Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang Masalah

Akuntansi biaya adalah suatu proses pencatatan keuangan yang didalamnya terjadi
penggolongan dan peringkasan atas suatu biaya produksi, penjualan produk ataupun jasa
menggunakan suatu cara tertentu lengkap dengan penjelasannya.
Definisi akuntansi biaya yang diutarakan oleh Kartadinata (2000:22) adalah “patner
manajemen yang utama dalam kegiatan perencanaan dan pengawasan dengan memberikan
kepada manajemen alat-alat yang diperlukan untuk merencanakan, mengawasi dan
melakukan penilaian atas kegiatan-kegiatan perusahaan”. Menurut Usry dan Carter (2004:11)
yang dialihbahasakan oleh Krista, akuntansi biaya adalah “perhitungan biaya yang diperlukan
untuk aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengendalian, memperbaiki kualitas dan efisiensi,
serta membuat keputusan-keputusan yang bersifat rutin maupun strategis”. Menurut Schaum
pengertian dari Akuntansi biaya adalah “suatu prosedur untuk mencatat dan melaporkan hasil
pengukuran dari biaya pembuatan barang atau jasa”. Fungsi utama akuntansi biaya adalah
melakukan akumulasi biaya untuk penilaian persediaan dan penentuan pendapatan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dikatakan bahwa akuntansi biaya merupakan suatu
proses kegiatan di bidang akuntansi dalam menetapkan biaya suatu produk atau jasa dengan
tujuan untuk mendapatkan laba yang maksimal dan manfaat, sedangkan biaya menyediakan
salah satu informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam mengelola perusahaannya, yaitu
untuk perencanaan dan pengendalian laba, penentuan harga pokok produk dan jasa, serta bagi
pengambilan keputusan oleh manajemen.

2. Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan biaya?

Apa yang dimaksud dengan klasifikasi biaya?

Apa yang dimaksud dengan klasifikasi biaya berdasarkan fungsi perusahaan?

Apa yang dimaksud dengan klasifikasi biaya berdasarkan aktivitas?

Apa yang dimaksud dengan klasifikasi biaya berdasarkan objek biaya?

3. Tujuan Penulisan

Mengetahui apa yang dimaksud dengan biaya.

Mengetahui apa yang dimaksud dengan klasifikasi biaya.

Mengetahui apa yang dimaksud dengan klasifikasi biaya berdasarkan fungsi perusahaan,

aktivitas, dan objek biaya.


BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian Biaya

Definisi biaya sendiri memiliki kemajemukan karena konsepnya berasal dari istilah
umum, sehingga tidak mudah untuk memberikan suatu batasan yang pasti tanpa
meninggalkan keraguan mengenai pengertiannya. Para ahli ekonomi, akuntan dan pihak-
pihak yang dihadapkan pada masalah biaya ini memiliki pengembangan mengenai konsep
dan istilah biaya menurut kebutuhan meraka.

Objek dari akuntansi biaya adalah biaya itu sendiri, ini dapat dilihat dari definisi biaya
yang dikemukakan oleh para ahli. Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan
untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang
berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya terbagi menjadi dua, yaitu
biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik,
misalnya berupa kas. Sementara itu, yang dimaksud dengan biaya implisit adalah biaya yang
tidak terlihat secara langsung, misalnya biaya kesempatan dan penyusutan barang
modal.

Menurut Hansen Mowen (2000:38) yang dialihbahasakan oleh Ancella A.


Hermawan, mendefinisikan biaya sebagai “kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan
untuk barang atau jasa yang diharapkan membawa keuntungan masa ini dan masa datang
untuk organisssi.Di sisi lain, Carter dan Usry (2004:29) biaya didefinisikan sebagai “Nilai
tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat”. Menurut Bastian, dkk.
(2006:4) biaya adalah “pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang
telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu”.

Biaya adalah upaya yang dilakukan untuk mendapatkan pendapatan (hasil).


Sedangkan kata beban tidak selaras dengan konsep upaya dan hasil, karena beban
mempunyai makna akan sesuatu yang harus ditanggung (seakan-akan pendapatan didapat
dahulu, dan karena mendapatkan pendapatan tersebut kita harus menanggung beban). Dari
beberapa pengertian biaya (cost) dan beban (expense) dapat dilihat perbedaan antara biaya
dan beban.
2.KLASIFIKASI BIAYA

Klasifikasi Biaya Secara Umum


Akuntansi biaya menghasilkan biaya untuk memenuhi pencapaian tujuan antara lain
penentuan harga pokok, perencanaan dan pengendalian biaya serta pengambilan keputusan,
maka dari itu penyajian biaya diklasifikasikan dengan tepat sangat diperlukan agar data yang
dihasilkan akurat sebab informasi tersebut diperlukan untuk tindak lanjut dalam
melaksanakan kegitan perusahaan dalam mengevaluasi serta melakukan perbaikan dimasa
yang akan datang. Pada akuntansi biaya, umumnya penggolongan biaya ditentukan
atas dasar tujuan yang akan dicapai dengan penggolongan tersebut, karena pada akuntansi
biaya dikenal konsep different costs for different purposes, yang artinya biaya yang berbeda
digunakan untuk kepentingan yang berbeda pula. Pada dasarnya klasifikasi biaya adalah
preses pengelompokan biaya atas keseluruhan elemen biaya secara sistematis ke dalam
golongan-golongan tertentu yang lebih rinci yang bertujuan memberikan informasi biaya
yang lebih lengkap bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Perusahaan


Untuk perusahaan manufaktur yang mana fungsi utamanya adalah mengelola bahan
menjadi produk jadi dan kemudian menjualnya, ruang lingkup aktivitasnya menjadi lebih
komplek dari pada perusahaan dagang maupun jasa karena melibatkan bagian produksi,
pemasaran, serta administrasi dan umum. Oleh karena itu, biaya dapat diklasifikasikan
menjadi biaya produksi, biaya pemasaran, serta beban administrasi dan umum, yang mana
biaya-biaya tersebut dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu biaya produksi dan biaya non
produksi.

a. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya yang terkait dengan fungsi produksi, yaitu biaya yang timbul
dalam pengelolahan bahan menjadi produk jadi smapai akhirnya produk tersebut siap untuk
dijual. Biaya produksi memeiliki tiga elemen yaitu biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik.
1. Biaya bahan adalah biaya dari suatu komponen yang digunakan dalam proses produksi yang
mana pemakaiannya dapat ditelusuri atau di identifikasi dan merupakan bagian integral dari
suatu produk tertentu.
Contoh:
 Kain pada perusahaan garmen.
 Karet pada perusahaan ban
 Biji besi pada perusahaan baja
 Kulit pada perusahaan sepatu dan sebagainya
2. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya atau pengorbanan sumber daya atas kinerja
karyawan bagian produk yang manfaatnya dapat ditelusuri atau diidentifikasi jejaknya, serta
dapat dibebankan secara layak kedalam produk. Contoh:
 Karyawan jahit dan obras kain pada perusahaan garmen.
 Karyawan potong dan serut kayu pada perusahaan mebel
 Pekerja samak kulit pada perusahaan sepatu dan sebagainya
3. Biaya overhead adalah biaya produksi yang tidak dapat ditelusuri atau diidentifikasi secara
langsung pada suatu produk. Biaya tersebut antara lain:
a. Biaya bahan penolong adalah biaya dari biaya komponen yang digunakan dalam proses
produksi tetapi nilainya relatif kecil dan tidak dapat di telusuri atau diidentifikasi secara
langsung pada suau produk.
Contoh:
 Kancing dan benang pada perusahaan garmen
 Amplas, sekrup, dan paku pada perusahaan mebel
 Lem dan paku pada perusahaan sepatu dan sebagainya

b. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya atau pengorbanan sumber daya atas kinerja
karyawan bagian produksi yang tidak dapat ditelusuri atau diidentifikasi jejaknya atas
produk-produk yang dihasilkan perusahaan.
Contoh:
 Pengawas pabrik
 Direktur pabrik
 Operator listrik pabrik

c. Biaya tidak langsung lainnya adalah biaya selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga
kerja tidak langsung yang terjadi di bagian produksi yang mana biaya ini tidak dapat
ditelusuri atau diidentifikasi jejaknya atas produk-produk yang dihasilkan perusahaan.
Contoh:
 Penyusutan mesin pabrik
 Reprarasi dan pemeliharaan peralatan pabrik
 Listrik dan air pabrik
 Asuransi pabrik dan sebagainya

b. Biaya Non Produksi


Biaya non produksi adalah biaya yang dikeluarkan tidak memiliki keterkaitan dengan prosen
produksi. Biaya non produksi memiliki dua elemen, yaitu beban pemasaran, serta beban
administrasi dan umum.

1. Beban pemasaran adalah beban yang terkait dengan fungsi pemasaran dalam rangka
memasarkan suatu produk, mulai dari persiapan, penjualan barang/jasa kepada pelanggan
sampai dengan pascajual.
Contoh:
 Iklan dan promosi.
 Pengiriman
 Penjualan
 Komisi dan sebagianya

2. Beban administrasi dan umum adalah beban yang terkait dengan fungsi administrasi dan
umum dalam rangka kelancaran perencanaan, koordinasi, pengarahan, dan pengendalian
suatu perusahaan.
Contoh:
 Gaji presiden direktur
 Perlengkapan kantor
 Listrik dan kantor
 Gaji bagian keamanan kantor
 Penyusutan gedung kantor dan sebagainya.

Biaya bahan dan baiya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang mendominas atau
menjadi bagian biaya yang terbesar dari biaya produksi, sehingga kedua jenis biaya ini
seringkali disebut dnegan biaya utama (prime cost). Namun, mengingat situasi saat ini,
dengan banyaknya industri yang telah menggunakan otomatisasi atau perabotan, maka kedua
jenis biaya tersebut nilainya menjadi elatif kecil. Investasi pada peralatan dan mesin berkala
besar (otomatisasi atau perabotan) membuat biaya overhead pabrik menjadi lebih dominan
(nilainya lebih signifikan) pada biaya produksi. Sementara itu, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik disebut sebagai biaya konversi (conversion cost) akrena kedua
jenis tersebut mengonvertasi (mengubah) bahan menjadi produk jadi. Istilah beban komersial
disandang oleh beban pemasaran, serta beban administrasi dan umum.

TAMPILAN berikut merupakan Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi Perusahaan

TAMPILAN berikut merupakan Pengelompokan Biaya Utama dan Biaya Konversi

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Aktivitas


Pemahaman terhadap perilaku biaya merupakan hal yang snagat penting bagi manjemen,
manakala diperlukan untuk merespon perubahan aktivitas. Perilaku biaya adalah bagaiman
suatu biaya yang akan merespon atau berubah sewaktu terjadi perubahan di dalam aktivitas
perusahaan. Apabila terjadi kenaikan atau penurunan aktivitas, apakah suatu biaya akan
mengalami perubahan secara proporsinonal atau tidak proposional, atau bahkan memiliki
kemungkinan untuk tidak mengalami perubahan sama sekali. Pengklasifikasian biaya
berdasarkan aktifitas tersebut snagat diperlukan oleh manajemen dalam melakukan
perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Berikut klasifikasi biaya
berdasarkan aktivitas.

a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang mana total biaya tidak berubah terhadap perubahan aktivitas
(volume produksi) dalam rentang yang releva. Namun, biaya tetap terunit out put berubah.
Perubahan biaya tetap per unit out put ini berbanding terbalik dengan perubahan aktivitas
(volume produksi) karena apabila aktivas naik maka biaya tetap per unit out put mengalami
penurunan dan sebaliknya. Contoh, gaji direksi.

b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang mana total biaya berubah secara peroporsinal terhadap
perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan. Pengertian aktivitas dapat dalam bentuk
jumlah yang diproduksi (volume produksi), jumlah produk yang dijual, jumlah jam mesin,
dan sebagianya, semakin besar aktivitas (jumlah yang diprosuksi) maka semakin tinggi
jumlah variabel, dan sebaliknya. Namun, biaya variabel untuk per unit out put adalah tetap
(konstan) pada kisaran tertentu. Contoh, bahan langsung.

c. Biaya Semi Variabel


Biaya semi variabel adalah biaya yang mana total biaya berubah tetap perubahannya tidak
proporsional terhadap perubahan aktivitas (volume produksi) dalam rentang yang relevan.
Semakin besar aktivitas (volume produksi) maka semakin tinggi total biaya yang dibebankan
dan sebaliknya, tetapi nilai perubahannya tidak sebanding. Biaya semi variabel per unit
output berubah, tetapi perubahan baiya semi variabel per unit uot put tidak sebanding.
Semakin besar aktivitas (volume produksi) maka biaya semi variabel per unit output semakin
rendah dan sebaliknya, tetapi nilai perubahannya tidak sebanding.
Contoh:
 Listrik dan telfon
 Pemeliharaan dan perawatan mesin
 Hubungan industrial
 Pengawasan (inspeksi)
 Asuransi kecelakaan dan sebagainya

Klasifikasi Biaya Berdasarkan Objek Biaya


Pemahaman mengenai biaya cukup diperlukan karena klasifikasi biaya terhadap objeknya
sangat dipengaruhi oleh kebutuhan manajemen. Setiap modifikasi biaya membawa implikasi
pada pencatatan dan pengukuran biaya. Objek biaya (cost objek) atau tujuan biaya (cost
objektive) adalah suatu atau aktivitas yang biayanya di akumulasi dan dibebankan. Sesuatu
atau aktifitas yang dapat diajdikan objek biaya, antara lain produk, departemen, devisi,
proses, kontak, batch dari unit sejenis, lini produk, proyek, pensanan pelanggan, periode
akuntansi, tujuan strategis, dan sebaginya.
Dua langkah yang perlu di lakukan dalam sistem perhitungan biaya, yakni: akumulasi
biaya adalah kumpulan data biya yang terorganisir melalui sitem informasi. Pembebanan
biaya dilakukan dengan memperhitungkan biaya (akumulasi biaya) terhadap objek biaya.
Pembebanan biaya tergantung dari kemampuan untuk melakukan penelusuran biaya terhadap
objek biaya, mulai dari hal yang paling sederhana sampai dengan hal yang paling sulit untuk
dilakukan.
Cara yang paling umum dilakukan untuk membedakan karakteristik biaya adalah dengan
menggolongkan biaya menjadi biaya langsung dan biaya tidak langsung.

a. Biaya Langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusuri atau diidentifikasi secara langsung
kedalam objek biaya, sehingga yang menjadi dasar pembebanan biaya langsung kedalam
objek biaya adalah penulusuran baiay (cost tracing).
Contoh:
 Benang pada perusahaan tekstil
 Tukang jahit pada perusahaan garmen
BAB III
PENUTUP

Akuntansi biaya merupakan bagian yang integral dengan financial accounting.


Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam
memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikannya informasi
biaya dalam bentuk laporan biaya. Biaya (cost) berbeda biaya beban (expense), cost adalah
pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dan jasa, sedangkan
beban (expense) adalah expired cost yaitu pengorbanan yang diperlukan atau dikeluarkan
untuk merealisasi hasil, beban ini dikaitkan dengan revenue pada periode yang berjalan.
Pengorbanan yang tidak ada hubungannya dengan perolehan aktiva, barang atau jasa dan juga
tidak ada hubungannya dengan realisasi hasil penjualan, maka tidak digolongkan sebagai cost
ataupun expense tetapi digolongkan sebagai loss.

Adanya konsep dan klasifikasi biaya akan mempermudah pemimpin perusahaan


dalam mengelola perusahaanya secara efisien dan efektif. Untuk itu penulis menyarankan
kepada pembaca dan calon pemimpin perusahaan pada khususnya, untuk lebih mendalami
semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi biaya. Khususnya tentang biaya produksi atau
operasional, di sistem industri memainkan peran yang sangat penting, karena ia menciptakan
keunggulan kompetitif dalam persaingan antar industri dalam pasar global. Hal ini
disebabkan proporsi biaya produksi dapat mencapai sekitar 70% – 90% dari biaya total
penjualan secara keseluruhan, sehingga reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi
akan membuat harga jual yang ditetapkan oleh produsen menjadi lebih kompetitif.

Anda mungkin juga menyukai