Anda di halaman 1dari 6

P-ISSN: 2477-8346 JUPITER (Jurnal Pendidikan Teknik Elektro)

E-ISSN: 2477-8354
Volume 1, Nomor 2, Edisi Oktober 2016, 56-61 jupiterfptk@ikippgrimadiun.ac.id

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH


TEORI MEDAN

Ihtiari Prastyaningrum1, Nurulita Imansari2


1
Prodi Pendidikan Teknik Elektro, FPTK, IKIP PGRI Madiun
Madiun, 63118, Indonesia
2
Prodi Pendidikan Teknik Elektro, FPTK, IKIP PGRI Madiun
Madiun, 63118, Indonesia
Email: ihtiari@ikippgrimadiun.ac.id

ABSTRAK
Pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Berbagai jenis pendidikan
baik formal maupun non formal telah banyak dikembangkan guna meningkatkan kualitas pendidikan
manusia. Pengembangan lembaga pendidikan tersebut tidak terlepas dari peran pendidik dan
kemampuannya untuk menyampaikan materi didukung dengan media pembelajaran yang interaktif. Salah
satu media pembelajaran yang digunakan adalah modul. Pada kuliah teori medan modul pembelajaran
sangat diperlukan untuk membantu mahasiswa memahami materi, karena materi pada mata kuliah ini
cenderung bersifat abstrak, banyak persamaan matematis yang sulit dipahami. Hasil uji validasi pada
modul mencapai 83,23 %. Hasil analisis perhitungan angket respon mahasiswa mempunyai rata-rata
81,23%. Hasil belajar mahasiswa juga mngalami peningkatan. Dari kesimpulan tersebut maka modul teori
medan ini dikatan layak untuk digunakan sebagai salah satu media pembelajaran untuk mata kuliah teori
medan di Program Studi Pendidikan Teknik Elektro IKIP PGRI Madiun. Dengan adanya modul teori
medan, diharapkan situasi proses pembelajaran menjadi lebih kondusif dan hasil evaluasi yang diperoleh
mahasiswa dapat mencapai rata-rata.

Keywords: modul, teori medan, validasi, hasil belajar

PENDAHULUAN lembaga pendidikan baik formal maupun


Dunia pendidikan merupakan bagian non formal telah banyak dikembangkan
yang tak terpisahkan dari kehidupan guna meningkatkan kualitas pendidikan
manusia. Dengan adanya pendidikan, manusia.
seseorang mempunyai modal dasar dalam Dalam perjalanannya, lembaga
persaingan di era globalisasi sekarang ini. pendidikan formal dan non formal tersebut
Oleh karena itu dunia pendidikan dituntut tidak lepas dari sebuah proses
agar mampu menciptakan sumber daya pembelajaran. Proses pembelajaran
manusia yang berkualitas dan berprestasi memegang peranan yang penting dalam
[1]. menghasilkan sebuah lulusan berkualitas.
Menurut UU No 20 Tahun 2003, Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat
definisi pendidikan adalah usaha sadar dan kualitas sebuah pendidikan antara lain
terencana untuk mewujudkan suasana pengajar (dosen atau guru) yang
belajar dan proses pembelajaran agar professional dan berkualitas, penggunaan
peserta didik secara aktif mengembangkan metode mengajar yang menarik dan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan bervariasi, perilaku belajar peserta didik
spiritual keagamaan, pengendalian diri, yang positif, suasana belajar yang kondusif
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan penggunaan perangkat pembelajaran
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, yang tepat dalam mendukung proses
masyarakat, bangsa dan negara. belajar.
Berdasar pada definisi pendidikan Salah satu contoh lembaga
menurut undang-undang, maka dapat pendidikan formal adalah perguruan tinggi.
dikatakan bahwa pendidikan merupakan Seorang pengajar (dalam hal ini dosen)
sebuah hal yang sangat penting dalam harus memiliki kompetensi dalam
kehidupan manusia. Mengingat hal tersebut, mendesain aktivitas dan kemampuan
maka tidak heran jika berbagai jenis berpikir seperti apa yang harus dikuasai

56
57

mahasiswa. Pada saat mengajar, dosen telah membutuhkan analisis matematis dan fisis
memastikan sejauh mana tingkat kesiapan yang sangat tinggi. Dalam perkuliahan
mahasiswa dalam pencapaian tujuan dan Teori medan tahun sebelumnya, sumber
pengalaman belajar. Untuk menambah belajar yang digunakan mahasiswa pada
pengalaman mahasiswa, dosen harus selalu mata kuliah Teori medan adalah berupa
aktif dan kreatif berperan sebagai fasilitator handout dan slide powerpoint dari dosen
yang inspiratif. Guna mendukung proses karena belum tersedianya modul
pencapaian tujuan belajar, seorang dosen pembelajaran untuk mata kuliah tersebut.
harus memiliki bahan ajar dan media untuk Pengadaan atau pengembangan modul
menyampaikan bahan ajar tersebut [2]. Teori medan akan sangat membantu
Dengan menggunakan media, mahasiswa dalam proses pembelajaran mata
seorang dosen dapat dengan mudah kuliah tersebut. Pengembangan modul ini
menyampaikan materi yang akan diajarkan merupakan salah satu langkah untuk
guna tercapainya tujuan pembelajaran. mempermudah penyampaian materi kepada
Suatu proses pembelajaran akan berjalan mahasiswa sehingga tujuan untuk
dengan baik apabila seorang dosen membangun fondasi keilmuan tentang
menggunakan sebuah media untuk medan elektromagnetik dan keilmuan lain
berkomunikasi dengan mahasiswanya. yang berkaiatan yang akan dipelajari pada
Dengan kata lain, penggunaan media juga tahap lebih lanjut.
harus tepat guna dan sesuai sasaran serta Proses belajar adalah proses yang
membuat proses pembelajaran tidak menunjukkan hubungan yang terus menerus
monoton. Media pembelajaran tersebut antara respons yang muncul serta
dapat berupa modul sehingga mahasiswa rangsangan yang diberikan [5]. Definisi lain
lebih mudah memahami secara garis besar mengenai proses belajar merupakan suatu
materi yang akan dipelajari [3]. perubahan yang diperlihatkan dalam
Modul adalah suatu cara perubahan tingkah laku. Dimana
pengorganisasian materi pelajaran yang diperlihatkan perbedaan keadaan dari
memperhatikan fungsi pendidikan. Strategi sebelum individu berada dalam situasi
pengorganisasian materi pembelajaran belajar dan sesudah melakukan tindakan
mengandung squencing yang mengacu pada yang serupa itu. Perubahan tersebut terjadi
pembuatan urutan penyajian materi akibat adanya suatu pengalaman atau
pelajaran, dan synthesizing yang mengacu latihan [6]. Dari dua definisi tersebut maka
pada upaya untuk menunjukkan kepada dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
mahasiswa yang ada keterkaitan antara sebuah aktivitas mental atau psikis yang
fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang dilakukan oleh seseorang sehingga
terkandung dalam materi pembelajaran [1]. menimbulkan perubahan tingkah laku yang
Teori medan merupakan salah satu berbeda antara sesudah belajar dan sebelum
mata kuliah di Program Studi Pendidikan belajar.
Teknik Elektro IKIP PGRI Madiun. Mata Proses belajar tidak dapat dipisahkan
kuliah ini diberikan untuk memperdalam dari proses mengajar. Definisi mengajar
pemahaman tentang analisa vektor, hukum pada prinsipnya adalah proses membimbing
Coulomb dan intensitas medan listrik, fluks siswa dalam kegiatan belajar. Sehingga
dan kerapatan fluks listrik, hukum Gauss, dapat diartikan bahwa mengajar merupakan
divergensi, energi dan potensial, konduktor usaha mengorganisasikan lingkungan dalam
dan kapasitansi, persamaan Poisson dan hubungannya dengan anak didik dan bahan
Laplace dan beberapa hal lain yang pengajaran, sehingga terjadi proses belajar
berkaiatn dengan medan elektromagnetik. mengajar. William H. Burton merumuskan
Berdasarkan hasil wawancara dan pengertian mengajar sebagai suatu upaya
diskusi dengan mahasiswa, mata kuliah dalam memberi perangsang, bimbingan,
teori medan termasuk kategori mata kuliah pengarahan dan dorongan kepada siswa
yang sulit dan butuh perhatian ekstra. agar terjadi proses belajar [7].
Dalam mata kuliah ini ilmu yang dipelajari
cenderung bersifat abstrak dan
58

Dalam proses belajar dan mengajar menguasai suatu unit bahan pelajaran
salah satu unsur terpenting adalah sebelum dia beralih ke unit berikutnya.
menentukan jenis media pembelajaran yang
sesuai dengan materi ajar. Media menurut METODE
Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti Model penelitian yang digunakan adalah
sebuah sarana untuk berkomunikasi. Research and Development. Research and
Menurut Arief S. Sadiman, media adalah Development adalah penilitian yang
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk digunakan untuk menghasilkan produk
menyalurkan pesan dari pengirim ke tertentu dan menguji kefektifan produk
penerima sehingga dapat merangsang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
pikiran, perasaan, minat dan perhatian menghasilkan modul pembelajaran pada
siswa sehingga proses belajar terjadi [8]. mata kuliah medan Teori medan di Program
Definisi lain dari media menurut Gerlach & Studi Pendidikan Teknik Elektro IKIP
Ely adalah manusia, materi, atau kejadian PGRI Madiun. Populasi untuk penelitian ini
yang membangun kondisi yang membuat adalah mahasiswa Program Studi
seseorang mampu memperoleh Pendidikan Teknik Elektro IKIP PGRI
pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Media Madiun yang mengambil mata kuliah Teori
dapat juga disebut sebagai sebuah alat medan. Tahapan penelitian yang dilakukan
komunikasi antara satu dengan yang lain. meliputi,
Pembelajaran menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia diartikan suatu proses
belajar untuk menjadikan seseorang atau
makhluk hidup itu pintar. Definisi lain
untuk pembelajaran merupakan suatu
kumpulan proses yang bersifat individual,
yang merubah stimuli dari lingkungan
seseorang kedalam sejumlah informasi,
yang selanjutnya dapat menyebabkan hasil Gambar 1. Tahap Penelitian Metode
belajar adanya hasil belajar dalam bentuk Research and Development
ingatan jangka panjang [4]. Dari definisi Pada tahapan penelitian tersebut
tersebut maka dapat diambil kesimpulan produk yang didesain adalah modul
bahwa media pembelajaran merupakan pembelajaran. Modul tersebut berisi
sebuah alat komunikasi antara pengajar kumpulan materi yang dipelajari pada mata
(dalam hal ini dosen) dengan kuliah teori medan, disertai dengan soal-
mahasiswanya, sehingga akan tercapai hasil soal. Baik soal yang telah diselesaikan yang
belajar dalam bentuk ingatan jangka digunakan sebagai contoh maupun soal-soal
panjang. Dapat juga diartikan bahwa media latihan sebagai evaluasi. Modul yang telah
pembelajaran adalah sebuah sarana untuk didesain kemudian divalidasi oleh tim
berkomunikasi guna menyampaikan validator yang terdiri dari pakar bahasa,
informasi yang berkaitan dengan proses pakar fisika dan pakar elektronika.
belajar. Dimana adanya media Data yang diperoleh hasil validasi
pembelajaran ini dimaksudkan agar dapat dan observasi. Validasi dilakukan untuk
mempermudah proses belajar mengajar, mengetahui kualitas modul tersebut,
sehingga proses belajar mengajar menjadi sedangkan observasi dilakukan dengan
lebih efektif dan efisien. melalui proses wawancara guna mengetahui
Terdapat berbagai jenis media opini dan penilaian mahasiswa terhadap
pembelajaran, salah satunya adalah modul. modul yang digunakan. Teknik analisis data
Modul merupakan suatu paket pengajaran dilakukan dua tahapan yaitu, analisis data
yang memuat suatu unit konsep dari bahan hasil wawancara dilakukan analisis
pengajaran. Pengajaran modul merupakan deskriptif kualitatif untuk mendapatkan
suatu usaha penyelenggaraan pembelajaran informasi mengenai kejelasan materi dari
individual yang memungkinkan siswa modul dan analisis lembar validasi bahan
ajar fisika dianalisis dengan perhitungan
59

prosentase untuk kategori penilaian Hasil validasi seperti pada Gambar 2


validator dikonversikan sebagai berikut: menunjukkan bahwa prosentase kelayakan
86% - 100% : sangat baik/ sangat tinggi modul rata-rata adalah 83,23 %. Nilai
71% - 85% : baik/ tinggi tersebut menduduki kategori baik dan
56% - 70% : cukup/ sedang dengan nilai yang tinggi. Meskipun terdapat
41% - 55% : kurang/ rendah beberapa koreksi, namun hanya merupakan
0% - 40% : sangat kurang/ sangat koreksi tata bahasa sederhana dan beberapa
rendah tanda baca. Berdasarkan kondisi tersebut
maka modul dapat dikatakan valid dan
layak untuk melakukan analisi yang lain.
HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah modul melalui tahap validasi,
Berdasarkan hasil wawancara dengan hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah
beberapa mahasiswa yang telah menempuh melakukan uji coba terhadap modul
mata kuliah teori medan, dapat ditarik garis tersebut kepada mahasiswa. Proses uji coba
besar bahwa mata kuliah teori medan dilakukan dengan sub bab mata kuliah yang
merupakan mata kuliah yang relatif sulit berbeda, dan masing-masing subbab
dipahami. Mata kuliah ini cenderung dialokasikan untuk dua kali pertemuan.
bersifat abstrak dan terdapat banyak Pada sub bab pertama hasil belajar
persamaan matematis. mahasiswa (dalam hal ini dilakukan dengan
Berdasarkan kondisi tersebut maka evaluasi) belum menunjukkan ketuntasan
didesain sebuah modul interaktif yang dapat maksimal. Setelah dilakukan observasi hal
digunakan sebagai media penyampaian tersebut dikarenakan mahasiswa tersebut
materi teori medan kepada mahasiswa. baru pertama menggunakan modul untuk
Wawancara yang dilakukan dengan mata kuliah teori medan sehingga
beberapa mahasiswa sebagai responden membutuhkan proses untuk mampu
memberikan beberapa pendapat dari memahami isi dari modul tersebut. Pada
mahasiswa. Materi yang ditulis di dalam sub bab selanjutnya mahasiswa sudah mulai
modul relatif mudah dimengerti meskipun menunjukkan perubahan. Kurang lebih 52%
ada beberapa persamaan yang mahasiswa menunjukkan respon positif.
membutuhkan pemahaman lebih. Peserta didik telah mampu memahami isi
Hasil validasi oleh praktisi pembelajaran modul, sehingga proses pemahaman materi
teori medan menunjukkan bahwa modul menjadi lebih mudah. Hal tersebut
teori medan ini memenuhi dalam hal dibuktikan dengan meningkatnya hasil
kebenaran content dan kebutuhan siswa. evaluasi mahasiswa dibandingkan
Prosentase rata-rata setiap indikator sebelumnya. Sub bab ketiga prosentase
penilaian ahli dapat dilihat pada Gambar 2. respon posistif mahasiswa kurang lebih
mencapai 80%. Hal ini dapat dilihat dari
hasil evaluasi mahasiswa. Dari 18 orang
mahasiswa yang mengikuti tes sebanyak 15
orang mampu mendapatkan nilai diatas
rata-rata. Untuk lebih mempermudah
pembacaan hasil data tes belajar produk
(kognitif) maka dapat dibuat grafik
ketuntasan tes kognitif yang ditunjukkan
pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 2. Prosentase Penilaian Dari


Praktisi dan Ahli
60

pengembangan modul pembelajaran layak


digunakan dalam proses pembelajaran pada
mata kuliah teori medan Program Studi
Pendidikan Teknik Elektro IKIP PGRI
Madiun.
Sedangkan prosentase respon
mahasiswa dibedakan menjadi lima subyek
yaitu tidak baik, kurang baik, cukup baik,
baik dan istimewa. Hasil respon mahasiswa
ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 3. Presentase Hasil Belajar


Mahasiswa Ditinjau Dari Sisi Pemahaman
Materi dan Evaluasi

Pada angket respon mahasiswa


sendiri terdapat tiga aspek penilaian, yaitu
penampilan modul, ketertarikan mahasiswa
akan modul, dan pemahaman terhadap isi
modul. Dari perhitungan hasil angket
respon mahasiswa aspek penampilan modul
mencapai 80,11%. Aspek kedua yaitu dari Gambar 5 Prosentase Respon Mahasiswa
sisi ketertarikan mahasiswa terhadap modul Terhadap Modul Teori Medan
mencapai 82,13%, sedangkan untuk
pemahaman terhadap isi modul mencapai KESIMPULAN
81,45%. Dari ketiga hasil respon Berdasarkan hasil validasi dan
mahasiswa melalui angket jika diambil rata- analisis data, dapat disimpulkan bahwa
rata akan diperoleh prosentase 81,23 %. modul teori medan layak untuk digunakan
Hasil tersebut merupakan kategori baik. sebagai perangkat pembelajaran dengan
prosentase kelayakan validasi perangkat
pembelajaran memperoleh hasil rata-rata
83,25%. Hasil analisis perhitungan angket
respon siswa memberikan respon positif
terhadap pengembangan modul
pembelajaran mata kuliah teori medan
dapat dikategorikan baik dengan rata-rata
81,23%.
Dari kesimpulan tersebut maka modul
teori medan ini dikatan layak untuk
digunakan sebagai salah satu media
pembelajaran untuk mata kuliah teori
medan di Program Studi Pendidikan Teknik
Gambar 4. Grafik Hasil Angket Respon Elektro IKIP PGRI Madiun. Dengan
Mahasiswa adanya modul teori medan, diharapkan
Melihat hasil angket dan prosentase situasi proses pembelajaran menjadi lebih
respon mahasiswa terhadap modul teori kondusif dan hasil evaluasi yang diperoleh
medan, maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dapat mencapai rata-rata.
respon mahasiswa terhadap Modul Teori
Medan dapat dikategorikan memenuhi
dengan rata-rata 81,23%. Karena hasil
respon mahasiswa dikategorikan baik maka
61

DAFTAR PUSTAKA
[6] Lee,W.W. & Owens, D.L.. 2004.
[1] Abd. Qohar. 2009. Pemahaman Multimedia Based Instructional Design.
Matematis Siswa Sekolah Menengah San Francisco: John Wiley & Sons, Inc.
Pertama pada Pembelajaran dengan
Model Reciprocal Teaching. Makalah [7] Nur Hadi Waryanto. 2006. Tutorial
disajikan pada Seminar Nasional Komputer Multimedia. Yogyakarta: Jurusan
Matematika dan Pendidikan Matematika Pendidikan Matematika FMIPA Universitas
Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Negeri Yogyakarta
UNY, Yogyakarta.
[8] Nurrachmawati. 2014. Pengaruh Sistem
[2] Angga Murizal, dkk. 2012. Pemahaman Operasi Mobile Android pada Anak Usia
Konsep Matematis dan Model Dini. (online)
Pembelajaran Quantum Teaching. Jurnal (https://www.scribd.com/Jurnal-Pengaruh-
Pendidikan Matematika (online) Vol. 1 No. Sistem-Operasi-Mobile-Android-Pada-
1. (www. ejournal.unp.ac.id. diakses Anak-Usia-Dini, diakses 20 April 2016).
tanggal 25 April 2016)
[9] Sadiman, Arief. 2007. Media
[3] Arief S. Sadiman, dkk. 2003. Media Pendidikan. Jkt: PT. RajaGrafindo Persada.
Pendidikan : Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatan. Jakarta: PT [10] Suharsimi Arikunto. 2007. Dasar-
RajaGrafindo Persada. dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
[4] Gagne, 1977. The Conditions of
Learning, New York : Holt, Rinehart and [11] Tan, Alexis S., Mass Communication
Winston, ©1977. Theories and Research, Grid Publising,
Inc., Indianola Avenue, 1981.
[5] Hesti Mayasari, 2012. Analisis Perilaku
Pembelian Ponsel Cerdas (Smartphone): [12] Vembriarto, St. 1975. Pengantar
Antara Kebutuhan dan Gaya Hidup Pengajaran Modul. Yogyakarta.
Konsumen di Kota Padang. Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 3,
No. 1 (diakses 12 April 2016).

Anda mungkin juga menyukai