KABUPATEN MELAWI
2019
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
Menimbang :
MEMUTUSKAN :
DIREKTUR
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau
ide dari satu pihak ke pihak lain, yang bertujuan untuk mencapai kesamaan
pandangan atas ide yang disampaikan tersebut.dalam sebuah
organisasi,termasuk rumah sakit, keberhasilan misi rumah sakit sangat
ditentukan oleh keluwesan berkomunikasi setiap petugas, perawat dan dokter.
Pelayanan rumah sakit selalu berhubungan dengan berbagai karakter dan
perilaku pasien yang berkepentingan dengan jasa perawatan, sehingga semua
petugas rumah sakit harus memahami dan mengerti bagaimana cara
komunikasi yang efektif pada semua situasi.
Komukasi efektif harus tercipta dengan semua pihak,baik antara rumah
sakit dengan masyarakat, antara rumah sakit dengan pasien dan keluarga, serta
antara staf klinis di rumah sakit. Dalam profesi kedokteran,komunikasi dokter
dengan pasien merupakan salah satu faktor kompetensi yang harus dikuasi
dokter. Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu
penyelesaian masalah kesehatan pasien. Di indonesia, sebagian dokter merasa
tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berbincang-bincang dengan
pasiennya, sehingga hanya bertanya seperlunya. Akibatnya dokter bisa saja
tidak mendapatkan keterangan yang cukup untuk menegakkan diagnosis dan
menentukan perencanaan dan tindakan lebihlanjut. Dari sisi pasien, umumnya
pasien merasa berada dalam posisi lebih rendah di hadapan dokter sehingga
takut bertanya dan bercerita atau mengungkapkan diri. Hasilnya, pasien
menerima saja apa yang dikatakan dokter. Paradigma inilah yang harus
diperbaiki. Pasien dan dokter harus berada dalam keududkan setara sehingga
pasien tidak merasa rendah diri dan malu untuk menceritakan sakit atau
keluhannya secara jujur dan jelas.
Komunikasi yang efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam
pengambilan keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya.
Kutz (1998) menyatakan bahwa komunikasi efektif justru tidak memerlukan
waktu yang lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan waktu yang lebih
sedikit karena petugas, perawat dan dokter terampil mengenali kebutuhan
pasien. Atas dasar kebutuhan pasien, perawat dan dokter melakukan
manajemen pengelolaan masalah kesehatan bersama pasien. Untuk itu
dirasakan perlunya memberikan pedoman komunikasi efektif untuk seluruh
pegawai di Rumah Sakit Citra Husada Melawi untuk memudahkan dalam
berkomunikasi dengan masyarakat, pasien dan keluarga,serta antar petugas
atau staf klinis.
B. Tujuan
Secara umum tujuan penyususnan pedoman komunikasi efektif ini adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan dan pedoman bagi petugas, perawat dan dokter
mengenai cara berkomunikasi dengan masyarakat, pasien dan keluarga,
serta antar petugas rumah sakit di lingkungan Rumah Sakit Citra Husada
Melawi.
2. Agar petugas, perawat dan dokter dapat melakukan komunikasi yang
efektif dengan masyarakat, pasien dan keluarga, serta antar staf klinis di
lingkungan Rumah Sakit Citra Husada Melawi.
3. Menghindarkan kesalah pahaman yang bisa menimbulkan dugaan
malpraktek di lingkungan Rumah Sakit Citra Husada Melawi.
C. Ruang Lingkup
Pedoman komunikasi efektif meliputi kegiatan pemberian informasi dan
edukasi secara satu arah dan dua arah atau hubungan timbal balik antara
pimpinan rumah sakit dan staf dalam organisasi,serta antara rumah sakit
dengan masyarakat. Komunikasi dilakukan dengan berbagai media yang telah
ditetapkan sesuai kebutuhan.
BAB 2
KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi berasal dari bahasa latin “ communis” yang artinya bersama. secara
terminologi, komukasi diartikan sebagai satu proses penyampaian pikiran dan
informasi (pesan) dari satu pihak ke pihak lain dengan menggunakan suatu
media.menurut ahli kamus bahasa, komunikasi adalah upaya yang bertujuan
berbagi untuk mencapai kebersamaaan. Jika dua orang berkomunikasi maka
pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan
yang diinginkan oleh keduanya.webster’s ne collegiate dictionary edisi tahun
1977 antara lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran
informasi diantara individu melalui system lambang- lambang tanda –tanda atau
tingkah laku.
A. Klasifikasi Komunikasi
Berdasarkan kepada penerima pesan atau komunikan, komunikasi
diklarifikasi menjadi :
1. Komunikasi intrapersonal
Penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator
sendiri, antara individu dengan tuhan-Nya. Komunikasi intrapesonal
merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam
pemprosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi
pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya
sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan.
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal berlangsung dengan dua arah, antara
komunikator dan komunikan, antara seorang tenaga medis dengan teman
sejawat, atau antara tenaga medis dengan pasien.
3. Komunikasi Kelompok
Merupakam bentuk komunikasi yang terjadi dalam sebuah kelompok.
Komunikasi tidak hanya terjadi antara seseorang dengan seseorang
lainnya, tapi juga dengan sekelompok orang. Menurut Michael Burgoon,
komunikasi kelompok adalah interaksi secara tatap muka antara tiga orang
atau lebih dengan tujuan yang diketahui, seperti berbagai informasi,
menjaga diri, pemecahan masalah, dimana anggota-anggotanya dapat
mengingat karakteristik pribadi anggota-anggotanya yang lain secara tepat,
misalnya organisasi profesi, kelompok remaja dan kelompok-kelompok
sejenisnya.Komunikasi dapat dalam bentuk diskusi, rapat dan sebagainya.
4. Komunikasi Publik
Komunikasi yang dilakukan secara aktif maupun pasif, yang dilakukan di
depan umum. Dalam komunikasi publik, pesan yang disampaikan dapat
berupa suatu informasi, ajakan, atau gagasan. Komunikasi ini memerlukan
keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar pesan dapat disampaikan
secara efektif dan efisien.
5. Komunikasi Organisasi
Merupakan komunikasi yang dilakukan dalam suatu organisasi atau antar
organisasi baik secara formal maupun informal. Komunikasi Organisasi
pada umumnya tentang struktur dan fungsi organisasi serta hubungan antar
manusia.
6. Komunikasi Massa
Komunikasi ini melibatkan sejumlah besar komunikan heterogen yang
tersebar disuatu wilayah geografis yang luas dan berkepentingan pada
pesan komunikan yang sama
B. Jenis Komunikasi
Komunikasi dapat dibedakan dalam lima jenis, yaitu komunikasi tertulis,
komunikasi verbal, komunikasi non verbal, komunikasi satu arah dan
komunikasi dua arah.
1. Komunikasi tertulis.
Merupakan komunikasi yang penyampaian pesannya secara tertulis,
baik manual maupun melalui media seperti email, surat, dan media cetak
lainnya. Prinsip-prinsip komunikasi tertulis, yaitu:
a. Lengkap
b. Ringkas
c. Pertimbangan
d. Konkret
e. Jelas
f. Sopan
g. Benar.
A Afa N November
B Bravo O Oscar
C Charlie P Papa
D Delta Q Quebec
E Echo R Romeo
F Foxtrot S Sierra
G Golf T Tango
H Hotel U Uniform
I India V Victor
J Juliet W Whiskey
K Kilo X Xray
L Lima Y Yanke
M Mike Z Zulu
Sumber : Wikipedia.
C. Model komunikasi
Model kuminukasi adalah ilustrasi alur komunikasi yang menunjukan
unsur-unsur penting didalamnya. Menurut beberapa pakar komunikasi, model
adalah peyederhanaan tiori yang disajikan dalam bentuk gambar. Salah satu
model komunikasi adalah model komunikasi SMCR/BERLO.
Model komunikasi SMCR/BERLO mensyaratkan ada 4 unsur komunikasi
(source =sumber informasi;message =pesan;channel = saluran;receicer =
penerima pesan) untuk dapat terjadinya komunikasi. Unsur-unsur komunikasi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Sumber informasi
Sumber (pengirim pesan) adalah orang yang menyampaikan pemikiran
atau informasi yang dimilikinya kepada orang lain (penerima pesan).
Pengirim pesan bertanggung jawab dalam menerjemahkan pemikiran dan
informasinya menjadi sesuatu yang berarti,dapat berupa pesan verbal,
non verbal, atau kombinasi dari ketiganya. Pengirim pesan (komunikator)
yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,pengetahuannya
luas tentang informasi yang disampaikan,cara berbicaranya jelas dan
menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si penerima pesan
(komunikan).
2. Pesan atau informasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pesan komunikasi adalah:
a. Tingkat kepentingan informasi
b. Sifat pesan
c. Kemungkinan pelaksanaannya dan kebenaran pesan
d. Kondisi pada saat pesan diterima
e. Penerima pesan
f. Cara penyampaian pesan
3. Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang dillalui pesan. Jarang sekali
komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran,biasanya
menggunakandua sampai empat saluran yang berbeda secara simultan.
Contoh : Dalam interaksi tatap muka, kita berbicara dan mendengarkan
(saluran suara),tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima
isyarat ini secara visual (saluran visual). Kita juga memancarkan dan
mencium bau-bauan (salutan olfaktori) dan seringkali kita bisa saling
menyentuh (saluran taktil).
Media fisik yang sering digunakan dirumah sakit adalah telepon,
brosur,surat edaran,memo, internet, royal, news,dll.
4. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang menerima pesan dari sumber
informasi (komunikator). Penerima pesan akan menerjemahkanpesan
(decoding) berdasarkan pada batasan pengertian yang dimilikinya.
Dengan demikian dapat saja terjadi kesenjangan antara yang dimaksud
oleh pengirim pesan dengan yang dimengerti oleh penerima pesan yang
disebabkan oleh adanya kemungkinan hadirnya gangguan / hambatan.
Hambatan ini bisa karena perbedaan sudut pandang,pengetahuan atau
pengalaman, perbedaan budaya, masalah bahaya dan lainnya.
Pada saat menyampaikan pesan, komunikator harus memastikan
apakah pesan telah diterima dengan baik atau tidak. Sementara penerima
pesan perlu berkonsentrasi agar pesan diterima dengan baik dan
memberikan umpan balik (fedback) kepada pengirim pesan.
5. Umpan balik
Umpan balik merupakan tanggapan komunikan terhadap pesan yang
diberikan oleh komunikator. Umpan balik dapat berupa tanggapan verbal
atau non verbal dan sangat penting sekali sebagai proses klarifikasi untuk
memastikan tidak terjadi kesalahan dalam menginterpretasikan pesan.
Pada saat penerima pesan melakukan proses umpan balik, pengirim
pesan (komunikator)yang baik harus memiliki kemampuan sebagai
berikut:
a. Cara berbicara
Komunikator harus menguasai cara berbicara, termasuk cara
bertanya (mengerti waktu penggunaan pertanyaan tertutup dan
terbuka), menjelaskan, klarifikasi, paraphrase, intonasi.
b. Mendengar
Komunikator harus mendengarkan dengan baik umpan balik dari
penerima pesan tanpa memotong pembicaraannya.
c. Cara mengamati
Komunikator harus bisa mengamati cara berbicara
komunikan,misalnya bahasa non verbal yang digunakan dibalik
ungkapan kata atau kalimatnya,gerak tubuhnya.
d. Menjaga sikap
Komunikator harus menjaga sikap (bahasa tubuh) selama
berkomunikasi dengan komunikan agar tidak mengganggu
komunikasi dan untuk menghindari kesalahpahaman dalam
mengartikan gerak tubuh yang dilakukan oleh komunikator.
6. Gangguan
Gangguan adalah segala sesuatu yang menghambat atau mengurangi kita
untuk mengirim dan menerima pesan. Gangguan komunikasi ini meliputi:
a. Pengacau indra, misalnya suara terlalu keras atau lemah, bau
menyengat, udara panas dan lain-lain.
b. Faktor faktor pribadi, antara lain prasangka,lamunan,dan lain-lain.
D. Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi dikatakan efektif jika memenuhi beberapa persyaratan, antara
lain:
1. Pesan yang disampaikan sesuai kebutuhan.
2. Pesan dipahami.
3. Menggunakan media komunikasi.
4. Menggunakan metode dan teknik yang tepat.
5. Sesuai dengan tujuan.
6. Ada proses timbal balik.
7. Tidak membosankan.
8. Dilakukan oleh mereka yang paham.
9. Berdampak pada perubahan perilaku (PHBS).
2.5 edukasi
BAB 3
KOMUNKASI EFEKTIF DENGAN MASYARAKAT
Berdasarkan etnis
Suku Jumlah Persentase
Melayu
Dayak
Madura
Jawa
Bugis
Tionghoa
Batak
Inggris
Jumlah
Berdasarkan agama
Pelayanan rawat jalan meliputi jam pendaftaran, nama poliklinik, jadwal dokter,
nama dokter, dan penyuluhan kesehatan rawat jalan.
Jam Pendaftaran :Senin – Jumat Pagi (08.00 – 13.00) Sore (17.00 – 20.00)
1. Rawat inap biasa :untuk perawatan pasien anak dan dewasa yang stabil
dan tidak memerlukan observasi ketat.
2. Ruang ICU : untuk pasien kritis yang memerlukan observasi ketat.
3. Ruang Perinatalogi :ruang perawatan bayi 0-28 hari.
4. Kamar Bayi Patologis : untuk perawatan bayi baru lahir dan neonates
5. Kamar isolasi : kamar untuk penyakit menular
6. Kamar jenazah : kamar untuk orang meninggal yang belum dibawa pulang
Rumah Sakit Citra Husada menyediakan berbagai jenis kamar rawat inap sesuai
kondisi medis dan kondisi ekonomi. Total jumlah tempat tidur kelas 3 jumlah 14
TT dewasadan 7 TT untuk anak, kelas 2 jumlah 11 TT, kelas 1 jumlah 9 TT, kelas
VIP jumlah 7 TT, kelas VVIP jumlah 5 TT, kamar Utama jumlah 2 TT, kamar
jenazah jumlah 1 TT , kamar HCU 2 TT, Perinatalogi jumlah 3 incubator dan 2
box bayi, kamar patologis 1 box bayi. Kamar isolasi 1 TT.
Jumlah tempat tidur bias sewaktu-waktu berubah sesuai dengan situasi dan
perkembangan Rumah Sakit seperti perluasan bangunan ruangan rawat inap,
kamar rawat inap melayani berbagaimacam tipe dan kasus pelayanan seperti
penyakit dalam, anak, kebidanan, mata, dan bedah, sesuai dengan pelayanan
Spesialis yang ada. Jam berkunjung pasien rawat inap adalah :pagi (09:00 s/d
11:00) dan sore (17:00 s/d 19:00).
JumlahTempatTidur
No Ruangperawatan Jumlahtempattidur
1 Kelas III 21
2 Kelas II 11
3 Kelas I 9
4 KelasUtama 2
5 Kelas VIP 7
6 Kelas VVIP 5
7 perinatalogi 5
8 Ruangpatologisbayi 1
9 KamarJenazah 1
10 Kamarisolasi 1
3.2.4 Pelayanan Penunjang Lainnya:
1. USG 3 D/4 D
2. EKG
3. Rontgen
4. Medical Check up
5. PKRS
3.2.5 Informasi Kualitas Pelayanan
Informasi mengenai kualitas pelayanan yang dipublikasikan ada 2 yakni:
1. Walk Through Audit (WTA)
Merupakan indeks penilaian kepuasan peserta Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) terhadap pelayanan fasilitas kesehatan Rumah Sakit tahun 2017.
Evaluasi ini dilakukan setiap bulan dirawat jalan dan rawat inap Rumah Sakit
Citra Husada.Hasil penilaian ini ditempel dipapan informasi selasar IGD dan
website RS Citra Husada.
2. Survai Kepuasan Masyarakat
Merupakan penilaian kepuasan masyarakat tentang pelayanan rumah sakit.
Evaluasi ini dilakukan satu tahun sekali di RS Citra Husada. Hasil dari
penilaian ini ditempel di papan informasi selasar IGD dan website RS Citra
Husada.
3. Angket kepuasan klien dalam pelayanan di IGD
Merupakan penilaian kepuasan pasien dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan RS Citra Husada yang dilakukan 3 bulan sekali. Hasil dari
penilaian ini ditempel dipapan informasi selasar IGD dan website RS Citra
Husada.
BAB 4
Dalam hubungan dokter dan pasien, keduanya dapat berperan sebagai sumber
atau pengirim pesan dan penerima pesan secara bergantian. Pasien sebagai
penerima pesan menyampaikan apa yang dirasakan atau menjawab pertanyaan
tenaga medis sesuai dengan jelasan penyakit, rencana pengobatan dan terapi,efek
samping obat yang mungkin terjadi,serta dampak dari dilakukan dan tidak
dilakukannya terapi tertentu. Dalam penyampaian ini,tenaga medis bertanggung
jawab untuk memastikan pasien memahami apa yang disampaikan.
1 3
2 3
-wawancara admisi
Mempertahankan harapan
Komunikasi dengan pasien penyakit terminal merupakan komunikasi yang
tidak mudah. Petugas harus memiliki pengetahuan tentang penyakit yang
mereka alami serta pengetahuan tentang proses berduka dan kehilangan.
Membangun hubungan saling percaya dan caring dengan pasien dan keluarga
melalui penggunaan komunikasi terapeutik membentuk dasar bagi intervensi
pelayanan paliatif. Teknik-teknik komunikasi pada pasien dengan penyakit
terminal menurut stuart & sundeen (2009) adalah sebagai berikut :
a. Fase menolak (denial) :
Pada tahap ini kita dapat menggunakan teknik komunikasi sebagai berikut :
1. Listening :
Dengarkan apa yang diungkapkan pasien, pertahankan kontak mata,
dan observasi komunakasi non verbal.
Beri keamanan emosional, yaitu dengan memberikan sentuhan dan
ciptakan suasana tenang.
2. silent :
Duduk bersama pasien dan mengkomunikasikan minat perawat pada
pasien secara non verbal.
Menganjurkan pasien untuk tetap dalam pertahanan dengan tidak
menghindar dari situasi sesungguhnya.
3. Broad opening :
Mengkomunikasikan topik/pikiran yang sedang dipikirkan pasien.
Menanyakan tentang kondisinya atau proknosisnya dan pasien dapat
mengekspresikan perasaan-perasaannya.
b. Fase marah (anger)
Pada tahap ini kita dapat mempergunakan teknik komunikasi listening :
perawat berusaha dengan sabar mendengarkan apapun yang dikatakan
pasien lalu diklarifikasikan.
Membiarkan pasien untuk mengekspresikan keinginan,
menggambarkan apa yang akan dan sedang terjadi pada mereka.
Beri perhatian dan lingkungan yang nyaman dan cegah injuri.
Biasanya pasien akan merasa berdosa telah mengekspresikan
perasaannya yang marah. Perawat perlu membantunya agar mengerti
bahwa marah merupakan hal yang normal dalam merespon perasaan
kehilangan menjelang kematian.
5.1.1 komunikasi efektif informasi yang akurat dan tepat waktu di seluruh
rumah sakit
UGD : 100
ICU : 803111
Cempaka : 156
Puring : 803118
4. Tim code blue segera menuju lokasi
5. Tim code blue mengatasi urgent medis pasien
Dalam berkomunikasi di rumah sakit, petugas dan tenaga medis harus melakukan
proses verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan tulisan, baca
kembali, dan konfirmasi (TBAK). Komunikasi dapat dilakukan secara langsung
atau melalui sarana komunikasi separti telepon. Pemeri pesan harus
memperhatikan kosa kata yang digunakan, intonasi, kekuatan suara (tidak besar,
tidak kecil), jelas, singkat dan padat. Teknik TBAK terdii dari :
1. Penerima pesan menulis isi pesan tersebut (Tulis).
Untuk menghindari adanya pesan yang terlewat maka penerima pesan harus
menulis pesan yang diberikan secara jelas.
2. Isi pesan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima pesan (Baca)
Setelah pesan di catat, penerima pesan harus membaca kembali pesan tersebut
kepada pemberi pesan agar tidak terjadi kesalahan dan pesan dapat diterima
dengan baik.
3. Penerima pesan mengkonfirmasikan kembali isi pesan kepada pemberi pesan
(konfirmasi )
Pemberi pesan harus mendengarkan pesan yang dibacakan oleh penerima
pesan dan memberikan perbaikan bila pesan tersebut masih ada yang kurang
atau salah.
5.2 Komunikasi efektif antar tenaga kesehatan di luar rumah sakit
Rumah Sakit Citra Husada melakukan kerja sama dengan beberapa fasilitas
kesehatan lain apabila di Rumah Sakit Citra Husada tidak dapat menyediakan
asuhan dan pelayanan yang dibutuhkan pasien guna kelancaran pelayanan kepada
masyarakat. Fasilitas yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Citra Husada terkait
denga penunjang medis yakni laboratorium bekerja sama dengan PT Prodia
Widyahusada Tbk dan pelayanan CT Scan bekerja sama dengan RS Mitra
Medika.
Untuk pelayanan yang belum ada di RSUD dr. Rubini Mempawah, RS
menyediakan informasi mengeai daftar kesehatan RS Kota Pontianak dan
Singkawang.
No Nama Rumah Sakit No Telepon Fasilitas
1. RSUD dr. Soedarso (0561) 737701 o USG o Bank darah
o EKG o Treadmil
o Rontgen o Poli THT
o CT-Scan o Poli jantung
o Endoscopy/Laparas o Poli bedah saraf
copy/Colonoscopy o Poli bedah
o Hemodialisa o Urologi
o ICU o Poli bedah tulang
o PICU/NICU
o Klinik VCT
2 RS Yarsi 0561 739685 ICU
3. RS Sultan Syarif 0561 6783449 o Poli mata o Poli THT
Muhammad Alkadrie 0561 6783038 o Poli syaraf o Poli khusus DM
(RSUD Kota)
4 RS Untan 0561 739630 CT Scan
5. RS Kartika Husada 0561 721391 Poli THT
6. RS Mitra Medika 0561 576100 o USG o ESWL (Mesin
o EKG Extra-corporeal
o Rontgen Shock Wave
o CT-Scan Lithotripsy)
o Endoscopy/Laparas o EMG
copy/Colonoscopy (Elektromiografi)
o Hemodialisa o Poli bedah tulang
o ICU o Poli bedah syaraf
o PICU/NICU o Poli bedah mulut
o Klinik VCT o Poli bedah anak
o Bank darah o Poli gigi
(Ortodentik)
o Poli mata
o Poli THT
o Poli Urologi
7. RS Santo Antonius 0561 732101 o USG 4D o ICU
0561 733623 o EKG o PICU/NICU
o Rontgen o Klinik VCT
o CT-Scan o Bank darah
o Endoscopy/Laparas o Poli gizi
copy/Colonoscopy o Poli jantung
o Hemodialisa o Poli mata
o Poli urologi
8 RS Promedika 0561 739042 o CT Scan o
o USG
o Endoscopy
o Treadmil
9 RS Abdul Aziz 0562 631798 o USG o Hemodialisa
o EKG o ICU
o EEG o PICU/NICU
o Rontgen o Klinik VCT
o CT Scan o Bank darah
o Endoscopy/Laparas o Poli bedah tulang
copy/Colonoscopy o Poli mata
o Poli THT
\10 RS Santo Vincent 0561 636768 o Hemodialisa o
o CT Scan
BAB 6
PENUTUP
Komunikasi efektif sangat diperlukan dalam menyampaikan informasi dan
edukasi kepada pasien dan keluarga. Komunikasi efektif juga penting dalam
komunikasi antara pemberian pelayanan dan komunikasi antara rumah sakit denga
masyarakat. Setiap pegawai rumah sakit harus memiliki kemampuan komunikasi
efektif agara pesan yang ingin disampaikan kepada pasien dan keluarga dapat
diterima dan dipahami oleh pasien dan keluarga.
DIREKTUR
RSUD dr
RUBINI
MEMPAWA
H