BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbagai bentuk kehidupan. Tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari
4-5 hari tanpa minum air dan sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita
terdiri dari air. Syarat kuantitas dan kualitas merupakan syarat yang harus
minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter, kebersihan rumah 31,4 liter, taman 11,8
liter, cuci kendaraan 21,8 liter,wudhu 16,2 liter, lain-lain 33,3 liter (Slamet,
2007).
air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, jernih, dan dengan suhu
keperluan sehari hari harus bebas dari bakteri patogen dengan bakteri
golongan coli sebagai indikator dari pencemaran air oleh bakteri patogen.
pada sel yang terpapar apapun bentuk radioaktivitas efeknya adalah sama.
sel dapat beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel mati maka kematian sel
penyakit seperti kanker. Sedangkan dari segi parameter kimia, air yang baik
adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang
berbahaya bagi kesehatan antara lain air raksa (Hg), alumunium (Al),
arsen(As), barium (Ba), besi (Fe), mangan (Mn), flourida (F), tembaga (Cu),
penduduk 220 juta lebih, kebutuhan air sangat bergantung kepada sumber air
baku yang didapat langsung dari alam, seperti air hujan, air sungai, dan air
tanah (sumur bor dan sumur gali). Perusahaan penyedia air bersih PAM
(Perusahaan Air Minum) atau PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) hanya
masih kecil. Hal ini menyebabakan sebagian besar masyarakat yang tidak
terjangkau oleh pelayanan air bersih umumnya menggunakan air tanah atau
air ini pada umumnya hanya dapat memenuhi kebutuhan air secara kuantitatif.
Air permukaan dan air tanah di sebagian besar wilayah Indonesia belum
memenuhi standar kualitas fisik, kimiawi dan biologis apabila tidak dilakukan
masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air bersih yang sehat. Seringkali
kerusakan otak. Misalnya, Di Desa Amplas Kecamatan Percut Sei Tuan. Oleh
karena itu, menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990
tersebut, kadar mangan (Mn) maksimum dalam air bersih yang diperbolehkan
mangan (Mn) yang terdapat pada air, yang dibuat, dikembangkan dan
sebagai medium. Zat padat tersuspensi dihilangkan pada waktu air melewati
Setelah melewati proses pada saringan pasir cepat tersebut diharapkan kadar
penurunan kadar Mangan pada air sumur menggunakan saringan pasir cepat
KMnO41% dapat menurunkan kadar Mangan (Mn) dari 5,081 mg/l menjadi
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, hampir semua air pada
sumur gali yang ada di daerah tersebut berwarna kuning kecoklatan dan
berbau. Ini merupakan indikator adanya mangan (Mn) pada air sumur yang
melebihi kadar maksimal. Kadar mangan (Mn) dari hasil pengukuran survei
awal yang dilakukan terhadap air sumur gali di desa tersebut adalah 1,01mg/l.
Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan pada tanggal 23 Mei
2017. salah satu sumur gali yang berada di Jalan sultan Alauddin 2 RT 04 RW
cukup tinggi. Hal tersebut juga di perkuat setelah sampel air dibawa
kelaboratorium untuk pemeriksaaan awal dan hasilnya bahwa air sumur gali
persyaratan air bersih telah melebihi standar yang di terapkan yaitu 0,5 mg/l.
5
B. Rumusan Masalah
kadar mangan (Mn) pada air sumur dengan penambahan Kalium Pengamat
KMnO4 1%
C. Ruang Lingkup
Cepat untuk menurunkan kadar Mn pada air sumur gali sebelum dan sesudah
pengolahan”
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
sebelum pengolahan.
menit.
menit.
menit.
5. Manfaat Peneitian
berikut :
Sebagai dasar atau kajian awal bagi peneliti lain yang ingin
4. Bagi masyarakat
gali.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Air
kehidupan makhlu hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak
dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan
sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini
(Slamet, 2007 ).
zat makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat
(Mulia, 2005).
9
2. Siklus Hidrologi
sendiri merupakan suatu ilmu yang mempelajari siklus air pada semua
Air Bersih, jumlah air di alam ini tetap ada dan mengikuti suatu aliran
akan menguap.
lapisan tanah bagian atas, air yang ada di dalam tumbuhan , hewan,
dan manusia. Karena adanya angin, maka uap air ini akan bersatu dan
berada di tempat yang tinggi yang sering dikenal dengan nama awan.
Oleh angin, awan ini akan terbawa makin lama makin tinggi dimana
temperatur di atas makin rendah, yang menyebabkan titik -titik air dan
Air hujan ini ada yang mengalir langsung masuk ke dalam air
menjadi air tanah yang dangkal maupun yang dalam, dan ada yang
sebagi mata air dan menjadi air permukaan. Air permukaan yang
jika melalui suatu tempat rendah (Cekung) maka air akan berkumpul,
hidrologi ini.
a. Air Laut
garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut tidak memenuhi
b. Air Hujan
minum hendaknya tidak air hujan pada saat hujan baru turun,
pemakaian sabun.
11
c. Air Permukaan.
3. Kontinuitasnya.
a. Air Sungai
b. Air Rawa
c. Air Tanah
mangan.
13
dangkal.
Air tanah dalam dikenal juga dengan air artesis. Air ini
tanah dalam, tak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal
14
Jika tekanan air tanah ini besar, maka air dapat menyembur
ke luar dan dalam keadaan ini, sumur ini disebut dengan sumur
dalam ini.
3. Mata Air
a. Mata Air rembesan, yaitu mata air yang airnya keluar dari
lereng- lereng
4. Pemanfaatan Air
2. Untuk kebutuhan rumah tangga ( cuci pakaian, cuci alat dapur dan lain-
ain)
8. Pertanian/ irigasi
9. Perikanan
10. Lain-lain
syarat-syarat pengawasan kualitas air, air minum adalah air yang kualitasnya
memenuhi syarat dan dapat diminum langsung. Air bersih adalah air yang
Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat yaitu
1. Syarat Kuantitas
liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter, kebersihan rumah 31,4 liter
taman 11,8 liter, cuci kendaraan 21,8 liter, wudhu 16,2 liter, lain-lain
2. Syarat Kualitas
a. Parameter Fisik.
berbau, tidak berasa, tidak berwarna, tidak keruh atau jernih, dan
menimbulkan rasa nyaman, dan jumlah zat padat terlarut (TDS) yang
rendah.
Bauh
Air yang berbau selain tidak estetis juga tidak akan disukai
air.
Rasa
Warna
Kekeruhan
kekeruhan.
Suhu
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak
menghilangkan dahaga.
b. Parameter Boilgis.
Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung
bakteri. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan
patogen.
c. Parameter Radioaktiv
Dari segi parameter radioaktivitas, apapun bentuk
kembali apabila sel dapat beregenerasi dan apabila tidak seluruh sel
d. Parameter Kimia
Dari segi parameter kimia, air yang baik adalah air yang tidak
barium (Ba), besi (Fe), flourida (F), tembaga (Cu), derajat keasaman
(pH), dan zat kimia lainnya. Kandungan zat kimia dalam air bersih
air yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimia yang
berikut :
Besi Fe
pH
Klorida
Tembaga (Cu)
Mangan (Mn)
tumit, dan
Seng (Zn)
7. Karakteristik Sumur
peralatan yang sederhana dan biaya yang murah. Sumur gali dipengaruhi oleh
sepanjang masa.
2. Bibir sumur harus keda air setinggi setinggi 0,5 -0,7 meter dari
permukaan tana
tanah.
24
bilogis yang bersmber dari sumur gali tersebut (Djasio Sanropie, 1984).
1. Keuntunga:
2. Kerugian:
Oleh karena itu sumur gali berasal dari tanah maka mempunyai
Hal ini didasarkan pada karkteristik kimia dari air tanah yang
1. Karakteristik Mangan
dengan berat atom 54,93, titik lebur 12470C, dan titik didihnya 20320C
(BPPT, 2004). Menurut Slamet (2007) mangan (Mn) adalah metal kelabu-
kekeruhan.
Dalam jumlah yang kecil (< 0,5 mg/l) , mangan (Mn) dalam air
dan tulang. Jumlah total mangan pada laki-laki yang memiliki berat 70 kg
26
sekitar 12-20 mg. Jumlah pemasukan harian sampai saat ini belum dapat
Tetapi dalam jumlah yang besar (> 0,5 mg/l) , mangan (Mn) dalam
air minum bersifat neurotoksik. Gejala yang timbul berupa gejala susunan
syaraf : insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga
Slamet, 2007).
Di dalam sistem air alami pada kondisi reduksi, mangan (Mn) pada
umumnya mempunyai valensi dua yang larut dalam air. Oleh karena itu,
dalam sistem pengolahan air senyawa mangan valensi dua tersebut dengan
yang lebih tinggi yang tidak larut dalam air sehingga dapat dengan mudah
umumnya kurang dari 0,1 mg/l, jika konsentrasinya melebihi 0,1 mg/l
a) Oksidasi,
1. Oksidasi
menghilangkan rasa dan bau dari air yang diolah. Selain itu,
2. Koagulasi
a. Penambahan Koagulan
permanganate.
dengan baik.
Saringan pasir Cepat (SCP) atau bahasa kerennya Rapid Sand Filter
(RSF) merupakan saringan air yang dapat menghasilkan debit air hasil
penyaringan yang lebih banayak dari pada saringan pasir lambat (SPL).
dengan saringan pasir lambat, yakni terdiri atas lapisan pasir pada bagian atas
dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah penyaringanair terbalik bila
dibandingkan dengan saringan pasir lambat, yakni dari bawah ke atas (Up
Flow). Air bersih di dapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati
dibanding kecepatan saringan pasir lambat, dapat dicuci dan dapat digunakan
30
tetapi prosesnya sangat berbeda dengan saringan pasir lambat. Hal ini
disebabkan karena digunakan butir pasir yang lebih besar atau kasar. Dalam
besi dan mangan. Untuk membantu proses filtasi, sering dilakukan aerasi
m³/m²/jam.
dengan kedalaman 2,7 m di atas lapisan koral seteba 0,4 sampai 0,6 m yang
disusun bergradasi.
turun ke bawah melalui lapisan saringan karena kombinasi dari tekanan air di
31
atas dan di hisapan dari bawah.Filter di bersihkan dengan bak wash dari
bawah ke atas. Zat tersuspensi yang bertahan dipermukaan fite akan tebawah
air ke atas. Zat yang tersuspensi yang bertahan dipermukaan filter akan
tebawah air dan ditampung pada pipa/saluran khusus untuk dialirkan ke luar
bak..
Tabel 2.1: Perbedaan antara saringan pasir cepat da saringa pasir lambat
adalah sbb.
Pasir
maksimum
penyaringan.
32
2. Butiran maksimum 2 mm
BAB III
METODE PENEITIAN
A. METODE PENELITIAN
1. Kerangka konsep
Saringan Pasir
Cepat dengan
Penambahan KMnO4
1% dengan variasi
Ketebalan 10 cm, 20 cm,
30 cm dengan waktu
kontak 30 menit
Pemeriksaan Laboratorium
Keterangan:
Mangan (Mn) yang tinggi pada air sumur gali dapat dilakukan
Pasir Cepat Efektif atau tidak, Maka dilakukan Uji Laboratorium untuk
Variabel Penelitian
Variabel
Pengganggu
Suhu dan pH
35
Keterangan:
dan pH.
4. Definisi Oferasional
berada pada air sumur gali yang bisa bersifat toxic pada tubuh
manusia.
kebutuhan sehari-hari.
36
4. Kriteria Objektif
B. Jenis Penelitian
C. Lokasi Penelitian
yaitu sampel air sumur diambil langsung dari sumur ibu Nurmi dan
a) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah air sumur gali yang berada di
b) Sampel
2. Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer dari penelitian ini yaitu diperoleh dari hasil periksaan
b. Data Sekunder
Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari kajian pustaka dan
ini.
39
1. Alat
Ember
Kran air
2. Bahan
Ijuk
Kerikil
Pasir
terhadap kandungan Mangan (Mn) pada air sumur gali. Air sumur
gali yang diperiksa merupakan air yang selama ini digunakan sehari-
air bersih telah melebihi standar yang ditetapkan yaitu 0,5 mg/l.
menempel
Ijuk 2 cm, pasir 10, 20 dan 30 cm, dan terakhir dilapisi lagi Ijuk 2
cm. Seanjutnya alirkan air ke dalam wadah yang telah terisi media
sumur gali.
1. Alat
Botl sampel
Erlemeyer
Pipet tetes
Kertas Saring
2. Bahan
Reangen Fe
Reangen Mn
HNOᶾ 0,1m
Aquades
42
F. Pengolahan Data
diedit, diberi kode, dan di sajikan dalam bentuk tabel, grafik dan narasi.
G. Analisis Data
BAB IV
A. Hasil Penelitian
BTKLPP Makassar.
Tabel 4.1 Penurunan kadar Mn dengan menggunakan saringan pasir cepat pada
Pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa kadar Mangan (Mn) sebelum
1,4184 mg/L dengan persentase penurunan sebesar 75%. Pada percobaan kedua
kadar Mangan (Mn) sebelum pengolahan yaitu 1,8897 mg/L dan setelah
44
0,1949 mg/L dengan persentase penurunan yaitu 42%, jadi rata-rata besarnya
42.6%.
Tabel 4.2 Penurunan kadar Mn dengan menggunakan saringan pasir cepat dengan
ketebalan 10 cm, kontak waktu 30 menit, Juli 2017.
Pada tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa kadar Mangan (Mn) sebelum
kedua kadar Mangan (Mn) sebelum pengolahan yaitu 1,8897 mg/L dan setelah
1,5018 mg/L dengan persentase penurunan yaitu 79,4%, jadi rata-rata besarnya
75,7%.
45
Tabel 4.3 Penurunan kadar Mn dengan menggunakan saringan pasir cepat dengan
ketebalan 20 cm, kontak waktu 30 menit, Juli 2017.
Pada tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa kadar Mangan (Mn) sebelum
kedua kadar Mangan (Mn) sebelum pengolahan yaitu 1,8897 mg/L dan setelah
1,4137 mg/L dengan persentase penurunan yaitu 76,8%, jadi rata-rata besarnya
87,49%.
46
Tabel 4.4 Penurunan kadar Mn dengan menggunakan saringan pasir cepat dengan
Pada tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa kadar Mangan (Mn) sebelum
kedua kadar Mangan (Mn) sebelum pengolahan yaitu 1,8897 mg/L dan setelah
1,8305 mg/L dengan persentase penurunan yaitu 96,8%, jadi rata-rata besarnya
97,5%.
47
Tabel 4.5 Efektivitas Saringan pasir cepat dalam menurunkan kadar Mangan
(Mn) pada air sumur gali dengan penambahan KMnO 1%. (Eksperimen)
1 10 cm 1,5149
2 20 cm 1,6533
3 30 cm 1,8438
sebesar 1,8897 mg/L pada air sumur gali dengan menggunakan saringan pasir
B. Pembahasan
(Mn). Di Jalan Sultan Alaudin 2 merupakan salah satu tempat yang padat
akan rumah penduduk dan hal ini yang menjadi salah satu sumber adanya air
sumur gali dilokasi sekitar yang apabila dilihat secara langsung penempatan
48
mencemari air sumur gali tersebut. Waktu pengambilan sampel awal di lokasi
tersebut pada tanggal 23 Mei 2017 dan pengambilan sampel untuk disaring
berada di air. Dalam jumlah yang besar (0,5 mg/l), mangan dalam air minum
insomnia, kemudian lemah pada kaki dan otot muka sehingga ekspresi muka
Proses ontuk menghilangkan kadar Mangan (Mn) dalam air sumur gali
oksidator yang sudah sejak lama digunakan dalam proses pengolahan air
Mangan (Mn) dalam air, Serta untuk menghilangkan rasa dan bauh dari air
cepat akan mengubah Mangan (Mn) terlarut menjadi Mangan (Mn) terendap.
penyaringan pasir cepat. Saringan pasir cepat juga di sebut saringan gravitasi,
(Mn) pada air sumur gali. Penelitian ini menggunakan komponen media
saringan yaitu ijuk, kerikil dan pasir kuarsa. Pada penelitian ini dilakukan 2
kali percobaan dengan ketebalan media pasir yang berbeda-beda yakni 10 cm,
kontrol dengan media yang digunakan hanya ijuk 4 cm dan kerikil 5 cm tanpa
kerikil 5 cm, ijuk 2 cm, pasir kuarsa 10 cm dan ijuk 2 cm lagi. Ketiga,
ketebalan 20 cm dengan media yakni kerikil 5 cm, ijuk 2 cm, pasir kuarsa 20
yakni kerikil 5 cm, ijuk 2 cm, pasir kuarsa 30 cm dan ijuk 2 cm lagi.
Fungsi media ijuk untuk menyaring kotoran yang tidak terlalu halus,
ketebalan pasir 30 cm dari 1,8897 mg/L menjadi 0,0331 1 mg/L (97,56 %).
penurunan kadar Mangan pada air sumur yang menggunakan saringan pasir
(Mn) yaitu pada percobaan kedua dengan ketebalan 40 cm dari 5,081 mg/L
menjadi 0,381mg/L.
saringan pasir cepat dalam menurunkan kadar Mangan pada air sumur gali
yang dilakukan oleh Dinata tahun 2010, ketebalan yang paling banyak
berbedaan.
51
BAB V
A. Kesimpuan
beberapa kesimpulan
1. Kadar Mangan (Mn) pada air sumur gali sebelum dilakukan penyaringan
2. Kadar Mangan (Mn) pada air sumur gali sebelum dilakukan penyaringan
3. Rata-rata kadar Mangan (Mn) dalam air sumur gali setelah dilakukan
4. Rata-rata kadar Mangan (Mn) dalam air sumur gali setelah dilakukan
B. Saran
masyarakat.