PENDAHULUAN
1
diketahui bahwa teori merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar bagi
perwujudan Praktek Kerja Lapangan.
Mengingat sulitnya untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil
dan berkualitas maka banyak perguruan tinggi berusaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara meningkatkan
mutu pendidikan dan menyediakan sarana-sarana pendukung agar
dihasilkan lulusan yang baik dan handal.
2
B. DASAR DAN OBJEK PRATEK KERJA LAPANGAN
1. Dasar Pratek Kerja Lapangan
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam tahapan dasar
pada pelaksanaan pratek kerja lapangan, sebagai berikut:
a. Penjajakan lokasi
Penjajakan lokasi dilakukan untuk mendapatkan keterangan yang cukup
lengkap dan terperinci tentang dunia usaha/ industri, dengan tujuan:
1) Mengadakan pendekatan sosial dengan pemilik / pemimpin dunia
usaha, guna memperjelas pemahaman pengertian, maksud dan tujuan
“praktek industri”
2) Mengetahui potensi dan bidang usaha/ industri yang akan ditetapkan
sebagai lokasi praktek.
b. Penetapan lokasi
Penetapan lokasi praktek kerja lapangan ditetapakan dalam surat
permohonan pratek kerja lapangan yang dikeluarkan oleh ketua
program studi Pendidikan Teknik bangunan.
c. Penentuan dosen pembimbing dan peserta praktik kerja lapangan
1) Pembimbing, adalah tenaga pengajar di program studi pendidikan
teknik bangunan IKIP gunungsitoli, dengan berkompetensi terhadap
kegiatan praktek kerja lapangan
2) Peserta, adalah mahasiswa semester VIII (delapan ), yang telah
registrasi pada semester berkenan.
3
2) Kegiatan praktek kerja lapangan dilaksanakan disemeter genap,
semester VIII dengan beban 2 sks.
b. Tempat Pratek Kerja Lapangan
Tempat Pratek Kerja Lapangan ini dilaksankan pada
perusahaan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Nias.
Jln Pelut Binaka km 6,6 Gunungsitoli Selatan
4
BAB II
PROSES TENDER DAN MANAJEMEN PROYEK
2. Dokumen Tender
1. Dokumen ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan dan aturan
turunannya.
2. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan
sebagai berikut:
5
a. Pekerjaan: seluruh pekerjaan yang Berhubungan dengan Konstruksi
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya
b. HPS : Harga Perkiraan Sendiri
c. HEA : Harga Evaluasi Akhir
d. Kemitraan : kerja sama antar masing-masing pihak mempunyai hak,
kewajiban dan Operasi (KSO) tanggung jawab yang jelas berdasarkan
perjanjian tertulis
e. LDP : Lembar Data Pemilihan
f. LDK : Lembar Data Kualifikasi
g. Pokja ULP : Kelompok Kerja ULP yang berfungsi untuk
melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
h. PPK : Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
i. SPPBJ : Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
j. SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja;
k. TKDN : Tingkat Komponen Dalam Negeri;
l. PHO : Serah Terima Pertama Pekerjaan/Provisional Hand Over
m. FHO : Penyerahan Akhir Pekerjaan setelah Masa Pemeliharaan
berakhir/Final Hand Over
n. LPSE : Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit kerja
o. K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan
Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik
p. Aplikasi SPSE Aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE) berbasis web yang terpasang di server LPSE yang
dapat diakses melalui website LPSE
q. Form Isian : Tampilan/antar muka pemakai berbentuk Elektronik
grafis berisi komponen isian yang dapat diinput oleh pengguna
aplikasi
r. FormIsian : Form isian elektronik pada aplikasi SPSE yang
Elektronik Data digunakan penyedia barang/jasa untuk Kualifikasi
menginputkan dan mengirimkan data kualifikasi
s. E-Lelang : Proses pelelangan umum/terbatas/sederhana/
6
pemilihan langsung dengan tahapan sesuai Perpres 54/2010 beserta
perubahannya dan aturan turunannya Semua isi dokumen ini
merujuk pada pengerti-lelang.
3. Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi ini dibiayai dari sumber
pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
4. Pemilihan Langsung ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta
yang berbentuk badan usaha atau kemitraan/KSO serta perorangan.
5. Pokja ULP mengumumkan pelaksanaan Pemilihan Langsung dengan
pascakualifikasi melalui website Kementerian/ LembagaPemerintah /
Daerah Institusi, papan pengumuman resmi untuk masyarakat dan Portal
Pengadaan Nasional melalui LPSE.
8
2. Ruang Lingkup Proyek
Menentukan waktu dimulai proyek .
Perencanaan lingkup dari proyek yang akan dikerjakan.
Pendefinisian dari ruang lingkup proyek.
Verifikasi proyek dan kontrol atas perubahan yang mungkin saja terjadi
ketika proyek tersebut dimulai.
c. Pengendalian Proyek
Pengendalian mempengaruhi hasil akhir dari suatu proyek.
Tujuan utamanya yaitu untuk meminimalisasi segala penyimpangan
yang mungkin terjadi selama berlangsungnya proyek. Tujuan dari
pengendalian proyek ialah optimasi kinerja biaya, waktu, mutu dan
juga keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian ialah
berupa pengawasan, pemeriksaan, dan juga koreksi yang dilakukan
selama proses implementasi.
10
D. ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI
1. Defenisi organisasi proyek konstruksi
Ketika dua orang atau lebih dalam suatu kelompok kerja yang tidak
terlalu besar yang menangani suatu pekerjaan secara bersama-sama mereka
ini dapat jadi mecapai hasil yang baik sesuai dengan yang direncanakan.
Tetapi bila keterlibatan orang-orang yang bekerja semakin banyak, misalnya
di dalam suatu perusahaan dengan bidang kerja masing-masing yang
berbeda maka sudah barang tentu diperlukan suatu ornganisasi kerja yang
dapat mengatur kegiatan yang satu dengan yang lainnya secara terpadu.
Dengan organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberikan hasil
efisiensi yang tinggi dan tepat waktu. Oleh karena itu pemberian organisasi
di dalam pekerjaan Teknik Sipil merupakan suatu keharusan.
Beberapa pendapat mengenai definisi organisasi (Sugeng DJ,
1991), antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut ini:
a. Money, YD : Organisasi ialah bentuk setiap kerja sama manusia untuk
pencapaian tujuan bersama.
b. Mc. Farland : Organisasi ialah suatu kelompok manusia tertentu yang
mengembangkan usahanya untuk pencapaian suatu tujuan.
c. Dimock : Organisasi ialah perpaduan secara sistematis dari bagian-
bagian yang saling berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat
melalui wewenang koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah
kumpulan sekelompok orang yang bekerja dengan bidang keahlian masing-
masing secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang sama agar
mendapatkan nilai efisiensi kerja dan tepat waktu.
Ada beberapa keuntungan dari organisasi yaitu:
a) sebagai pembagi tugas antara masing-masing yang terlibat dalam
kegiatan,
b) koordinasi masing-masing unit kegiatan dapat berjalan dengan lancar,
c) penempatan tenaga ahli sesuai dengan spesialisasi,
d) pengawasan pimpinan terhadap bawahan dapat dilakukan dengan mudah.
11
2. Bentuk/Tipe Organisasi
Pada saat masing-masing bagian pekerjaan dilaksanakan adalah
penting untuk menggambarkan tujuan organisasi secara sederhana yang
dapat menunjukkan hubungan kegiatan antara personil satu dengan yang
lainnya. Ada tiga tipe/bentuk organisasi yang umum ditemui yaitu sebagai
berikut ini:
a. Organisasi Garis (“Line Organization”)
Organisasi garis yaitu setiap pekerjaan di bawah pengawasan dan
perintah langsung pimpinan. Pimpinan mempunyai kewenangan yang
penuh untuk menjalankan roda kegiatan organisasi. Organisasi garis ini
paling umum ditemui dalam pekerjaan konstruksi yang tidak terlalu
besar.
b. Organisasi Garis dan Staf (“Line and Staff Organization”)
Organisasi garis ini digunakan dalam proyek yang lebih luas. Disini
fungsi control sebagian sudah ada pelimpahan kewenangan pada staf
yang berada di bawah pimpinan. Setiap bagian/pekerja mempunyai tugas
dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Sudah ada hubungan antara pekerja
bagian bawah dengan pimpinan.
c. Organisasi Staf/Fungsional
Organisasi ini melibatkan lebih banyak bagian-bagian/divisi-divisi
dimana masing-masing bagian/divisi sudah mempunyai kewenangan
sendiri-sendiri. Kewenangan ini diberi pada pimpinan tingkat di atasnya.
d. Organisasi Matriks
Organisasi matriks dimaksudkan untuk menjembatani hubungan
menyeluruh antara kegiatan perkembangan dan kegiatan
proyek/lapangan. Struktur ini menggambarkan mekanisme arus kerja,
wewenang, tanggung jawab, koordinasi dan komunikasi dapat terlaksana
secara tegak lurus, mendatar dan menyilang. Dengan demikian berbagai
disiplin dalam perusahaan dapat dipadukan untuk mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Organisasi ini juga diharapkan dapat memberikan
tanggapan yang tepat terhadap kebutuhan proyek.
12
E. PEGENDALIAN PROYEK
1. Defenisi pengendalian proyek
Pengendalian proyek adalah suatu usaha sistematis untuk
menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang
sistem informasi, membandingkan pelaksanaan denggan standar,
menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan
dengan standar, dan mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar
sumber daya yang digunakan secara efektif dan efesien dalam rangka
mencapai sasaran.
Sumber daya proyek khususnya proyek konstruksi terdiri dari :
a. Material,
b. Tenaga kerja,
c. Pendanaan,
d. Metode pelaksanaan dan
e. Perlatan.
Pengendalian dilakukan seiring dengan pelaksanaan proyek.
Pengendalian proyek dilakukan agar proyek tetap berjalan dalam batas
waktu, biaya dan performan yang ditetapkan dalam rencana. Ada beberapa
perbedaan antara perencanaan dan pengendalian, yaitu :Perencanaan
berkonsentrasi pada penetapan arah dan tujuan, pengalokasian sumber daya,
penganti sipasian masalah, pemberian motivasi kepada partisipan untuk
mencapai tujuan. Sedangkan pengendalian berkonsentrasi pada
pengendalian pekerjaan ke arah tujuan, penggunaan sumber daya secara
efektif, perbaikan/ koreksi, pemberian imbalan pencapaian tujuan.
Ada setidaknya tiga langkah dalam proses pengendalian proyek,
antara lain:
a) Menentukan standard performansi misalnya sepdifikasi teknis, biaya
yang dianggarkan, jadwal atau kebutuhan sumberdaya
b) Membandingkan performan aktual dengan performan standard
c) Melakukan tindakan koreksi terhadap penyebab terjadinya perbedaan
performansi aktual terhadap performansi standar
13
2. Monitoring Informasi
Untuk kepentingan pengendalian, diperlukan informasi yang tepat
waktu dan akurat mengenai pekerjaan yang sedang berjalan. Agatr dapat
menyediakan informasi yang tepat waktu dan akurat, perusahaan
memerlukan sistem informasi yang baik. Berikut beberapa sistem informasi
terkait proyek:
a. Sistem Akuntansi Biaya Proyek (Project Cost Accounting System/
PCAS).
PCAS adalah suatu struktur dan metodologi, bisa manual atau
komputerisasi, yang memungkinkan dilakukannya perencanaan,
dan pengendalian biaya proyek.
b. Sistem Informasi Manajemen Proyek
Sistem ini merupakan sistem yang bisa manual atau terkomperisasi,
yang dimaksudkan untuk penyediaan kebutuhan informasi yang tepat
waktu, akurat, sesuai kebutuhan bagi pembuatan keputusan manajemen.
Secara umum sistem informasi manajemen proyek bertujuan:
a) Menyediakan informasi yang diperlukan untuk perencanaan,
pengendalian dan ringkasan-ringkasan dokumen.
b) Memisahkan data dari sitem informasi kom puter yang lain ke database
proyek
c) Mengintegrasikan pekerjaan, biaya tenaga kerja dan informasi jadwal
untuk menghasilkan perencanaan, pengendalian dan laporan ringkas ke
manajer proyek dan stakeholder.
d) Membantu pelasanaan proyek secara keseluruhan dalam hal :
pembuatan jadwal dan jaringan kerja, melakukan alokasi sumberdaya
dengan teknik leveling, pembuatan anggaran yang meliputi
penganggaran biaya variabel, biaya tetap dan overhead, melakukan
pengendalian biaya serta analisis performansi, menyajikan laporan dan
grafik yang dapat dengan mudah dibaca.
Ditinjau dari tempat asalnya, ada dua jenis pengendalian proyek
yaitu:
14
a) Pengendalian internal. Pengendalian yang mengacu pada tindakan
pengendalian yang didasarkan pada standard yang berasal dari sistem
kontraktor sendiri.
b) Pengendalian eksternal. Pengendalian yang didasarkan pada prosedur
tambahan yang ditetapkan pihak klien atau user.
15
BAB III
PENGAMATAN DAN PELAKSANAAN
PRAKTEK KERJA
18
diimbangi oleh adanya pengembangan prasarana transportasi yang
memadai.
19
bahan-bahan yang diperlukan berupa asphalt, kerikil, semen, pasir, batu
kali, sirtu, dan batu pecah.
4. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya merupakan perhitungan biaya bangunan
berdasarkan gambar bangunan dan spesifikasi pekerjaan konstruksi yang
akan dibangun, sehingga dengan adanya RAB dapat dijadikan sebagai
acuan pelaksanaan pekerjaan. Berikut adalah contoh RAB untuk
pembangunan jalan raya
5. Survei Lokasi
Survei merupakan pengamatan yang dilakukan langsung pada lokasi
yang akan dibangun suatu bangunan untuk mendapatkan data yang akurat
mengenai baik buruknya lokasi tersebut. Survei dilakukan sebelum
melaksanakan pembangunan karena hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pertimbangan untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan
untuk pembangunan tersebut.
6. Pelaksanaan pembangunan
Pelaksanaan pembangunan merupakan tahapan konstruksi untuk
menghasilkan wujud nyata dari berbagai tahapan yang telah dilakukan
sebelumnya. Konstruksi jalan raya meliputi berbagai tahapan pula yaitu
seperti :
Pembersihan lahan
Pembersihan ini bertujuan untuk mempermudah proses konstruksi
dengan cara membersihkan dari sampah maupun pepohonan untuk
kemudian diratakan. Pengerjaan ini dapat dilakukan dengan bantuan
alat berupa Excavator.
Perataan tanah
Dengan menggunakan alat berupa Buldozer maka tanah dapat
dengan mudah diratakan.
Penghamparan material pondasi bawah
Penghamparan material pondasi bawah berupa batukali
menggunakan alat transportasi dump truk kemudian diratakan dan
dipadatkan dengan menggunakan alat Tandem roller , kemudian
20
dilakukan lagi pada saat penghamparan lapis pondasi atas danlapir
permukaan.
Penghamparan lapis asphalt
Penghamparan asphalt dilakukan dengan menggunakan alat
berupa Asphalt finisher untuk asphalt yang sudah terlebih dahulu
dipanaskan hingga mencair.
Pemadatan jalan
Setelah asphalt berhasil dihamparkan dengan elevasi jalan raya
yang sudah diukur menggunakan theodolit sesuai perencanaan
pekerjaan selanjutnya adalah pemadatan dengan\Buldozer hingga
memenuhi kepadatan dan elevasi yang direncanakan.
Finishing pemadatan dan perataan jalan raya
Finishing merupakan tahap akhir konstruksi jalan yang dilakukan
dengan menggunakan alat Peneumatic roller.
21
BAB IV
PERHITUNGAN
(STUDI KASUS)
Pelayanan jalan yang baik, aman, nyaman dan lancar akan terpenuhi
jika lebar jalan yang cukup dan tikungan-tikungan dibuat berdasarkan
persyaratan teknis geometrik jalan raya, baik alinyemen vertikal, alinyemen
horizontal serta tebal perkerasan itu sendiri, sehingga kendaraan yang
melewati jalan tersebut dengan beban dan kecepatan rencana tertentu
dapat melaluinya dengan aman dan nyaman. Oleh karena itu, pembangunan
22
prasarana jalan bukalah hal yang mudah, disamping membutuhkan dana yang
tidak sedikit, juga diperlukan perencanaan yang baik.
2. Upah
No Uraian Harga (Rp.) Satuan
1 Pekerja 60.000 Hr/Org
2 Mandor 85.000 Hr/Org
3 Tukang 70.000 Hr/Org
4 Kepala tukang 80.000 Hr/Org
3. Perhitungan Volume
PEKERJAAN TEMBOK PENAHAN SEP. 22.00 + 15.00 = 37.00 m'
[KIRI]
23
Pemasangan bowplank:
0,70 × 37 = 25,9 M 3 +
jumlah = 25,9 M 3
Galian Tanah :
0,90+0,70
× 1,20 × 37 = 35,52 M 3 +
2
jumlah = 35,52 M 3
Urugan pasir:
Pas. Batu :
0,70 × 0,50 × 37 = 12,95 M 3
0,30+0,70
× 1,20 × 37 = 22,2 M 3 +
2
Jumlah = 34.79 M 3
Pas. Plesteran:
0,12+44,4 = 44,052 M 3 +
jumlah = 44,052 M 3
24
PEKERJAAN TEMBOK PENAHAN SEP. 15.00 M' [KANAN]
Pemasangan bowplank:
0,70 × 15 = 10,5 M 3 +
jumlah = 10,5 M 3
Galian Tanah :
0,70+0,50
× 0.40 × 15 = 0,012 M 3 +
2
jumlah = 0,012 M 3
Urugan pasir:
25
Pas. Batu :
0,50 × 0,40 × 15 = 3 M3
0,30+0,50
× 0.40 × 15 = 4,8 M 3 +
2
Jumlah = 7,8 M 3
Pas. Plesteran:
0,042+10,5 = 10,541 M 3 +
jumlah = 10,542 M 3
4. Analisa
ANALISA BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN PERSIAPAN
PA. 6.4 1M 3 Pemasangan bowplank
6.4.1 Bahan
Kayu 5/7 0,012 M 3 x R p. 1.500.000 = Rp 180.000
Paku 2-5 0,020 kg x R p. 18.000 = Rp 360
Papan 3/20 0,007 M 3 x R p. 1.500.000 = Rp 10.500 +
Jumlah(1) = Rp. 190.860
6.4.2 Tenaga
Pekerja 0,100 Oh x R p. 60.000 = Rp 6.000
Tukang 0,100 Oh x R p. 70.000 = Rp 7.000
Kepala tukang 0,010 Oh x R p. 80.000 = Rp 800
Mandor 0,005 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 4.250 +
Jumlah(2) = Rp. 18.050
Jumlah91)+(2) = Rp. 208.910
Dibulatkan = Rp. 208.910
26
Mandor 0,040 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 3.400 +
Jumlah = Rp. 27.400
Dibulatkan = Rp. 27.400
6.11.2 Tenaga
Pekerja 0,300 Oh x R p. 60.000 = Rp 18.000
Mandor 0,015 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 1.275 +
Jumlah(2) = Rp. 19.275
Jumlah91)+(2) = Rp. 139.275
Dibulatkan = Rp. 139.275
6.14.2 Tenaga
Pekerja 0,300 Oh x R p. 60.000 = Rp 18.000
27
Mandor 0,015 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 1.275 +
Jumlah(2) = Rp. 19.275
Jumlah91)+(2) = Rp. 139.275
Dibulatkan = Rp. 139.275
6.5.2 Tenaga
Pekerja 1,500 Oh x R p. 60.000 = Rp 90.000
Tukang 0,600 Oh x R p. 70.000 = Rp 42.000
Kepala tukang 0,060 Oh x R p. 80.000 = Rp 4.800
Mandor 0,075 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 44.200 +
Jumlah(2) = Rp. 181.000
Jumlah91)+(2) = Rp. 727.200
Dibulatkan = Rp. 727.200
6.2.1 Tenaga
Pekerja 0,200 Oh x R p. 60.000 = Rp 12.000
Tukang 0,150 Oh x R p. 70.000 = Rp 10.500
Kepala tukang 0,015 Oh x R p. 80.000 = Rp 1.200
28
Mandor 0,010 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 850 +
Jumlah(2) = Rp. 14.550
Jumlah91)+(2) = Rp. 39.100
Dibulatkan = Rp. 39.100
6.27.1 Tenaga
Pekerja 0,200 Oh x R p. 60.000 = Rp 12.000
Tukang 0,010 Oh x R p. 70.000 = Rp 700
Kepala tukang 0,010 Oh x R p. 80.000 = Rp 800
Mandor 0,010 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 850 +
Jumlah(2) = Rp. 14.550
Jumlah91)+(2) = Rp. 18.900
Dibulatkan = Rp. 18.900
29
Jumlah-II Rp.1.294.077,9
III Pekerjaan struktur
1. Pekerjaan pasangan batu PP.6.14 2,59 M3 Rp.279.275 Rp.769.942,25
kosong
2. Pekerjaan pondasi PP.6.5 34,79 M3 Rp.727.200 Rp.25.299.288
pasangan batu kali 1:4
Jumlah-III Rp.26.069.230
IV Pekerjaan pelsteran
1. Pekerjaan plesteran PPL.6.2 44,05 M3 Rp.39.180 Rp.1.725.879
Jumlah-IV Rp.1.725.879
Jumlah harga pekerjaan I s/d IV Rp.36.364.755
30
6. Rekapitulasi
Harga satuan
No Uraian pekerjaan
(Rp)
31
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melaksanakan Praktek kerja lapangan merencanaan
pembangunan jalan Pada Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Kabupaten Nias yang tempatnya Jln Pelut Binaka km 6,6 Gunungsitoli
Selatan. Penulis mengambil beberapa kesimpulan yang mungkin dapat
bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis selama
melaksanakan Praktek kerja lapangan merencanakan pembangunan jalan
yang dikelola oleh Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Nias
yang tempatnya Jln Pelut Binaka km 6,6 Gunungsitoli Selatan. telah
memberikan beberapa ketentuan dalam pelaksanaan pekerjaan setiap hari :
1. Dalam pelaksanaan kerja Praktek kerja lapangan harus konsekuen pada
ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan baik persyaratan umum
dan maupun persyaratan teknis.
2. Dalam merancakan sebuah bangunan jalan kita harus meracang sesuia
yang keadan dilapangan
3. Dalam menggambar dan menghitung angaran biaya kita harus tiliti supaya
tidak terkendaln menjalan pembangunan.
B. SARAN
Dalam pelaksanaan Praktek kerja lapangan ini banyak kendala yang
dihadapi oleh penulis mulai dari pemberangkatan Praktek kerja lapangan,
waktu pelaksanaan hingga selesainya Praktek kerja lapangan. Kami sebagai
penulis/pelaksana Praktek kerja lapangan ini mengharapkan kepada pihak
kampus khususnya pada Faklultas Pendidikan Teknologi Kejuruan (FPTK)
pada program studi Pendidikan Teknik Bangunan agar dapat memperhatikan
hal-hal yang kami cantumkan dibawah ini sebagai bahan pertimbangan pada
pelaksanaan Praktek kerja lapangan ke depan:
32
1. Waktu pelaksanan Praktek kerja lapangan sebaiknya disesuaikan dengan
kegiatan kampus, maksunya agar pelaksanakan Praktek kerja lapangan
dilaksanakan pada saat liburan perkuliahan sehingga mahasiswa yang
melasanakan Praktek kerja lapangan tidak terganggu dengan kegiatan
kampus dan selain itu mahasiswa yang melasanakan Praktek kerja
lapangan betul-betul terfokkus untuk melasanakan Praktek kerja lapangan.
Laporan Praktek kerja lapangan ini dapat digunakan sebagai bahan
referensi dalam pembuatan Laporan Praktek kerja lapangan.
2. Penawaran mata kuliah Praktek kerja lapangan agar dapat disesuikan
dengan keadaan lapangan, misalnya pemunculan mata kuliah Praktek kerja
lapangan tepat pada saat pelaksanaan proyek pembangunan, sehingga
mahasiswa yang akan mengontrak mata kuliah Praktek kerja lapangan
tidak kewalahan dalam mencari lokasi Praktek kerja lapangan.
3. Dalam pemberangkatan Praktek kerja lapangan sebaiknya harus diantar
oleh pihak kampus khususnya pada FPTK sehingga dalam pelaksanaan
Praktek kerja lapangan yang dimaksud benar-benar terlaksana sehingga
selesainya kegiatan Praktek kerja lapangan maka pihak kampus
menjemput kembali mahasiswa tersebut.
33