The Analysis of Student’s Problem Solving Difficulty Viewed From Adversity
Quotient on Means-Ends Analysis Learning Analisis Kesulitan Pemecahan Masalah Siswa yang Dilihat Dari Tingkat Kesulitan pada Pembelajaran Means Ends Analysis
Penulis: Sulis Rinawati, St. Budi Waluya , Hartono
1. Latar Belakang Masalah:
a. Banyak masalah dalam kehidupan sehari-hari yang memecahkan menggunakan matematika b. Seseorang dapat memecahkan atau menyelesaikan masalah yang ada dengan benar jika didukung oleh kemampuan pemecahan masalah yang baik c. Siswa yang putus asa dan sulit dalam mengerjakan soal matematika 2. Rumusan Masalah a. bagaimana kualitas pembelajaran MEA memiliki nuansa kontekstual pada kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Gubug? b. bagaimana tingkat kesulitan siswa kelas X MIPA SMU 1 Gubug tipe quitters, berkemah, dan pendaki dalam fase pemecahan masalah Zalina dalam belajar MEA dengan nuansa kontekstual? 3. Tujuan dari penelitian ini adalah a. untuk menganalisis kualitas pembelajaran MEA dalam nuansa kontekstual, b. untuk menggambarkan kesulitan quitters, berkemah, dan siswa tipe pendaki dalam fase pemecahan masalah Zalina belajar MEA di nuansa kontekstual. c. untuk mendeskripsikan kualitas analisis Means-Ends Analysis (MEA) dalam nuansa kontekstual dan d. untuk menganalisis kesulitan siswa dalam memecahkan masalah Zalina dalam hal adversity quotient. 4. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode embedded model campuran konkuren. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode konkuren model konkuren yang digabungkan dengan penelitian kuantitatif sebagai yang utama. Teknik pengumpulan data berupa angket, observasi, tes, dan wawancara. Berdasarkan hasil analisis data awal ditemukan bahwa data awal kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal, memiliki varians homogen dan tidak ada perbedaan kemampuan awal antara dua kelas sampel. Sedangkan analisis data akhir dilakukan setelah MEA mempelajari nuansa kontekstual menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji rata-rata, uji proporsi, uji beda rata-rata dan uji beda proporsi. Analisis data kualitatif dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2015), yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. 5. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa a. pembelajaran MEA kontekstual secara kualitatif dan kuantitatif memenuhi syarat b. kemampuan pemecahan masalah siswa menyerah pada titik memahami masalah dan mencapai indikator pemecahan masalah pertama, siswa kemping dapat memecahkan masalah sampai tahap mengekspresikan jawaban dan mencapai semua pemecahan masalah indikator, siswa pendaki dapat memecahkan masalah sampai tahap menyatakan jawaban dan mencapai semua indikator pemecahan masalah. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan : a. Kualitas model pembelajaran MEA dengan nuansa kontekstual kemampuan pemecahan masalah kelas X MIPA SMA N 1 Gubug dapat dikatakan baik dalam hal kualitatif dan berkualitas dalam hal kuantitatif, dan b. kemampuan pemecahan masalah siswa Quitter hanya sampai pada titik memahami masalah. Siswa yang menyerah dapat menuliskan informasi yang diketahui dan diminta meskipun masih belum lengkap. 6. Komentar Keunggulan: Pada penelitian ini adalah subjek dibuat kategori yang unik, seperti pendaki, kemping dan lainnya. Kelemahan: Pada penelitian ini tidak dicantumkan instrument yang dijadikan tolak ukur dan kesesuaiannya dengan indikator