BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pondasi
Tanah medium
Bidang runtuh
Tanah yang lebih lunak
Tanah medium/lunak
Tanah keras
2.3 Kapasitas Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang
Daya dukung tiang merupakan kemampuan tiang pondasi untuk
mendukung beban baik berupa beban pondasi sendiri dan beban yang lain, yaitu
berupa beban tetap, beban bergerak, dan beban gempa.
Berdasarkan kapasitas daya dukung pondasi dibedakan oleh daya dukung
ujung dan daya dukung geser dan apabila daya dukung keduanya dimobilisasikan
akan didapat:
Qu = Qs + Qe
Dimana :
Qu = Kapasitas daya dukung tiang pancang maximum
Qe = Kapasitas daya dukung ujung yang didapat dari tanah dibawah ujung
pondasi
Qs = Kapasitas daya dukung yang didapat dari gaya geser atau gaya adhesi antara
tiang pancang dengan tanahnya.
Perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang terdiri atas perhitungan
daya dukung tiang tunggal dan daya dukung tiang grup.
2.3.1 Daya Dukung Tiang Tunggal (Qu)
Pada tugas akhir ini analisa perhitungan daya dukung tiang tunggal
menggunakan dua cara perhitungan yaitu perhitungan daya dukung tiang
berdasarkan data SPT (Standard Penetration Test) dan perhitungan daya dukung
tiang berdasarkan data laboratorium.
menentukan kepadatan relatif lapisan tanah dari pengambilan contoh tanah dengan
tabung
sehingga diketahui jenis tanah dan ketebalan tiap-tiap lapisan kedalaman
tanah.
A. Kapasitas daya dukung ujung (Qe)
Tiang pancang yang ditanam masuk sampai lapisan tanah keras, sehingga
daya dukung tanah untuk pondasi ini lebih ditekankan untuk tahanan ujungnya.
Tiang
pancang tipe ini disebut end bearing pile atau point bearing piles. Untuk
tiang
pancang tipe ini harus diperhatikan bahwa ujung tiang pancang harus
terletak pada lapisan tanah keras.
Untuk menghitung nilai daya dukung ujung (Qe) berdasarkan data SPT
dapat digunakan rumus sebagai berikut.
Qe = Ab x Pb
Dimana :
Qe = daya dukung ujung (ton)
Ab = luas dasar pondasi (penampang tiang) m2
Pb = nilai Pb tergantung jenis tanah seperti pada Tabel 2.1 berikut.
B. Kapasitas daya dukung friksi (Qs)
Apabila tiang pancang tidak mencapai lapisan tanah keras, maka untuk
menahan beban yang diterima tiang pancang, mobilisasi tahanan sebagian besar
ditimbulkan oleh gesekan antara tiang pancang dengan tanah (skin friction). Tiang
pancang seperti ini disebut friction pile.
1) Persamaan Umum
a. Daya dukung ujung (Qe)
Daya dukung ujung tanah pada umumnya (c-ϕ-soils)
Perhitungan daya dukung ujung tanah pada umumnya dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Qe = Ab (C . NC + q . Nq + ½ . γ . B . Nγ )
Dimana :
Ab = luas dasar tiang (m2)
C = kohesi tanah
q = tekanan tanah efektif (t/m2)
= γ . h dimana h = tebal lapisan tanah (m)
Nilai sudut geser efektif antara tiang dengan tanah dapat dilihat pada Tabel
2.3 sebagai berikut.
Tabel 2.3 Hubungan Jenis Material, Jenis Tanah dan δ
Jenis Material Jenis Tanah [derajad]
Beton Cor Batuan 35
atau Pas. Batu Kerikil, Pasir kasar 29 – 31
Kali Pasir sedang, Kerikil bercampur 24 – 29
Lanau/lempung 19 – 24
Pasir halus, pasir sedang/kasar bercampur 17 – 19
lempung/lanau 22 – 26
Lanau berpasir 17 – 19
Lempung keras
Lempung medium, lempung berlanau
Beton Kerikil-kerikil bercampur pasir 22 – 26
Pracetak Pasir, pasir bercampur lanau dan kerikil 17 – 22
Pasir berlanau 17
Lanau berpasir 14
Baja Kerikil, kerikil berpasir 22
Pasir, campuran kerikil-pasir-lanau 17
Pasir berlanau, Campuran Kerikil-pasir- 14
lanau-lempung 11
Lanau berpasir
Kayu Tanah 14 - 16
Tiang Bor Cor di Tempat
Koefisien α1 harus direduksi sebesar 20-30% atau α1 harus
dikalikan 0,7-0,8. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kadar air tanah
disekitar tiang akibat air pada waktu pemboran dan air beton yang dicor.
Sehingga sudut geser Φ’ harus dikoreksi sebesar Φ’ = Φ – 3. Dimana Φ’
adalah sudut geser setelah dikoreksi dan Φ adalah sudut geser mula-
mula sebelum pelaksanaan pemboran dimulai.
2) Persamaan Terzaghi
a. Daya dukung ujung (Qe)
Daya dukung ujung tanah pada umumnya (c-ϕ-soils)
Perhitungan daya dukung ujung tanah pada umumnya dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Qe = Ab (1,3 x c x Nc+ q x Nq+ γ x B x Nγ x aγ)
Dimana :
Ab = luas dasar tiang (m2)
C = kohesi tanah
q = tekanan tanah efektif (t/m2)
B = diameter tiang (m)
aγ = faktor penampang tiang
= 0,4 untuk penampang persegi, 0,3 untuk penampang bulat.
Nc, Nq, dan Nγ = faktor daya dukung. (faktor daya dukung Terzaghi
dapat dilihat pada Tabel 2.4 sebagai berikut).
Sumber: http://infocom-hmjts-uty.blogspot.co.id/2012/05/teknik-pondasi-i.html
Dimana :
Ab = luas dasar tiang (m2)
q = tekanan tanah efektif (t/m2)
= Σ (γ . h) dimana h = tebal lapisan tanah (m)
B = diameter tiang (m)
aγ = faktor penampang tiang
= 0,4 untuk penampang persegi, 0,3 untuk penampang bulat.
aq = faktor penampang tiang
= 1 untuk penampang persegi dan bulat
Nc, Nq, dan Nγ = faktor daya dukung.
Pada tanah kohesif, daya dukung ujung dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
Qe = Ab (1,3 x c x Nc+ q x Nq)
Dimana :
Ab = luas dasar tiang (m2)
C = kohesi tanah
q = tekanan tanah efektif (t/m2)
= Σ (γ . h) dimana h = tebal lapisan tanah (m)
Nc = faktor daya dukung untuk tanah dibawah tiang
Nq = faktor daya dukung, untuk ϕ = 0 maka Nq = 1
Dimana :
σv’ = tekanan tanah vertikal efektif (t/m2)
δ = sudut gesek antara tiang dengan pasir
ϕ = sudut geser dalam
Untuk tanah kohesif
Pada tanah kohesif terdapat dua metode untuk mencari tahanan
friksi yaitu λ-method dan β-method.
1. λ-method
Rumus tahanan friksi untuk λ-method yaitu sebagai berikut.
Dimana :
f = tahanan friksi (t/m2)
σv’ = tekanan tanah vertikal efektif (t/m2)
Cu = Undrained shear strength
λ = f (L), dibaca dari grafik seperti dibawah ini
2. β-method
Rumus tahanan friksi untuk β-method adalah sebagai berikut.
f = β . σv’
β = K . tan ϕR
K = 1 – sin ϕR (tanah normal consolidation)
Dimana :
f = tahanan friksi (t/m2)
K = Koefisien tekanan tanah lateral
ϕR = sudut interval dari remolded clay
3) Persamaan Meyerhof
a. Daya dukung ujung (Qe)
Daya dukung ujung tanah pada umumnya (c-ϕ-soils)
Sumber: http://se-agency.blogspot.co.id/2015/09/perencanaan-dimensi-pondasi-
dangkal.html
bisa menerima beban yang lebih besar dibandingkan dengan satu tiang. Berikut
merupakan
contoh dari konfigurasi grup tiang per pile cap.
Pengaturan tiang di kepala tiang (pile cap) dapat dilihat pada Gambar 2.7
dibawah ini.
Qug = Qu × n × Eg
Dimana:
Qug = daya dukung grup tiang
Eg = 1-Q
Dimana:
Q = arc tan (d/s) dalam derajat
D = diameter tiang
s = jarak antar as tiang
n = banyaknya tiang dalam baris
m= banyaknya baris dalam tiang
Persamaan (2.8) dimana terkandung suatu efisiensi grup tiang dapat
diterangkan seperti pada Gambar 2.9 berikut.
Didalam grup tiang gaya-gaya luar yang bekerja pada kepala tiang (kolom)
didistribusikan pada grup tiang berdasarkan rumus elastisitas sebagai berikut.
Qum =
Dimana:
Qum = beban aksial untuk sembarang anggota member tiang
V = beban vertikal total yang bekerja pada titik pusat grup tiang
n = banyak tiang dalam grup
Mx, My = momen pada arah sebagai x dan sebagai y
x, y = jarak dari tiang terhadap sebagai y dan sebagai x melewati titik pusat grup
tiang.
tannda = diberikan sehubungan dengan hasil perkalian x dan y terhadap sumbu
x dan y.
terjadi adalah immediate settlement, jika tanah betul murni Ø-soils consolidation
settlement
tidak terjadi.
2.4.1
Penurunan seketika (immediate settlement)
Rumus umum untuk menghitung immediate settlement (rumus didasarkan
atas elastisitas tanah) adalah sebagai berikut :
Si = qn x 2B x x Ip
Dimana :
Si = immediate settlement pada pusat dari pondasi grup tiang
qn = tekanan neto pondasi
B = lebar ekivalen dari bentuk pondasi rakit yang flexibel
µ = angka poison, untuk tanah liat dapat diambil 0,5
Ip = Iw = faktor pengaruh
Eu = Es = modulus deformasi yang didapat dari keadaan pembebanan tak
berdrainase (undrained loading consolidation)
Dalam penggunaan rumus diatas, Ip merupakn fungsi dari H/B atau L/B,
dimana :
H = kedalaman dari lapisan tanah yang mengalami compressible (pemampatan)
L = panjang dari grup tiang
Tabel 2.6 Faktor Pengaruh Iw
Flexible Rigid
Shape
Center Corner Average Iw
Circle 1.00 0.64 (edge) 0.85 0.88
Square 1.12 0.56 0.95 0.82
Soed = μd x mv x σz x H
mv =
Dimana :
e1 = void ratio yang berhubungan dengan effective overburden pressure po
e2 = void ratio yang berhubungan dengan kenaikan pertambahan tekanan Δp
p = kenaikan/pertambahan tekanan
Soed = penurunan berdasarkan percobaan konsolidasi
μd = faktor kedalaman yang diberikan oleh fox
σz = tegangan vertikal rata-rata yang bekerja pada suatu lapis tanah yang
didistribusikan oleh tekanan/beban netto pondasi qn
H = tebal lapis tanah
μg = faktor geologi dari skempton dan Bjerrum yang dihubungkan dengan
koefisien tekanan air pori, didapat dari hasil triaxial test.
Sc =
Dimana :
Cc = compression index
eo = void ratio
po = effective overburden pressure pada kedalaman yang ditinjau
Δp = tegangan evektif akibat pembebanan pada kedalaman yang ditinjau
(kenaikan atau penambahan tekanan)
Untuk tanah yang berlapis dibawah pondasi grup tiang. Tanah yang
dianggap
mampat adalah dimulai dari kedalaman 2/3 L ( jadi baik penurunan
seketika maupun penurunan konsolidasi dari pembebanan neto qn dimulai dari
kedalaman 2/3 L )
Pada penurunan konsolidasi untuk tanah yang berlapis biasanya beban
dihitung pada tengah-tengah lapis yang dicari penurunannya. Demikian juga
effective overburden pressurenya.
2.5 Pergeseran Kepala Tiang (displacement)
Pada pondasi dalam (tiang) biasanya bekerja gaya vertikal Vo, gaya
mendatar Ho, dan momen putar Mo, dimana gaya-gaya luar ini berada dalam
kesetimbangan dengan gaya-gaya yang menyebabkan perpindahan pada tumpuan
yang kaku, yaitu perpindahan pada pusat gabungan tiang seperti :
o perpindahan dalam arah mendatar δx
o perpindahan dalam arah vertikal δy,
o perpindahan tempat dengan cara berputar (rotary displacement) α dengan
anggapan sebagai pegas yang elastis.
Dimana :
Dimana:
β = nilai karakteristik tiang →
λ = h+1/ β (m)
k = koefisien daya tangkap reaksi permukaan (ton/m3)
D = diameter tiang (m)
EI = kekakuan lentur tiang (ton.m2)
H = panjang axial bagian atas dari perencanaan tanah
Perkiraan koefisien k dari reaksi tanah di bawah permukaan dalam arah
mendatar, menurut standar teknik Jepang, dapat diperkirakan
berdasarkan persamaan berikut:
k = ko . y-1/2
ko = 0,2 . Eo . D-
3/4
Dimana :
Ko = harga k bila pergeseran pada permukaan dibuat 1 cm (kg/cm3)
y = besarnya pergeseran yang dicari (cm)
Eo = modulus deformasi tanah pondasi, biasanya diperkirakan dengan
Eo=28N, dimana nilai N adalah nilai percobaan SPT
D = diameter tiang(m)