Chapter PDF
Chapter PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Gliserin
Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon. Jadi tiap atom
karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat mengikat satu, dua, tiga
molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut monogliserida, digliserida dan
trigliserida.
CH2OH
|
CHOH
|
CH2OH
- Tidak berbau
- Densitas 1,261
Gliserol juga digunakan sebagai penghalus pada krim cukur, sabun, dalam obat batuk
Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas tiga atom karbon. Jadi
tiap karbon mempunyai gugus –OH. Gliserol dapat diperoleh dengan jalan penguapan
hati-hati, kemudian dimurnikan dengan distilasi pada tekanan rendah. Pada umumnya
lemak apabila dibiarkan lama di udara akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak
enak. Hal ini disebabkan oleh proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas.
Di samping itu dapat pula terjadi proses oksidasi terhadap asam lemak tidak jenuh
yang hasilnya akan menambah bau dan rasa yang tidak enak. Oksidasi asam lemak
tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan terbentuk aldehida.
Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tidak enak atau tengik.
Gliserol yang diperoleh dari hasil penyabunan lemak atau minyak adalah suatu zat cair
yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak manis. Gliserol larut baik dalam
air dan tidak larut dalam eter. Gliserol digunakan dalam industri farmasi dan
kosmetika sebagai bahan dalam preparat yang dihasilkan. Di samping itu gliserol
zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai rasa yang agak manis, larut dalam air
Pada umumnya, lemak atau minyak tidak terdiri dari satu macam trigliserida
trimester yang terbuat dari gliserol dan tiga molekul asam lemak yang sama. Beberapa
lemak atau minyak menghasilkan satu atau dua ikatan ester akan terputus dan
dihasilkan gliserol dan garam dari asam lemaknya. Gliserol juga dapat dihasilkan dari
reaksi hidrolisa trigliserida yang dilakukan dengan tekanan dan temperatur tinggi.
Dari reaksi kesetimbangan antara trigliserida dengan air dihasilkan gliserol dan
asam lemak. Oleh sebab itu asam lemak atau gliserol harus segera dikeluarkan
(Ketaren, 1986).
demikian, perbedaan yang tajam antara keduanya sangat terlihat. Gliserol adalah
produksi asam lemak, ester lemak atau sabun dari minyak atau lemak. Di Malaysia,
gliserol dihasilkan melalui pemecahan minyak sawit atau minyak inti sawit dengan
metal ester. Sejak proses tidak menggunakan air, konsentrasi gliserol lebih
tinggi
dalam industri kosmetika antara lain sebagai bahan pengatur kekentalan sampo, obat
kemurnian dari produk. Ini merupakan suatu tes yang sulit karena gliserin bersifat
yang dapat mengalami reaksi oksidasi. Pada umumnya gugus alkohol sekunder lebih
suka dioksidasi daripada gugus alkohol primer, sehingga apabila gliserol dioksidasi
maka mula-mula akan terbentuk aldehida dan pada oksidasi selanjutnya akan
Rumus molekul asam gliserat dan asam tartronat ditunjukkan pada Gambar 4 :
O O
C – OH C – OH
H2C – OH C – OH
(Asam Gliserat) O
(Asam Tartronat)
Alkohol dengan paling sedikit satu hidrogen melekat pada karbon pembawa
menghasilkan aldehida yang dapat dioksidasi lebih lanjut menjadi asam karboksilat,
Berikut ini proses teroksidasinya alkohol primer yang ditunjukkan pada Gambar 5 :
H H OH
oksidator oksidator
R – C – OH R–C=O R–C=O
Aldehida Asam
H
Alkohol primer
R’ R’
oksidator
R – C – OH R–C=O
Keton
H
Alkohol sekunder
( Carretin, 2004).
terbesar dari gliserin adalah pada industri resin alkid, dimana ± 35.000 ton/tahun.
Industri kertas, dimana gliserin berfungsi sebagai bahan pelunak adalah pengguna
nitrogliserin oleh bahan peledak yang lebih murah. Berikut ini perkiraan penggunaan
1 Alkid 25 %
2 Tembakau 13 %
3 Peledak 5%
4 Kertas 17 %
7 Urethan foams 3%
8 Lain-lain 14 %
Gliserin mudah dicerna dan tidak beracun dan bermetabolisme bersama karbohidrat,
meskipun berada dalam bentuk kombinasi pada sayuran dan lemak binatang. Untuk
produk makanan dan pembungkus makanan yang kontak langsung dengan konsumen,
Kegunaan sebagai :
5. Medium transfer panas pada kontak langsung dengan makanan saat pendinginan
cepat
6. Pelumas pada mesin yang digunakan untuk pengolahan dan pengemasan makanan
1. Pada obat-obatan dan kedokteran gliserin adalah bahan dalam larutan alkohol dan
obat penyakit
7. Bahan dasar pembentukan pasta gigi, sehingga diperoleh kehalusan, viskositas dan
c. Tembakau
1. Pada pengolahan tembakau, gliserin adalah bagian penting dari larutan yang
pengeringan
Pembungkus daging, jenis khusus kertas, seperti glassine dan greasproof memerlukan
e. Pelumas
1. Gliserin dapat digunakan sebagai pelumas jika minyak tidak ada. Ini disarankan
untuk kompresor oksigen karena lebih tahan terhadap oksidasi daripada minyak
mineral.
3. Pada industri makanan, farmasi dan kosmetik, gliserin digunakan sebagai pengganti
minyak
4. Textile oils dalam operasi penenunan dan perajutan pada industri tekstil.
f. Lain-lain
Campuran semen, sabun, detergen, aspal, keramik, pengolahan kayu dan kulit,
merupakan perubahan dari sebuah atom atau kelompok atom (gugus) melepaskan
elektron, bersamaan itu pula atom atau kelompok atom akan mengalami kenaikan
bilangan oksidasi. Demikian pula sebaliknya reduksi adalah perubahan dari sebuah
atom atau kelompok atom menerima atau menangkap elektron. Perhatikan contoh
Fe → Fe2+ + 2 e
Elektron dilambangkan dengan (e) yang dituliskan pada sebelah kanan tanda
panah dari persamaan reaksi, jumlah elektron yang dilepaskan setara dengan jumlah
muatan pada kedua belah persamaan. Dari reaksi diatas 2 e, menyetarakan muatan
Fe2+.
Cl2 + 2 e → 2 Cl-
molekul unsur Cl2 dan menyebabkan molekul tersebut berubah menjadi anion Cl-.
Reaksi redoks merupakan reaksi gabungan dari reaksi oksidasi dan reduksi,
dan menjadi cirri khas bahwa jumlah elektron yang dilepas pada peristiwa oksidasi
sama dengan jumlah elektron yang diterima atau di tangkap pada peristiwa reduksi,
perhatikan contoh :
netral, demikian pula dengan jumlah electron yang sama dan dapat kita coret pada
Peristiwa reaksi redoks selalu melibatkan muatan, untuk hal tersebut sebelum kita
lanjutkan dengan persamaan reaksi redoks, lebih dulu kita nahas tentang tingkat atau
2.3. Karbohidrat
sderhana yang mempunyai berat molekul 90 hingga senyawa yang mempunyai berat
molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa itu dibagi dalam tiga golongan yaitu
1. Monosakarida
Monosakarida ialah karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri
atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam
kondisi lunak menjadi karbohidrat lain. Contoh monosakarida yang paling sederhana
adalah glukosa, fruktosa, galaktosa dan pentose. Glukosa sendiri adalah suatu
aldosa dan ketosa. Sedangkan menurut jumlah atomnya dibedakan menjadi : triosa ,
tetrosa dan lain-lain. Monosakarida yang mengandung gugus aldehid dan gugus keton
peroksida dan ion cupro. Pada reaksi ini gula direduksi pada gugus karbonilnya oleh
kemampuan untuk mereduksi. Sifat mereduksi ini disebabkan adanya gugus hidroksi
2. Oligosakarida
Dua molekul monosakarida yang berikatan satu dengan yang lain, membentuk satu
molekul disakarida. Oligosakarida yang lain ialah trisakarida yaitu yang terdiri atas
tiga molekul monosakarida dan tetrasakarida yang terbentuk dari empat molekul
monosakarida.
oligosakarida ialah sukrosa, laktosa, maltosa, rafinosa, stakiosa. Jika jumlahnya lebih
dari dua disebut oligosakarida ( terdiri dari 2-10 monomer gula ). Ikatan antara dua
molekul monosakarida disebut ikatan glikosidik yang terbentuk dari gugus hidroksil
dari atom C nomor 1 yang juga disebut karbon nomerik dengan gugus hidroksil pada
molekul gula yang lain. Ada tidaknya molekul gula yang bersifat reduktif tergantung
Sukrosa tidak mempunyai gugus hidroksil yang reaktif karena kedua gugus
reaktifnya sudah saling berikatan. Pada laktosa karena mempunyai gugus hidroksil
3. Polisakarida
Polisakarida pada umumnya mempunyai molekul besar dan lebih kompleks daripada
monosakarida. Berat molekul polisakarida bervariasi dari beberapa ribu hingga lebih
dari satu juta. Contoh polisakarida adalah amilum, glikogen, dekstrin, selulosa dan
disebut dengan gula. Rasa manis ini disebabkan karena gugus hidroksilnya.
Sedangkan Polisakarida tidak terasa manis karena molekulnya yang terlalu besar tidak
Sifat kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fungsi yang terdapat pada
Sifat mereduksi
dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat digunakan untuk keperluan
oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini
tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu++ dan ion Ag+ yang
larutan luff maupun benedict maka akan timbul endapan warna merah bata.
disebabkan pada monosakarida terdapat gugus karbonil yang reduktif, sedangkan pada
sakarosa tidak.
Gugus reduktif pada sakarosa terdapat pada atom C nomor 1 pada glukosa
sedangkan pada fruktosa pada atom C nomor 2. Jika atom-atom tersebut saling
mengikat maka daya reduksinya akan hilang, seperti apa yang terjadi pada sakarosa.
adalah larutan benedict. Unsur atau ion yang penting yang terdapat pada larutan
tersebut adalah Cu2+ yang berwarna biru. Gula reduksi akan mengubah atau
mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ (Cu2O) yang mengendap dan berwarna merah bata.
Pengaruh Asam
Pengaruh Alkali
Larutan basa encer pada suhu kamar akan mengubah sakarida. Perubahan ini terjadi
lainnya. Jika D-glukosa dituangi larutan basa encer maka sakarida itu akan berubah
tinggi maka akan terjadi fragmentasi atau polimerisasi. Sehingga monosakarida akan
dipanaskan dalam suasana basa. Tetapi pada disakarida dalam suasana sedikit basa
Pereaksi ini berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan
natriumsitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu++ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+
yang kemudian mengendap sebagai Cu2O. Adanya natrium karbonat dan natrium
sitrat membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat
berwarna hijau, kuning atau merah bata. Warna endapan ini tergantung pada
digunakan untuk membedakan karbohidrat yang mengandung gugus reduksi dari yang
tidak mengandung gugus reduksi. Reagen ini mengandung CuSO4, Natrium sitrat dan
natrium karbonat dan didalam alkalin, larutan tersebut tidak mengkatalisis reagen
(Poedjadi, 2006)
Pengoksidasi ringan yang digunakan dalam uji ini adalah, larutan basa dari perak
nitrat. Larutannya jernih dan tak berwarna. Untuk mencegah pengendapan ion perak
sdan pada saat itu ion perak direduksi menjadi logam perak. Contohnya, asetaldehida
dioksidasi menjadi asam asetat. Perak biasanya mengendap sebagai cermin pada
O O
pereduksi. Ion perak tereduksi menjadi logam perak; senyawa ini adalah pengoksidasi.
Cermin sering dilapisi perak oleh pereaksi tollens. Proses niaga menggunakan glukosa
2.4. Spektrofotometri
sederetan sampel pada suatu panjang gelombang tunggal dapat pula dilakukan.
Instrumen semacam itu dapat dikelompokkan secara manual atau merekam atau
sebagai berkas tungal atau berkas rangkap. Dalam praktik instrument berkas tunggal
yang pada panjang gelombang tertentu dapat terlihat. Larutan tembaga misalnya
berwarna biru karena larutan tersebut menyerap warna komplementer, yaitu kuning.
Semakin banyak molekul tembaga per satuan volum, semakin banyak pula cahaya
kuning yang diserap, dan semakin tua warna biru larutannya ( Alaerts, 1987 ).
dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang sinar tampak adalah 380
sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh kita, seperti putih,
Berikut ini Hubungan antara warna dengan panjang gelombang sinar tampak yang
Sumber sinar tampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu
Tungsten. Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur
kimia dengan simbol W dan no atom 74. Tungsten mempunyai titik didih yang
tertinggi (3422 ºC) dibanding logam lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan
Sampel yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memilii warna.
berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya bereaksi dengan
analat yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang
2. Spektrofotometri UV (ultraviolet)
interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang gelombang 190-380
Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Dia merupakan isotop hidrogen yang stabil
yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu
proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak
memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang
Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat
menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna.
Bening dan transparan. Oleh karena itu, sampel tidak berwarna tidak perlu dibuat
dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sampel keruh tetap harus
dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri
adalah sampel harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid apalagi
suspensi.
Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan sumber
cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah menggunakan hanya
satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu photodiode yang dilengkapi
dengan monokromator.
Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling populer
digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk sampel
(http://wordpress.com//2009/07/macam-spektrofotometri-dan-perbedaannya.html,
diakses tanggal 22 Mei 2010).
sinar tampak terdiri atas auatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan sinar
gelombang 190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau lampu tungsten
digunakan untuk daerah visible (pada panjang gelombang antara 350-900 nm)
komponen panjang gelombangnya yang selanjutnya akan dipilih oleh celah (split).
iii. Optik-optik; dapat didesain untuk memecah sumber sinar sehingga sumber sinar
(double beam), suatu larutan blanko dapat digunakan dalam satu kompartemen
gelombang yang dihasilkan sudah tidak cocok dengan yang tertera pada
instrument