PMS Kepemimpinan
PMS Kepemimpinan
PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia
selalu berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik
Hidup dalam berkelompok tentulah tidak mudah, untuk menciptakan kondisi kehidupan
yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati dan menghargai. Keteraturan
hidup perlu selalu dijaga, hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan dan
Untuk mewujudkannya dibutuhkan sosok seorang panutan yang dapat diandalkan. Sosok
itu dapat disebut dengan pemimpin. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat
B. Rumusan Makalah
C. Tujuan Makalah
1
3. Untuk mengetahui keterampilan kepemimpinan
4. Untuk mengetahui urgensi kepemimpinan dalam manajemen dan dalam pandangan Islam
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoretis maupun
secara praktis. Secara teoretis, makalah ini berguna untuk menambah wawasan, terutama
tentang hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Secara praktis, makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi:
kepemimpinan
2. Pembaca, sebagai media informasi tentang Ijtihad secara teoretis maupun secara praktis.
E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah
metode deskriptif. Melalui metode ini, penulis akan menguraikan tentang fungsi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kepemimpinan
Arted, kepemimpinan adalah kemampuan untuk memengaruhi orang lain agar mereka
berusahaa membantu untuk mewujudkan tujuan yang diimpikan bersama. John B,
memberikan definisi kepemimpinan sebagai kegiatan atau proses untuk saling memengaruhi
antar individu yang tergabung dalam satu kelompok (walaupun ada perbedaan diantara
mereka) untuk diarahkan pada kegiatan kemanusiaan berdasarkan permasalahan bersama.
Definisi ini memberikan pengertian bahwa proses untuk saling memengaruhi antara
pemimpin dan masyarakat, memiliki arti bahwa mereka saling memengaruhi satu sama lain.
Artinya, seorang pemimpinan bukanlah unsur tunggal yang memberikan pengaruh kepada
orang lain. Akan tetapi, ia juga dipengaruhi pendapat masyarakat, dan berinteraksi dengan
keinginan serta keyakinan mereka dalam posisi yang sama. Seorang pemimpin merupakan
bagian dari anggota masyarakat, saling berkontribusi, tukar pendapat dan pengalaman, sera
secara bersama-sama berusaha mewujudkan tujuan kolektif.
Dari beberapa definisi yang berbeda ini dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mengatur, memengaruhi atau mengarahkan orang lain (dua orang atau
3
3
lebih) untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dengan upaya yang maksimal dan
kontribusi dari masing-masing individu.1
Dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka semua elemen yang ada
dalam organisasi harus dapat melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya dengan baik. Agar para karyawan dapat bekerja dengan optimal, maka
kewajiban dari pemimpin untuk mengarahkan dan mempengaruhinya kea rah pencapaian
tujuan tersebut. Cara pemimpin memepengaruhi bawahannya tersebut dinamakan gaya
kepemimpinan. Pada dasarnya terdapat dua kelompok gaya kepemimpinan yang ekstrim
dalam memepengaruhi para bawahannya, yaitu pemimpin yang berorientasi tugas (task
oriented) tinggi dan dan yang berorientasi hubungan (relationship oriented) yang tinggi.
Pemimpin yang berorientasi tugas tinggi akan cenderung menunjukan pola perilaku
sebgai berikut:
Pemimpin yang memiliki orientasi hubungan yang tinggi, mereka lebih mementingkan
hubungan kemanusiaan yang harmonis, sehingga mereka akan cenderung menunjukan pola-
pola perilaku sebagai berikut:
1
Abu Sinn dan Ahmad Ibrahim, Manajemen Syariah, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2008, hlm. 127.
4
a. Menunjukan perhatian kepada orang sebagai mnausia bukan sebagai mesin produksi.
b. Menunjukan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi, dan
menghilangkan keteganagan yang timbul.
c. Menjalin komunikasi timbal balik yang baik dengan para bawahan dan rekan
sejawat.
d. Dalam meningkatkan kinerja atau prestasi, pera karyawan senantiasa menerapkan
reward and punishment, artinya dalam rangka mneumbuhkan perilaku yang positif
maka setiap perilaku positif yang dilakukan bawahan harus diberi penghargaan.
Sebaliknya dalam rnagka mencegah hal-hal negative, maka setiap hal-hal negative
atau pelanggaran yang dilakukan oleh bawahan harus diikuti dengan hukuman atau
sanksi.
e. Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada para bawahan denagn
memotivasinya untuk berinisiatif.
Para pemimpin yang memiliki hubungan orientasi yang tinggi, belum tentu merekaa
ramah dan social. Akan tetapi, mereka akana menunjukkan keterampilan yang tinggi dalam
mengelola hubungan dan akan mampu menangani berbagai orang dengan efektif. Mereka
akan peka terhadap kebutuhan bawahannya, mengharrgai gaya hidup yang berbeda,
melibatkan semua orang untuk mencapai tujuan, dan mampu berkomunikasi dengan baik.
Sedangkan mereka yang memiliki orientasi hubungan yang rendah, akan cenderung akan
memperlihatkan sikap yang dingin ketika berhubungan dengan orang lain serta lebiih
memperhatikan persaingan ketimbang kerja sama.
2
Kartawan, Kewirausahaan Untuk Calon Interpreneur, Guardaya Intimarta,
Bandung, 2010, hlm. 91.
5
2. Sifat Umum Keberhasilan Kepemimpinan
1. Mempengaruhi kecerdasan
Pada umunya, kecerdasan seorang pemimpin yang berhasil lebih tinggi (bisa EQ atau IQ)
dari orang yang dipimpinnya, namun gap-nya tidak terlalu besar jika dibanding dengan
pengikutnya.
Kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain sangat penting bagi seorang pemimpin
dalam tujuannya untuk mengarahkan (lead to), membimbing dan mempengaruhi agar tujuan
organisasi dapat tercapai.
3. Kedewasaan
Kepribadian yang bijaksana, tidak emosional, berpikir positif, matang, dan dapat menjadi
figur adalah modal penting dari seorang pemimpin untuk mencapai tujuannya.
Tanpa kemampuan untuk menciptakan semangat kerja yang tinggi, gairah, dan motivasi
bagi orang lain, pemimpin yang tidak mempunyai kemampuan ini sulit untuk mencapai
tujuannya.
Bagaimana orang lain dapat termotivasi, kalau saja dirinya sendiri tidak bisa dimotivasi.
Kemampuan memotivasi diri sendiri sangat penting sebelum memotivasi orang lain.
Sikap dan perilakunya mejadi contoh bagi orang lain sehingga secara tidak langsung
tindakannya diikuti orang lain. Untuk itu, sikap dan perilaku yang baik dan benar akan
6
mendorong orang bersikap yang sama. Contoh: pantang menyerah, bermoral, berbudi,
beretika, teguh pada keyakinan, dan lain-lain. Ia menjaga kehormatan dan nama baiknya
sebagi harga diri yang tidak boleh jatuh dalam kondisi dan situasi apapun.
7. Integritas tinggi
Ia selalu menjaga integritas (menyatukan tindakan, pikiran, sikap, dan perilaku) dan
menjaga kesatuan kelompok agar tetap utuh sehingga ia rela berkorban demi kelompok dan
tujuannya.
8. Humoris
Perjalanan menuju tercapainya sebuah kesuksesan dalam usaha atau prestasi terasa begitu
lama bila pemimpinnya bersikap dingin, kaku dan angkuh. Tentu saja hal ini akan
menghambat tercapainya tujuan kelompok atau organisasi. Belajar humor itu penting untuk
meregakan ketegangan dan menambah semangat. Seorang motivator harus dapat mengatur
irama emosi dan situasi agar semangat, gairah, dan suasana tetap terjaga dengan baik.
9. Komitmen tinggi
Menjaga komitmen dari apa yang ia ucapkan, tegaskan dan nyatakan itu sama pentingnya
dalam menjaga harga dirinya, sehingga komitmen dan integritas itu menyatu dalam harga
diri.
Berbagi kekuaatang berarti memberi wewenang sesuai tanggung jawabnya kepada orang
lain yang ada dalam kelompoknya. Ikatan kekuatan itu muncul bila berbagai kekuatan dalam
kelompoknya bersatu.
Kemampuan menciptakan rasa aman untuk kelompoknya adalah sesuatu yang penting
untuk menjaga gairah dan semangat kerja tim.
7
12. Tegas dan disiplin
Ketegasan dan mempunyai disiplin yang tinggi, akan menjaga konsistensi sebuah irama
kerja yang baik agar dapat menjadikan sebuah budaya dan etos kerja yang baik bagi
kelompoknya.
13. Visioner
Mempunyai visi dan misi serta meletakannya sebagai fondasi sebuah tujuan jangka
panjang dari tim dan kelomopoknya. Hal ini akan membuat anggota organisasi dan
kelompoknya berkerja dengan arah yang jelas. Pemimpin yang tidak mempunyai visi akan
bekerja seperti ‘pemadam kebakaran’ atau setiap ada masalah hanya mengetasinya Karena
tidak jelas kearah mana kelompoknya harus menuju.
Jelas, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bia mengambil risiko diawal sebelum
orang lain berani melakukannya. Tanpa keberanian ini pemimpin akan ditinggalkan oleh para
pengikutnya.3
3
Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan, Jakarta, PT. Gelora Aksara Pratama,
8
pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawannya. Keterampilan
tersebut misalnya keterampilan pembukuan keuangan, mengetik. pekerjaan komputer
dasar, menggunakan beberapa alat sederhana dan sebagainya.
- Human skills berarti kemampuan untuk bekerja sama dan membangun tim kerja
bersama orang-orang lain.
- Keterampilan konsep berani seorang wirausaha harus mampu berpikir dan
mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk model kerangka kerja dan konsep-
konsep lain dalam memudahkan pekerjaan.
Pandangan lain menyatakan bahwa skills Yang diperlukan dalam enterpreneurship dapat
diklasifikasi dalam tiga hal”
9
Mampu menyusun organisasi, ini penting misalnya pada saat kapan diperlukan
membentuk sebuah tim kerjasama, sistem kontrol. kapan perlu menambah karyawan,
ataupun melakukan “downsizing” (perampingan Organisasi).
Membangun jaringan kerja (networking), sekarang ini ada kccendcrungan dunia
usaha tidak lagi bersaingan, akan tetapi satu sama lain saling mendekati/ merangkul
membentuk jaringan usaha yang saling menguntungkan.
2) Business Management Skills
Merencanakan seorang wirausaha harus mampu membuat rencana baik global
maupun detail. Apabila dibuat rencana global. bisa pula dielaborasi oleh karyawan
dalam langkah-langkah yang lebih rinci.
Membuat keputusan: berdasarkan data atau informasi yang terkumpul seorang
wirausahawan harus mampu secara cepat dan tepat mengambil keputusan, agar
jalannya usaha tidak goyang dalam keragu-raguan.
Human relations, harus sopan. supel, penuh etika berhubungan dengan orang lain.
Marketing: mengetahui pasar sasaran, strategi marketing yang tepat untuk mencapai
target market yang telah ditetapkan serta mampu mencari mengumpulkan informasi
sebagai bahan pengambilan keputusan.
Finance: memiliki keterampilan mencari sumber modal jangka panjang ataupun
jangka pendek, mampu membuat ramalan keberhasilan investasi dengan melihat
peluang-peluang yang ada ataupun menciptakan peluang baru. Accounting, memiliki
keterampilan mencatat, membaca penerimaan dan pengeluaran keuangan,
menghitung efisiensi dan sebagainya.
Control: mampu mengawasi segala kegiatan dalam bisnis, baik dalam bidang
keuangan, kegiatan karyawan dalam pekerjaan sehari-hari.
Negotiation: memiliki keterampulan berunding, rapat, tawar menawar, lobi sehingga
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi bisnisnya.
Managing growth: pada saat pertumbuhan bisnis, harus mampu memimpin
perkembangan bisnis, menciptakan taktik, dan strategi jitu menuju perkembangan
yang feasible sehingga tidak salah arah yang mengakibatkan kerugian.
3) Personal Entrepreneurial Skills
Disiplin. tetap berpijak pada landasan disiplin, tidak lupa daratan. tidak lengah.
10
Mengambil resiko, terampil meramal resiko dan antisipasi resiko. Namun tidak takut
menghadapi resiko karena sudah diperhitungkan dengan menganalisis fakta dan data
yang ada, sehingga sampai pada satu keputusan.
Inovasi, memiliki keterampilan menggunaan hasil-hasil penelitian, hasil penemuan
baru dalam berbagai bidang bisnis, organisasi, finansial, operasional dan sebagainya.
Tepat dalam pekerjaan, mampu memberi contoh bagaimana bekerja yang baik,
bagaimana cara melakukan pekerjaan, dsb.
Visionary leader memiliki pandangan jauh ke depan tentang bisnisnya, tidak
terpukau dengan keuntungan sekarang ini, tapi mampu menjangkau masa depan.4
4
Buchari Alma, Kewirausaan, Alfabet, Bandung, 2009, hlm. 170.
11
mengarahkan dana dan daya yang dimiliki oleh organisasi untuk mencapai
tujuannya;
Kepemimpinan adalah fakta sosial yang tidak dapat dihindari untuk mnegatur hubungan
antara individu yang tergabung dalam suatu masyarakat, dimana masing-masing individu
memliki tujuan kolektif yang ingin diwujudkan bersama dalam masyarakat. Munculnya
pemimpin dalam suatu masyarakat adalah niscaya diperlukan sehingga alquran dan assunah
menggariskan prinsip-prinsipnya. Islam memandang gagasan kepemimpinan dalam bentuk
yang positif, bukan diinginkan secara pribadi. Melainkan diperlukan oleh tatanan sosial
manapun. Dengan demikian keemimpinan merupakan kewajiban kelompok.6
5
Kartawan dan Agus Susanto, Pengantar Manajemen Syariah, Guardaya Intimarta,
Guardaya Intimarta, Bandung, 2009, hlm. 177.
6
Kartawan dan Agus Susanto, Pengantar Manajemen Syariah, Guardaya Intimarta,
Bandung, 2009, hlm. 178.
12
BAB III
1. Kesimpulan
2. Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap agar makalah tentang fungsi
kepemimpinan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya, dan apa yang telah kami
uraikan diatas semoga dapat dilaksanakan atau diterapkan dalam kehidupan sehari hari
terutama dalam berijtihad.
13
13
DAFTAR PUSTAKA
Sinn, A. dan Ahmad Ibrahim. 2008. Manajemen Syariah. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada
14