Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

PROSES INDUSTRI KIMIA


INDUSTRI GAS

Di susun oleh :
SAFRUDIN HASAN
SAMSUDARIADY

PASCA SARJANA TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gas alam adalah campuran hidrokarbon ringan yang terbentuk secara alami yang
bercampur dengan beberapa senyawa non hidrokarbon. Sebagian besar gas alam tersusun atas
metana sekitar 80%, etana 5-10% dan sedikit alkana yang lebih tinggi. Produk dari gas alam
adalah LPG dan LNG.
Liquified Petroleum Gas (LPG) adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon yang
berasal dari gas alam. Sedangkan Liquefied Natural Gases (LNG) adalah Gas Alam yang
didinginkan lalu di kondensasikan menjadi liquid (cair). Perbedaan antar LPG dan LNG
terletak pada komposisi penyusunnya. LPG sebagian besar tersusun atas propana dan butane
sedangkan komposisi penyusun LNG adalah metana.

B. Tujuan Makalah
1. Ingin Memahami proses pengolahan gas alam
2. Mengetahui sifat fisika dan kimia dari gas alam
3. Mengetahui komposisi dan sifat dari LPG dan LNG sebagai produk dari gas alam
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gas Alam
1. Pengertian Gas Alam
Gas alam adalah campuran hidrokarbon ringan yang terbentuk secara alami
yang bercampur dengan beberapa senyawa non hidrokarbon. Sebagian besar gas alam
tersusun atas metana sekitar 80%, etana 5-10% dan sedikit alkana yang lebih tinggi.
Gas alam menjadi sumber energy yang dapat bersaing dan mungkin dapat melampaui
minyak bumi, gas alam huga sering didistribusikan di seluruh dunia dengan kapal
kapal tangker besar.untuk menghemat ruang, maka gas dicairkan (-160oC), sebab 1m3
gas cair setara dengan 600m3 gas pada tekanan atmosfer. Tangker besar dapat
mengangkut lebih dari 100.000 m3 gas cair. Gas alam sering juga disebut sebagai gas
bumi dan gas rawa, adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari
metana. Ia dapat ditemukan diladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu
bara. Ketika gas yang kaya akan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri
anaerobic dari bahan bahan organic selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber
biogas dapat ditemukan di rawa rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta
penampungan kotoran manusia dan hewan.

2. Teknologi Pengolahan Gas Alam


a. Sejarah gas alam dan potensinya
Gas alam pada awalnya tidak diakui sebagai sumber energi tetapi dianggap
sebagai gangguan karena sering ditemukan selama proses menggali sumur untuk
air atau air garam di akhir 1800-an. Gas alam kemudian mulai dikenal di benua
Amerika diawal abad 20 ketika digunakan sebagai pengganti "coal gas" (gas yang
diproduksi dari pemanasan batubara) untuk bahan bakar sistem pemanas ruangan.
Penemuan pipa seamless sebagai bahan pipa dan aplikasi metode pengelasan pipa
telah mengatasi masalah dalam transportasi gas alam. Kemajuan teknologi untuk
eksplorasi, eksploitasi dan pengolahan gas alam juga telah menjadi pemicu
pertumbuhan penggunaan gas alam terutama untuk kebutuhan pembangkit tenaga
listrik, industri domestik, transportasi, pupuk, dan sebagainya. Penggunaan gas
alam di Indonesia sendiri dimulai tahun 1974 di Cirebon oleh Perusahaan Gas
Negara (PGN) sebagai penganti “coal gas” untuk sektor rumah tangga, komersial
dan industri. Berdasarkan data dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 104
menunjukkan Indonesia memiliki cadangan gas alam mencapai 103,3 triliun kaki
kubik atau setara dengan 2,9 triliun liter bahan bakar minyak (BBM). Data dari BP
Statistical Review of World Energy tahun 2015, kapasitas produksi gas alam
indonesia pada tahun 2014 adalah 73.4 milyar m3 dengan konsumsi indonesia 38.4
milyar m3.
b. Proses Pengolahan Gas Alam
Gas alam mentah mengandung sejumlah karbon dioksida, hidrogen sulfida,
dan uap air yang bervariasi. Adanya hidrogen sulfida dalam gas alam untuk
konsumsi rumah tangga tidak bisa ditoleransi karena sifat racunnya. Zat ini juga
menyebabkan karat pada peralatan logam. Karbon dioksida tidak diinginkan,
karena zat ini akan mengurangi nilai panas gas dan akan memadat pada tekanan
tinggi dan temperatur rendah yang dipakai pada pengangkutan gas alam. Untuk
mendapatkan gas manis atau gas alam kering, maka gas-gas asam harus diambil
dan uap air dikurangi. Sebagai tambahan, gas alam dengan sejumlah berarti
hidrokarbon berat harus diolah untuk mendapatkan cairan-cairan gas alamnya.
1. Proses Pengolahan Gas Alam Cair
Pencairan gas alam menjadi LNG/LPG bertujuan untuk memudahkan dalam
penyimpanan dan transportasi. Gas alam yang diolah di kilang LNG/LPG.
Proses awal yaitu Process Train adalah unit pengolahan gas alam hingga
menjadi LNG serta produk-produk lainnya (pencairan fraksi berat dari gas
alam). Dalam pengolahan gas alam di process train dilakukan proses
pemurnian, pemisahan H2O dan Hg, serta pendinginan dan penurunan tekanan
secara bertahap hingga hasil akhir proses berupa LNG. Terdiri beberapa tahapan
yaitu:
a). Plant 1 - Gas Purification
Proses di Plant 1 adalah pemurnian gas dengan pemisahan kandungan
CO2 (Karbon Dioksida) dari gas alam. Kandungan CO2 tersebut harus
dipisahkan agar tidak mengganggu proses selanjutnya. Pemisahan
CO2 dilakukan dengan proses absorbsi larutan Mono Ethanol Amine (MEA),
yang sekarang diganti dengan Methyl De Ethanol Amine (MDEA) produksi
Ucarsol. Proses ini dapat mengurangi CO2 sampai di bawah 50 ppm dari
aliran gas alam. Batas maksimum kandungan CO2 pada proses selanjutnya
adalah 50 ppm.
b.) Plant 2 - Gas Dehydration And Mercury Removal
Selain CO2, gas alam juga mengandung uap air (H2O) dan Mercury (Hg)
yang akan menghambat proses pencairan pada suhu rendah. Pada Plant 2,
kandungan H2O dan Hg dipisahkan dari gas alam. Kandungan H2O pada gas
alam tersebut akan menjadi padat dan akan menghambat pada proses
pendinginan gas alam selanjutnya karena dapat menyumbat pipa dan alat
lainnya saat mengalami pembekuan, serta untuk mengurangi masalah karat
dan mencegah terbentuknya hidrat. Hidrat adalah senyawa padat berwarna
putih yang terbentuk dari reaksi kimia-fisik antara hidrokarbon dan air pada
tekanan tinggi dan temperatur rendah yang digunakan untuk mengangkut gas
alam melalui jalur pipa. Hidrat mengurangi efisiensi jalur pipa. Untuk
mencegah pembentukan hidrat, gas alam bisa diolah dengan glikol, yang
melarutkan air secara efisien. Etilena glikol (EG), dietilena glikol (DEG), dan
trietilena glikol (TEG) merupakan contoh pelarut untuk pengambilan air.
Trietilena glikol (TEG) lebih baik jika dipakai pada proses fasa-uap karena
tekanan uapnya yang rendah, yang mengakibatkan sedikit saja kehilangan
glikol. Absorber TEG normalnya berisi 6 hingga 12 nampan (tray) bubble-
cap untuk melakukan proses absorpsi air. Cara lain untuk menghilangkan
hidrat gas alam adalah dengan menyuntikkan metanol ke dalam jalur gas
untuk menurunkan temperatur pembentukan hidrat hingga di bawah
temperatur atmosfer. Air juga bisa dikurangi atau diambil dari gas alam
dengan memakai adsorben padat seperti saringan molekular atau gel silika.
Pemisahan kandungan H2O (Gas Dehydration) dilakukan dengan cara
absorbsi menggunakan molecullar sieve hingga kandungan H2O maksimum
0,5 ppm. Kandungan mercury (Hg) pada gas alam tersebut jika terkena
peralatan yang terbuat dari aluminium akan terbentuk amalgam. Sedangkan
tube pada Main Heat Exchanger 5E-1 yang merupakan alat pendingin dan
pencairan utama untuk memproduksi LNG adalah terbuat dari aluminium.
Pemisahan kandungan Hg (Mercury Removal) dilakukan dengan cara
absorbsi menggunakan adsorben. Bed Mercury Removal yang berisi Sulfur
Impregnated Activated Charcoal dimana merkuri akan bereaksi membentuk
senyawa HgS, hingga kandungan Hg maksimum 0,1 ppm.
c). Plant 3 - Fractination
Sebelum gas alam didinginkan dan dicairkan pada Main Heat
Exchanger 5E-1 pada suhu yang sangat rendah hingga menjadi LNG, proses
pemisahan (fractination) gas alam dari fraksi-fraksi berat (C2, C3, ..., dst)
perlu dilakukan. Proses fraksinasi tersebut dilakukan di Plant 3. Pemisahan gas
alam dari fraksi beratnya dilakukan pada Scrub Column 3C-1. Setelah
dipisahkan dari fraksi beratnya, gas alam didinginkan terlebih dahulu hingga
temperatur sekitar -50°C dan selanjutnya diproses di Plant 5 untuk
didinginkan lebih lanjut dan dicairkan. Sedangkan fraksi beratnya dipisahkan
lagi sesuai dengan titik didihnya dengan beberapa alat (Deethanizer,
Deprophanizer dan Debuthanizer) untuk mendapatkan prophane, buthane dan
condensate.
d). Plant 4 - Refrigeration
Selain penurunan tekanan, proses pencairan gas alam dilakukan
dengan menggunakan sistem pendingin bertingkat. Bahan pendingin yang
digunakan: Propane dan Multi Component Refrigerant (MCR). MCR adalah
campuran Nitrogen, Methane, Ethane, Prophane dan Buthane yang digunakan
untuk pendinginan akhir dalam proses pembuatan LNG. Plant 4 menyediakan
pendingin Prophane dan MCR. Baik prophane maupun MCR sebagai
pendingin diperoleh dari hasil sampingan pengolahan LNG.
e). Siklus Pendingin Prophane
Cairan prophane akan berubah fase menjadi gas prophane setelah
temperaturnya naik karena dipakai mendinginkan gas alam maupun MCR.
Sesuai dengan kebutuhan pendinginan bertingkat pada proses pengolahan
LNG, kondisi cairan prophane yang dipakai pendinginan ada 3 tingkat untuk
MCR dan 3 tingkat untuk gas alam. Gas prophane setelah dipakai untuk
pendinginan dikompresikan oleh Prophane Recycle Compresor 4K-1 untuk
menaikkan tekanannya, kemudian didinginkan oleh air laut, dan selanjutnya
dicairkan dengan cara penurunan tekanan. Demikian siklus pendingin propane
diperoleh.
f). Siklus Pendingin MCR
Cairan MCR berubah fase menjadi gas MCR dengan kenaikan temperatur
karena dipakai pendinginan gas alam pada Main Heat Exchanger 5E-1. Gas
MCR tersebut dikompresikan secara seri oleh MCR First Stage Compresor
4K-2 dan MCR Second Stage Compressor 4K-3 untuk menaikkan tekanannya.
Pendinginan dengan air laut dilakukan pada interstage 4K-2 dan 4K-3 serta
pada discharge 4K-3.
g). Plant 5 - Liquefaction
Pada Plant 5 dilakukan pendinginan dan pencairan gas alam setelah gas
alam mengalami pemurnian dari CO2, pengeringan dari kandungan H2O,
pemisahan Hg serta pemisahan dari fraksi beratnya dan pendinginan bertahap
oleh prophane. Gas alam menjadi cair setelah keluar dari Main Heat
Exchanger 5E-1 dan peralatan lainnya selanjutnya ditransfer ke storage tank.

Sumber : PT Rekayasa Industri


3. Sifat Fisik dan Sifat Kimia Gas Alam
a. Sifat Fisika
No Komponen Bentuk Warna Bau Titik Didih Titik Beku

1. Gas Alam
a. CH4 Gas Tidak Tidak -161°C -182,48°C
b. CO2 Gas Tidak Tidak -57,5°C -78,4°C
2. Udara
a. N2 Gas Tidak Tidak -195,8°C -259,2°C
b. O2 Gas Tidak Tidak -252,7°C -259,1°C
3. Air Cair Tidak Tidak 100°C 0°C
b. Sifat Kimia
No Komponen BM(g/mol) Sifat
1. Gas Alam
c. CH4 16 Mudah Terbakar
d. CO2 44 Tidak Beracun
2. Udara
e. N2 28,02 Zat Pengoksidasi dan
Pereduksi
f. O2 32,00 Reaktif
3. Air 18 Sebagai Pelarut

B. Produk Industri Gas


1. Liquified Petroleum Gas (LPG)
Liquified Petroleum Gas (LPG) adalah campuran dari berbagai unsure
hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan
suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propane dan butane. Lpg
juga mengandung hidrokarbon ringan dalam jumlah kecil, misalnya etana dan pentane.
Dalam kondisi atmosfer, LPG akan berbentuk gas. Volume LPG dalam bentuk
cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu LPG
dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk
memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang
dikandungnya, tabung LPG tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari
kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair
bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur, tetapi biasanya sekitar 250:1.
Tekanan di mana LPG berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga
bervariasi tergantung komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan
sekitar 220 kPa (2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan
sekitar 2.2 MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55 °C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, LPG dibagi menjadi tiga jenis yaitu LPG campuran, LPG
propana dan LPG butana. LPG yang dipasarkan Pertamina adalah LPG campuran.
a). Sifat-Sifat LPG
Sifat LPG terutama adalah sebagai berikut:
 Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
 Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat
 Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
 Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
 Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah
yang rendah.
b). Bahaya LPG
Salah satu risiko penggunaan LPG adalah terjadinya kebocoran pada tabung
atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada
awalnya, LPG tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi
kebocoran pada tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan,
yang baunya khas dan menusuk hidung.Langkah itu sangat berguna untuk
mendeteksi bila terjadi kebocoran tabung gas. Tekanan LPG cukup besar (tekanan
uap sekitar 120 psig), sehingga kebocoran LPG akan membentuk gas secara cepat
dan mengubah volumenya menjadi lebih besar.

2. Liquefied Natural Gases (LNG)


Liquefied Natural Gases (LNG) adalah Gas Alam yang didinginkan lalu di
kondensasikan menjadi liquid (cair). LNG mempunyai komposisi 87% – 96% metan,
1,8–5,1% etan, 0,1–5,1% propan, Iso-butana, normal-butana, iso pentana +, serta
kandungan – kandungan H2S yang beragam. Pada umumnya LNG disimpan dengan
temperatur yang sangat rendah yaitu –150oC dengan tekanan 17 bar.g. Komposisi dari
gas alam (pembentukan LNG) bervariasi tergantung dari sumber dan proses
pembentukannya. Gas Metan pada LNG mempunyai sifat tidak berbau, tidak berwarna,
non-corrosive dan non-toxic. LNG mempunyai volum yang jauh lebih kecil yaitu
1/600 kalinya dibanding volum gas alam pada keadaan standar.

3. Karakteristik LNG :
1. Volum 600 kali lebih kecil dibandingkan dengan gas alam sehingga dapat
memudahkan transportasi karena LNG membutuhkan volum lebih kecil daripada
saat berwujud gas
2. LNG sebagian besar terdiri dari metan, tidak mengandung sulfur dan bahan ikutan
lain sehingga merupakan bahan bakar bersih, ramah lingkungan (rendah emisi) dan
tidak menimbulkan kerak dalam ruang bakar
3. Berat jenis gas LNG lebih rendah dari udara sehingga apabila terjadi kebocoran,
gas LNG akan naik ke udara
4. Tidak beracun dan tidak berbau
DAFTAR PUSTAKA

U Yudiastuti. 2011. e-journal.uajy.ac.id/1757/3/2TS12690.pdf (Diakses pada tanggal:


kamis, 22 Maret 2018)
MQ Nasution. 2011. Penentuan Kadar Metana Pada Aliran Gas Ke Dietanol Amin, Karbonat,
Plant, Dan Train Menggunakan Kromatografi Gas. Universitas Sumatera Utara
(USU): repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25211/.../Chapter%20%20I.pdf.
(Diakses pada tanggal: Kamis, 22 Maret 2016)
Santoso, N. 2014. Pemanfaatan LNG Sebagai Sumber Energi di Indonesia. Jakarta: PT Cipta
Reka Mandiri, Jurnal Rekayasa Proses, Vol. 8, No. 1, 2014.
Rujukan terkait yang diakses pada Kamis, 22 Maret 2018:
lib.ui.ac.id/file?file=digital/134231-T%2027920...Literatur.pdf
digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-15709-Chapter1-841103.pdf
digilib.its.ac.id/.../ITS-Undergraduate-16510-2307100026-Chapter1.pdf

Anda mungkin juga menyukai