13


CASE REPORT

tumpul, permukaan rata.


OT/PT
287/147

A Limfadenopati Candidiasis oral - Anemia

Kompres hangat, Nystatin drop 3x2cc Cek HbsAg, anti HCV -


P
Inj ceftriaxon 2x1gr

Nafsu makan
berkurang, sariawan
Demam (+), benjolan - Lemas (+)
S
pecah, nanah (+) (+), nyeri menelan
(+)
Hepatomegally (2cm

T: 38,7°C, benjolan pecah, dibawah AC), tepi


(07/04) pus (+), FNAB Candidiasis oral (+) tumpul, permukaan rata. CA (+/+)
O
peradangan supurative non
spesifik OT/PT 301/187
Cek HbsAg non reaktif

A Limfadenitis Candidiasis oral - Anemia

Kultur pus,
Kompres air hangat, Nystatin drop 3x2cc Curcuma 3x1 -
P
Inj ceftriaxon 2x1gr
Inj metronidazol 3x500mg
Nafsu makan
berkurang, sariawan
Demam (+), benjolan - Lemas (+)
S
pecah, nanah (+) (+), nyeri menelan
(+)
Hepatomegally (2cm
dibawah AC), tepi
T: 38,9°C, benjolan pecah, CA (+/+), Hb
O pus (+), resistensi AB Candidiasis oral (+) tumpul, permukaan rata.
(12/04) 6,4g/dl
(sensitif clindamicyn) OT/PT
43/38

A Limfadenitis Candidiasis oral Perbaikan fungsi hati Anemia


Crossmatch
Inj PCT 3x500 prn Rencana
P Inj clindamicyn 3x300mg Nystatin drop 3x2cc Curcuma 3x1
transfusi 4
Inj metronidazol 3x500mg
kantong (1/12

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 14


CASE REPORT

jam)
Cek Hb post
transfusi

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 15


CASE REPORT

PEMBAHASAN pseudomembran putih yang luas


pada lidah.
Pasien didiagnosis Terapi antifungal nystatin
limfadenitis. Berdasarkan hasil akan dikombinasikan dengan
anamnesis, pasien mengeluhkan pemberian flukonazol, hal ini
benjolan di leher dan demam 5 bulan bertujuan untuk mencegah infeksi
SMRS, benjolan teraba bulat, terasa jamur yang lebih luas.
nyeri, dan cepat membesar. Dari Hasil pemeriksaan fungsi hati
pemeriksaan darah rutin didapatkan menunjukkan peningkatan
leukositosis, CT scan servical SGOT/SGPT, tetapi bukan erupakan
didapatkan limfadenopati bilateral, proses infeksi karena setelah
dan FNAB menunjukkan proses dilakukan pemeriksaan HbsAg
peradangan supuratif non spesifik. didapatkan hasil nonreaktif. Pasien
HIV/AIDS atau penyakit diberikan curcuma 3x1 tablet.
yang menyebabkan penurunan sistem Pemeriksaan SGOT/SGPT yang
imun merupakan salah satu faktor sudah membaik mengindikaikan
predisposisi timbulnya infeksi bahwa terapi OAT sudah dapat
oportunistik seperti kandidiasis oral. dimulai.
Jumlah CD4 pada pasien Anemia pada pasien dengan
menunjukkan hasil 52 sel/mm3, hal penyakit kronis terjadi karena
ini menunjukkan bahwa pada saat mediator inflamasi menghambat
CD4 < 200 sel/mm3 salah satu perpindahan iron ke eritrosit dan
bentuk infeksi oportunistik yang penurunan produksi eritropietin.
muncul adalah kandidiasis oral. Rencana terapi yang diberikan adalah
Kandidiasis oral pada pasien transfusi PRC 4 kantong yang
ditandai dengan rasa nyeri saat diberikan 1 kantong tiap 12 jam,
menelan, bercak putih pada lidah, Pasien didiagnosis TB paru
dan penurunan daya kecap. karena berdasarkan hasil anamnesis
Kandidiasis oral pada pasien tersebut pasien mengeluhkan batuk lebih dari
termasuk kedalam bentuk kandidiasis 4 minggu, berdahak, tapi dahak sulit
pseudomembranous, karena pada dikeluarkan. Hasil pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik didapatkan didapatkan adanya ronkhi basah

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 16


CASE REPORT

kasar dan vokal fremitus lemah di pemberian ART akan dimulai setalah
paru kanan. Gambaran pemeriksaan terapi OAT selama 2 minggu.

foto thoraks didapatkan adanya


KESIMPULAN
infiltrat di lapang paru bawah kanan
dan perihiler kiri. Pemeriksaan BTA 1. Pasien mengalami infeksi
tidak dapat dilakukan karena dahak HIV stadium 3.
2. Kandidiasis oral padaa pasien
pasien sulit keluar.
termasuk tipe kandidiasis
Fungsi hati yang terganggu pseudomembranous
mengakibatkan pemberian OAT
DAFTAR PUSTAKA
ditunda hingga fungsi hati membaik.
Hasil pemeriksaan SGOT/SGPT
1. Brooks GF, Butel JS, Ornston
pada tanggal 13 April menunjukkan
LN, Jawetz E, Melnick JL,
hasil dalam batas normal. Terapi
Adelberg EA. Mikrobiologi
OAT mulai diberikan dalam bentuk 4
Kedokteran Edisi 20. Jakarta:
fdc dan pemberian vit B6.
EGC. 1996:591-636
Pasien ini menderita infeksi
2. Hoffmann C, Rockstroh JK.
HIV stadium 3 dengan manifetasi
Medizin Fokus Verlag.
klinis yang muncul yaitu penurunan
Germany: Schroders Agentur.
BB > 10%, riwayat diare kronis,
2015:332-3
kandidiais oral persisten, stomatitis
3. WHO. HIV/AIDS Programme.
ulseratif, peradangan gusi dan
2007:5-16
jaringan sekitar gigi-gusi, prolong
4. Umam H, Dewi YI, Elita V.
febris dengan suhu > 37°C,
Identifikasi Karakteristik Orang
limfadenopati, dan TB paru.9
Risiko Tinggi HIV dan AIDS
Faktor resiko pasien
Tentang Program Pelayanan
terinfeksi HIV adalah pasien
Voluntery Counseling an Testing
merupakan seorang lelaki suka lelaki
(VCT). JOM Februari 2015;
(LSL).
2(1): 855-61
Pemberian Anti Retroviral
Therapy (ART) diberikan jika CD4 < 5. Sudikno, Simanungkalit B,
350 sel/mm3 dengan kombinasi Siswanto. Pengetahuan HIV dan
2NRTI+1NRTI. Pada pasien ini
AIDS pada Remaja di Indonesia.

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 17


CASE REPORT

Jurnal Kesehatan Reproduksi. 11. Rao PK. Candidiasis oral: a


Agustus 2011; 1(3):149-52 review. Scholarly journal of
6. Hoenigl M et al. Sign or medicine. 2012; 2(2):26-30
Symptoms of Acute Infection in 12. Hakim L, Ramadhian R.
a Cohort Undergoing Kandidiasis Oral. Majority.
Community-Based Screening. Desember 2015:4;54-5
Emerging infectious Disease. 13. Chu C, Selwyn PA.
March 2016; 22 (3): 832-4 Complication of HIV Infection:
7. Peraturan mentri kesehatan A Systems-Based Approach.
Republik Indonesia nomor 5 American Academy of Family
tahun 2014 tentang Panduan Physicians. 2011:396-402
Praktik Klinis Bagi Dokter di 14. WHO. Guidline on When to
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Start Antiretroviral Therapy and
Primer. Kementrian Kesehatan on Pre-Exposure Prophylaxix for
RI. 2014:67-80 HIV. September 2015:24-30
8. Naglik JR, Richardson JP, 15. Kementrian Kesehatan Republik
Moyes DL. Candida albicans Indonesia, Direktorat Jendral
Pathogenicity and Epithelial Pengendalian Penyakit dan
Immunity. PLOS Pathogen. Penyehatan Lingkungan.
Agustus 2014;10(8):1-3 Pedoman Nasional Tatalaksana
9. Sardi JCO, Scorzoni TB, Klinis Infeksi HIV dan Terapi
Almeida AMF, Giannini MJSM. Antiretroviral pada orang
Candida species: Current Dewasa. Kementrian Kesehatan
Epidemiology, Pathogenicity, RI. 2011: 15-8
Biofilm Formation, Natural
Antifungal Products and New
Therapeutics Options. Journal of
Microbiology. 2013; 62: 11-2
10. Singh S, Fatima Z, Hameed S.
Predisposing Factors Endorsing
Candida Infection. Le Infezioni
in Medicina. 2015; 3:212-9

Ilmu Penyakit Dalam FKUR April 2017Page 18

Anda mungkin juga menyukai