Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330116590

Analisis Deret Waktu (Time Series) Metode Magnetotellurik Pada


Cekungan Buton, Sulawesi Tenggara
Conference Paper · November 2016

CITATIONS READS

0 109

3 authors, including:

Gusti Muhammad Lucki Junursyah Asep Harja


Pusat Survei Geologi Universitas Padjadjaran
30 PUBLICATIONS 3 CITATIONS 10 PUBLICATIONS 7 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

PREDICTION OF THE BEST 2D MODEL MAGNETOTELLURIC DATA BASED ON OVERLAY MODEL APPROACH IN TOMORI AREA View project

KEMENERUSAN INTRUSI GUNUNG BATU LEMBANG BERDASARKAN PENAFSIRAN DATA MAGNETOTELURIK SATU DIMENSI View project

All content following this page was uploaded by Gusti Muhammad Lucki Junursyah on 03 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISBN : 978-602-1034-
45-3 101
PROSIDING SNG 2016

Analisis Deret Waktu (Time Series) Metode Magnetotellurik Pada Cekungan


Buton, Sulawesi Tenggara
Lia Maryani1*, G.M. Lucki Junursyah 2* ,Asep Harja1*
1
Geofisika, Universitas Padjadjaran
2
Pusat Survei Geologi
* Email: liamaryani7@gmail.com , junursyah@gmail.com , asep.harja@geophys.unpad.ac.id

Abstrak. Indonesia bagian Timur didominasi batuan berkarbonat yang memiliki porositas
yang baik dan berpotensi hidrokarbon. Salah satu metode Geofisika yang digunakan untuk
pencarian hidrokarbon adalah metode Magnetotellurik (MT). Metode MT menggunakan
gelombang Elektromagnetik (EM) yang dapat menembus ruang hampa (misalnya batuan
berongga). Dalam hal ini metode MT sangat membantu dalam kegiatan eksplorasi
hidrokarbon di wilayah tersebut. Penelitian metode MT telah dilakukan di cekungan Buton,
Sulawesi Tenggara dengan 16 titik pengukuran. Dengan rentang frekuensi yang lebar,
metode MT merekam data untuk deret waktu (Time Series) 3, 4 dan 5. Untuk menghasilkan
interpretasi yang baik, nilai koherensi harus lebih dari 75%. Maka dilakukan analisis Time
Series untuk semua titik, dan kualitas data mengalami peningkatan hingga 93.28%.

Kata Kunci: Magnetotellurik, Koherensi, Time Series, Hidrokarbon, Buton

PENDAHULUAN permukaan berdasarkan kontras nilai


Geologi Pulau Buton tahanan jenis batuan secara lebih dalam
Wilayah Indonesia bagian timur hingga mencapai lebih dari 5 km. Peralatan
memiliki kondisi geologi yang sangat ini sangat cocok digunakan di daerah yang
kompleks, akibat pertemuan tiga lempeng memiliki relief permukaan sangat
(lempeng India, lempeng Australia, dan berundulasi, kemudahan dalam mobilisasi
lempeng Samudera Pasifik-Philipina). Hal dan instalasi, tidak menggunakan sumber
tersebut menghasilkan sumberdaya geologi yang membahayakan, dan ramah
yang beragam, termasuk sumberdaya lingkungan.
minyak dan gas bumi yang terkumpul di
sebuah cekungan sedimen. Salah satu Maksud dan Tujuan
cekungan sedimen yang terbentuk di Maksud kegiatan survei MT ini adalah
wilayah tersebut adalah Cekungan Kendari- mengukur deret waktu (time series) dari
Muna-Buton, Sulawesi Tenggara. Untuk komponen medan elektromagnetik alami
mengetahui potensi minyak dan gas bumi di (Ex, Ey, Hx dan Hy) di permukaan bumi
wilayah tersebut, diperlukan penelitian dengan rentang frekuensi dari 400 Hz
geofisika dengan metode Magnetotelurik hingga 0.0000129 Hz. Tujuan dari
(MT) di daerah Buton dari Bau-Bau hingga penelitian ini adalah untuk membandingkan
Pasarwajo. hasil pengolahan time series dengan raw
Kegiatan survei MT ini dilakukan data (data lapangan tanpa pengolahan).
berdasarkan kemampuan alat tersebut yang Penelitian ini dibatasi hingga terdapatnya
dapat menafsirkan gejala geologi bawah
ISBN : 978-602-1034-45-3 102
PROSIDING SNG 2016
kenaikan nilai koherensi data setelah lain. Untuk merekam gelombang EM

dilakukan proses time series. tersebut digunakan dua sensor pada saat
122 35’0” akuisisi, yaitu sensor elektrik dan sensor
0 122 52’0” 5 24’0 magnetik.Cara peletakan sensor
0
0 elektrik
dan magnetik menghasilkan 2 jenis modus
pengukuran, yaitu TE (Transverse Electric)
mode dimana komponen medan listrik
searah dengan strike dan TM (Transverse
Magnetic) mode yang komponen medan
magnetnya tegak lurus dengan strike, atau
GAMBAR 1. Lokasi Pengukuran sebaliknya. Parameter yang dianalisa adalah
tahanan jenis semu, fasa dan impedansi Zxy,
(Junursyah, 2011) Zyx.

Metode Magnetotellurik (MT) Proses Robust


Metode Magnetotellurik (MT) Proses Robust merupakan teknik untuk
merupakan salah satu metode geofisika
mengidentifikasi dan menghapus outliers.
pasif yang memanfaatkan medan Outliers adalah data dengan nilai yang
Elektromagnetik (EM) alam. Medan EM ini menyimpang jauh dari nilai rata-rata,
menginduksi batuan di bawah permukaan umumnya data tersebut dapat dianggap
bumi, sehingga timbullah arus tellurik yang sebagai noise. Data yang sudah didominasi
membangkitkan medan EM sekunder. Lalu dengan noise akan memiliki nilai koherensi
receiver yang berada di permukaan yang kecil, sehingga dapat mengurangi
menangkap total medan EM sebagai kualitas data baik secara kualitatif maupun
penjumlahan dari medan EM primer dan kuantitatif. Terdapat pembobotan data untuk
sekunder. mengetahui kualitas data, dengan meninjau
Dalam pengukurannya seringkali nilai koherensinya.
terdapat distorsi atau gangguan akibat Koherensi sinyal merupakan besaran
benda-benda di sekitar. Sedangkan untuk yang menyatakan hubungan antara medan
menghasilkan interpretasi yang baik magnet dan listrik yang saling tegak lurus.
diperlukan data yang baik pula, baik secara Jika data koheren maka Hy dan Ey harus
kualitatif maupun kuantitatif. Terdapat sama. Begitu pula dengan Hx dan Ey.
beberapa cara dalam meningkatkan kualitas Idealnya nilai koherensi sinyal harus 1, akan
data pada MT yaitu analisis koherensi, tetapi hal ini sangat sulit terjadi, disebabkan
analisis Time Series, maupun seleksi Cross karena sinyal akan selalu terkena gangguan
Power (XPR). Pada kali ini akan dibahas alami, jaringan komunikasi dan gangguan
mengenai analisis Time Series pada metode yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
MT. Oleh karena itu nilai koherensi yang
mendekati angka 1 merupakan data yang
TE dan TM Mode baik (Mwakirani. 2012). Koherensi sinyal
Pada gelombang EM, medan listrik dan dinyatakan sebagai rasio spektral yang
medan magnet selalu tegak lurus satu sama
ISBN : 978-602-1034-45-3103
PROSIDING SNG 2016

terdiri dari medan listrik dan medan magnet, dengan C merupakan kerapatan antara
dan dibagi dalam dua auto spektrum yaitu: spektrum medan listrik (Cxx) dan medan
y2xy: ( | |
)i≠j

magnet (Cyy), (Mwakirani. 2012).


Proses robust dilakukan dengan software
SSMT2000. Pada software ini ada beberapa ini digunakan software Synchro Time-Series
parameter yang harus ditentukan, Viewer yang menampilkan data respon
diantaranya nilai crosspower (pencuplikan) listrik dan magnet yang terbaca pada alat
dan koherensi. Pada penelitian ini (Ex, Ey, Hx, Hy, Hz) terhadap waktu.
digunakan nilai crosspower sebesar 100, Pengukuran dilakukan selama 12 jam.
dengan koherensi 0.95 dan 0.75. Output
yang dihasilkan dari proses ini adalah file
berekstensi MTH dan MTL. Selanjutnya
data tersebut digabungkan dan kemudian
dibuka oleh perangkat lunak MT-EDITOR
sehingga data dapat dilihat dalam bentuk
grafik tahanan jenis semu, fase dan GAMBAR 2. Time Series
koherensi yang dibandingkan dengan
frekuensi. Data MT terdiri dari 3 rentang frekuensi
yaitu TS3 (40-320 Hz), TS 4 (5.6-33 Hz),
Adapun macam-macam Robust, dan TS5 (0.00034-4.7 Hz). TS 3 dan TS4
diantaranya: memiliki frekuensi yang tinggi (dekat
a. No Weight (Raw data) Tidak permukaan) sehingga berisi data/sinyal yang
adanya pembobotan. diinginkan. Sedangkan TS 5 berisi noise.
b. Rho variance
Pembobotan yang didasarkan pada METODE PENELITIAN
banyaknya suatu data tahanan jenis Penelitian ini dilakukan dalam dua
yang terbaca pada data MT setelah tahapan, yaitu tahap pengambilan data Oleh
dicuplik sebanyak nilai cross power Tim MT Pusat Survei Geologi (PSG) dan
yang diinginkan. tahap pengolahan data. Tahap pengambilan
c. Ordinary Coherency data di lapangan dilakukan di 16 titik
Pembobotan yang didasarkan nilai pengukuran, pada 2011 yang berada di
yang koheren terhadap channel E wilayah Pulau Buton. Untuk tahap
dan H. pengolahan data secara sekunder dilakukan
di Pusat Survei Geologi, dimulai dari Bulan
Analisis Deret Waktu (Analisis Time
Juli 2016 sampai dengan September 2016.
Series)
Parameter yang dihasilkan dari pengukuran
Data yang terukur dalam survei MT ini
metode MT ini adalah Rho, Fase dan
berupa variasi medan listrik dan medan
Skindepth. Sedangkan pada pengolahan data
magnet terhadap waktu atau berupa time
dihasilkan koherensi dan robust processing
series. Analisis time series merupakan
sebelum dilakukan time series.
proses pereduksian noise. Dalam penelitian
ISBN : 978-602-1034-45-3104
PROSIDING SNG 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk melihat data yang baik secara


Proses Time Series dilakukan dengan kuantitatif digunakan acuan nilai minimal
meninjau koherensi di TS 5 terlebih dahulu. koherensi sebesar 75%. Jika setelah
dilakukan proses robust data mengalami
peningkatan hingga >75%, tidak perlu
dilakukan time series. Sebanyak 5 titik
pengukuran (BT-03, BT-09, BT-11, BT-13,
BT-14) mengalami peningkatan bobot rata-
rata hingga di atas 75%. Namun pada
penelitian ini dilakukan proses time series
untuk semua titik pengukuran, baik yang
masih di bawah 75% ataupun di atas 75%.
GAMBAR 3. Proses Analisis Time Series
Gambar 4 menunjukkan Raw data dari
pengukuran MT di lintasan BT-13. Gambar
Pada gambar 3, TS 5 berisi noise yang
4a menunjukkan kurva tahanan jenis semu
koheren ditandai dengan simbol kotak
dan fasa terhadap frekuensi. Sedangkan
berwarna merah untuk membatasi rentang
gambar 4b menunjukkan kurva koherensi.
waktu yang terkena noise. Maka untuk
Garis-garis vertikal berwarna biru di bagian
rentang waktu tersebut, pada
bawah grafik menunjukkan pembobotan
TS4 dan TS3 pun terkena noise koheren dan
data. Karena proses No Weight ini tanpa
data direduksi. Sehingga data yang
pembobotan, maka nilai rata-rata
digunakan untuk pengolahan yang lebih
pembobotannya tidak direduksi.
lanjut adalah data di luar rentang waktu
Berdasarkan gambar 4, data memiliki
tersebut.
outlier yang bervariasi. Secara kuantitatif,
Grafik dikatakan koheren jika nilainya
data tersebut memiliki nilai koherensi
mendekati 1, atau 100%. Namun hal
sebesar 52.95%.
tersebut sulit terjadi pada data murni (raw
Pada gambar 4b terdapat grafik
data) hasil pengukuran di lapangan. Sebutan
koherensi antara modus TE (hijau) dan TM
lain untuk raw data ini adalah No Weight
(kuning) di lintasan BT-13. Idealnya kedua
(tanpa pembobotan).
modus tersebut saling berhimpitan, namun
Maka dilakukan proses robust untuk
karena ini merupakan data asli pengukuran,
menaikkan nilai koherensinya. Pada
dan terdapat adanya noise maka modus TM
penelitian ini, dilakukan dua proses robust
menyimpang jauh dari modus TE.
untuk semua titik pengukuran. Dari kedua
Kemudian dilakukan proses robust
proses rho variance dan ordinary coherency,
Ordinary Coherency secara UP (Pada
dipilih salah satu pembobotan yang
gambar 5) dan data mengalami peningkatan
mengalami peningkatan lebih besar.
menjadi 84.97%. Pada proses ini, robust
Sebanyak 55% dari data MT Pulau Buton
mereduksi noise-noise pada data, sehingga
ini diolah lebih lanjut menggunakan proses
data yang menyimpang jauh (outliers)
robust ordinary coherency, dan sebanyak
mengalami perubahan. Terlihat pada kurva
45% menggunakan rho variance.
TE dan TM, dimana sebelumnya kurva TE
ISBN : 978-602-1034-45-3105
PROSIDING SNG 2016

(hijau) mengalami outliers yang sangat jauh, time series, kualitas data mengalami
namun setelah dilakukan robust, kurva TE peningkatan secara kualitatif dan kuantitatif.
mendekati kurva TM. koherensi pada Secara kuantitatif data mengalami
rentang frekuensi 0.1 Hz – 1 Hz. Setelah peningkatan hingga 87.11%, artinya data
melakukan langkah pengolahan data MT memenuhi nilai minimal dan dianggap
yang terdiri dari proses robust dan seleksi layak untuk dilakukan proses inversi.

(4a) (4b)

GAMBAR 4. Grafik tahanan jenis semu dan fasa terhadap frekuensi dengan No Weight
(4a), dan grafik koherensi stasiun BT-13 (4b)

(5a) (5b)

GAMBAR 5. Grafik tahanan jenis semu dan fasa terhadap frekuensi dengan
Ordinary Coherency (5a), dan grafik koherensi stasiun BT-13 (5b)
ISBN : 978-602-1034-
45-3 106
PROSIDING SNG 2016

(6a) (6b)

GAMBAR 6. Grafik tahanan jenis semu dan fasa terhadap frekuensi dengan
Time Series (6a), dan grafik koherensi stasiun BT-13 (6b)

Tabel di bawah ini menggambarkan data untuk semua lintasan pengukuran. Kualitas
yang telah diolah mengalami peningkatan kurva MT juga dilihat berdasarkan trend dan
kualitas data. Proses Time Series dilakukan error barnya

TABEL 1. Perubahan kualitas data dari Raw Data, Robust terbaik dan Time Series

KESIMPULAN Sulawesi Tenggara mengalami


Berdasarkan hasil analisis deret waktu peningkatan di semua titik pengukuran.
(Time Series) dapat disimpulkan bahwa Peningkatan terbesar berada di Stasiun
kualitas data MT pada lapangan Buton, BT19 sebesar 46.12 %.
ISBN : 978-602-1034-45-3 107
PROSIDING SNG 2016
UCAPAN TERIMA KASIH REFERENSI

Penulis mengucapkan terimakasih 1. Junursyah, G.M Lucki. Laporan Akhir


kepada Bapak G.M. Lucki Junursyah, S.T., Kegiatan Survei Magnetotellurik di
M.T sebagai dosen pembimbing di Pusat Daerah Muna-Buton dan Sekitarnya.
Survei Geologi dan Bapak Dr. Asep Harja, Bandung: Pusat Survei Gelogi, 2011.
M.Si sebagai dosen pembimbing di 2. Junursyah, G.M Lucki and Harja, Asep.
Universitas Padjadjaran, atas Subsurface Model Based Interpretation
pembelajaran, diskusi dan ilmu yang telah of One Dimensional Magnetotelluric
disampaikan. Ucapan terima kasih juga Data at Universitas Padjadjaran. AIP
penulis sampaikan kepada instansi Pusat Conference Proceedings, 2013.
Survei Geologi (PSG) Bandung yang telah 3. Mwakirani, R. Magnetotelluric (MT)
memberikan izin penelitian ini. Data Processing. Exploration for
Secara kualitatif, kurva dengan kualitas Geothermal Resources. Kenya, 2012.
yang paling baik memiliki trend yang 4. Simpson, Fiona and Bahr, Karsten.
sangat bagus. Sedangkan data yang kurang Practical Magnetotellurics. Cambridge
baik memiliki trend yang menyimpang dan University Press, 2005.
error bar yang sangat besar. 5. Surono dan Udi. Geologi Sulawesi.
Jakarta: LIPI, atas kerjasama dengan
Pusat Survei Geologi, 2013.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai