Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, STRUKTUR MODAL, DAN

PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN


SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Erni Masdupi*

Abstract: The aim of this study is to analyze the impact of insider ownership, capital structure and
company growth on dividend policy of listed companies in Indonesia Stock Exchange (IDX).
Population of this research is all companies listed in IDX that have shariah securities in the period of
2007 to 2009. Based on purposive sampling, 84 companies-years were selected. To answer the
research questions, the multiple regressions were used. This study showed that insider ownership has
an insignificant effect on dividend policy; capital structure significantly and negatively influences
dividend policy and company growth significantly and negatively affects dividend policy of shariah
securities that listed in IDX.

Keyword: Shariah securities, insider ownership, capital structure, company growth, and dividend
policy

Indonesia merupakan negara dengan penduduk policy) adalah kebijakan yang berkaitan dengan
beragama Islam terbesar di dunia. Pada awalnya pembayaran dividen oleh perusahaan berupa
banyak terdapat keraguan mengenai hukum penentuan besarnya pembagian dividen dan
berinvestasi di pasar modal, khususnya dalam jual besarnya laba ditahan untuk kepentingan
beli saham. Hal ini diakibatkan karena mekanisme perusahaan (Sutrisno, 2001). Tidak semua
perdagangan yang belum sesuai dengan standar perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
jual beli dalam Islam. Namun seiring dengan (BEI) membagikan dividen kepada pemegang
keluarnya keputusan (fatwa) Majelis Ulama saham yang disebabkan oleh adanya
Indonesia yang menyatakan kehalalan dalam pertimbangan-pertimbangan perusahaan dalam
investasi di pasar modal, jumlah investor dari membuat keputusan tentang kebijakan dividen
kalangan muslim meningkat dengan pesat. dalam perusahaan mereka.
Dalam praktiknya, investor muslim sering Mayoritas perusahaan syariah membagikan
mengalami keraguan dalam menginvestasikan dividen dengan rasio yang berfluktuasi setiap
uangnya di sebuah perusahaan karena kurangnya tahunnya. Pada tahun 2007 PT. Lionmesh Prima
pengetahuan tentang jaminan halal atas aktivitas Tbk membagikan 8,08% dari laba bersihnya
yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. kepada pemegang saham, namun menurun pada
Berdasarkan kebutuhan itu, saat ini pemerintah tahun 2008 menjadi 6,24% dan mengalami
dalam hal ini Badan Pengawas Pasar Modal dan peningkatan kembali menjadi 12,00% pada tahun
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) bekerja sama 2009. Penurunan ini diakibatkan oleh global crisis
dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama yang terjadi pada tahun 2008 yang menyebabkan
Indonesia (DSN-MUI) telah memilih dan turunnya laba bersih pada hampir seluruh
menetapkan beberapa saham yang masuk dalam perusahaan. Penurunan angka DPR yang dialami
kriteria syariah sehingga memudahkan investor mayoritas perusahaan pada tahun 2008 berbanding
untuk menentukan investasinya. Perusahaan terbalik dengan PT. Total Bangun Persada Tbk
penerbit efek syariah lazim dikenal sebagai yang membagikan 31,64% dari laba bersihnya
perusahaan syariah dengan kode (ticker) khusus pada tahun yang sama atau mengalami kenaikan
berupa kode [S] dalam laporan-laporan yang 31,64% dari tahun sebelumnya dimana mereka
dipublikasikan oleh BEI. tidak membagikan dividen sama sekali. Sementara
Dividen merupakan salah satu keuntungan PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk cenderung
yang diharapkan oleh investor di pasar modal, membagikan dividen pada tingkat stabil dikisaran
sehingga perusahaan yang membagikan dividen angka 50,00% - 60,00% sepanjang tahun 2007 -
yang rutin dan relatif tinggi cenderung lebih 2009.
diminati investor. Kebijakan dividen (dividend

*Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang


2 Economac, Volume 12, Nomor 1, April 2012, hlm 9 - 14

Kebijakan dividen sangat penting sebab Manajemen seringkali mengalami kesulitan


akan memicu masalah keagenan akibat adanya untuk memutuskan apakah akan membagikan
perbedaan kepentingan dari pihak-pihak yang dividen untuk memuaskan pemegang saham atau
terlibat dalam perusahaan. Menurut Masdupi menahan laba untuk diinvestasikan kembali
(2005), masalah keagenan bisa terjadi antara: kepada proyek-proyek yang menguntungkan guna
pertama, pemilik (shareholders) dengan manajer, meningkatkan pertumbuhan (growth) perusahaan.
kedua, manajer dengan kreditur (debtholders), dan Pertumbuhan perusahaan yang tinggi
ketiga, manajer dan shareholders dengan mengindikasikan semakin besar dana yang dipakai
debtholders. Manajer selaku perwakilan untuk pengembangan perusahaan, dalam hal ini
pemegang saham seharusnya dapat meningkatkan digambarkan dengan penambahan assets.
kekayaan pemegang saham, tetapi manajer Manajemen sebagai pengelola perusahaan lebih
mungkin memiliki tujuan-tujuan lain yang mengutamakan penggunaan dana internal berupa
bertentangan dengan pemegang saham seperti laba ditahan dalam membiayai kebutuhan dana
meningkatkan pertumbuhan perusahaan, tujuan tersebut, karena risiko dan biaya yang kecil
pribadi ataupun penghasilan tambahan. Perbedaan (Atmaja, 2003:292). Penelitian Priono (2006)
kepentingan tersebut dapat menimbulkan potensi menunjukkan semakin besar tingkat pertumbuhan
konflik kepentingan yang dikenal dengan masalah perusahaan, berarti perusahaan membutuhkan
keagenan (agency problem). dana lebih banyak untuk pengembangan
Agen merupakan orang yang diberi (ekspansi), sehingga dividen yang dibagikan akan
kekuasaan untuk bertindak atas nama lain, yang semakin kecil.
dikenal sebagai prinsipal. Pemegang saham adalah Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
prinsipal, sebab mereka adalah pemilik nyata dari pengaruh insider ownership, debt to equity ratio
perusahaan (Keown, 2008:18). Prinsipal dan pertumbuhan total assets terhadap dividend
menginginkan agen untuk dapat menjalankan payout ratio.
perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan
prinsipal. Kenyataannya, kebanyakan agen KAJIAN TEORI
bertindak untuk meningkatkan kekayaan mereka Teori Keagenan (Agency Theory)
sendiri, tidak terkecuali dalam hal kebijakan Teori keagenan mendeskripsikan hubungan
dividen. Disisi lain, manajemen perusahaan antara pemegang saham (shareholders) sebagai
biasanya ingin mempertahankan tingkat likuiditas prinsipal dan manajemen sebagai agen. Jensen dan
tertentu guna memberikan perlindungan dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan
fleksibilitas keuangan terhadap ketidakpastian. sebagai “agency relationship as a contract under
Untuk mencapai tujuan tersebut, manajemen which one or more person (the principals) engage
perusahaan mungkin melakukan penolakan untuk another person (the agent) to perform some
membayarkan dividen dalam jumlah besar service on their behalf which involves delegating
(Suwaldiman & Aziz, 2006). some decision making authority to the agent”.
Penggunaan hutang dalam keputusan Masalah keagenan potensial terjadi apabila
pendanaan perusahaan akan berdampak pada bagian kepemilikan manajer atas saham
struktur modal yang digunakan. Debt to equity perusahaan kurang dari seratus persen (Masdupi,
ratio (DER) merupakan rasio penggunaan hutang 2005). Dengan proporsi kepemilikan yang hanya
terhadap modal sendiri (Keown, 2008:83). sebagian dari perusahaan membuat manajer
Penggunaan hutang mempunyai manfaat bagi cenderung bertindak untuk kepentingan pribadi
perusahaan karena dapat mengurangi beban pajak. dan bukan untuk memaksimumkan perusahaan
Namun di sisi lain, rasio hutang yang tinggi akan yang menyebabkan timbulnya agency cost. Jensen
mempengaruhi likuiditas secara langsung. dan Meckling (1976) mendefinisikan agency cost
Penggunaan hutang yang besar akan mengurangi sebagai jumlah dari biaya yang dikeluarkan
kas perusahaan dalam bentuk pembayaran bunga prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap
dan pokok pinjaman, yang pada akhirnya agen. Hampir mustahil bagi perusahaan untuk
berdampak pada pengurangan dividen yang memiliki zero agency cost dalam rangka
dibagikan. menjamin manajer akan mengambil keputusan
yang optimal dari pandangan shareholders karena
Erni Masdupi, Pengaruh Insider Ownership, Struktur Modal, dan ... 3

adanya perbedaan kepentingan yang besar diantara earning predictability (prediksi keuntungan yang
mereka. diperoleh), ownership control (kendali dari
Menurut teori keagenan, konflik antara pemilik) dan inflation (tingkat inflasi) saat itu.
prinsipal dan agen dapat dikurangi dengan Dividend payout ratio (DPR) adalah
mensejajarkan kepentingan antara prinsipal dan besarnya bagian persentase dari laba bersih yang
agen. Kehadiran kepemilikan saham oleh dibagikan kepada pemegang saham (Atmaja,
manajerial (insider ownership) dapat digunakan 2003:285). Perusahaan hanya bisa membagikan
untuk mengurangi agency cost, karena dengan dividen semakin besar kalau perusahaan mampu
memiliki saham perusahaan diharapkan manajer menghasilkan laba yang makin besar. Jika laba
merasakan langsung manfaat dari setiap keputusan yang diperoleh tetap besarnya, perusahaan tidak
yang diambilnya. Proses ini dinamakan dengan bisa membagikan dividen yang lebih besar karena
bonding mechanism, yaitu proses untuk ini berarti perusahaan akan membagikan modal
menyamakan kepentingan manajemen melalui sendiri.
program mengikat manajemen dalam modal Menurut Sundjaja dan Barlian (2002:339)
perusahaan. dalam Gustiana (2009) besarnya jumlah dividen
Menurut Bathala et al, (1994) terdapat ini akan sangat ditentukan oleh hal-hal berikut: a)
beberapa cara yang digunakan untuk mengurangi peraturan hukum, b) tingkat likuiditas, c) jangka
konflik kepentingan, yaitu : a) meningkatkan waktu membayar pinjaman, d) kontrak pinjaman
kepemilikan saham oleh manajemen (insider terutama pinjaman jangka pendek, e)
ownership), b) meningkatkan rasio dividen pengembangan aktiva, f) tingkat pengembalian
terhadap laba bersih (earning after tax), c) (return), dan g) stabilitas keuntungan perusahaan.
meningkatkan sumber pendanaan melalui utang,
dan d) kepemilikan saham oleh institusi Insider Ownership
(institutional holdings). Insider ownership (kepemilikan manajerial)
adalah porsentase kepemilikan saham oleh pihak
Kebijakan Dividen (Dividend Policy) manajemen yang secara aktif ikut dalam
Kebijakan dividen adalah kebijakan yang pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan
berhubungan dengan pembayaran dividen oleh komisaris). Peningkatan kepemilikan manajerial
pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dapat mengurangi agency cost, sehingga dengan
pembayaran dividen dan besarnya laba ditahan posisi ganda dari pihak manajemen yakni sebagai
untuk kepentingan perusahaan (Sutrisno,2001). pengelola dan pemiliki saham diharapkan mereka
Alokasi penentuan laba ditahan dan pembayaran juga merasakan langsung dampak dari setiap
dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan keputusan yang diambil terhadap posisi mereka
dividen (Horne, 1997:496). Pada umumnya dalam sebagai pemegang saham.
memutuskan besaran dividen yang akan diberikan, Masdupi (2005) menyatakan jika struktur
perusahaan harus mempertimbangkan beberapa kepemilikan oleh manajemen tinggi, maka
hal penting yang berhubungan dengan kondisi manajer akan menjadi risk averse. Dalam konteks
perusahaan saat itu dan keberlangsungannya di ini, dengan meningkatkan kepemilikan oleh
masa depan. insider akan menyebabkan insider semakin
Menurut Atmaja (2003:291) ada beberapa berhati-hati dalam menggunakan hutang dan
faktor yang mempengaruhi besarnya dividen menghindari perilaku oportunistik karena mereka
yaitu: perjanjian hutang, pembatasan dari saham ikut menanggung konsekuensinya, mereka
preferen, ketersediaan kas, pengendalian, cenderung menggunakan rasio hutang pada tingkat
kebutuhan dana utnuk investasi dan fluktuasi laba. yang rendah. Hal ini diharapkan dapat mengontrol
Sedangkan Alli et al (1993) dalam Sutrisno (2001) konflik keagenan.
juga mengemukakan hal yang senada yaitu
terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi Struktur Modal
pembayaran dividen, yaitu: legal restriction Struktur modal adalah bauran (proporsi)
(peraturan pemerintrah), liquidity position (posisi pendanaan perusahaan yang ditunjukkan oleh
likuiditas), absence or lack of other sources of hutang, ekuitas saham preferen dan saham biasa.
financing (kekurangan dari sumber dana lainnya), Atmaja (2003:272) menyatakan bahwa struktur
[Type text]
4 Economac, Volume 12, Nomor 1, April 2012, hlm 9 - 14

modal dapat dihitung dengan beberapa cara Mereka akan memilih untuk memakai sumber
diantaranya dengan melihat debt to equity ratio dana yang besar dari internal perusahaan yaitu
(DER) yang mencerminkan kemampuan laba ditahan (Masdupi, 2005). Semakin tinggi
perusahaan dalam memenuhi seluruh jumlah insider ownership akan membuat rasio
kewajibannya. Oleh karena itu, semakin rendah penggunaan laba ditahan yang semakin tinggi, hal
DER akan berakibat pada semakin tinggi ini akan mengakibatkan jumlah dividen yang akan
kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh dibagikan akan semakin kecil. Oleh karena itu,
kewajibannya. Sebaliknya, semakin besar proporsi hipotesis pertama dapat diformulasikan bahwa:
hutang yang ditunjukkan oleh posisi DER, maka Insider ownership mempunyai pengaruh yang
akan semakin besar pula jumlah kewajibannya. negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen
Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) pada perusahaan syariah yang terdaftar di BEI
juga menunjukkan bahwa jika beban hutang DER menunjukkan tingkat perbandingan
semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan antara total hutang dengan total ekuitas yang
untuk membagi dividen akan semakin rendah, dimiliki oleh perusahaan. Peningkatan hutang
sehingga DER dikatakan mempunyai hubungan akan menyebabkan ketergantungan terhadap
negatif dan signifikan terhadap DPR.. kreditur juga akan semakin bertambah. Semakin
tinggi rasio ini berarti semakin besar tingkat
Pertumbuhan Perusahaan hutang dalam struktur modal dan perusahaan akan
Model residual dividen (Atmaja, 2003:290) membutuhkan dana lebih dalam pembayaran
menyatakan bahwa perusahaan menentukan pokok pinjaman beserta bunganya. Hal ini
dividen juga turut ditentukan dengan cara: a) mengakibatkan berkurangnya jumlah kas dalam
mempertimbangkan kesempatan investasi yang perusahaan dan akan berdampak pada turunnya
mungkin dilakukan, b) mempertimbangkan target rasio pembayaran dividen. Untuk itu hipotesis
struktur modal perusahaan, c) memanfaatkan laba kedua adalah: Struktur modal mempunyai
ditahan untuk memenuhi kebutuhan akan modal pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
sendiri tersebut semaksimal mungkin, dan d) kebijakan dividen pada perusahaan syariah yang
membayarkan dividen hanya dengan sisa laba. terdaftar di BEI
Semakin tinggi tingkat pertumbuhan, maka akan Pertumbuhan perusahaan diukur dengan
semakin besar ekspansi dan reinvestment yang pertumbuhan total assets yang menggambarkan
dilakukan. Pada tahap pertumbuhan tinggi, posisi pertumbuhan perusahaan saat ini. Pada
perusahaan cenderung akan menahan perusahaan yang sedang bertumbuh pesat, mereka
pendapatannya. Hal ini disebabkan oleh tingginya lebih cenderung akan menahan labanya dalam
tingkat kebutuhan perusahaan terhadap dana bentuk laba ditahan untuk dijadikan sumber
tambahan dari dalam dan luar perusahaan. Untuk pendanaan internal. Semakin tinggi pertumbuhan
memenuhi kebutuhan dana ini, manajer cenderung perusahaan akan menyebabkan rasio laba ditahan
akan menggunakan pembiayaan dari dalam semakin besar, sehingga akan menyebabkan
perusahaan dalam hal ini laba ditahan karena semakin kecilnya rasio dividen yang dibagikan.
mempunyai biaya ekuitas yang paling kecil Dengan demikian maka hipotesis tiga dapat
apabila dibandingkan dengan biaya hutang dirumuskan seperti berikut: Pertumbuhan
maupun penerbitan saham baru (Masdupi, 2005). perusahaan mempunyai pengaruh yang negatif dan
Ini menyebabkan dividen yang dibagikan akan signifikan terhadap kebijakan dividen pada
semakin kecil sehingga dapat dikatakan tingkat perusahaan syariah yang terdaftar di BEI.
pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh
negatif terhadap kebijakan dividen perusahaan. METODOLOGI
Data
PERUMUSAN HIPOTESIS Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Semakin banyak jumlah insider dalam saham syariah yang terdaftar di BEI tahun 2007-
perusahaan akan membuat manajemen semakin 2009. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
risk averse dan cenderung melakukan dilakukan dengan metode purposive sampling
pengendalian terhadap penggunaan hutang yang (pemilihan sampel bertujuan) dengan kriteria
telah ada dengan menahan penjualan saham baru. sebagai berikut: 1) terdaftar pada Daftar Efek
Erni Masdupi, Pengaruh Insider Ownership, Struktur Modal, dan ... 5

Syariah (DES) secara berturut-turut pada tahun Penelitian ini menggunakan analisis regresi
2007-2009, 2) menerbitkan laporan keuangan berganda untuk mengetahui pengaruh dari insider
selama tahun penelitian, 3) memiliki data insider ownership, DER dan pertumbuhan total assets
ownership, hutang, ekuitas, dan jumlah aset dalam terhadap DPR. Sebelum itu penulis uji asumsi
periode penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut, klasik untuk memastikan bahwa model yang
maka diperoleh sampel sebanyak 28 perusahaan digunakan mempunyai data berdistribusi normal,
selama tiga tahun. tidak mengandung multikolinearitas, autokorelasi,
dan heteroskedastisitas. Persamaan regresi
Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Dividend Payout Ratio (DPR) DPR i,t = a + b1INSDR i,t + b2DER i,t +
DPR adalah persentase laba bersih yang b3GROWTH i,t + e1
dibagikan kepada pemegang saham. DPR diukur Kemudian penulis akan melihat koefisien
melalui perbandingan antara dividen per lembar determinasi dan melakukan uji t untuk melihat
saham dibandingkan dengan laba bersih per pengaruh variabel independen terhadap variabel
lembar saham beredar. dependen.

HASIL DAN ANALISISIS


Deskripsi Variabel Penelitian
Keterangan:
Pada awalnya terdapat 84 data observasi
cash dividend : dividen tunai
yang harus diteliti, namun karena asumsi
earning after tax : laba setelah pajak (laba
normalitas belum terpenuhi, sehingga beberapa
bersih) yang tersedia
data yang ekstrim (outliers) tidak diikutsertakan
bagi pemegang saham
dalam pengujian. Jadi sampel akhir dalam
penelitian ini menjadi 39 data observasi (Tabel 1).
Insider Ownership
Variabel terikat yaitu DPR menunjukkan mean
Insider ownership diberi simbol INSDR
sebesar 0,2026 atau 20,26%, dengan nilai
yakni persentase saham yang dimiliki oleh jajaran
maksimum 0,67 dan nilai minimum 0,00. INSDR
direktur dan komisaris, semakin banyak saham
memiliki mean 0,0321 dari total keseluruhan
yang dimiliki oleh pihak manajerial maka
saham beredar. Nilai maksimum DER yang
manajemen semakin cenderung menahan dividen.
diperoleh yaitu sebesar 1,89 dengan mean 0,6528
dan nilai minimum 0,08. Variabel GROWTH
menunjukkan rerata sebesar 0,0241, dengan nilai
Debt to Equity Ratio maksimum 0,40 dan minimum -0,66.
Debt to equity ratio dilambangkan dengan
Uji Asumsi Klasik
DER dihitung dengan mempertimbangkan total
hutang dibanding dengan total ekuitas perusahaan. Uji normalitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
(residual) memiliki distribusi normal. Uji
Pertumbuhan Perusahaan normalitas dapat dilakukan dengan Kolmogorov-
Pertumbuhan perusahaan diukur dengan Smirnov Test. Hasil uji menyatakan bahwa nilai
perubahan total assets, dilambangkan dengan Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,807 dengan
GROWTH yaitu perbandingan perubahan total signifikansi 0,532 (Lampiran, Tabel 2). Hasil
assets setiap periode. tersebut menyatakan bahwa data yang digunakan
dalam penelitian ini telah terdisribusi normal,
karena nilai signifikansi dari uji normalitas untuk
masing-masing variabel lebih besar dari 0,05
Keterangan: (0,532 > 0,05).
total assets (t) : total assets tahun t Dalam penelitian ini uji multikolinearitas
total assets (t-1) : total assets tahun sebelumnya dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF).
Perumusan Model Jika nilai VIF kurang dari 10 (VIF < 10) atau nilai
[Type text]
6 Economac, Volume 12, Nomor 1, April 2012, hlm 9 - 14

tolerance lebih besar dari 0,10 maka akan Sehingga hipotesis pertama dalam penetian ini
disimpulkan bahwa model tersebut tidak memiliki ditolak. Dengan demikian kepemilikan saham oleh
gejala multikolinearitas. Tabel 3 (lampiran) insider tidak berpengaruh signifikan terhadap
mengindikasikan bahwa semua variabel memiliki kebijakan dividen perusahaan syariah yang
nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan Variance terdaftar di BEI. Hasil ini mendukung penelitian
inflation factor (VIF) kurang dari 10, sehingga Suwaldiman dan Aziz (2006) yang menyatakan
dapat disimpulkan bahwa tidak ada bahwa insider ownership memiliki pengaruh
multikolinearitas antar sesama variabel bebas negatif dan tidak signifikan terhadap DPR.
penelitian ini. Ditolaknya hipotesis pertama dalam penelitian ini
Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan menunjukkan bahwa perusahaan syariah yang
variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut memiliki tingkat INSDR yang tinggi tidak
residualnya dalam mendeteksi gejala sertamerta membagikan dividen pada tingkat yang
heteroskedastisitas (Gujarati, 2007). Model ini rendah. Artinya keberadaan insider ownership
telah memenuhi uji heteroskedastistitas karena dalam perusahaan tidak akan selalu menyebabkan
nilai signifikansi absolut residual dari masing- turunnya rasio pembayaran dividen dari
masing variabel bebas > α 0,05. Hasil uji perusahaan syariah yang terdaftar di BEI.
heteroskedatisitas dapat dilihat pada Tabel 4
(lampiran). Pengaruh Struktur Modal (Debt to Equity
Selanjutnya adalah uji autokorelasi dengan Ratio) terhadap Kebijakan Dividen
menggunakan Durbin Watson (DW) statistik. Hasil penelitian membuktikan bahwa DER
Berdasarkan uji autokorelasi pada Tabel 5 berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR
(lampiran) ditemukan bahwa nilai Durbin-Watson dengan nilai t-hitung adalah sebesar -2,401 dengan
sebesar 1,706, sehingga disimpulkan bahwa tidak signifikansi 0,022, sehingga disimpulkan bahwa
terjadi autokorelasi. Dengan demikian secara hipotesis kedua diterima bahwa DER berpengaruh
keseluruhan model persamaan ini telah memenuhi negatif dan signifikan terhadap DPR perusahaan
uji asumsi klasik. syariah yang terdaftar di BEI. Ini mengindikasikan
bahwa jika perusahaan syariah menggunakan
Analisis Regresi Berganda hutang yang lebih besar dalam struktur modalnya,
maka perusahaan tersebut akan cenderung
Uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan menetapkan kebijakan dividen dengan rasio yang
proporsi yang diterangkan oleh variabel lebih rendah. Dengan demikian, struktur modal
independen dalam model terhadap variabel perusahaan syariah akan mempengaruhi kebijakan
terikatnya. Berdasarkan Tabel 6 (lampiran) dividen perusahaan syariah yang terdaftar di BEI.
diketahui bahwa nilai Adjusted R2 yang diperoleh Penelitian ini mendukung teori yang
sebesar 0,186. Ini berarti bahwa perubahan rasio dikemukakan oleh Sartono (2001:66) dalam
pembayaran dividen (dividend payout ratio) Marlina dan Danica (2009) yang menyatakan
perusahaan-perusahaan syariah yang terdaftar di bahwa semakin tinggi DER semakin berkurang
BEI periode 2007 – 2009, 18,06% dapat kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.
dijelaskan oleh variabel bebasnya yaitu insider Penelitian ini juga menguatkan hasil penelitian
ownership, DER dan pertumbuhan perusahaan. Sutrisno (2001) yang menyatakan bahwa DER
Hasil perhitungan regresi dapat dilihat pada Tabel mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan
2 (lampiran) dan dijelaskan sebagai berikut. terhadap DPR. Namun menolak penelitian yang
dilakukan oleh Marlina dan Danica (2009)
Pengaruh Insider Ownership terhadap menunjukkan bahwa DER mempunyai pengaruh
Kebijakan Dividen yang positif dan tidak signifikan terhadap DPR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan
INSDR mempunyai pengaruh negatif dan tidak (GROWTH) terhadap Kebijakan Dividen
signifikan terhadap DPR pada perusahaan syariah Studi ini juga mengungkapkan GROWTH
yang terdaftar di BEI dengan nilai t-hitung adalah berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR
sebesar -0,416 dengan signifikansi 0,680. dengan nilai t-hitung adalah sebesar 2,929 dengan
Erni Masdupi, Pengaruh Insider Ownership, Struktur Modal, dan ... 7

signifikansi 0,006, sehingga disimpulkan bahwa mengingat Daftar Efek Syariah (DES) baru
walaupun GROWTH berpengaruh signifikan dipublikasikan oleh Bapepam-LK semenjak tahun
terhadap DPR, namun arah hubungan tidak sesuai 2007. Ketiga, kepemilikan saham oleh insider
dengan hipotesis tiga. Penelitian ini mendukung terus diperdebatkan karena adanya insider pada
hasil yang diperoleh oleh Suwaldiman dan Aziz satu perusahaan bisa jadi juga merupakan insider
yang menyatakan bahwa GROWTH tidak pada perusahaan lain dikarenakan hubungan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR. darah, perkawinan, atau karena perusahaan
Perbedaaan hasil penelitian ini disebabkan karena tersebut merupakan anak perusahaan yang mereka
beberapa hal, seperti adanya krisis pada tahun pimpin.
2008 yang menyebabkan perusahaan syariah yang
terdaftar di BEI tidak melakukan investasi pada DAFTAR KEPUSTAKAAN
total assets namun memaksa untuk tetap Atmaja, Lukas Setia. 2003. Manajemen Keuangan
membayarkan dividen pada tahun tersebut. Ini (edisi revisi). Yogyakarta: Andi
dilakukan untuk menjaga kestabilan harga saham
dan juga merupakan kesempatan perusahaan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
memperlihatkan ketahanannya terhadap krisis, Keuangan. 2007,2008,2009. Keputusan
meskipun dividen yang dibagikan pada tahun 2008 Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Dan
sebagian besar diambil dari laba ditahan tahun Lembaga Keuangan Tentang Daftar Efek
sebelumnya. Syariah. Jakarta: Departemen Keuangan
Republik Indonesia
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian menyatakan bahwa insider Bathala C.T, K.P. Moon, dan P. Rao. 1994.
ownership mempunyai pengaruh negatif dan tidak Managerial ownership, debt policy, and
signifikan terhadap kebijakan dividen, struktur institutional holdings, an agency theory
modal berpengaruh negatif dan signifikan perspective. Financial Management. 23 :
terhadap kebijakan dividen, dan pertumbuhan 38-50
perusahaan memiliki pengaruh positif dan Brigham, Eugene F.dan Joul F Houston. 2006.
signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga
syariah yang terdaftar di BEI. Meskipun insider
ownership tidak mempengaruhi secara signifikan, Buku Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek
tapi keberadaan mereka cukup dipertimbangkan Indonesia 2010. Indonesia Stock Exchange
dalam kebijakan dividen perusahaan karena
mereka secara langsung juga merupakan pihak Gujarati, Damodar N. 2007. Dasar-dasar
manajemen. Penggunaan hutang yang terlalu Ekonometrika. Jakarta: Erlangga.
tinggi akan menyebabkan ketergantungan yang
besar terhadap pihak luar perusahaan (kreditur), Gustiana, Nana. 2009. “Pengaruh Insider
tapi tidak menggunakan hutang akan Ownership, Dispersion Of Ownership, Free
menunjukkan ketidakpercayaan kreditur sehingga Cash Flow, Collaterizable Asset, dan
memunculkan masalah bagi perusahaan. Sehingga Tingkat Pertumbuhan Terhadap Dividend
diharapkan perusahaan bisa menggunakan Payout Ratio (DPR) Pada Perusahaan –
proporsi hutang yang optimal. Pertumbuhan total Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek
assets perusahaan syariah perlu dilakukan namun Indonesia Tahun 2004 - 2008”. Skripsi.
harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan syariah Universitas Sumatera Utara.
tersebut.
Horne, James C. Van dan John M. Wachowics.
KETERBATASAN PENELITIAN 2007. Prinsip-prinsip Manajemen
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah, Keuangan (Buku 1). Jakarta : Salemba
pertama, data yang diperoleh cukup fluktuatif dan Empat.
terkena pengaruh krisis tahun 2008 sehingga
banyak outlier yang dikeluarkan dalam penelitian
ini. Kedua, jangka waktu penelitian cukup pendek
[Type text]
8 Economac, Volume 12, Nomor 1, April 2012, hlm 9 - 14

Institute for Economic and Financial Research. Munthe, F. Togu. 2009. “Analisis faktor - faktor
2007, 2008, 2009. Indonesian Capital yang mempengaruhi kebijakan dividen pada
Market Directory. Jakarta perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Skripsi. Universitas Sumatera
Jensen, M dan W.H. Meckling. 1976. Managerial Utara
behaviour, agency cost and ownership
structure. Journal of Financial Economics. Priono, Tesdi T. 2006. “Analisis Pengaruh Rasio-
Volume 3 : 305-360 Rasio Keuangan, Pertumbuhan Asset Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Dividen Per
Keown, et al. 2008. Manajemen Keuangan Edisi Share”. Thesis. Universitas Diponegoro.
Kesepuluh. Jakarta : Penerbit Indeks
Sutrisno. 2001. “Analisis faktor-faktor yang
Marlina, Lisa dan Clara Danica. 2009. “Analisis mempengaruhi dividend payout ratio pada
pengaruh cash position, debt to equity ratio, perusahaan publik di Indonesia”. Tema,
dan return on assets terhadap dividend Volume 2, Nomor 1, Maret 2001
payout ratio”. Jurnal Manajemen Bisnis,
Volume 2, Nomor 1, Januari 2009: 1 – 6 Suwaldiman, dan Ahmad Aziz. 2006. “Pengaruh
insider ownership dan risiko pasar terhadap
Masdupi, Erni. 2005. “Analisis dampak struktur kebijakan dividen”. Jurnal Sinergi (Kajian
kepemilikan pada kebijakan hutang dalam Bisnis Dan Manajemen). Vol. 8 Nomor 1,
mengontrol konflik keagenan”. Jurnal Januari 2006: 53 – 64
Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 20,
No.1, 2005, 57 - 59
LAMPIRAN

Tabel 1. Deskriptif Statistik


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


DPR 39 ,00 ,67 ,2026 ,23181
INSDR 39 ,00 ,17 ,0321 ,03981
DER 39 ,08 1,89 ,6528 ,51875
GROWTH 39 -,66 ,40 ,0241 ,21267
Valid N (listwise) 39

Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas dan Uji t

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) ,311 ,064 4,863 ,000
INSDR -,364 ,875 -,063 -,416 ,680 ,949 1,054
DER -,166 ,069 -,372 -2,401 ,022 ,891 1,122
GROWTH ,502 ,171 ,461 2,929 ,006 ,866 1,154
a. Dependent Variable: DPR
Erni Masdupi, Pengaruh Insider Ownership, Struktur Modal, dan ... 9

Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,183 ,034 5,396 ,000
INSDR ,283 ,464 ,102 ,610 ,546
DER -,046 ,037 -,214 -1,242 ,222
GROWTH ,122 ,091 ,234 1,338 ,189
a. Dependent Variable: abs_res

Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi dan Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 ,500a ,250 ,186 ,20915 1,706
a. Predictors: (Constant), GROWTH, INSDR, DER
b. Dependent Variable: DPR

[Type text]

Anda mungkin juga menyukai