Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. MAKSUD DAN TUJUAN PRATEK KERJA LAPANGAN


1. Maksud Pratek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebuah ajang bagi mahasiswa
untuk menerapkan teori-teori yang diterima saat proses pembelajaran di
bangku kuliah kedalam dunia kerja yang sebenarnya.
Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga pendidikan yang
mempersiapkan mahasiswa untuk dapat bermasyarakat, khususnya pada
disiplin ilmu yang telah dipelajari selama mengikuti perkuliahan. Dalam
dunia pendidikan hubungan antara teori dan praktek merupakan hal
penting untuk membandingkan serta membuktikan sesuatu yang telah
dipelajari dalam teori dengan keadaan sebenarnya dilapangan.
Untuk itu, Fakultas Pendidikan Dan Teknologi Kejuruan khususnyan
di Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan mewajibkan setiap
mahasiswanya melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di instansi
pemerintah atau perusahaan swasta sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi untuk menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Teknik
Bangunan di IKIP Gunungsitoli. Melalui Praktek Kerja ini mahasiswa
akan dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku
perkuliahan kedalam lingkungan kerja yang sebenarnya serta mendapat
kesempatan untuk mengembangkan cara berfikir, menambah ide-ide yang
berguna dan dapat menambah pengetahuan mahasiswa terhadap apa yang
ditugaskan kepadanya.
Sehubungan dengan itu maka semua teori-teori yang dipelajari
dibangku perkuliahan dapat secara langsung dipraktekkan di kantor Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Nias. terutama yang
berhubungan dengan kegiatan proyek. Dalam hal ini dapat diketahui
bahwa teori yang dipelajari sama dengan yang ditemui dalam prakteknya
sehingga teori tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Sebagaimana

1
diketahui bahwa teori merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar bagi
perwujudan Praktek Kerja Lapangan.
Mengingat sulitnya untuk menghasilkan tenaga kerja yang terampil
dan berkualitas maka banyak perguruan tinggi berusaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan cara meningkatkan
mutu pendidikan dan menyediakan sarana-sarana pendukung agar
dihasilkan lulusan yang baik dan handal.

2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan bertujuan untuk menambah
pengalaman dan ilmu pengetahuan mahasiswa dari berbagai kegiatan yang
direncanakan dalam perusahaan, sehingga dapat menerapkan apa yang
diperolehnya dibangku perkuliahan agar sesuai dengan tuntutan yang
dibutuhkan didunia konsultan.
Secara umum pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan bertujuan untuk
”Penerapan dan pengembangan pengetahuan serta keterampilan
yang dimiliki selama belajar diperusahaan / di dunia kerja”.
Secara Khusus, tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah :
a. Membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja sebenarnya didalam
dunia kerja dan masyarakat.
b. Memantapkan keterampilan mahasiswa yang diperoleh selama masa
perkuliahan.
c. Menetapkan disiplin, rasa tanggung jawab dan sikap profesional dalam
bertugas sehingga menambah pengalaman dalam persiapan untuk terjun
langsung kedunia kerja yang sesungguhnya.
d. Memperoleh pengalaman dan perluasan terhadap ilmu-ilmu di tempat
Praktek Kerja Lapangan yang belum dikenal oleh mahasiswa.
e. Mendorong mahasiswa supaya dapat menciptakan lapangan kerja bagi
dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.

2
B. DASAR DAN OBJEK PRATEK KERJA LAPANGAN
1. Dasar Pratek Kerja Lapangan
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam tahapan dasar
pada pelaksanaan pratek kerja lapangan, sebagai berikut:
a. Penjajakan lokasi
Penjajakan lokasi dilakukan untuk mendapatkan keterangan yang cukup
lengkap dan terperinci tentang dunia usaha/ industri, dengan tujuan:
1) Mengadakan pendekatan sosial dengan pemilik / pemimpin dunia
usaha, guna memperjelas pemahaman pengertian, maksud dan tujuan
“praktek industri”
2) Mengetahui potensi dan bidang usaha/ industri yang akan ditetapkan
sebagai lokasi praktek.
b. Penetapan lokasi
Penetapan lokasi praktek kerja lapangan ditetapakan dalam surat
permohonan pratek kerja lapangan yang dikeluarkan oleh ketua
program studi Pendidikan Teknik bangunan.
c. Penentuan dosen pembimbing dan peserta praktik kerja lapangan
1) Pembimbing, adalah tenaga pengajar di program studi pendidikan
teknik bangunan IKIP gunungsitoli, dengan berkompetensi terhadap
kegiatan praktek kerja lapangan
2) Peserta, adalah mahasiswa semester VIII (delapan ), yang telah
registrasi pada semester berkenan.

2. Objek Pratek Kerja Lapangan


a. Waktu Dan Jadwal Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan “praktek kerja lapangan” dilaksanakan pada
semester genap, mulai tanggal 21 april 2017 sampai 31 mei 2017 atau
satu minggu sebelum jadwal ujian akhir semester pelaksanaan PKL
telah selesai, dengan rincian , sebagai berikut:
1) Pratek kerja lapangan dilaksanakan selama 20 kali pertemuan (1 kali
pertemuan = 2 jam/120menit)

3
2) Kegiatan praktek kerja lapangan dilaksanakan disemeter genap,
semester VIII dengan beban 2 sks.
b. Tempat Pratek Kerja Lapangan
Tempat Pratek Kerja Lapangan ini dilaksankan pada
perusahaan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Nias.
Jln Pelut Binaka km 6,6 Gunungsitoli Selatan

C. SUMBER DAN METODE PENGUMPULAN DATA


Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan metode dan
beberapa teknik penulisan dengan maksud agar memudahkan didalam
pengumpulan data, sehingga susunan laporan ini dapat tersusun dengan lebih
baik dan sesuai situasi dan kondisi dilapangan. Dengan melaksanakan secara
langsung di perusahaan melalui teori yang kemudian diterapkan dalam bentuk
kegiatan atau pratek kerja lapangan.
Mengumpulkan data dengan cara melakukan tanya jawab secara
langsung, hal ini dilakukan untuk memperoleh suatu informasi yang tepat dan
jelas yang dibutuhkan dalam pembuatan laporan. Dalam hal ini penulis
mengumpukan data dan mencari serta membaca buku-buku diperpustakaan
yang ada kaitanya dengan pembahasan masalah.

4
BAB II
PROSES TENDER DAN MANAJEMEN PROYEK

A. PELAKSANAAN TENDER DAN DOKUMEN TENDER


1. Pelakasaan Tender
Dalam suatu pelaksanaan tender/pelelangan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu sebagai berikut :
a. Tender Terbuka
Tender Terbuka adalah tender yang diumum-kan kepada publik,
dimana pekerjaan proyek tersebut dapat dikerjakan oleh umum. Tentu-
nya oleh badan-badan yang sudah lulus pra-kwalifikasi. Biasanya
tender terbuka dilakukan oleh proyek-proyek pemerintah dan perusa-
haan swasta yang besar.
Dalam undangan untuk tender terbuka yang di-iklankan,
disebutkan antara lain apa hakekat pekerjaannya, siapa pemiliknya,
dan siapa pemberi dananya (misalnya dana proyek yang dipinjam dari
bank luar negeri). Para peminat dapat mengambil dokumen tender dari
proyek yang akan dilelang dan setelah mempelajari-nya sampailah pada
tahapan yang ketiga yaitu Rapat Penjelasan Pekerjaan.
b. Tender tertutup
Tender tertutup merupakan kebalikan dari tender terbuka,
dimana pekerjaan yang akan dilelangkan hanya dapat dikerjakan oleh
beberapa badan yang sudah dikenal dan memiliki kekhususan tersendiri
(keahlian khusus yang belum dimiliki badan lain).

2. Dokumen Tender
1. Dokumen ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan dan aturan
turunannya.
2. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah dan singkatan
sebagai berikut:
5
a. Pekerjaan: seluruh pekerjaan yang Berhubungan dengan Konstruksi
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya
b. HPS : Harga Perkiraan Sendiri
c. HEA : Harga Evaluasi Akhir
d. Kemitraan : kerja sama antar masing-masing pihak mempunyai hak,
kewajiban dan Operasi (KSO) tanggung jawab yang jelas berdasarkan
perjanjian tertulis
e. LDP : Lembar Data Pemilihan
f. LDK : Lembar Data Kualifikasi
g. Pokja ULP : Kelompok Kerja ULP yang berfungsi untuk
melaksanakan Pemilihan Penyedia Barang/Jasa
h. PPK : Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
i. SPPBJ : Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
j. SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja;
k. TKDN : Tingkat Komponen Dalam Negeri;
l. PHO : Serah Terima Pertama Pekerjaan/Provisional Hand Over
m. FHO : Penyerahan Akhir Pekerjaan setelah Masa Pemeliharaan
berakhir/Final Hand Over
n. LPSE : Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah unit kerja
o. K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan
Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik
p. Aplikasi SPSE Aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE) berbasis web yang terpasang di server LPSE yang
dapat diakses melalui website LPSE
q. Form Isian : Tampilan/antar muka pemakai berbentuk Elektronik
grafis berisi komponen isian yang dapat diinput oleh pengguna
aplikasi
r. FormIsian : Form isian elektronik pada aplikasi SPSE yang
Elektronik Data digunakan penyedia barang/jasa untuk Kualifikasi
menginputkan dan mengirimkan data kualifikasi
s. E-Lelang : Proses pelelangan umum/terbatas/sederhana/
6
pemilihan langsung dengan tahapan sesuai Perpres 54/2010 beserta
perubahannya dan aturan turunannya Semua isi dokumen ini
merujuk pada pengerti-lelang.
3. Pemilihan Langsung dengan pascakualifikasi ini dibiayai dari sumber
pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
4. Pemilihan Langsung ini terbuka dan dapat diikuti oleh semua peserta
yang berbentuk badan usaha atau kemitraan/KSO serta perorangan.
5. Pokja ULP mengumumkan pelaksanaan Pemilihan Langsung dengan
pascakualifikasi melalui website Kementerian/ LembagaPemerintah /
Daerah Institusi, papan pengumuman resmi untuk masyarakat dan Portal
Pengadaan Nasional melalui LPSE.

B. PERSYARATAN PESERTA TENDER


Dalam pelaksanaan tender, ada beberapa persyaratan yang harus
disiapkan oleh peserta tender sebagai berikut:
1. Memiliki surat izin usaha sesuai dengan bidang usahanya yang
dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwenang, seperti SIUP untuk
jasa konsultansi non konstruksi dan IUJK untuk jasa konsultansi
konstruksi;
2. Surat penyampaian dokumen prakualifikasi ditandatangani oleh orang
yang secara hokum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak;
3. Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan, dan/ atau tidak sedang menjalani sanksi pidana
berupa surat pernyataan dari konsultan yang bersangkutan;
4. Dalam hal penyedia jasa konsultansi akan melakukan kemitraan, penyedia
jasa konsultansi wajib mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitraan
yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut;
5. Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta memiliki
laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal 21/Pasal 23 atau PPN sekurang-
kurangnya 3 (tiga) bulan terakhir, kecuali untuk perusahaan baru yang
belum berkewajiban untuk melapor;
7
6. Selama 4 (empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman
menyediakan jasa konsultansi termasuk pengalaman subkontrak, kecuali
penyedia jasa konsultansi yang baru berdiri kurang dari 2 (dua) tahun;
7. Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar
hitam di suatu instansi pemerintah;
8. Memiliki kemampuan pada subbidang pekerjaan yang sesuai;
9. Untuk pekerjaan khusus/spesifik/teknologi tinggi dapat ditambahkan
persyaratan lain seperti peralatan khusus, tenaga ahli spesialis yang
diperlukan, atau pengalaman tertentu;
10. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil
yang diperlukan;
11. Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan
kemampuan usaha yang dimiliki;
12. Memenuhi KD = 3 NPt (KD : Kemampuan Dasar, NPt : nilai pengalaman
tertinggi) pada subbidang pekerjaan dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun
terakhir.

C. PENGERTIAN MANAJEMEN PROYEK


1. Defenisi Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan,
keahlian dan juga ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan
sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran atau tujuan yang sudah
ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu,
mutu dan keselamatan kerja.
Definisi manajemen proyek yang lainnya adalah suatu kegiatan
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta
mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan guna mencapai tujuan
tertentu dalam waktu tertentu dengan sumber daya tertentu.

8
2. Ruang Lingkup Proyek
 Menentukan waktu dimulai proyek .
 Perencanaan lingkup dari proyek yang akan dikerjakan.
 Pendefinisian dari ruang lingkup proyek.
 Verifikasi proyek dan kontrol atas perubahan yang mungkin saja terjadi
ketika proyek tersebut dimulai.

3. Garis Besar Berlangsungnya Suatu Proyek


Terdapat 3 (tiga) garis besar untuk menciptakan berlangsungnya
suatu proyek, diantaranya meliputi:
a. Perencanaan
Untuk mencapai sebuah tujuan, suatu proyek membutuhkan
suatu perencanaan yang benar-bebar matang. Yaitu dengan
meletakkan dasar dari tujuan dan sasaran dari suatu proyek sekaligus
menyiapkan semua program teknis dan menyiapkan administrasi
supaya dapat diimplementasikan. Tujuannya yaitu supaya memenuhi
persyaratan spesifikasi yang ditentukan dalam batasan waktu, mutu,
biaya maupun keselamatan kerja. Perencanaan suatu proyek dilakukan
dengan cara studi kelayakan, rekayasa nilai, perencanaan area dari
manajemen proyek (Seperti: waktu, biaya, mutu, kesehatan,
lingkungan,keselamatan kerja, sumber daya, resiko dan sistem
informasi).
b. Penjadwalan
Merupakan implementasi dari perencanaan yang bisa
memberikan informasi mengenai jadwal rencana dan kemajuan proyek
yang meliputi sumber daya (biaya, tenaga kerja, peralatan, dan
material), durasi dan juga progres waktu untuk menyelesaikan proyek.
Penjadwalan proyek yang mengikuti perkembangan proyek dengan
berbagai macam permasalahannya. Proses monitoring dan juga
updating selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang
realistis supaya sesuai dengan tujuan proyek tersebut. Terdapat
beberapa metode untuk mengelola penjadwalan proyek, diantaranya
9
yaitu Kurva S (hanumm Curve), Barchart, Penjadwalan Linear
(diagram Vektor), Network Planning serta waktu dan durasi
kegiatannya. Jika terjadi penyimpangan terhadap rencana awal, maka
dilakukanlah evaluasi dan tindakan koreksi supaya proyek tetap
berada di jalur yang diharapkan.

c. Pengendalian Proyek
Pengendalian mempengaruhi hasil akhir dari suatu proyek.
Tujuan utamanya yaitu untuk meminimalisasi segala penyimpangan
yang mungkin terjadi selama berlangsungnya proyek. Tujuan dari
pengendalian proyek ialah optimasi kinerja biaya, waktu, mutu dan
juga keselamatan kerja harus memiliki kriteria sebagai tolak ukur.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam proses pengendalian ialah
berupa pengawasan, pemeriksaan, dan juga koreksi yang dilakukan
selama proses implementasi.

4. Contoh Manajemen Proyek


Contoh proyek yang ada dilingkungan sekitar kita, misalnya seperti
di bawah ini:
a. Proyek konstruksi yaitu hasilnya seperti pembangunan gedung,
jembatan, jalan raya, jalan tol dan lain sebagainya.
b. Proyek penelitian dan pembangunan yaitu melakukan suatu penelitian
dan pengembangan, sampai terciptanya suatu produk tertentu dengan
maksud dan tujuan untuk memperbaiki ataupun meningkatkan kualitas
suatu produk, layanan dan lain sebagainya.
c. Proyek industri manufaktur yaitu kegiatannya mulai dari merancang
sampai terciptanya suatu produk yang baru.
d. Proyek padat modal yaitu suatu proyek yang membutuhkan modal
yang besar. Seperti misalnya pembebasan tanah yang luas, pembelian
barang maupun pengadaan suatu barang, pembangunan suatu fasilitas
produksi dan sebagainya.

10
D. ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI
1. Defenisi organisasi proyek konstruksi
Ketika dua orang atau lebih dalam suatu kelompok kerja yang tidak
terlalu besar yang menangani suatu pekerjaan secara bersama-sama mereka
ini dapat jadi mecapai hasil yang baik sesuai dengan yang direncanakan.
Tetapi bila keterlibatan orang-orang yang bekerja semakin banyak, misalnya
di dalam suatu perusahaan dengan bidang kerja masing-masing yang
berbeda maka sudah barang tentu diperlukan suatu ornganisasi kerja yang
dapat mengatur kegiatan yang satu dengan yang lainnya secara terpadu.
Dengan organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberikan hasil
efisiensi yang tinggi dan tepat waktu. Oleh karena itu pemberian organisasi
di dalam pekerjaan Teknik Sipil merupakan suatu keharusan.
Beberapa pendapat mengenai definisi organisasi (Sugeng DJ,
1991), antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut ini:
a. Money, YD : Organisasi ialah bentuk setiap kerja sama manusia untuk
pencapaian tujuan bersama.
b. Mc. Farland : Organisasi ialah suatu kelompok manusia tertentu yang
mengembangkan usahanya untuk pencapaian suatu tujuan.
c. Dimock : Organisasi ialah perpaduan secara sistematis dari bagian-
bagian yang saling berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat
melalui wewenang koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah
kumpulan sekelompok orang yang bekerja dengan bidang keahlian masing-
masing secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang sama agar
mendapatkan nilai efisiensi kerja dan tepat waktu.
Ada beberapa keuntungan dari organisasi yaitu:
a) sebagai pembagi tugas antara masing-masing yang terlibat dalam
kegiatan,
b) koordinasi masing-masing unit kegiatan dapat berjalan dengan lancar,
c) penempatan tenaga ahli sesuai dengan spesialisasi,
d) pengawasan pimpinan terhadap bawahan dapat dilakukan dengan mudah.
11
2. Bentuk/Tipe Organisasi
Pada saat masing-masing bagian pekerjaan dilaksanakan adalah
penting untuk menggambarkan tujuan organisasi secara sederhana yang
dapat menunjukkan hubungan kegiatan antara personil satu dengan yang
lainnya. Ada tiga tipe/bentuk organisasi yang umum ditemui yaitu sebagai
berikut ini:
a. Organisasi Garis (“Line Organization”)
Organisasi garis yaitu setiap pekerjaan di bawah pengawasan dan
perintah langsung pimpinan. Pimpinan mempunyai kewenangan yang
penuh untuk menjalankan roda kegiatan organisasi. Organisasi garis ini
paling umum ditemui dalam pekerjaan konstruksi yang tidak terlalu
besar.
b. Organisasi Garis dan Staf (“Line and Staff Organization”)
Organisasi garis ini digunakan dalam proyek yang lebih luas. Disini
fungsi control sebagian sudah ada pelimpahan kewenangan pada staf
yang berada di bawah pimpinan. Setiap bagian/pekerja mempunyai tugas
dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Sudah ada hubungan antara pekerja
bagian bawah dengan pimpinan.
c. Organisasi Staf/Fungsional
Organisasi ini melibatkan lebih banyak bagian-bagian/divisi-divisi
dimana masing-masing bagian/divisi sudah mempunyai kewenangan
sendiri-sendiri. Kewenangan ini diberi pada pimpinan tingkat di atasnya.
d. Organisasi Matriks
Organisasi matriks dimaksudkan untuk menjembatani hubungan
menyeluruh antara kegiatan perkembangan dan kegiatan
proyek/lapangan. Struktur ini menggambarkan mekanisme arus kerja,
wewenang, tanggung jawab, koordinasi dan komunikasi dapat terlaksana
secara tegak lurus, mendatar dan menyilang. Dengan demikian berbagai
disiplin dalam perusahaan dapat dipadukan untuk mencapai sasaran yang
telah ditentukan. Organisasi ini juga diharapkan dapat memberikan
tanggapan yang tepat terhadap kebutuhan proyek.

12
E. PEGENDALIAN PROYEK
1. Defenisi pengendalian proyek
Pengendalian proyek adalah suatu usaha sistematis untuk
menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang
sistem informasi, membandingkan pelaksanaan denggan standar,
menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan
dengan standar, dan mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar
sumber daya yang digunakan secara efektif dan efesien dalam rangka
mencapai sasaran.
Sumber daya proyek khususnya proyek konstruksi terdiri dari :
a. Material,
b. Tenaga kerja,
c. Pendanaan,
d. Metode pelaksanaan dan
e. Perlatan.
Pengendalian dilakukan seiring dengan pelaksanaan proyek.
Pengendalian proyek dilakukan agar proyek tetap berjalan dalam batas
waktu, biaya dan performan yang ditetapkan dalam rencana. Ada beberapa
perbedaan antara perencanaan dan pengendalian, yaitu :Perencanaan
berkonsentrasi pada penetapan arah dan tujuan, pengalokasian sumber daya,
penganti sipasian masalah, pemberian motivasi kepada partisipan untuk
mencapai tujuan. Sedangkan pengendalian berkonsentrasi pada
pengendalian pekerjaan ke arah tujuan, penggunaan sumber daya secara
efektif, perbaikan/ koreksi, pemberian imbalan pencapaian tujuan.
Ada setidaknya tiga langkah dalam proses pengendalian proyek,
antara lain:
a) Menentukan standard performansi misalnya sepdifikasi teknis, biaya
yang dianggarkan, jadwal atau kebutuhan sumberdaya
b) Membandingkan performan aktual dengan performan standard
c) Melakukan tindakan koreksi terhadap penyebab terjadinya perbedaan
performansi aktual terhadap performansi standar

13
2. Monitoring Informasi
Untuk kepentingan pengendalian, diperlukan informasi yang tepat
waktu dan akurat mengenai pekerjaan yang sedang berjalan. Agatr dapat
menyediakan informasi yang tepat waktu dan akurat, perusahaan
memerlukan sistem informasi yang baik. Berikut beberapa sistem informasi
terkait proyek:
a. Sistem Akuntansi Biaya Proyek (Project Cost Accounting System/
PCAS).
PCAS adalah suatu struktur dan metodologi, bisa manual atau
komputerisasi, yang memungkinkan dilakukannya perencanaan,
dan pengendalian biaya proyek.
b. Sistem Informasi Manajemen Proyek
Sistem ini merupakan sistem yang bisa manual atau terkomperisasi,
yang dimaksudkan untuk penyediaan kebutuhan informasi yang tepat
waktu, akurat, sesuai kebutuhan bagi pembuatan keputusan manajemen.
Secara umum sistem informasi manajemen proyek bertujuan:
a) Menyediakan informasi yang diperlukan untuk perencanaan,
pengendalian dan ringkasan-ringkasan dokumen.
b) Memisahkan data dari sitem informasi kom puter yang lain ke database
proyek
c) Mengintegrasikan pekerjaan, biaya tenaga kerja dan informasi jadwal
untuk menghasilkan perencanaan, pengendalian dan laporan ringkas ke
manajer proyek dan stakeholder.
d) Membantu pelasanaan proyek secara keseluruhan dalam hal :
pembuatan jadwal dan jaringan kerja, melakukan alokasi sumberdaya
dengan teknik leveling, pembuatan anggaran yang meliputi
penganggaran biaya variabel, biaya tetap dan overhead, melakukan
pengendalian biaya serta analisis performansi, menyajikan laporan dan
grafik yang dapat dengan mudah dibaca.
Ditinjau dari tempat asalnya, ada dua jenis pengendalian proyek
yaitu:

14
a) Pengendalian internal. Pengendalian yang mengacu pada tindakan
pengendalian yang didasarkan pada standard yang berasal dari sistem
kontraktor sendiri.
b) Pengendalian eksternal. Pengendalian yang didasarkan pada prosedur
tambahan yang ditetapkan pihak klien atau user.

15
BAB III
PENGAMATAN DAN PELAKSANAAN
PRAKTEK KERJA

A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Proyek adalah kegiatan yang melibatkan berbagai sumber daya yang


terhimpun dalam suatu wadah organisasi tertentu dalam jangka waktu tertentu
untuk melakukan kegiatan yang telah di tetapkan sebelumnya untuk mencapai
sasaran tertentu. Kegiatan proyek biasanya dilakukan untuk berbagai bidang
antara lain :

1. Pembangunan fasilitas baru, artinya merupakan kegiatan yang benar-


benar baru dan belum pernah ada sebelumnya sehingga ada penambahan
usaha baru
2. Perbaikan fasilitas yang sudah ada merupakan kelanjutan dan usaha yang
sudah ada sebelumnya. Artinya sudah ada kegiatan sebelumnya, namun
perlu dilakukan tambahan atau perbaikan yang di inginkan.
3. Penelitian dan pengembangan merupakan kegiatan penelitian yang
dilakukan untuk suatu fenomena yang muncul di masyarakat, lalu
dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang diharapakan.
Ruang linkup proyek memiliki tata cara untuk menentukan waktu
proyek dimulai, perencanaan lingkup proyek yang akan dikerjakan,
pendefinisian ruang lingkup, ferifikasi proyek serta kontrol atas perubahan
yang mungkin terjadi saat proyek tersebut di mulai.

B. PERANCANAAN PEMBANGUNAN JALAN

Dalam rangka mendukung perencanaan kota pengembangan jalan


merupakan salah satu prioritas utama di samping perencanaan yang lain
yaitu arahan penggunaan/peruntukkan lahan, arah pengembangan kota
dan rencana kawasan tertentu seperti industri (UU No. 24/1992), oleh
16
karena itu pengembangan jalan perkotaan tersebut perlu diselaraskan
dengan rencana tata ruang kota. Untuk maksud tersebut upaya yang dapat
dilakukan antara lain adalah penataan sistem jaringan jalan, penataan fungsi
dan pelayanan jalan, penetapan persyaratan teknis masing- masing jalan.

Ruang lingkup pengembangan dan perencanaan jalan kota meliputi


seluruh prasarana jalan dan jembatan umum yang dapat dilalui oleh
kendaraan yang terdapat di seluruh wilayah administratif tetapi dalam
RUTRK yang tercantum hanyalah jalan- jalan utama seperti jalan arteri.
Penanganan jalan kota diarahkan agar tercipta kondisi pelayanan lalu lintas
yang tertib, teratur, aman dan memberi kenyamanan bagi penggunaan
jasa prasarana dan sarana jalan tersebut. Kusumantoro (1994)
menyatakan bahwa untuk menghindari masalah penyediaan sarana dan
prasarana transportasi di Jerman dilakukan dengan meningkatkan
kapasitas jalan melalui manajemen lalu lintas serta memanfaatkan angkutan
umum massal. Angkutan massa ini berupa modal yang mampu memberikan
kapasitas yang besarbagi penggunaan angkutan umum.
Jaringan transportasi dapat dipergunakan untuk mengendalikan
pertumbuhan dan menentukan arah pembangunan dan mengatur konsentrasi
kegiatan dan bangunan fisik pada tempat sehingga tidak melebihi kapasitas
utilitas yang ada (Branch, 1995). Beberapa tolak ukur dalam pembagian sub
ruas jalan yakni: (1) faktor fisik jalan terdiri dari lebar tiap jalur jalan, jumlah
jalur jalan pada suatu ruas jalan, kebebasan jalan terhadap pengaruh gangguan
tepi jalan (lateral clearance), kelandaian jalan dan lebar bahu jalan dan (2)
faktor lalu lintas meliputi komposisi kendaraan dan variasi volume lalu lintas.
Kondisi fasilitas jalan akan menyebabkan tingkat kepadatan lalu lintas yakni
jumlah kendaraan rata-rata dalam ruang. Satuan kepadatan adalah
kendaraan rata-rata per kilometer per jam. Seperti halnya dengan volume lalu
lintas, kepadatan lalu lintas dapat dikaitkan dengan penyediaan jalur jalan.
Pemakaian lain dari nilai kepadatan lalu lintas adalah untuk
mengatakan pentingnya ruas jalan tersebut dalam mengalirkan lalu lintas.
Selanjutnya menurut Branch (1995) bahwa jalur jalan dan utilitas kota
17
merupakan pola pembentuk penggunaan lahan di kota. Sejak awal
pertumbuhan komunitas berbagai kegiatan usaha memilih lokasi di sepanjang
jalur-jalur lalu lintas primer. Hubungan antara pengaturan tata guna tanah
dengan sistem transportasinya (aksesibilitas) menunjukkan tingkat
kemudahan interaksi satu sama lain yang dicapai melalui sistem transportasi.
Tata guna tanah yang berbeda akan mempunyai aksesibilitas yang
berbeda pula karena aktivitas tata guna lahan terdistribusi dalam ruang yang
tidak merata dalam hal kuantitas dan kualitas. Beberapa hal yang dapat
dilakukan sehubungan dengan peningkatan kapasitas transportasi adalah:
(1) pembangunan jalan baru baik lokal, kolektor maupun arteri sesuai dengan
program Bina Marga seperti jalan bebas hambatan, jalan lingkar ( outer
ring road), pembangunan jalan penghubung baru (arteri) yang
menghubungkan 2 zona yang sangat padat, (2) peningkatan kapasitas
prasarana jaringan jalan seperti pelebaran dan perbaikan geometrik
persimpangan, pembuatan persimpangan tidak sebidang untuk mengurangi
conflict point, pembangunan jalan-jalan terobosan baru untuk melengkapi
sistem jaringan jalan yang sudah ada ( missing link) dan pembenahan sistem
hirarki jalan dan pembuatan penyeberangan jalan untuk pejalan kaki (Tamin,
1993).
Untuk menumbuhkan perekonomian di negara berkembang salah
satu faktor yang paling penting adalah meningkatkan aksesibilitas
masyarakat di dalam wilayah melalui jaringan transportasi. Dengan
aksesibilitas transportasi di dalam wilayah atau kota maka kelompok
masyarakat di dalam wilayah atau kota tersebut akan mudah dan cepat
melakukan aktivitasnya (Taafe, 1986). Salah satu dampak pengembangan
sub pusat kegiatan perkotaan dengan strategi peningkatan aksesibilitas
jalan raya seringkali mengabaikan perkotaan dengan strategi
peningkatan aksesibilitas jalan raya seringkali mengabaikan aspek jarak.
Penempatan sub pusat kegiatan yang terlalu jauh dengan pusat utama
dengan mengabaikan faktor pertumbuhan kegiatan yang sangat pesat, pada
akhirnya justru menjadikan kawasan kota menjadi membesar tanpa

18
diimbangi oleh adanya pengembangan prasarana transportasi yang
memadai.

Tahap perencanaan jalan raya yang perlu diperhatikan adalah


sebagai berikut:
1. Perencanaan gambar
Diperlukan untuk mengetahui bentuk serta tata letak jalan yang akan
dibangun, serta mempermudah dalam proses konstruksi, sebab
pembangunan tanpa petunjuk berupa gambar maka tidak akan terlaksana
dengan baik dan seringkali menyebabkan kerugian. Perencanaan gambar
meliputi:
 Gambar konstruksi
 Gambar Potongan Melintang
 Gambar Situasi
2. Perencanaan gambar
Diperlukan untuk mengetahui bentuk serta tata letak jalan yang akan
dibangun, serta mempermudah dalam proses konstruksi, sebab
pembangunan tanpa petunjuk berupa gambar maka tidak akan terlaksana
dengan baik dan seringkali menyebabkan kerugian. Perencanaan gambar
meliputi:
 Gambar konstruksi
 Gambar Potongan Melintang
 Gambar Situasi
3. Pengadaan
Pengadaan merupakan pelengkap penting dalam
pembangunan.Pengadaan dapat terbagi menjadi 2 yaitu:
 Pengadaan Alat
 Pengadaan Bahan
Untuk melaksanakan pembangunan maka pengadaan bahan
diperlukan terlebih dahulu untuk merencanakan anggaran biaya yang
akan dikeluarkan untuk suatu proyek serta pelaksanaan pembangunan,

19
bahan-bahan yang diperlukan berupa asphalt, kerikil, semen, pasir, batu
kali, sirtu, dan batu pecah.
4. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana anggaran biaya merupakan perhitungan biaya bangunan
berdasarkan gambar bangunan dan spesifikasi pekerjaan konstruksi yang
akan dibangun, sehingga dengan adanya RAB dapat dijadikan sebagai
acuan pelaksanaan pekerjaan. Berikut adalah contoh RAB untuk
pembangunan jalan raya
5. Survei Lokasi
Survei merupakan pengamatan yang dilakukan langsung pada lokasi
yang akan dibangun suatu bangunan untuk mendapatkan data yang akurat
mengenai baik buruknya lokasi tersebut. Survei dilakukan sebelum
melaksanakan pembangunan karena hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pertimbangan untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan
untuk pembangunan tersebut.
6. Pelaksanaan pembangunan
Pelaksanaan pembangunan merupakan tahapan konstruksi untuk
menghasilkan wujud nyata dari berbagai tahapan yang telah dilakukan
sebelumnya. Konstruksi jalan raya meliputi berbagai tahapan pula yaitu
seperti :
 Pembersihan lahan
Pembersihan ini bertujuan untuk mempermudah proses konstruksi
dengan cara membersihkan dari sampah maupun pepohonan untuk
kemudian diratakan. Pengerjaan ini dapat dilakukan dengan bantuan
alat berupa Excavator.
 Perataan tanah
Dengan menggunakan alat berupa Buldozer maka tanah dapat
dengan mudah diratakan.
 Penghamparan material pondasi bawah
Penghamparan material pondasi bawah berupa batukali
menggunakan alat transportasi dump truk kemudian diratakan dan
dipadatkan dengan menggunakan alat Tandem roller , kemudian
20
dilakukan lagi pada saat penghamparan lapis pondasi atas danlapir
permukaan.
 Penghamparan lapis asphalt
Penghamparan asphalt dilakukan dengan menggunakan alat
berupa Asphalt finisher untuk asphalt yang sudah terlebih dahulu
dipanaskan hingga mencair.
 Pemadatan jalan
Setelah asphalt berhasil dihamparkan dengan elevasi jalan raya
yang sudah diukur menggunakan theodolit sesuai perencanaan
pekerjaan selanjutnya adalah pemadatan dengan\Buldozer hingga
memenuhi kepadatan dan elevasi yang direncanakan.
 Finishing pemadatan dan perataan jalan raya
Finishing merupakan tahap akhir konstruksi jalan yang dilakukan
dengan menggunakan alat Peneumatic roller.

21
BAB IV
PERHITUNGAN
(STUDI KASUS)

A. MASALAH PERENCANAN PEMBANGUNAN JALAN


Jalan memiliki peranan penting dalam kehidupan diantaranya
memperlancar arus distribusi barang dan jasa, sebagai akses penghubung
antar daerah yang satu dengan daerah yang lain serta dapat
meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat.
Perkembangan ekonomi dapat tercapai dengan dukungan prasarana
jalan yang memadai. Dukungan tersebut dapat diwujudkan melalui usaha-
usaha antara lain menetapkan kondisi jalan dan pembangunan jalan yang
memenuhi standar perencanaan. Pembangunan jalan baru maupun
peningkatan jalan yang diperlukan sehubungan dengan penambahan kapasitas
jalan raya, tentu akan memerlukan metode yang efektif dalam perancangan
agar diperoleh hasil yang terbaik dan ekonomis, memenuhi unsur
keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan.

Dalam pembuatan dan pningkatan ruas jalan di Lahat –


Pagaralam terdapat dua permasalahn yaitu permasalahan teknis dan non
teknis. Dimana permasalahan teknis merupakan hal-hal yang menyangkut
pekerjaan dari pada pembuatan ruas jalan tersebut. Sedangkan,
permasalahan non teknis merupakan hal-hal yang menyangkut tentang
kultural, sosial, ekonomi dan sebagainya di daerah tersebut. Namun penulis
hanya membahas secara umum dari kedua permasalahan tersebut.

Pelayanan jalan yang baik, aman, nyaman dan lancar akan terpenuhi
jika lebar jalan yang cukup dan tikungan-tikungan dibuat berdasarkan
persyaratan teknis geometrik jalan raya, baik alinyemen vertikal, alinyemen
horizontal serta tebal perkerasan itu sendiri, sehingga kendaraan yang
melewati jalan tersebut dengan beban dan kecepatan rencana tertentu
dapat melaluinya dengan aman dan nyaman. Oleh karena itu, pembangunan

22
prasarana jalan bukalah hal yang mudah, disamping membutuhkan dana yang
tidak sedikit, juga diperlukan perencanaan yang baik.

B. PERHITUNGAN TEMBOK PENAHAN TANAH


1. Harga bahan
No Bahan Harga (Rp.) Satuan
1 Pasir urug 100.000 M3
2 Pasir pasangan 150.000 M3
3 Batu belah 10/15 200.000 M3
4 Portland cement (pc) @ 50kg/zak 1.400 kg
5 Papan 3/20 1.500.000 M3
6 Kayu 5/7 (kayu keras sembarang 1.500.000 M3
7 Paku 2-5 18.000 kg

2. Upah
No Uraian Harga (Rp.) Satuan
1 Pekerja 60.000 Hr/Org
2 Mandor 85.000 Hr/Org
3 Tukang 70.000 Hr/Org
4 Kepala tukang 80.000 Hr/Org

3. Perhitungan Volume
PEKERJAAN TEMBOK PENAHAN SEP. 22.00 + 15.00 = 37.00 m'
[KIRI]

23
Pemasangan bowplank:
0,70 × 37 = 25,9 M 3 +
jumlah = 25,9 M 3

Galian Tanah :
0,90+0,70
× 1,20 × 37 = 35,52 M 3 +
2

jumlah = 35,52 M 3

Urugan pasir:

0,70 × 0,05 × 37 = 1,295 M 3 +


jumlah = 1,295 M 3

Pas. Batu kosong:

0,70 × 0,10 × 37 = 2,59 M 3 +


jumlah = 2,59 M 3

Pas. Batu :
0,70 × 0,50 × 37 = 12,95 M 3
0,30+0,70
× 1,20 × 37 = 22,2 M 3 +
2

Jumlah = 34.79 M 3

Pas. Plesteran:

0,12+44,4 = 44,052 M 3 +
jumlah = 44,052 M 3

24
PEKERJAAN TEMBOK PENAHAN SEP. 15.00 M' [KANAN]

Pemasangan bowplank:
0,70 × 15 = 10,5 M 3 +
jumlah = 10,5 M 3

Galian Tanah :
0,70+0,50
× 0.40 × 15 = 0,012 M 3 +
2

jumlah = 0,012 M 3

Urugan pasir:

0,50 × 0,05 × 15 = 0,38 M 3 +


jumlah = 0,38 M 3

Pas. Batu kosong:

0,50 × 0,10 × 15 = 0,75 M 3 +


jumlah = 0,75 M 3

25
Pas. Batu :
0,50 × 0,40 × 15 = 3 M3
0,30+0,50
× 0.40 × 15 = 4,8 M 3 +
2

Jumlah = 7,8 M 3

Pas. Plesteran:

0,042+10,5 = 10,541 M 3 +
jumlah = 10,542 M 3

4. Analisa
ANALISA BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN PERSIAPAN
PA. 6.4 1M 3 Pemasangan bowplank
6.4.1 Bahan
Kayu 5/7 0,012 M 3 x R p. 1.500.000 = Rp 180.000
Paku 2-5 0,020 kg x R p. 18.000 = Rp 360
Papan 3/20 0,007 M 3 x R p. 1.500.000 = Rp 10.500 +
Jumlah(1) = Rp. 190.860

6.4.2 Tenaga
Pekerja 0,100 Oh x R p. 60.000 = Rp 6.000
Tukang 0,100 Oh x R p. 70.000 = Rp 7.000
Kepala tukang 0,010 Oh x R p. 80.000 = Rp 800
Mandor 0,005 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 4.250 +
Jumlah(2) = Rp. 18.050
Jumlah91)+(2) = Rp. 208.910
Dibulatkan = Rp. 208.910

ANALISA BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN TANAH


PT. 6,1 1M 3 Menggali tanah sedalam 1 M
6.1,1 Tenaga
Pekerja 0,400 Oh x R p. 60.000 = Rp 24.000

26
Mandor 0,040 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 3.400 +
Jumlah = Rp. 27.400
Dibulatkan = Rp. 27.400

PT. 6.9 1M 3 Mengurug kembali


6.9.1 Tenaga
Pekerja 0,192 Oh x R p. 60.000 = Rp 11.520
Mandor 0,019 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 1.615 +
Jumlah = Rp. 13. 135
Dibulatkan = Rp. 13. 135

PT. 6.11 1M 3 Urugan pasir


6.11.1 Bahan
Pasir urug 1,200 M 3 x R p. 100.000 = Rp 120.000
Jumlah(1) = Rp. 120.000

6.11.2 Tenaga
Pekerja 0,300 Oh x R p. 60.000 = Rp 18.000
Mandor 0,015 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 1.275 +
Jumlah(2) = Rp. 19.275
Jumlah91)+(2) = Rp. 139.275
Dibulatkan = Rp. 139.275

ANALISA BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN PONDASI


PP. 6.14 1M 3 Memasang batu kosong
6.14.1 Bahan
Pasir urug 1,200 M 3 x R p. 100.000 = Rp 120.000
Jumlah(1) = Rp. 120.000

6.14.2 Tenaga
Pekerja 0,300 Oh x R p. 60.000 = Rp 18.000

27
Mandor 0,015 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 1.275 +
Jumlah(2) = Rp. 19.275
Jumlah91)+(2) = Rp. 139.275
Dibulatkan = Rp. 139.275

PP. 6.5 1M 3 Pemasangan pondasi batu belah, campuran 1PC: 1 PP


6.5.1 Bahan
Batu belah 1,200M 3 x R p. 200.000 = Rp 240.000
Semen 136,00 kg x R p. 1.400 = Rp 228.200
Pasir pasang 0,520 M 3 x R p. 150.000 = Rp 78.000 +
Jumlah(1) = Rp. 546.200

6.5.2 Tenaga
Pekerja 1,500 Oh x R p. 60.000 = Rp 90.000
Tukang 0,600 Oh x R p. 70.000 = Rp 42.000
Kepala tukang 0,060 Oh x R p. 80.000 = Rp 4.800
Mandor 0,075 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 44.200 +
Jumlah(2) = Rp. 181.000
Jumlah91)+(2) = Rp. 727.200
Dibulatkan = Rp. 727.200

ANALISA BIAYA KONSTRUKSI PEKERJAAN PLESTERAN


PPL. 6.2 1M 3 membuat plesteran 1 PC: 2 PP, tebal 15 mm
6.2.1 Bahan
Semen 8.520 kg x R p. 1.400 = Rp 11.928
Pasir pasang 0,017 M 3 x R p. 150.000 = Rp 2.550 +
Jumlah(1) = Rp. 14.478

6.2.1 Tenaga
Pekerja 0,200 Oh x R p. 60.000 = Rp 12.000
Tukang 0,150 Oh x R p. 70.000 = Rp 10.500
Kepala tukang 0,015 Oh x R p. 80.000 = Rp 1.200

28
Mandor 0,010 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 850 +
Jumlah(2) = Rp. 14.550
Jumlah91)+(2) = Rp. 39.100
Dibulatkan = Rp. 39.100

PPL. 6.27 1M 3 membuat acian


6.27.1 Bahan
Semen 3,250 kg x R p. 1.400 = Rp 4.550 +
Jumlah(1) = Rp .4 ,550

6.27.1 Tenaga
Pekerja 0,200 Oh x R p. 60.000 = Rp 12.000
Tukang 0,010 Oh x R p. 70.000 = Rp 700
Kepala tukang 0,010 Oh x R p. 80.000 = Rp 800
Mandor 0,010 Oh x Rp. 85.000 = Rp. 850 +
Jumlah(2) = Rp. 14.550
Jumlah91)+(2) = Rp. 18.900
Dibulatkan = Rp. 18.900

5. Rencana angara biaya (RAB)


Harga
Jumlah harga
No. Uraian pekerjaan Analisa Vol Sat. satuan
(Rp)
(Rp)

PEKERJAAN TEMBOK PENAHAN SEP. 22.00 + 15.00 = 37.00 m' [KIRI]


I Pekerjaan persiapan
1. Pemasangan bowplank PA.6.4 25,9 M3 Rp.280.910 Rp.7.275.569
Jumlah-I Rp.7.275.569
II Pekerjaan tanah
1. Pekerjaan galian tanah PT.6.1 35,52 M3 Rp.27.400 Rp.965.850
untu pondasi
2. Pekerjaan urugan tanah PT.6.9 23.68 M3 Rp.13.135 Rp.311.036,8
kembali
3. Pekerjaan urugan pasir PT.6.11 1,295 M3 Rp.13.275 RP.17.191,13
di bawah pondasi

29
Jumlah-II Rp.1.294.077,9
III Pekerjaan struktur
1. Pekerjaan pasangan batu PP.6.14 2,59 M3 Rp.279.275 Rp.769.942,25
kosong
2. Pekerjaan pondasi PP.6.5 34,79 M3 Rp.727.200 Rp.25.299.288
pasangan batu kali 1:4
Jumlah-III Rp.26.069.230
IV Pekerjaan pelsteran
1. Pekerjaan plesteran PPL.6.2 44,05 M3 Rp.39.180 Rp.1.725.879
Jumlah-IV Rp.1.725.879
Jumlah harga pekerjaan I s/d IV Rp.36.364.755

PEKERJAAN TEMBOK PENAHAN SEP. 15.00 M' [KANAN]


I Pekerjaan persiapan
1. Pemasangan bowplank PA.6.4 10,5 M3 Rp.280.910 Rp.2.949.555
Jumlah-I Rp.2.949.555
II Pekerjaan tanah
1. Pekerjaan galian tanah PT.6.1 3,6 M3 Rp.27.400 Rp.98.640
untu pondasi
2. Pekerjaan urugan tanah PT.6.9 2,4 M3 Rp.13.135 Rp.31.524
kembali
3. Pekerjaan urugan pasir PT.6.11 0,38 M3 Rp.13.275 Rp.5.044,5
di bawah pondasi
Jumlah-II Rp.135.208,5
III Pekerjaan struktur
1. Pekerjaan pasangan batu PP.6.14 0,75 M3 Rp.279.275 Rp.209.456,25
kosong
2. Pekerjaan pondasi PP.6.5 7,8 M3 Rp.727.200 Rp.5.672.745
pasangan batu kali 1:4
Jumlah-III Rp.5.882.201
IV Pekerjaan pelsteran
1. Pekerjaan plesteran PPL.6.2 10,55 M3 Rp.39.180 Rp.413.349
Jumlah-IV Rp.413.349
Jumlah harga pekerjaan I s/d IV Rp.9.380.113
Jumlah harga pekerjaan A+B Rp.45.744.869
Dibulatkan Rp.45.745.000

TERBILANG : EMPAT PULUH LIMA JUTA TUJUH RATUS EMPAT PULUH


LIMA RIBU

30
6. Rekapitulasi
Harga satuan
No Uraian pekerjaan
(Rp)

PEKERJAAN TEMBOK PENAHAN SEP. 22.00 + 15.00 = 37.00 m' [KIRI]


I PEKERJAAN PERSIPAN Rp.7.275.569
II PEKERJAAN TANAH Rp.1.294.077,9
III PEKERJAAN STRUKTUR Rp.26.069.230
IV PEKERJAAN ARISTEKTUR Rp.1.725.879
JUMLAH HARGA PEKERJAAN I s/d IV Rp.36.364.755

PEKERJAAN TEMBOK PENAHAN SEP. 15.00 M' [KANAN]


I PEKERJAAN PERSIPAN Rp.2.949.555
II PEKERJAAN TANAH Rp.135.208,5
III PEKERJAAN STRUKTUR 5.882.201
IV PEKERJAAN ARISTEKTUR Rp.413.349
JUMLAH HARGA PEKERJAAN I s/d IV Rp.9.380.113
JUMLAH HARGA PEKERJAAN A+B Rp.45.744.869
DIBULATKAN Rp.45.745.000
TERBILANG : EMPAT PULUH LIMA JUTA TUJUH RATUS
EMPAT PULUH LIMA RIBU

31
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah melaksanakan Praktek kerja lapangan merencanaan
pembangunan jalan Pada Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Kabupaten Nias yang tempatnya Jln Pelut Binaka km 6,6 Gunungsitoli
Selatan. Penulis mengambil beberapa kesimpulan yang mungkin dapat
bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis selama
melaksanakan Praktek kerja lapangan merencanakan pembangunan jalan
yang dikelola oleh Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Nias
yang tempatnya Jln Pelut Binaka km 6,6 Gunungsitoli Selatan. telah
memberikan beberapa ketentuan dalam pelaksanaan pekerjaan setiap hari :
1. Dalam pelaksanaan kerja Praktek kerja lapangan harus konsekuen pada
ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan baik persyaratan umum
dan maupun persyaratan teknis.
2. Dalam merancakan sebuah bangunan jalan kita harus meracang sesuia
yang keadan dilapangan
3. Dalam menggambar dan menghitung angaran biaya kita harus tiliti supaya
tidak terkendaln menjalan pembangunan.

B. SARAN
Dalam pelaksanaan Praktek kerja lapangan ini banyak kendala yang
dihadapi oleh penulis mulai dari pemberangkatan Praktek kerja lapangan,
waktu pelaksanaan hingga selesainya Praktek kerja lapangan. Kami sebagai
penulis/pelaksana Praktek kerja lapangan ini mengharapkan kepada pihak
kampus khususnya pada Faklultas Pendidikan Teknologi Kejuruan (FPTK)
pada program studi Pendidikan Teknik Bangunan agar dapat memperhatikan
hal-hal yang kami cantumkan dibawah ini sebagai bahan pertimbangan pada
pelaksanaan Praktek kerja lapangan ke depan:

32
1. Waktu pelaksanan Praktek kerja lapangan sebaiknya disesuaikan dengan
kegiatan kampus, maksunya agar pelaksanakan Praktek kerja lapangan
dilaksanakan pada saat liburan perkuliahan sehingga mahasiswa yang
melasanakan Praktek kerja lapangan tidak terganggu dengan kegiatan
kampus dan selain itu mahasiswa yang melasanakan Praktek kerja
lapangan betul-betul terfokkus untuk melasanakan Praktek kerja lapangan.
Laporan Praktek kerja lapangan ini dapat digunakan sebagai bahan
referensi dalam pembuatan Laporan Praktek kerja lapangan.
2. Penawaran mata kuliah Praktek kerja lapangan agar dapat disesuikan
dengan keadaan lapangan, misalnya pemunculan mata kuliah Praktek kerja
lapangan tepat pada saat pelaksanaan proyek pembangunan, sehingga
mahasiswa yang akan mengontrak mata kuliah Praktek kerja lapangan
tidak kewalahan dalam mencari lokasi Praktek kerja lapangan.
3. Dalam pemberangkatan Praktek kerja lapangan sebaiknya harus diantar
oleh pihak kampus khususnya pada FPTK sehingga dalam pelaksanaan
Praktek kerja lapangan yang dimaksud benar-benar terlaksana sehingga
selesainya kegiatan Praktek kerja lapangan maka pihak kampus
menjemput kembali mahasiswa tersebut.

Demikianlah pelaksanan Praktek kerja lapangan merencanakan


pembangunan jalan yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan
Ruang Kabupaten Nias yang tempatnya Jln Pelut Binaka km 6,6 Gunungsitoli
Selatan. Semoga laporan Praktek kerja lapangan ini dapat bermanfaat bagi
yang membutuhkannya.

33

Anda mungkin juga menyukai