Makalah K3
Makalah K3
DISUSUN OLEH :
Yohanes Boko :2017710130051
Arif Kurniawan:2017710130054
Hamzah :2017710130049
Program Studi Teknik Mesin Industri
UNIVERSITAS JAYABAYA
2017/2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Tuhan YME yang telah memberikan kemampuan,
kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “APD di Industri Manufacture” tepat pada
waktunya.Semoga materi berikut bisa di aplikasikan di industri dan berguna bagi para pekerja
di dunia industri .Mengingat begitu pentingnya penggunaan APD sebagai salah satu cara untuk
mengurangi terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Bagi seorang pekerja dan perusahaan, keselamatan kerja menjadi hal utama. Kesehatan dan
Keselamatan Kerja atau K3 ini juga diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan.
Perusahaan dan pekerja sama-sama harus mengetahui tentang keselamatan kerja sesuai dengan
standar yang berlaku, salah satunya dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
sesuai dengan standarisasi.
APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang
fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD
ini terdiri dari kelengkapan wajib yang digunakan oleh pekerja sesuai dengan bahaya dan risiko
kerja yang digunakan untuk menjaga keselamatan pekerja sekaligus orang di sekelilingnya.
Kewajiban ini tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
Per.08/Men/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri. Dan pengusaha wajib untuk menyediakan
APD sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pekerjanya.
BAB II
TEORI TENTANG APD
Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat untuk
memberikan APD b. Pasal 9 ayat (1) butir c: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD. c. Pasal 12 butir b: Dengan peraturan
perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD.
1. Alat Pelindung Kepala antara lain : Helmet (Topi Pengaman), Safety Glass (Kacamata
Pengaman), Masker, Respirator, Ear Plugs (Penutup Telinga).
DEFINISI APD
Adalah seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha
rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun
pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir
1. Substitusi
2. Eliminasi
3. Pengendalian Teknis (Engineering Control)
4. Pengendalian Administratif
5 Alat Pelindung Diri
MANAJEMEN APD
Setiap perusahaan wajib mengadakan manajemen APD agar pemakaian dan perawatan APD
dapat di control dan dilakukan pengawasan.Dengan tujuan agar Zero Accident dapat dicapai
dan penyakit akibat kerja dapat dikurangi
APD adalah cara terakhir untuk mengurangi bahaya dan resiko dari suatu pekerjaan yang kita
lakukan.APD memang tidak nyaman ketika dipakai tetapi harus diwajibkan dan dibiasakan
sehingga akan menjadi habit ke setiap pekerja.Pemakaian APD adalah tanggung jawab dari
para pekerja dan harus sesuai dengan Undang undang yang berlaku di suatu negara.
APD atau Alat Pelindung Diri ini harus diperhatikan kondisinya. Jika APD rusak atau rusak
atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus segera dimusnahkan. Beberapa APD juga
memiliki masa pakai, sehingga perawatannya harus lebih diperhatikan dan dicatat waktu
pembelian serta masa pemakaiannya.
Dalam Peraturan Menakertrans ini juga disebutkan bahwa pengadaan APD dilakukan oleh
perusahaan, dan pekerja berhak untuk menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan
jika alat keselamatan kerja yang disediakan tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan