Makalah Materialisme
Makalah Materialisme
PENDAHULUAN
Baru pada akhir jaman feodal, sekitar abad ke-17 ketika kaum borjuis sebagai
klas baru dengan cara produksinya yang baru, materialisme mekanik muncul
dalam bentuk yang lebih modern karena ilmu pengetahuan telah maju sedemikian
pesatnya. Pada waktu itu ilmu materialisme ini menjadi senjata moril / idiologis
bagi perjuangan klas borjuis melawan klas feodal yang masih berkuasa ketika itu.
Perkembangan materialisme ini meluas dengan adanya revolusi industri, di
negeri-negeri Eropa. Wakil-wakil dari filsafat materialis pada abad ke-17 adalah
Thomas Hobbes(1588-1679 M), Benedictus Spinoza (1632-1677 M) dsb. Aliran
filsafat materialisme mekanik mencapai titik puncaknya ketika terjadi Revolusi
Perancis pada abad ke-18 yang diwakili oleh Paul de Holbach (1723-1789 M),
Lamettrie (1709-1751 M) yang disebut juga materialisme Perancis.
Materialisme Perancis dengan tegas mengatakan materi adalah primer dan ide
adalah sekunder, Holbach mengatakan : “materi adalah sesuatu yang selalu
dengan cara-cara tertentu menyentuh panca indera kita, sedang sifat-sifat yang
kita kenal dari bermacam hal-ichwal itu adalah hasil dari bermacam impresi atau
berbagai macam perubahan yang terjadi di alam pikiran kita terhadap hal-ichwal
itu”. Materialisme Perancis menyangkal pandangan religus tentang penciptann
dunia (Demiurge), yang sebelum itu menguasai alam pikiran manusia.. Bahkan
secara terang-terangan Holbach mengatakan “nampaknya agama itu
diadakanhanya untuk memperbudak rakyat dan supaya mereka tunduk dibawah
kekuasaan raja lalim. Asal manusia merasa dirinya didalam dunia ini sangat
celaka, maka ada orang yang datang mengancam mereka dengan kemarahan
Tuhan, memakasa mereka diam dan mengarahkan pandangan mereka kelangit,
dengan demikian mereka tidak lagi dapat melihat sebab sesungguhnya daripada
kemalangannnya itu”.
Pandangan ini mengidamkan seorang manusia suci atau seorang resi suci
yang penuh cinta kasih. Feurbach berusaha memindahkan agama lama yang
menekankan hubungan manusia dengan Tuhan menjadi sebuah agama baru yaitu
hubungan cinta kelamin antara manusia dengan manusia. Seperti kata Feurbach
“Tuhan adalah bayangan manusia dalam cermin”, Feurbach menentang teologi,
dalam filsafatnya atau “agama baru”-nya Feurbach mengganti kedudukan Tuhan
dengan manusia, pendeknya manusia itu Tuhan. Feurbach tidak melihat peran
aktif dari ide dalam perkembangan materi, yang materi bagi Feurbach adalah
misalnya, manusia (baca: materi, pen) sedangkan dunia dimana manusia itu
tinggal tidak ada baginya, atau menganggap sepi ativitet yang dilakukan
manusia/materi tersebut.
Metode yang dipakai adalah dialektika Hegel, Marx mengakui bahwa orang
Yunani-lah yang pertama kali menemukan metode dialektika, tetapi Hegel-lah
yang mensistematiskan metode tersebut. Tetapi oleh Marx dijungkir balikkan
dengan bersandarkan materialisme. Marx dan temannya Engels mengambil
materialisme Feurbach dan membuang metodenya yang metafisis sebagai dasar
dari filsafatnya. Dan memakai dialektika sebagai metode dan membuang
pandangan idealis Hegel.Dialektika Hegel menentang dan menggulingkan metode
metafisis yang selama beabad-abad menguasai lapangan filsafat. Hegel
mengatakan “yang penting dalam filsafat adalah metode bukan kesimpulan-
kesimpulan mengenai ini dan itu”. Ia menunjukkan kelemahan-kelemahan
metafisika :
Akan tetapi dialektika Hegel ini diselimuti dengan kulit mistik, reaksioner,
yaitu pandangan idealismenya sehingga dia memutar balikkan keadaan
sebenarnya. Hukum tentang dialektika yaitu hukum tentang saling hubungan dan
perkembangan gejala-gejala yang berlaku didunia ini dipandangnya bukan
seabagai suatu hal yang obyektif, yang primer melainkan perwujudan dari “ide
absolut”. Kulitnya yang reaksioner inilah yang kemudian dibuang oleh Marx, dan
isinya yang “rasionil” diambil serta ditempatkan pada kedudukan yang benar.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Materialisme adalah salah satu paham filsafat yang banyak dianut oleh
para filosof, seperti Demokritus, Thales, Anaximanoros dan Horaklitos. Paham ini
menganggap bahwa materi berada di atas segala-galanya. Ketika paham ini
pertama muncul, paham tersebut tidak mendapat banyak perhatian karena banyak
ahli filsafat yang menganggap bahwa paham ini aneh dan mustahil. Namun pada
sekitar abad 19 paham materialisme ini tumbuh subur di Barat karena sudah
banyak para filosof yang menganut paham tersebut.
Filsafat materialisme inilah yang mempengaruhi filosof alam dalam
menyelidiki asal-usul kejadian alam ini. Di antara filosof-filosof alam tersebut
adalah:
• Thales (625-545 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah air.
• Anaximenes (585-528 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah udara.
• Heraklitos (540-475 SM) berpendapat bahwa unsur asal adalah api.
• Demokritus (460-360 SM) berpendapat bahwa hakikat alam adalah atom-
atom yang amat banyak dan halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian
alam semesta.
Sedangkan materialisme dialektika secara singkat dapat diterangkan
sebagai paham yang berkeyakinan bahwa segala perubahan yang terjadi di alam
semesta adalah akibat dari konflik persaingan dan kepentingan pribadi antar
kekuatan yang saling bertentangan. Ahli-ahli pikir yang meletakkan dasar bagi
sistem ini adalah Karl Marx (1818-1883) dan Friederich Engels (1820-1895).
Marx dan Engels menggunakan dialektika untuk menjelaskan keseluruhan sejarah
dunia. Marx menyatakan bahwa sejarah kemanusiaan senantiasa didasarkan pada
konflik, yang terutama antara kaum buruh (proletar) dan masyarakat kelas atas
(borjuis). Ia meramalkan bahwa kaum buruh pada akhirnya akan menyadari
bahwa harapan satu-satunya untuk mereka adalah bersatu dan melakukan revolusi.
Di negara-negara komunis, materialisme dialektika merupakan filsafat resmi
negara.
3.2 Saran
Diharapkan kepada semua pihak yang membaca makalah ini, agar kiranya
dapat menjadikan sebagai salah satu rujukan yang sifatnya membangun dalam
perkembangan ilmu pengetahuan. Orang bijak mengatakan bahwa manusia perlu
berfikir untuk mengetahu siapa dirinya dan kemana arah tujuan perjalanan
hidupnya, sehingga tidak hanya berfikir secara materialistik dan hedonis.