Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia

selalu berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik

dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.

Hidup dalam berkelompok tentulah tidak mudah, untuk menciptakan kondisi kehidupan

yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan

hidup perlu selalu dijaga, hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan

menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.

Untuk mewujudkannya dibutuhkan sosok seorang panutan yang dapat diandalkan. Sosok

itu dapat disebut dengan pemimpin. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat

mengelola diri, kelompok dan lingkungan dengan baik.

B. Rumusan Makalah

1. Apa yang dimaksud dengan kepemimpinan?

2. Apa saja gaya dan sifat umum keberhasilan kepemimpinan?

3. Bagaimana teknik keterampilan kepemimpinan?

4. Bagaimana urgensi kepemimpinan dalam manajemen dan dalam pandangan Islam?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan

2. Untuk mengetahui gaya dan sifat umum keberhasilan kepemimpinan

1
3. Untuk mengetahui keterampilan kepemimpinan

4. Untuk mengetahui urgensi kepemimpinan dalam manajemen dan dalam pandangan Islam

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun

secara praktis. Secara teoretis, makalah ini berguna untuk menambah wawasan, terutama

tentang hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Secara praktis, makalah ini diharapkan

bermanfaat bagi:

1. Penulis, sebagai penambah ilmu dan pengetahuan khususnya tentang fungsi

kepemimpinan

2. Pembaca, sebagai media informasi tentang Ijtihad secara teoretis maupun secara praktis.

E. Prosedur Makalah

Makalah ini disusun dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah

metode deskriptif. Melalui metode ini, penulis akan menguraikan tentang fungsi

kepemimpinan secara komprehensif. Data dalam makalah ini dikumpulkan berdasarkan

metode pengumpulan data dari setiap anggota kelompok ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan

John F. dan Robert B. dalam bukunya public management memberikan definisi


kepemimpinan sebagai seni untuk mengatur individu dan masyarakat, serta memotivasi
semangat mereka untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan.

Madrasah al-Masyah al-Amerika, memberikan arti kepemimpinan sebagai seni untuk


memengaruhi dan mengarahkan orang lain dengan metode tertentu agar mereka berusaha
untuk taat, loyal dan membantu dalam satu cara untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan.

Arted, kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi orang lain agar mereka
berusahaa membantu untuk mewujudkan tujuan yang diimpikan bersama. John B,
memberikan definisi kepemimpinan sebagai kegiatan atau proses untuk saling memengaruhi
antar individu yang tergabung dalam satu kelompok (walaupun ada perbedaan diantara
mereka) untuk diarahkan pada kegiatan kemanusiaan berdasarkan permasalahan bersama.

Definisi ini memberikan pengertian bahwa proses untuk saling memengaruhi antara
pemimpin dan masyarakat, memiliki arti bahwa mereka saling memengaruhi satu sama lain.
Artinya, seorang pemimpinan bukanlah unsur tunggal yang memberikan pengaruh kepada
orang lain. Akan tetapi, ia juga dipengaruhi pendapat masyarakat, dan berinteraksi dengan
keinginan serta keyakinan mereka dalam posisi yang sama. Seorang pemimpin merupakan
bagian dari anggota masyarakat, saling berkontribusi, tukar pendapat dan pengalaman, sera
secara bersama-sama berusaha mewujudkan tujuan kolektif.

Dari beberapa definisi yang berbeda ini dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mengatur, memengaruhi atau mengarahkan orang lain (dua orang atau

3
3
lebih) untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dengan upaya yang maksimal dan
kontribusi dari masing-masing individu.1

B. Gaya dan Sifat Umum Keberhasilan Kepemimpinan


1. Gaya Kepemimpinan

Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka semua elemen yang ada
dalam organisasi harus dapat melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya dengan baik. Agar para karyawan dapat bekerja dengan optimal, maka
kewajiban dari pemimpin untuk mengarahkan dan mempengaruhinya kea rah pencapaian
tujuan tersebut. Cara pemimpin memepengaruhi bawahannya tersebut dinamakan gaya
kepemimpinan. Pada dasarnya terdapat dua kelompok gaya kepemimpinan yang ekstrim
dalam memepengaruhi para bawahannya, yaitu pemimpin yang berorientasi tugas (task
oriented) tinggi dan dan yang berorientasi hubungan (relationship oriented) yang tinggi.

Pemimpin yang berorientasi tugas tinggi akan cenderung menunjukan pola perilaku
sebgai berikut:

1. Merumuskan tujuan secara jelas dan terukur.


2. Menentukan tujuan yang lebih berat, akan tetapi dapat dicapai.
3. Merumuskan secara jelas peranan dia dan peranan masing-masing stafnya, serta
memeberitahukan apa yang diharapkan oleh mereka.
4. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan dalam rangka mencapai
tujuan.
5. Senantiasa berusaha meningkatkan produktivitas.

Pemimpin yang memiliki orientasi hubungan yang tinggi, mereka lebih mementingkan
hubungan kemanusiaan yang harmonis, sehingga mereka akan cenderung menunjukan pola-
pola perilaku sebagai berikut:

1
Abu Sinn dan Ahmad Ibrahim, Manajemen Syariah, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2008, hlm. 127.

4
a. Menunjukan perhatian kepada orang sebagai mnausia bukan sebagai mesin produksi.
b. Menunjukan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi, dan
menghilangkan keteganagan yang timbul.
c. Menjalin komunikasi timbal balik yang baik dengan para bawahan dan rekan
sejawat.
d. Dalam meningkatkan kinerja atau prestasi, pera karyawan senantiasa menerapkan
reward and punishment, artinya dalam rangka mneumbuhkan perilaku yang positif
maka setiap perilaku positif yang dilakukan bawahan harus diberi penghargaan.
Sebaliknya dalam rnagka mencegah hal-hal negative, maka setiap hal-hal negative
atau pelanggaran yang dilakukan oleh bawahan harus diikuti dengan hukuman atau
sanksi.
e. Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada para bawahan denagn
memotivasinya untuk berinisiatif.

Para pemimpin yang memiliki hubungan orientasi yang tinggi, belum tentu merekaa
ramah dan social. Akan tetapi, mereka akana menunjukkan keterampilan yang tinggi dalam
mengelola hubungan dan akan mampu menangani berbagai orang dengan efektif. Mereka
akan peka terhadap kebutuhan bawahannya, mengharrgai gaya hidup yang berbeda,
melibatkan semua orang untuk mencapai tujuan, dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Sedangkan mereka yang memiliki orientasi hubungan yang rendah, akan cenderung akan
memperlihatkan sikap yang dingin ketika berhubungan dengan orang lain serta lebiih
memperhatikan persaingan ketimbang kerja sama.

Dalam kenyataannya perilaku pemimpin dalam mengendalikan para bawahannya,


mungkin akan tersebar diantara kombinasi pemimpin yang memiliki orientasi hubungan dan
orientasi tugas yang rendah, sampai pemimpin yang memiliki orientasi tugas yang tinggi dan
orientasi hubungan yang tinggi.2

2
Kartawan, Kewirausahaan Untuk Calon Interpreneur, Guardaya Intimarta,
Bandung, 2010, hlm. 91.

5
2. Sifat Umum Keberhasilan Kepemimpinan

Adapun sifat umum yang mempengaruhi keberhasilan kepemimpinan di sebuah


organisasi, yaitu:

1. Mempengaruhi kecerdasan

Pada umunya, kecerdasan seorang pemimpin yang berhasil lebih tinggi (bisa EQ atau IQ)
dari orang yang dipimpinnya, namun gap-nya tidak terlalu besar jika dibanding dengan
pengikutnya.

2. Hubungan dengan orang lain

Kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain sangat penting bagi seorang pemimpin
dalam tujuannya untuk mengarahkan (lead to), membimbing dan mempengaruhi agar tujuan
organisasi dapat tercapai.

3. Kedewasaan

Kepribadian yang bijaksana, tidak emosional, berpikir positif, matang, dan dapat menjadi
figur adalah modal penting dari seorang pemimpin untuk mencapai tujuannya.

4. Motivasi orang lain

Tanpa kemampuan untuk menciptakan semangat kerja yang tinggi, gairah, dan motivasi
bagi orang lain, pemimpin yang tidak mempunyai kemampuan ini sulit untuk mencapai
tujuannya.

5. Motivasi diri sendiri

Bagaimana orang lain dapat termotivasi, kalau saja dirinya sendiri tidak bisa dimotivasi.
Kemampuan memotivasi diri sendiri sangat penting sebelum memotivasi orang lain.

6. Sikap dan perilaku

Sikap dan perilakunya mejadi contoh bagi orang lain sehingga secara tidak langsung
tindakannya diikuti orang lain. Untuk itu, sikap dan perilaku yang baik dan benar akan

6
mendorong orang bersikap yang sama. Contoh: pantang menyerah, bermoral, berbudi,
beretika, teguh pada keyakinan, dan lain-lain. Ia menjaga kehormatan dan nama baiknya
sebagi harga diri yang tidak boleh jatuh dalam kondisi dan situasi apapun.

7. Integritas tinggi

Ia selalu menjaga integritas (menyatukan tindakan, pikiran, sikap, dan perilaku) dan
menjaga kesatuan kelompok agar tetap utuh sehingga ia rela berkorban demi kelompok dan
tujuannya.

8. Humoris

Perjalanan menuju tercapainya sebuah kesuksesan dalam usaha atau prestasi terasa begitu
lama bila pemimpinnya bersikap dingin, kaku dan angkuh. Tentu saja hal ini akan
menghambat tercapainya tujuan kelompok atau organisasi. Belajar humor itu penting untuk
meregakan ketegangan dan menambah semangat. Seorang motivator harus dapat mengatur
irama emosi dan situasi agar semangat, gairah, dan suasana tetap terjaga dengan baik.

9. Komitmen tinggi

Menjaga komitmen dari apa yang ia ucapkan, tegaskan dan nyatakan itu sama pentingnya
dalam menjaga harga dirinya, sehingga komitmen dan integritas itu menyatu dalam harga
diri.

10. Mampu memberikan wewenang

Berbagi kekuaatang berarti memberi wewenang sesuai tanggung jawabnya kepada orang
lain yang ada dalam kelompoknya. Ikatan kekuatan itu muncul bila berbagai kekuatan dalam
kelompoknya bersatu.

11. Menciptakan rasa aman

Kemampuan menciptakan rasa aman untuk kelompoknya adalah sesuatu yang penting
untuk menjaga gairah dan semangat kerja tim.

7
12. Tegas dan disiplin

Ketegasan dan mempunyai disiplin yang tinggi, akan menjaga konsistensi sebuah irama
kerja yang baik agar dapat menjadikan sebuah budaya dan etos kerja yang baik bagi
kelompoknya.

13. Visioner

Mempunyai visi dan misi serta meletakannya sebagai fondasi sebuah tujuan jangka
panjang dari tim dan kelomopoknya. Hal ini akan membuat anggota organisasi dan
kelompoknya berkerja dengan arah yang jelas. Pemimpin yang tidak mempunyai visi akan
bekerja seperti ‘pemadam kebakaran’ atau setiap ada masalah hanya mengetasinya Karena
tidak jelas kearah mana kelompoknya harus menuju.

14. Mengambil risiko

Jelas, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bia mengambil risiko diawal sebelum
orang lain berani melakukannya. Tanpa keberanian ini pemimpin akan ditinggalkan oleh para
pengikutnya.3

C. Keterampilan Kepemimpinan (Leadership Skills)


Ada tiga keterampilan kepemimpinan yaitu:
1. Technical skills
2. Human skills
3. Conceptual skills (Keith Davis, 1981:127)
- Technical skills bararti suatu kemampuan yang dimiliki oleh seorang pcmimpin
untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan. Walaupun seorang wirausaha merupakan
pemimpin yang dapat menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu pekcrjaan namun
dia harus mampu melaksanakan sendiri pekerjaan-pekerjaan tertentu. Maksudnya
dapat melakukan pekerjaan ttersebut adalah agar dia mampu melaksanakan

3
Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan, Jakarta, PT. Gelora Aksara Pratama,

2011, hlm. 181.

8
pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawannya. Keterampilan
tersebut misalnya keterampilan pembukuan keuangan, mengetik. pekerjaan komputer
dasar, menggunakan beberapa alat sederhana dan sebagainya.
- Human skills berarti kemampuan untuk bekerja sama dan membangun tim kerja
bersama orang-orang lain.
- Keterampilan konsep berani seorang wirausaha harus mampu berpikir dan
mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk model kerangka kerja dan konsep-
konsep lain dalam memudahkan pekerjaan.

Pandangan lain menyatakan bahwa skills Yang diperlukan dalam enterpreneurship dapat
diklasifikasi dalam tiga hal”

1) Technical skills seperti:


 Menulis, ini diperlukan untuk mencatat apa yang perlu dicatat, dan dijadikan
dokumen perusahaan yang mungkin diperlukan dilain kesempatan. tahun depan
misalnya. Atau keterampilan menulis diperlukan guna membuat sebuah memo yang
menarik dalam berhubungan dengan pihak lain, apakah dengan karyawan ataupun
dengan pihak eksternal atau pada seluruh stakeholder bisnis.
 Komunikasi lisan, jelas sangat penting buat bicara, meyakinkan, negosiasi dengan
pihak lain dan menjalin networking.
 Menguasai lingkungan, baik lingkungan internal perusahaan seperti dengan
karyawan maupun lingkungan eksternal dengan pihak pemasok. saingan, lingkungan
sekitar lokasi perusahaan.
 Business Management, harus menguasai berbagai pengetahuan tentang manajemen
bisnis, bagaimana menggerakkan orang-orang, memotivasi, seni memimpin,
mengatasi konflik dalam organisasi, manajemen marketing, finance dan sebagainya.
 Teknologi, ini mencakup berbagai teknologi untuk keperluan proses produksi,
teknologi komunikasi, komputer, peralatan kantor dan sebagainya.
 Hubungan antar manusia,harus dijalin hubungan harmonis dengan seluruh lapisan
karyawan dan dengan pihak luar perusahaan.
 Listening, seorang wirausaha harus mau mendengar dan mampu menterjemahkan apa
yang didengar baik dari karyawan maupun dari pihak luar.

9
 Mampu menyusun organisasi, ini penting misalnya pada saat kapan diperlukan
membentuk sebuah tim kerjasama, sistem kontrol. kapan perlu menambah karyawan,
ataupun melakukan “downsizing” (perampingan Organisasi).
 Membangun jaringan kerja (networking), sekarang ini ada kccendcrungan dunia
usaha tidak lagi bersaingan, akan tetapi satu sama lain saling mendekati/ merangkul
membentuk jaringan usaha yang saling menguntungkan.
2) Business Management Skills
 Merencanakan seorang wirausaha harus mampu membuat rencana baik global
maupun detail. Apabila dibuat rencana global. bisa pula dielaborasi oleh karyawan
dalam langkah-langkah yang lebih rinci.
 Membuat keputusan: berdasarkan data atau informasi yang terkumpul seorang
wirausahawan harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan, agar
jalannya usaha tidak goyang dalam keragu-raguan.
 Human relations, harus sopan. supel, penuh etika berhubungan dengan orang lain.
 Marketing: mengetahui pasar sasaran, strategi marketing yang tepat untuk mencapai
target market yang telah ditetapkan serta mampu mencari mengumpulkan informasi
sebagai bahan pengambilan keputusan.
 Finance: memiliki keterampilan mencari sumber modal jangka panjang ataupun
jangka pendek, mampu membuat ramalan keberhasilan investasi dengan melihat
peluang-peluang yang ada ataupun menciptakan peluang baru. Accounting, memiliki
keterampilan mencatat, membaca penerimaan dan pengeluaran keuangan,
menghitung efisiensi dan sebagainya.
 Control: mampu mengawasi segala kegiatan dalam bisnis, baik dalam bidang
keuangan, kegiatan karyawan dalam pekerjaan sehari-hari.
 Negotiation: memiliki keterampulan berunding, rapat, tawar menawar, lobi sehingga
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi bisnisnya.
 Managing growth: pada saat pertumbuhan bisnis, harus mampu memimpin
perkembangan bisnis, menciptakan taktik, dan strategi jitu menuju perkembangan
yang feasible sehingga tidak salah arah yang mengakibatkan kerugian.
3) Personal Entrepreneurial Skills
 Disiplin. tetap berpijak pada landasan disiplin, tidak lupa daratan. tidak lengah.

10
 Mengambil resiko, terampil meramal resiko dan antisipasi resiko. Namun tidak takut
menghadapi resiko karena sudah diperhitungkan dengan menganalisis fakta dan data
yang ada, sehingga sampai pada satu keputusan.
 Inovasi, memiliki keterampilan menggunaan hasil-hasil penelitian, hasil penemuan
baru dalam berbagai bidang bisnis, organisasi, finansial, operasional dan sebagainya.
 Tepat dalam pekerjaan, mampu memberi contoh bagaimana bekerja yang baik,
bagaimana cara melakukan pekerjaan, dsb.
 Visionary leader memiliki pandangan jauh ke depan tentang bisnisnya, tidak
terpukau dengan keuntungan sekarang ini, tapi mampu menjangkau masa depan.4

D. Urgensi Kepemimpinan dalam Manajemen dan dalam Pandangan Islam


1. Urgensi Kepemimpinan dalam Manajemen

Kepemimpinan memegang peranan penting dalam manajemen, bahkan menurut M.E.


Dimock, seperti dikutip Soewarno Hendayaningrat (1980:60), kepemimpinan adalah inti
manajemen itu sendiri (leadership is the key to managementiorganization). Antara
kepemimpinan dan manajemen, menurut Wilson Bangun (2008:131), adalah dua konsep
yang sama. Hanya saja, ada beberapa hal yang membedakannya, misallnya bahwa pemimpin
itu dapat timbul dari kelompok-kelompok yang sama sekali tidak terorganisir, sesdangkan
manajemen hanya ada apabila organisasi menciptakan peranan. Ada beberapa hal yang
kiranya penting dikemukakan untuk melihat perbedaan antara kepemimpinan dan
manajemen, yaitu:

1) Kepemimpinan itu bernuansa kemampuan individu sedangkan manajemen bernuansa


sistem dan mekanisme kerja;

2) Kepemimpinan menekankan pengaruhnya kepada pengikut, yakni menekankan


kewibawaan pemimpin, sedangkan manajemen menekankan pada wewenang;

3) Kepemimpinan bergantung kepada kemampuan dan kesanggupan individu dalam


mencapai tujuannya, sedangkan manajemen mempunyai kesempatan untuk

4
Buchari Alma, Kewirausaan, Alfabet, Bandung, 2009, hlm. 170.

11
mengarahkan dana dan daya yang dimiliki oleh organisasi untuk mencapai
tujuannya;

4) Kepemimpinan mempunyai kecenderungan untuk mewujudkan keinginan si


pemimpin, walaupun pada akhirnya juga mengarah kepada tercapanya tujuan
bersama, sedangkan manajemen mengarah kepada tercapainya tujuan organisasi
secara langsung (Rahman, 1997:30).

Walaupun memiliki perbedaan-perbedaan, akan tetapi keduanya tidak dapat dipisahkan


satu sama lain. Inti kesuksesan suatu badan, lembagam atau organisasi, pada dasarnya
terletak pada kepemimpinan manajer atau pemimpinnya. Sekalipun organisasi itu baik,
peralatannya cukup, modalnya ada, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, maka
kemungkinannya untuk berhasil itu kecil sebab tugas pemimpin, diantaranyam adalah
mendorong bahawannya untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam memimpin, pasi terlibat
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi atau memotivasi orang lain atau bahannya untuk
mau melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dengan baik (Kadarman, 1997:137).5

2. Urgensi Kepemimpinan dalam Pandangan Islam

Kepemimpinan adalah fakta sosial yang tidak dapat dihindari untuk mnegatur hubungan
antara individu yang tergabung dalam suatu masyarakat, dimana masing-masing individu
memliki tujuan kolektif yang ingin diwujudkan bersama dalam masyarakat. Munculnya
pemimpin dalam suatu masyarakat adalah niscaya diperlukan sehingga alquran dan assunah
menggariskan prinsip-prinsipnya. Islam memandang gagasan kepemimpinan dalam bentuk
yang positif, bukan diinginkan secara pribadi. Melainkan diperlukan oleh tatanan sosial
manapun. Dengan demikian keemimpinan merupakan kewajiban kelompok.6

5
Kartawan dan Agus Susanto, Pengantar Manajemen Syariah, Guardaya Intimarta,
Guardaya Intimarta, Bandung, 2009, hlm. 177.
6
Kartawan dan Agus Susanto, Pengantar Manajemen Syariah, Guardaya Intimarta,
Bandung, 2009, hlm. 178.

12
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengatur, memengaruhi atau


mengarahkan orang lain (dua orang atau lebih) untuk mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan dengan upaya yang maksimal dan kontribusi dari masing-masing individu.
Keberhasilan Kepemimpinan bisa dilihat dari Gaya, Sifat, dan keterampilannya dalam
mengatur dan mengarahkan. Kepemimpinan sangat penting karena untuk mengatur hubungan
antara individu, dalam mewujudkan tujuan bersama.

2. Saran

Dengan adanya makalah ini, penulis berharap agar makalah tentang fungsi
kepemimpinan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan apa yang telah kami
uraikan diatas semoga dapat dilaksanakan atau diterapkan dalam kehidupan sehari hari
terutama dalam berijtihad.

13
13
DAFTAR PUSTAKA

Kartawan. 2010. Kewirausahaan Untuk Calon Interpreneur. Bandung: Guardaya


Intimarta

Sinn, A. dan Ahmad Ibrahim. 2008. Manajemen Syariah. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada

Kartawan dan Agus Susanto. 2009. Pengantar Manajemen Syariah. Bandung:


Guardaya Intimarta

Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama

Alma, Buchari. 2009. Kewirausaan. Bandung: Alfabeta.

14

Anda mungkin juga menyukai