Anda di halaman 1dari 3

TUGAS BIOGRAFI

Oleh
Ihsan Aldi P. 16210306

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(IKIP) SILIWANGI
2019
Jiwa Semangat Seorang Aktivis Kampus

Rifa Nurul Nadifa, lahir di Cimahi 8 Juni 1998. Jika dihitung usianya
sekarang, pada saat biografi ini ditulis adalah 20 tahun lebih 10 bulan dan 25 hari.
Sejak kecil ia tinggal di kawasan Cimahi. Ia lahir dari seorang ibu bersuku sunda
dan ayahnya yang bersuku jawa. Ia adalah anak ke dua dari tiga bersaudara.
Adiknya laki-laki pun kakaknya.

Masa Kecil banyak ia habiskan di Yogyakarta, ikut membantu ayah


merawat ibunya yang sudah lama sakit-sakitan. Sering kali ia pulang pergi Cimahi
– Yogyakarta. Karena ayahnya yang bekerja sebagai PNS membuat ia tidak bisa
tinggal di yogya secara penuh.

Baru kemudian setelah ia berumur kurang lebih empat tahun ia kembali ke


Cimahi mengenyam pendidikan anak usia dini di TK A Plus Nurul Irfan. Pada
saat usia TK ia sering mengikuti berbagai ajang perlombaan. Di antaranya
mewarnai, sari tilawah, dan fashion show. Banyak hal yang ia lewati ketika masa
kanak-kanak. Lalu ia melanjutkan ke Sekolah Dasar pada usia 6 tahun di SD
Negeri Cibabat Mandiri 3. Lalu setelah itu melanjutkan ke SMP 6 Cimahi dan
setelahnya ke SMK 3 Cimahi Jurusan Multimedia.

Ia melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada tahun 2016 di STKIP


Siliwangi Bandung (sekarang IKIP Siliwangi). Memilih Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Melenceng jauh dari jurusan ketika ia mengenyam
pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan yang sebelumnya. Lucu
memang, ketika alasan masuk kampus IKIP Siliwangi ini adalah karena seorang
kawan baiknya semasa SMK yang memaksanya untuk bisa melanjutkan
kebersamaan yang telah terjalin saat masa putih abu itu. Tapi di sinilah kemudian
penulis untuk pertama kali bertemu dengannya. Ia adalah pribadi yang disiplin,
supel, dan berintegritas tinggi juga rajin menabung dan tidak sombong, setidaknya
begitu menurut penulis. Mungkin pribadi seperti itu terbentuk oleh latar
belakangnya yang begitu menyukai dunia kemiliteran. Saat kuliah pun ia
mengikuti UKM Resimen Mahasiswa (MENWA). Tidak tanggung-tanggung,
setahun setelah ia dikukuhkan sebagai anggota, ia langsung mengambil alih pucuk
kepemimpinan yang baru saja berakhir masa jabatannya belum lama ini. Dari
Menwa inilah ia dikenal banyak orang. Dedikasi dan loyalitasnya mungkin sudah
tidak bisa diragukan lagi. Jika berbicara prestasi, selama mengenyam pendidikan
di perguruan tinggi sekiranya lumayan banyak. Ia beberapa kali terlibat sebagai
panitia dan menjadi ketua pelaksana di beberapa kegiatan di kampus atau pun di
luar kampus. Selain itu, wanita yang hobi makan ikan cumi ini juga pernah
mendapat juara 1 lomba menembak se-Mahawarman (satuan menwa se-Jawa
Barat) dan beberapa kali mendapatkan juara untuk lomba baris berbaris bersama
rekan-rekannya di Menwa. Tidak berhenti sampai di situ. Setelah jabatannya
sebagai Komandan Kompi berakhir, ia dipercaya untuk menjabat sebagai Wakil
Komandan Batalyon Gabungan (Gabungan Menwa dari beberapa Universitas
Swasta di Bandung dan Sekitarnya). Tidak puas sampai di situ ia juga
mencalonkan diri sebagai presiden mahasiswa. Kesibukan dan pergerakannya di
dunia organisasi tidak membuat pendidikannya terbengkalai. Saat ini ia duduk di
semester 6 dengan nilai yang bagus dan tak satu pun mengulang mata kuliah.
Mungkin ini semua ia lakukan sesuai moto dan prinsip dalam hidupnya “semangat
harga mati, tidak semangat, mati saja”.

Anda mungkin juga menyukai