Anda di halaman 1dari 3

JATI BELANDA

(​Guazuma ulmifolia -​ Sterculiaceae)


Syn : ​Guazuma tamentosa

1. Deskripsi Morfologi
1.1 Daun (Folium)
● Tungal menyebar
● berbentuk bulat telur sampai lanset,
● panjang helai daun 4 cm sampai 22,5 cm, lebar 2 cm
sampai 10 cm,
● pangkal daun menyerong berbentuk jantung yang
kadang-kadang tidak setangkup,
● bagian ujung meruncing dan tajam,
● permukan daun bagian atas berambut jarang,
● permukaan bagian bawah berambut rapat, permukan kasar;
● panjang tangkai daun 5 mm sampai 25 mm,
● mempunyai daun penumpu berbentuk lanset atau berbentuk paku, panjang 3 mm
sampai 6 mm,
● tepi atau pinggir daun bergerigi,
● ujung runcing,
● pangkal berlekuk,
● pertulangan menyirip, berseling, serta berwarna hijau kecoklatan sampai coklat muda.
● Daun majemuknya berseling dan berbentuk menjari.
● Daun memiliki stipula (daun penumpu) namun biasanya gugur awal.

1.2 Bunga (Flos)


● Perbungaan berupa mayang
● terletak di ketiak daun,
● panjang 2 cm sampai 4 cm,
● berbunga banyak,
● bentuk bunga bulat agak ramping dan berbau wangi;
● panjang gagang bunga lebih kurang 5 mm;
● kelopak bunga lebih kurang 3 mm;
● mahkota bunga berwarna kuning, panjang 3 mm sampai 4 mm;
● tajuk terbagi dalam 2 bagian, berwarna ungu tua kadang-kadang kuning tua, panjang 3
mm sampai 4 mm, bagian bawah berbentuk garis, panjang 2 mm sampi 2,5 mm;
● tabung benang sari berbentuk mangkuk, tangkai 1-1,5 cm,
hijau muda.
1.3 Buah (Fructus)
● Berbentuk kotak, bulat, keras,
● permukaan berduri bakal buah berambut,
● panjang buah 2 cm sampai 3,5 cm.
● Buah yang belum masak berwarna hijau dan yang
telah masak berwarna hitam.
● Banyak dihasilkan ketika musim penghujan.
1.4 Biji (Semen)
● Kecil,
● keras,
● diameter ± 2 mm,
● berwarna coklat muda.
1.5 Akar (Radix)
● Tunggang,
● putih kecoklatan.
1.6 Batang (Caulis)
● Keras, bulat,
● permukaan kasar,
● banyak alur,
● berkayu,
● bercabang,
● berwarna hijau keputih-putihan.
2. KANDUNGAN KIMIA
Kulit : asam damar, zat samak
Daun, buah, biji : zat pahit, glikose, minyak lemak, triterpen/sterol, alkaloid, karotenoid,
flafonoid, tanin, karbohidrat, dan saponin.
Kandungan lain diantaranya b-sitosterol, kafein, friedelin-3a-asetat, friedelin-3b-ol,
terpen, resin, glukosa, asam lemak, serta asam fenolat.
Disebabkan kandungan taninnya, jati belanda memiliki rasa agak kelat. Disamping itu,
karena kandngan lainnya, seperti kafein, sterol, dan asam fenolat, jati belanda memiliki
bau aromatic yang lemah.
3. KEGUNAAN
3.1 Secara Tradisional
Sebagai pelangsing tubuh, menurunkan kadar lemak dan kadar gula, meredakan
sakit perut dan kembung
3.2 Secara Penelitian Ilmiah
a. Ekstrak daun jati belanda yang diberikan secara oral dengan konsentrasi 15 % dan
30 % dapat menurunkan kadar kolesterol total serum kelinci. (Monica, 2000)
b. Pemberian lendor daun jati belanda secara oral dengan dosis 350 mg/kg berat badan
menunjukkan adanya penghambatan kenaikan bobot badan tikus dibandingkan
dengan pemberian air sulin sebagai kontrol. Efek penghambatan kenaikan bobot
badan yang ditimbulkan oleh lender dan seduhan daun jati belanda tidak berkolerasi
dengan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi. (Pramono s, 2000)
c. Daun jati belanda bias meningkatkan aktivitas ​in vitro ​enzim lipase yang berfngsi
menghidrolisis lemak setelah mengalami emulsifikasi. (Joshita D, 2000)
d. Pemakaian daun jati belanda dalam jangka panjang tidak mempengaruhi fungsi liver
atau hati. (Jeniwati, 1984 dan Semedi 1987)
e. Pemberian infus daun jati belandadengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20%
kepada mencit betina dengan berat badan 21-23 g, secara signifikan menurunkan
berat badan dibandingkan dengan kontrol. (Sumardi 1998)

Kelompok 4 : Ramsiah Akbar Tukan (151610483010)

Mitha Virgiana (151610483011)

Inne Augustya F. (151610483012)

Umaymmah (151610483013)

Anda mungkin juga menyukai