Anda di halaman 1dari 1

Indonesia merupakan negara dengan penduduk perusahaan.

Penurunan angka DPR yang dialami


beragama Islam terbesar di dunia. Pada awalnya mayoritas perusahaan pada tahun 2008 berbanding
banyak terdapat keraguan mengenai hukum terbalik dengan PT. Total Bangun Persada Tbk
berinvestasi di pasar modal, khususnya dalam jual yang membagikan 31,64% dari laba bersihnya
beli saham. Hal ini diakibatkan karena mekanisme pada tahun yang sama atau mengalami kenaikan
perdagangan yang belum sesuai dengan standar 31,64% dari tahun sebelumnya dimana mereka
jual beli dalam Islam. Namun seiring dengan tidak membagikan dividen sama sekali. Sementara
keluarnya keputusan (fatwa) Majelis Ulama PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk cenderung
Indonesia yang menyatakan kehalalan dalam membagikan dividen pada tingkat stabil dikisaran
investasi di pasar modal, jumlah investor dari angka 50,00% - 60,00% sepanjang tahun 2007 -
kalangan muslim meningkat dengan pesat. 2009.
Dalam praktiknya, investor muslim sering Kebijakan dividen sangat penting sebab
mengalami keraguan dalam menginvestasikan akan memicu masalah keagenan akibat adanya
uangnya di sebuah perusahaan karena kurangnya perbedaan kepentingan dari pihak-pihak yang
pengetahuan tentang jaminan halal atas aktivitas terlibat dalam perusahaan. Menurut Masdupi
yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. (2005), masalah keagenan bisa terjadi antara:
Berdasarkan kebutuhan itu, saat ini pemerintah pertama, pemilik (shareholders) dengan manajer,
dalam hal ini Badan Pengawas Pasar Modal dan kedua, manajer dengan kreditur (debtholders), dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) bekerja sama ketiga, manajer dan shareholders dengan
dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama debtholders. Manajer selaku perwakilan
Indonesia (DSN-MUI) telah memilih dan pemegang saham seharusnya dapat meningkatkan
menetapkan beberapa saham yang masuk dalam kekayaan pemegang saham, tetapi manajer
kriteria syariah sehingga memudahkan investor mungkin memiliki tujuan-tujuan lain yang
untuk menentukan investasinya. Perusahaan bertentangan dengan pemegang saham seperti
penerbit efek syariah lazim dikenal sebagai meningkatkan pertumbuhan perusahaan, tujuan
perusahaan syariah dengan kode (ticker) khusus pribadi ataupun penghasilan tambahan. Perbedaan
berupa kode [S] dalam laporan-laporan yang kepentingan tersebut dapat menimbulkan potensi
dipublikasikan oleh BEI. konflik kepentingan yang dikenal dengan masalah
Dividen merupakan salah satu keuntungan keagenan (agency problem).
yang diharapkan oleh investor di pasar modal, Agen merupakan orang yang diberi
sehingga perusahaan yang membagikan dividen kekuasaan untuk bertindak atas nama lain, yang
yang rutin dan relatif tinggi cenderung lebih dikenal sebagai prinsipal. Pemegang saham adalah
diminati investor. Kebijakan dividen (dividend prinsipal, sebab mereka adalah pemilik nyata dari
policy) adalah kebijakan yang berkaitan dengan perusahaan (Keown, 2008:18). Prinsipal
pembayaran dividen oleh perusahaan berupa menginginkan agen untuk dapat menjalankan
penentuan besarnya pembagian dividen dan perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan
besarnya laba ditahan untuk kepentingan prinsipal. Kenyataannya, kebanyakan agen
perusahaan (Sutrisno, 2001). Tidak semua bertindak untuk meningkatkan kekayaan mereka
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sendiri, tidak terkecuali dalam hal kebijakan
(BEI) membagikan dividen kepada pemegang dividen. Disisi lain, manajemen perusahaan
saham yang disebabkan oleh adanya biasanya ingin mempertahankan tingkat likuiditas
pertimbangan-pertimbangan perusahaan dalam tertentu guna memberikan perlindungan dan
membuat keputusan tentang kebijakan dividen fleksibilitas keuangan terhadap ketidakpastian.
dalam perusahaan mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut, manajemen
Mayoritas perusahaan syariah membagikan perusahaan mungkin melakukan penolakan untuk
dividen dengan rasio yang berfluktuasi setiap
tahunnya. Pada tahun 2007 PT. Lionmesh Prima
Tbk membagikan 8,08% dari laba bersihnya
kepada pemegang saham, namun menurun pada
tahun 2008 menjadi 6,24% dan mengalami
peningkatan kembali menjadi 12,00% pada tahun
2009. Penurunan ini diakibatkan oleh global crisis
yang terjadi pada tahun 2008 yang menyebabkan
turunnya laba bersih pada hampir seluruh

Anda mungkin juga menyukai