Anda di halaman 1dari 30

 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

 
BAB II
 
TINJAUAN PUSTAKA
 

  2.1 Pondasi

  Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur/bangunan (sub-


structure) yang berfungsi meneruskan beban dari bagian atas struktur/bangunan
 
(upper structure) ke lapisan tanah dibawahnya tanpa mengakibatkan keruntuhan
 
geser tanah dan penurunan (settlement) tanah/podasi yang berlebihan. (DR.Ir.
  Suhardjito Pradoto, 1997)
Pondasi secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Pondasi dangkal (shallow foundation), yaitu jika kedalaman pondasi kurang
atau sama dengan lebar pondasi (D ≤ B). Pondasi dangkal ini berupa pondasi
tapak, pondasi menerus maupun lingkaran.
2. Pondasi dalam, (deep foundation) yaitu jika kedalaman pondasi dari muka
tanah lebih dari lima kali lebar pondasi (D ≤ 5B). Yang merupakan pondasi
dalam yaitu pondasi sumuran, pondasi tiang pancang serta pondasi caisson.
Dalam tugas akhir ini pondasi yang akan di analisa yaitu pondasi tiang
pancang yang termasuk kedalam jenis pondasi dalam (deep foundation).
Pondasi dalam adalah pondasi yang biasanya dipasang pada kedalaman
lebih dari 3 meter dibawah permukaan tanah. Pondasi ini digunakan untuk
mentransfer beban bangunan ke lapisanan tanah yang lebih dalam sehingga
mencapai lapisan tanah yang mampu mendukung beban struktur yang ada di
atasnya.

2.2 Keruntuhan Pondasi Tiang


Dalam perencanaan suatu pondasi, pondasi dikatakan aman apabila beban
yang diteruskan pondasi ke tanah tidak melampaui kekuatan tanah tersebut.
Apabila kekuatan tanah terlampaui maka pondasi akan mengalami keruntuhan

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 8

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  sehingga menyebabkan kerusakan pada konstruksi yang berada diatas pondasi


tersebut.
 
2.2.1 Keruntuhan Tekuk
 
Keruntuhan tekuk dapat terjadi apabila kondisi tanah sangat lembek
 
dimana tiang hanya bertumpu pada tanah keras dan tanah disekitar tiang tidak
  memberikan jepitan sehingga tiang berperilaku seperti kolom dengan tumpuan
sendi.
  Keruntuhan tekuk dapat dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1 Keruntuhan Tekuk


Sumber: Bahan Ajar Perkuliahan Rekayasa Pondasi 2 (Hendry,2014-2015)

2.2.2 Keruntuhan Geser


Keruntuhan geser dapat terjadi pada kondisi lapisan tanah penjepit yang cukup
baik, akan tetapi lapisan tanah pada ujung pondasi lebih lembek dari lapisan
diatasnya. Keruntuhan geser dapat dilihat pada Gambar 2.2 dibawah ini.

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 9

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  Tanah medium

 
Bidang runtuh
 
Tanah yang lebih lunak
 

Gambar 2.2 Keruntuhan Geser


Sumber: Bahan Ajar Perkuliahan Rekayasa Pondasi 2 (Hendry,2014-2015)

2.2.3 Keruntuhan Karena Penurunan (settlement)


Keruntuhan akibat penurunan dapat terjadi jika ujung pondasi tiang tidak
ditempatkan pada lapisan tanah yang cukup jelas, maka dari itu bahaya yang perlu
dipertimbangkan adalah bahaya penurunan. Jika penurunan cukup besar, maka
struktur atas bangunan akan menjadi retak kemudaian dapat mengakibatkan
keruntuhan total. Keruntuhan karena penurunan dapat dilihat pada Gambar 2.3
dibawah ini.

Tanah medium/lunak

Tanah keras

Gambar 2.3 Keruntuhan Karena Penurunan (settlement)


Sumber: Bahan Ajar Perkuliahan Rekayasa Pondasi 2 (Hendry,2014-2015)

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 10

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

 
2.3 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang
 
Daya dukung tiang merupakan kemampuan tiang pondasi untuk
 
mendukung beban baik berupa beban pondasi sendiri dan beban yang lain, yaitu
  berupa beban tetap, beban bergerak, dan beban gempa.
  Berdasarkan kapasitas daya dukung pondasi dibedakan oleh daya dukung
ujung dan daya dukung geser dan apabila daya dukung keduanya dimobilisasikan
 
akan didapat:
 
Qu = Qs + Qe
 
Dimana :
Qu = Kapasitas daya dukung tiang pancang maximum
Qe = Kapasitas daya dukung ujung yang didapat dari tanah dibawah ujung
pondasi
Qs = Kapasitas daya dukung yang didapat dari gaya geser atau gaya adhesi antara
tiang pancang dengan tanahnya.
Perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang terdiri atas perhitungan
daya dukung tiang tunggal dan daya dukung tiang grup.
2.3.1 Daya Dukung Tiang Tunggal (Qu)
Pada tugas akhir ini analisa perhitungan daya dukung tiang tunggal
menggunakan dua cara perhitungan yaitu perhitungan daya dukung tiang
berdasarkan data SPT (Standard Penetration Test) dan perhitungan daya dukung
tiang berdasarkan data laboratorium.

2.3.1.1 Perhitungan DDT Berdasarkan Data SPT


SPT (Standard Penetration Test) adalah pengujian tanah dengan
menghitung banyaknya pukulan (N) dengan tinggi jatuh (H) tertentu pada
penetrasi. Penetrasi ditunjukan dengan banyaknya N/ft. Tujuan dari pengujian
SPT ini yaitu untuk menentukan kekuatan tanah dengan menentukan nilai N yang
merupakan jumlah pukulan perkaki (blow per foot). Pengujian SPT ini untuk

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 11

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  menentukan kepadatan relatif lapisan tanah dari pengambilan contoh tanah dengan
tabung
  sehingga diketahui jenis tanah dan ketebalan tiap-tiap lapisan kedalaman
tanah.
 
A. Kapasitas daya dukung ujung (Qe)
 
Tiang pancang yang ditanam masuk sampai lapisan tanah keras, sehingga
 
daya dukung tanah untuk pondasi ini lebih ditekankan untuk tahanan ujungnya.
Tiang
  pancang tipe ini disebut end bearing pile atau point bearing piles. Untuk

tiang
  pancang tipe ini harus diperhatikan bahwa ujung tiang pancang harus
terletak pada lapisan tanah keras.
 

Gambar 2.4 Daya Dukung Ujung


Sumber: Bahan Ajar Perkuliahan Rekayasa Pondasi 2 (Hendry,2014-2015)

Untuk menghitung nilai daya dukung ujung (Qe) berdasarkan data SPT
dapat digunakan rumus sebagai berikut.
Qe = Ab x Pb
Dimana :
Qe = daya dukung ujung (ton)
Ab = luas dasar pondasi (penampang tiang) m2
Pb = nilai Pb tergantung jenis tanah seperti pada Tabel 2.1 berikut.

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 12

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  Tabel 2.1 Nilai Pb

  Sumber: Bahan Ajar Perkuliahan Rekayasa Pondasi 2 (Hendry,2014-2015)

 
B. Kapasitas daya dukung friksi (Qs)
 
Apabila tiang pancang tidak mencapai lapisan tanah keras, maka untuk
menahan beban yang diterima tiang pancang, mobilisasi tahanan sebagian besar
ditimbulkan oleh gesekan antara tiang pancang dengan tanah (skin friction). Tiang
pancang seperti ini disebut friction pile.

Gambar 2.5 Daya Dukung Friksi


Sumber: Bahan Ajar Perkuliahan Rekayasa Pondasi 2 (Hendry,2014-2015)

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 13

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  Untuk menghitung gaya dukung fraksi /geser dapat menggunakan formula


sebagai
  berikut.
Qs = As x 0,20 x N
 
Dimana :
 
Qs = daya dukung friksi
  As = luas bidang kontak antara tanah dengan tiang (keliling x panjang tiang)
N =  nilai SPT rata-rata tiap lapisan tanah

  Perhitungan DDT Berdasarkan Data Laboratorium


2.2.1.2
  Perhitungan daya dukung berdasarkan data laboratorium dapat diestimasi
dari data tanah hasil tes laboratorium uji mekanik. Pengujian dengan uji mekanik
minimal terdiri dari pengujian geser langsung (direct shear test) yang
menghasilkan nilai kohesi (c) dan sudut gesek dalam tanah (ⱷ) dari contoh tanah
yang di uji dan pengujian berat isi (γ).
Pada tugas akhir ini analisa yang digunakan untuk menghitung daya dukung
dengan data laboratorium yaitu dengan menggunakan metode persamaan umum,
persamaan Terzaghi dan persamaan Meyerhof .

1) Persamaan Umum
a. Daya dukung ujung (Qe)
 Daya dukung ujung tanah pada umumnya (c-ϕ-soils)
Perhitungan daya dukung ujung tanah pada umumnya dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Qe = Ab (C . NC + q . Nq + ½ . γ . B . Nγ )

Dimana :
Ab = luas dasar tiang (m2)
C = kohesi tanah
q = tekanan tanah efektif (t/m2)
= γ . h dimana h = tebal lapisan tanah (m)

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 14

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  B = diameter tiang (m)

  Nc, Nq, Nγ = faktor daya dukung (yang digunakan pada persamaan


umum yaitu faktor daya dukung menurut Vesic). Faktor daya dukung
 
menurut Vesic dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.
 
Tabel 2.2 Faktor Daya Dukung Menurut Vesic
 

Sumber: Mekanika Tanah Jilid 2 (Braja M Das)

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 15

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

   Daya dukung ujung pada tanah granular (ϕ –soils)

  Pada tanah granular, daya dukung ujung tiang dapat dihitung


dengan rumus sebagai berikut.
 
Qe = Ab . q’ . Nq
 
Dimana :
  Ab = luas dasar tiang (m2)
  q = tekanan tanah efektif (t/m2)
= γ . h dimana h = tebal lapisan tanah (m)
 
Nq = faktor daya dukung
 

 Daya dukung ujung tanah kohesif (c –soils)


Pada tanah kohesif, daya dukung ujung dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut.
Qe = Ab . Nc . c
Dimana :
Ab = luas dasar tiang (m2)
C = kohesi tanah
Nc = faktor daya dukung

b. Daya Dukung Friksi (Qs)


Untuk perhitungan daya dukung friksi pada persamaan umum ini
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.
Qs = As . (α1 . c + K . γ’ . z . tan δ)
Dimana :
As = luas selimut tiang (m2)
α1 = faktor adhesi yang besarnya 0,35-0,40
c = kohesi tanah
K = koefisien tekanan tanah lateral (1-sin ϕ)
Φ = sudut geser dalam tanah
γ’ = berat volume tanah efektif (γsat – γw)

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 16

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  δ = sudut geser efektif antara tiang dengan tanah

  Nilai sudut geser efektif antara tiang dengan tanah dapat dilihat pada Tabel
2.3 sebagai berikut.
 
Tabel 2.3 Hubungan Jenis Material, Jenis Tanah dan δ
  Jenis Material Jenis Tanah [derajad]
Beton Cor Batuan 35
  atau Pas. Batu Kerikil, Pasir kasar 29 – 31
Kali Pasir sedang, Kerikil bercampur 24 – 29
 
Lanau/lempung 19 – 24
  Pasir halus, pasir sedang/kasar bercampur 17 – 19
lempung/lanau 22 – 26
  Lanau berpasir 17 – 19
Lempung keras
Lempung medium, lempung berlanau
Beton Kerikil-kerikil bercampur pasir 22 – 26
Pracetak Pasir, pasir bercampur lanau dan kerikil 17 – 22
Pasir berlanau 17
Lanau berpasir 14
Baja Kerikil, kerikil berpasir 22
Pasir, campuran kerikil-pasir-lanau 17
Pasir berlanau, Campuran Kerikil-pasir- 14
lanau-lempung 11
Lanau berpasir
Kayu Tanah 14 - 16

Sumber: Bahan Ajar Perkuliahan Rekayasa Pondasi 2 (Hendry,2014-2015)

Catatan : untuk tanah lempung dimana Φ = 0 maka δ =0


Daya dukung tiang juga dapat dipengaruhi oleh metoda pelaksanaan yang
dipakai dan berikut adalah faktor koreksinya.
 Tiang pancang
Untuk tiang pancang terjadi peningkatan kepadatan tanah
disekitar tiang. Kishida memberikan koreksi terhadap sudut geser
sebagai berikut.

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 17

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  Untuk faktor adhesi, belum ada penjelasan secara kuantitatif

  mengenai tambahan koreksinya, sehingga faktor koreksi = 1.

 
 Tiang Bor Cor di Tempat
  Koefisien α1 harus direduksi sebesar 20-30% atau α1 harus
  dikalikan 0,7-0,8. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kadar air tanah
disekitar tiang akibat air pada waktu pemboran dan air beton yang dicor.
 
Sehingga sudut geser Φ’ harus dikoreksi sebesar Φ’ = Φ – 3. Dimana Φ’
 
adalah sudut geser setelah dikoreksi dan Φ adalah sudut geser mula-
mula sebelum pelaksanaan pemboran dimulai.

2) Persamaan Terzaghi
a. Daya dukung ujung (Qe)
 Daya dukung ujung tanah pada umumnya (c-ϕ-soils)
Perhitungan daya dukung ujung tanah pada umumnya dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Qe = Ab (1,3 x c x Nc+ q x Nq+ γ x B x Nγ x aγ)

Dimana :
Ab = luas dasar tiang (m2)
C = kohesi tanah
q = tekanan tanah efektif (t/m2)
B = diameter tiang (m)
aγ = faktor penampang tiang
= 0,4 untuk penampang persegi, 0,3 untuk penampang bulat.
Nc, Nq, dan Nγ = faktor daya dukung. (faktor daya dukung Terzaghi
dapat dilihat pada Tabel 2.4 sebagai berikut).

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 18

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  Tabel 2.4 Faktor Daya Dukung Terzaghi

Sumber: http://infocom-hmjts-uty.blogspot.co.id/2012/05/teknik-pondasi-i.html

 Daya dukung ujung tanah granular (ϕ-soils)


Pada tanah granular, daya dukung ujung tiang dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut.
Qe = Ab (q x Nq x aq+ γ x B x Nγ x aγ)

Dimana :
Ab = luas dasar tiang (m2)
q = tekanan tanah efektif (t/m2)
= Σ (γ . h) dimana h = tebal lapisan tanah (m)
B = diameter tiang (m)
aγ = faktor penampang tiang
= 0,4 untuk penampang persegi, 0,3 untuk penampang bulat.
aq = faktor penampang tiang
= 1 untuk penampang persegi dan bulat
Nc, Nq, dan Nγ = faktor daya dukung.

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 19

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

   Daya dukung ujung tanah kohesif (c-soils)

  Pada tanah kohesif, daya dukung ujung dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
 
Qe = Ab (1,3 x c x Nc+ q x Nq)
  Dimana :
  Ab = luas dasar tiang (m2)
C = kohesi tanah
 
q = tekanan tanah efektif (t/m2)
 
= Σ (γ . h) dimana h = tebal lapisan tanah (m)
  Nc = faktor daya dukung untuk tanah dibawah tiang
Nq = faktor daya dukung, untuk ϕ = 0 maka Nq = 1

b. Daya dukung friksi (Qs)


Dalam perhitungan daya dukung friksi (Qs) persamaan yang
digunakan disesuaikan dengan jenis tanah yang ada yaitu tanah granular
(pasir) dan tanah kohesif. Jika jenis tanah termasuk jenis tanah pada
umumnya maka perhitungan dilakukan dengan menghitung kedua
persamaan tersebut (tanah granular dan kohesif) kemudian diambil nilai
daya dukung friksi (Qs) yang paling kecil.
Perhitungan daya dukung friksi dapat dicari dengan rumus sebagai berikut.
Qs = As . f = p . L . f
Dimana :
As = luas selimut tiang (m2)
P = keliling penampang (m2)
L = panjang tiang (m)
f = tahanan friksi (ton/m2)

 Untuk tanah granular (pasir)


Tahanan friksi untuk tanah granular yaitu sebagai berikut.
f = K . σv’ . tan δ
K = Ko = 1 – sin ϕ

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 20

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  Dimana :

  K = koefisien tekanan tanah lateral

 
σv’ = tekanan tanah vertikal efektif (t/m2)
 
δ = sudut gesek antara tiang dengan pasir
 
ϕ = sudut geser dalam
 
 Untuk tanah kohesif
Pada tanah kohesif terdapat dua metode untuk mencari tahanan
friksi yaitu λ-method dan β-method.
1. λ-method
Rumus tahanan friksi untuk λ-method yaitu sebagai berikut.

Dimana :
f = tahanan friksi (t/m2)
σv’ = tekanan tanah vertikal efektif (t/m2)
Cu = Undrained shear strength
λ = f (L), dibaca dari grafik seperti dibawah ini

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 21

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Gambar 2.6 Grafik Nilai λ


Sumber: Bahan Ajar Perkuliahan Rekayasa Pondasi 2 (Hendry,2014-2015)

2. β-method
Rumus tahanan friksi untuk β-method adalah sebagai berikut.
f = β . σv’
β = K . tan ϕR
K = 1 – sin ϕR (tanah normal consolidation)
Dimana :
f = tahanan friksi (t/m2)
K = Koefisien tekanan tanah lateral
ϕR = sudut interval dari remolded clay

3) Persamaan Meyerhof
a. Daya dukung ujung (Qe)
 Daya dukung ujung tanah pada umumnya (c-ϕ-soils)

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 22

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  Perhitungan daya dukung ujung tanah pada umumnya dapat

  dihitung dengan rumus sebagai berikut.


Qe =Ab ( c . Nc’ + q . Nq’ )
 
Dimana :
 
Ab = luas dasar penampang tiang (m2)
  C = kohesi tanah
  q = tekanan tanah efektif (t/m2)
= γ . h dimana h = tebal lapisan tanah (m)
 
Nc’, Nq’ = faktor daya dukung (faktor daya dukung menurut
 
persamaan Meyerhof terdapat pada tabel sebagai berikut).

Tabel 2.5 Faktor Daya Dukung Meyerhof

Sumber: http://se-agency.blogspot.co.id/2015/09/perencanaan-dimensi-pondasi-
dangkal.html

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 23

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

   Daya dukung ujung tanah granular (ϕ-soils)

  Perhitungan daya dukung ujung tanah granular dapat


dihitung dengan rumus sebagai berikut.
 
Qe =Ab ( c . Nc + q . Nq )
 
Dimana :
  Ab = luas dasar penampang tiang (m2)
  C = kohesi tanah
q = tekanan tanah efektif (t/m2) → γ . h dimana h = tebal lapisan
 
tanah (m)
 
Nc, Nq = faktor daya dukung

 Daya dukung ujung tanah kohesif (c-soils)


Perhitungan daya dukung ujung tanah kohesif dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Qe = Ab ( c . Nc’ )
Dimana :
Ab = luas dasar penampang tiang (m2)
C = kohesi tanah
Nc = faktor daya dukung. (untuk tanah berbutir halus Nc’ = 9)
b. Daya Dukung Friksi (Qs)
Perhitungan daya dukung friksi dengan persamaan Meyerhof
dapat menggunakan rumus daya dukung friksi persamaan Terzaghi.

2.3.2 Daya Dukung Pondasi Tiang Grup (Qug)


Pada umumnya untuk meneruskan beban dari struktur atas ke lapisan tanah
dibawahnya, pondasi tiang digunakan dalam bentuk kelompok/grup. Kemudian
masing-masing tiang dalam grup diikat bagian atasnya dengan kepala tiang/pile
cap agar tiang-tiang tersebut dapat mengikat satu sama lain. Pondasi tiang grup
bertujuan untuk menggabungkan kekuatan banyak tiang menjadi grup tiang, agar

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 24

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  bisa menerima beban yang lebih besar dibandingkan dengan satu tiang. Berikut
merupakan
  contoh dari konfigurasi grup tiang per pile cap.

Gambar 2.7 Konfigurasi Grup Tiang Per Pile Cap


Sumber: Bahan Ajar Perkuliahan Rekayasa Pondasi 2 (Hendry,2014-2015)

2.3.3 Jarak antara tiang pancang (pile spacing)


Jarak antara tiang pancang didalam grup tiang sangat mempengaruhi
perhitungan kapasitas daya dukung dari grup tiang pancang. Untuk bekerja
sebagai grup tiang jarak antara tiang (spacing) ‘S’ ini biasanya tunduk pada code-
code (peraturan-peraturan) bangunan pada daerah masing-masing.
Pada umumnya S bervariasi antara :
- Jarak minimum S = 2D dan
- Jarak maksimum S = 6D
Tergantung dari fungsi pile misalnya :
- Sebagai friction pile minimum S = 3d
- Sebagai end bearing pile minimun S = 2,5d

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 25

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  Tergantung dari klasifikasi tanah


- Kalau
  terletak pada lapisan tanah liat keras minimum S = 3d
- Kalau
  di daerah lapis padat minimum S = 2d

  Pengaturan tiang di kepala tiang (pile cap) dapat dilihat pada Gambar 2.7
dibawah ini.
 

Gambar 2.8 Tipikal Pengaturan Pondasi Tiang


Sumber: Bahan Ajar Perkuliahan Rekayasa Pondasi 2 (Hendry,2014-2015)

2.3.4 Efisiensi grup tiang (pile grup efficiency)


Apabila jarak antar tiang dalam satu grup (kepala tiang) tidak memenuhi jarak
minimum yang disyaratkan, maka kapasitas daya dukung grup tiang tidak sama
dengan kapasitas daya dukung satu tiang dikalikan dengan jumlah tiang dalam
grup tersebut, melainkan ada satu faktor pengali yang besarnya kurang dari satu
dan biasa disebut dengan efisiensi grup tiang. Dengan demikian daya dukung total
grup tiang bisa dituliskan:

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 26

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

 
Qug = Qu × n × Eg
 
Dimana:
Qug  = daya dukung grup tiang

  Qu = daya dukung tiang tunggal


n = jumlah tiang dalam grup
 
Eg = efisiensi grup tiang (≤1)
 
Banyak persamaan untuk mencari efisiensi grup tiang, tetapi persamaan di
bawah
  (Conversi-Labarre) adalah yang paling sering dipakai.

 
Eg = 1-Q

Dimana:
Q = arc tan (d/s) dalam derajat
D = diameter tiang
s = jarak antar as tiang
n = banyaknya tiang dalam baris
m= banyaknya baris dalam tiang
Persamaan (2.8) dimana terkandung suatu efisiensi grup tiang dapat
diterangkan seperti pada Gambar 2.9 berikut.

(a) (b) (c)


aa aa aa
Gambar 2.9 Skematik Mobilisasi Tekananaa
Dalam Bentuk Diagram Tegangan Keruntuhan Berupa
aa Gelembung (Bulb Pressures) aa
Sumber: aa
aa Bahan Ajar Perkuliahan Rekayasa Pondasi 2 (Hendry,2014-2015)
aa
aa aa aa
aa aa aa
Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 27

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  2.3.5 Distribusi gaya pada grup tiang

  Didalam grup tiang gaya-gaya luar yang bekerja pada kepala tiang (kolom)
didistribusikan pada grup tiang berdasarkan rumus elastisitas sebagai berikut.
 

  Qum =
 
Dimana:
 
Qum = beban aksial untuk sembarang anggota member tiang
 
V = beban vertikal total yang bekerja pada titik pusat grup tiang
  n = banyak tiang dalam grup
Mx, My = momen pada arah sebagai x dan sebagai y
x, y = jarak dari tiang terhadap sebagai y dan sebagai x melewati titik pusat grup
tiang.
tannda = diberikan sehubungan dengan hasil perkalian x dan y terhadap sumbu
x dan y.

2.4 Penurunan Grup Tiang (settlement)


Pada pondasi dalam (deep foundation) penurunan yang terjadi sama seperti
pada pondasi dangkal (shallow foundation), yaitu dinyatakan dalam persamaan
sebagai berikut :
ST = Si + Sc
Dimana :
ST = penurunan total (total settlement) pondasi tiang
Si = penurunan seketika (immediate settlement) pondasi tiang
Sc = penurunan konsolidasi (consolidation settlement) pondasi tiang
Pada lapis tanah berbutir halus (c-soils) settlement yang dominan terjadi
adalah consolidation settlement, biarpun immediate settlement juga terjadi.
Sebaliknya pada lapis tanah berbutir kasar (Ø-soils), settlement yang dominan

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 28

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  terjadi adalah immediate settlement, jika tanah betul murni Ø-soils consolidation
settlement
  tidak terjadi.

2.4.1
 
Penurunan seketika (immediate settlement)
Rumus umum untuk menghitung immediate settlement (rumus didasarkan
 
atas elastisitas tanah) adalah sebagai berikut :
 

 Si = qn x 2B x x Ip

 
Dimana :
  Si = immediate settlement pada pusat dari pondasi grup tiang
qn = tekanan neto pondasi
B = lebar ekivalen dari bentuk pondasi rakit yang flexibel
µ = angka poison, untuk tanah liat dapat diambil 0,5
Ip = Iw = faktor pengaruh
Eu = Es = modulus deformasi yang didapat dari keadaan pembebanan tak
berdrainase (undrained loading consolidation)
Dalam penggunaan rumus diatas, Ip merupakn fungsi dari H/B atau L/B,
dimana :
H = kedalaman dari lapisan tanah yang mengalami compressible (pemampatan)
L = panjang dari grup tiang
Tabel 2.6 Faktor Pengaruh Iw
Flexible Rigid
Shape
Center Corner Average Iw
Circle 1.00 0.64 (edge) 0.85 0.88
Square 1.12 0.56 0.95 0.82

Sumber: Teknik Fundasi (DR.Ir. Suhardjito Pradoto, 1997)

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 29

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  Harga Eu bisa didapat dari grafik stress-strain. Biasanya diambil dari


sekan
  AC dari grafik stress-strain. Apabila ingin didapat harga Eu yang
konservatif diambil tangen AB yaitu bagian yang lurus (linier) dari grafik
 
tegangan-regangan.
 
Tabel 2.7 Nilai Perkiraan Modulus Elastisitas Tanah (Bowles 1977)
 

Sumber: Mekanika Tanah II, Tim Dosen Teknik Sipil Undip

2.4.2 Distribusi pembebanan (load distribution)


untuk kondisi subsurface yang mempunyai lapis tanah berbeda, dengan
demikian harga modulus elastisitas deformasi Eu untuk setiap lapisnya juga
berbeda mempunyai penyebaran dan distribusi pembebanan menurut Tomlinson
seperti terlihat pada gambar berikut.

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 30

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Gambar 2.10 Penyebaran/Distribusi Tegangan pada Grup Tiang Menurut Tomlinson


Sumber: Teknik Fundasi (DR.Ir. Suhardjito Pradoto, 1997)

Perlu diperhatikan bahwa total immediate settlement merupakan


penjumlahan dari setiap immediate settlement rata-rata yang dihitung untuk setiap
lapis tanah. Apabila tanah berlapis, beban yang bekerja yaitu qn, bekerja di batas
atas masing-masing lapis.
2.4.3 Penurunan konsolidasi (consolidation settlement)
Besarnya consolidation settlement yang terjadi dihitung berdasarkan hasil
tes konsolidasi yang biasanya dilakukan, untuk tanah berbutir halus (c-soils) atau
tanah pada umumnya (c-ø soils).
Rumus consolidation settlement berdasarkan data laboratorium dibedakan
menjadi 2 yaitu dengan menggunakan besaran Mv dan dengan menggunakan
besaran Cc.

2.4.3.1 Menggunakan besaran Mv


Besarnya consolidation settlement dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Sc = μg x Soed

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 31

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

 
Soed = μd x mv x σz x H
 

 
mv =
 

 
Dimana :
e1 =  void ratio yang berhubungan dengan effective overburden pressure po
e2 =  void ratio yang berhubungan dengan kenaikan pertambahan tekanan Δp
p = kenaikan/pertambahan tekanan
 
Soed = penurunan berdasarkan percobaan konsolidasi
μd = faktor kedalaman yang diberikan oleh fox
σz = tegangan vertikal rata-rata yang bekerja pada suatu lapis tanah yang
didistribusikan oleh tekanan/beban netto pondasi qn
H = tebal lapis tanah
μg = faktor geologi dari skempton dan Bjerrum yang dihubungkan dengan
koefisien tekanan air pori, didapat dari hasil triaxial test.

2.4.3.2 Menggunakan besaran Cc


Rumus penurunan grup tiang dihitung menggunakan persamaan berikut
ini.

Sc =

Dimana :
Cc = compression index
eo = void ratio
po = effective overburden pressure pada kedalaman yang ditinjau
Δp = tegangan evektif akibat pembebanan pada kedalaman yang ditinjau
(kenaikan atau penambahan tekanan)

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 32

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  Untuk tanah yang berlapis dibawah pondasi grup tiang. Tanah yang
dianggap
  mampat adalah dimulai dari kedalaman 2/3 L ( jadi baik penurunan
seketika maupun penurunan konsolidasi dari pembebanan neto qn dimulai dari
 
kedalaman 2/3 L )
 
Pada penurunan konsolidasi untuk tanah yang berlapis biasanya beban
  dihitung pada tengah-tengah lapis yang dicari penurunannya. Demikian juga
 
effective overburden pressurenya.

 
2.5 Pergeseran Kepala Tiang (displacement)
 
Pada pondasi dalam (tiang) biasanya bekerja gaya vertikal Vo, gaya
mendatar Ho, dan momen putar Mo, dimana gaya-gaya luar ini berada dalam
kesetimbangan dengan gaya-gaya yang menyebabkan perpindahan pada tumpuan
yang kaku, yaitu perpindahan pada pusat gabungan tiang seperti :
o perpindahan dalam arah mendatar δx
o perpindahan dalam arah vertikal δy,
o perpindahan tempat dengan cara berputar (rotary displacement) α dengan
anggapan sebagai pegas yang elastis.

Gambar 2.11 Pergeseran Tumpuan Tiang


Sumber: Bahan Ajar Perkuliahan Rekayasa Pondasi 2 (Hendry,2014-2015)

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 33

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  Dimana :

  Ho = Beban lateral (ton)


Vo = Beban vertikal (ton)
 
Mo = Momen (ton.m)
 
δx = perpindahan mendatar
  y = perpindahan vertikal
  α = Sudut rotasi tumpuan (radial)
θi = Sudut yang dibuat oleh tiang ke – i dengan sumbu vertikal, dengan
 
pemakaian tanda (+ / -)
 
hi = tinggi kepala tiang dari tanah (m)
Perhitungan ini disebut cara perpindahan (displacement method) yang
mana analisanya dilakukan berdasarkan hubungan kesetimbangan. Cara ini
masih merupakan cara perhitungan yang paling ketat terhadap reaksi tiang.
Prosedur perhitungan sebagai berikut:
1) Mula –mula dibuat sistem koordinat dengan titik O sebagai pusat
tumpuan. Kemudian gaya yang bekerja pada titik O diketahui (V, H dan
M) dan perpindahan titik O arah mendatar δx arah vertikal δy searah
sumbu koordinat, dan rotasi α ditentukan (seperti gambar 2.9).
2) Hitunglah konstanta pegas K1, K2, K3, pada arah orthogonal ke sumbu
tiang, jika koefisien k dari reaksi tanah di bawah permukaan dalam arah
tegak lurus adalah konstan, tanpa menghiraukan kedalaman dan tiang
dipancang cukup dalam (L > 3/β). Tabel 2.3 berikut adalah tabel untuk
menentukan nilai K.

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 34

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  Tabel 2.8 Penentuan Nilai K

 
Dimana:
 

 
β = nilai karakteristik tiang →

  λ = h+1/ β (m)
k = koefisien daya tangkap reaksi permukaan (ton/m3)
D = diameter tiang (m)
EI = kekakuan lentur tiang (ton.m2)
H = panjang axial bagian atas dari perencanaan tanah
Perkiraan koefisien k dari reaksi tanah di bawah permukaan dalam arah
mendatar, menurut standar teknik Jepang, dapat diperkirakan
berdasarkan persamaan berikut:

k = ko . y-1/2

ko = 0,2 . Eo . D-
3/4
Dimana :
Ko = harga k bila pergeseran pada permukaan dibuat 1 cm (kg/cm3)
y = besarnya pergeseran yang dicari (cm)
Eo = modulus deformasi tanah pondasi, biasanya diperkirakan dengan
Eo=28N, dimana nilai N adalah nilai percobaan SPT
D = diameter tiang(m)

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 35

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  Perkiraan konstanta pegas Kv dalam arah vertikal diambil

  berdasarkan kurva pembebanan penurunan (load settlement curve) dari


percobaan pembebanan vertikal tiang. Secara praktis dengan cara
 
empiris yang dipakai untuk jalan raya di Jepang adalah:
 
Kv= a . Ap. Ep/ L
  a = 0.027 (L/D) + 0.2 → untuk tiang yang terbuat dari pipa baja
  a = 0.04 (L/D) –0.27 → untuk tiang beton prategang
a = 0.022 (L/D) –0.05 →untuk tiang yang di cor di tempat
 
3) Asumsikan bahwa alas tumpuan adalah mendatar, dan setiap koefisien
 
diperkirakan berdasarkan persamaan berikut :
Axx = Σ(K1.cos2θi+ Kv.sin2θi)
Axy = AyxΣ{(Kv -K1).sinθi.cosθi}
Axα = AαxΣ{(Kv -K1).sinθi.cosθi –K2.cosθi
Ayy = Σ(Kv.cos2θi+ K1.sin2θi)
Ayα = AαyΣ{(Kv.cos2θi+ K1. sin2θi). xi + K2.Sinθi}
Aαα = Σ{(Kv.cos2θi+ K1. sin2θi). x12 + (K2+K3). xi Sinθi + K4
4) Perpindahan titik pusat dapat ditentukan dengan menyelesaikan
persamaan –persamaan tiga dimensi sebagai berikut :
Axx.δx+ Axy.δy + Axα.α = Ho
Ayx.δx+ Ayy.δy + Ayα.α = Vo
Aαx.δx+ Aαy.δy + Aαα.α = Mo
5) Setelah mendapatkan nilai δx, δy, dan α, maka langkah selanjutnya
dapat menghitung gaya reaksi sebagai berikut:
PNi= Kv. δ’yi
PHi= K1. δ’xi–K2. α
Mti = -K3. δ’xi-K4. Α
dengan ; δ’yi= δx. sin ϴi+ (δy+ α.xi) cos ϴi
δ’xi= δ x. cos ϴi-( δ y+ α.xi) sin ϴi

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 36

 
 

 D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

  6) Hitunglah reaksi vertikal Vi dan reaksi mendatar Hi pada kepala tiang

  yang didapat dari persamaan berikut (dipakai untuk memperkirakan


jumlah penulangan kepala tiang) :
 
Vi= PNi. cosϴi - PHi. sin ϴi
 
Hi= PNi. sinϴi - PHi. cosϴi
  7) Kontrol kebenaran hitungan digunakan acuan berikut:
  Σ Hi= Ho
Σ Vi= Vo
 
Σ (Mti+ Vi. xi) = Mo
 

Ahmad H Lubi, Topik Evriyandi, Analisa Keamanan Pondasi Tiang….. 37

Anda mungkin juga menyukai