Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

Nama : Siska Handayani


NIM : 01503170229
A. MASALAH UTAMA
Isolasi Sosial
B. PENGERTIAN
Menarik diri atau isolaso sosial adalah suatu tindakan melepas diri, baik
perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung.
Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain.
C. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Faktor Predisposisi
1) Faktor tumbuh kembang
Adanya tugas–tugas dalam perkembangan yang tidak terpenuhi,
misalnya jika pada fase oral tugas membentuk rasa saling percaya tidak
terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan selanjutnya yang
dapat mengakibatkan masalah–masalah antara lain curiga.
2) Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung
untuk terjadinya gangguan dalan hubungan sosial. Dalam teori ini
termasuk masalah komunikasi yang tidak jelas yaitu suatu keadaan
dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling
bertentangan dalam waktu bersamaan, ekspresi emosi yang tinggi
dalam keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan
lingkungan di luar keluarga.
3) Faktor sosial budaya
Hal ini di sebabkan oleh norma–norma yang dianut oleh keluarga yang
salah, dimana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia
lanjut, penyakit kronis dan penyandang cacat diasingkan dari
lingkungan sosialnya.
4) Faktor biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang jelas dapat
mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak.
Contohnya pada klien schizophrenia yang megalami masalah dalam
hubungan sosial terdapat striktur yang abnormal pada otak seperti atropi
otak, perubahan ukuran, dan bentuk sel- sel dalam limbik dan daerah
kortikal.
2. Faktor Presipitasi
1) Stresor sosial budaya
Stresor yang ditimbulkan oleh sosial budaya adalah keluarga, yaitu
keluarga yang labil, berpisah dengan orang yang terdekat/ orang
yang berarti, perceraian, dan sebagainya.
2) Stresor biokimiawi
Kelebihan dopamin menyebabkan schizophrenia.
3) Teori minoamineoksidase (MAO) yang rendah menyebabkan
schizophrenia.
4) Model biologikal dan lingkungan social.
Tubuh akan menggambarkan ambang toleransi seseorang terhadap
stress pada saat terjadinya interaksi dengan lingkungan.
5) Stresor psikologis
Stresor terjadi akibat ansietas yang berkepanjangan dan terjadi
bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk
mengatasinya. Ansietas dapat terjadi akibat tuntutan berpisah
dengan orang lain/ orang terdekat atau tidak terpenuhinya
kebutuhan ketergantungan individu.
D. TANDA DAN GEJALA
Respon adaptif Respon maladaptif

Menyendiri ( solitude ) kesepian Manipulasi


Otonomi Menarik diri Impulsif
Kebersamaan Ketergantungan Narkikisme
Saling ketergantungan

1. Respon adaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah yang


masih dapat diterima oleh norma–norma sosial budaya yang umum berlaku
atau individu tersebut masih dalam batas–batas normal dalam menyelesaikan
masalahnya. Respon ini meliputi :
1) Menyendiri (solitude) merupakan respon yang dibutuhkan seseorang
untuk merenungkan apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya
dan juga suatu cara untuk mengevaluasi diri dalam menentukan langkah-
langkah selanjutnya.
1) Otonomi merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan
menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
2) Kebersamaan, merupakan suatu kondisi dalam hubungan interpersonal
dimana individu mampu untuk saling memberi dan menerima.
3) Saling ketergantungan, merupakan suatu hubungan saling tergantung
antara individu dengan orang lain dalam rangka membina hubungan
interpersonal.
2. Respon maladaptif adalah respon individu dalam penyelesaian masalah
yang menyimpang dari norma–norma sosial dan budaya lingkungannya.
Respon maladaptif yang paling sering ditemukan adalah :
1) Manipulasi : orang lain diperlakukan sebagai objek hubungan
terpusat pada masalah pengendalian orang lain, individu cenderung
berorientasi pada diri sendiri atau tujuan bukan pada orang lain.
2) Impulsif : individu tidak mampu merencanakan sesuatu, tidak
mampu belajar dari pengalaman, tidak dapat di andalkan.
3) Narkikisme : harga diri rapuh, secara terus–menerus berusaha
mendapatkan penghargaan dan pujian, sikap egosentrik,
pencemburu, marah jika orang lain tidak mendukung.

E. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping yang akan digunakan pada pasien yang menarik diri adalah
1. Regresi : kemunduran akibat stres terhadap perilaku dan merupakan ciri
khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
2. Represi : pengesampingan secara tidak sadar tentang pikiran, impuls
atau ingatan yang menyakitkan/ bertentangan merupakan pertahanan
ego yang primer yang cenderung di perkuat oleh mekanisme ego
lainnya.
3. Isolasi : pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang
mengganggu, dapat bersifat sementara atau berjangka lama.
F. POHON MASALAH

Perubahan persepsi sensori : halusinasi


Effect :

Isolasi sosial
Core Problem :

Harga diri rendah


Causa :

G. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


a. Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi
Data Subjektif
1) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan
stimulus nyata
2) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
3) Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
4) Klien merasa makan sesuatu
5) Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
6) Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
7) Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif
1) Klien berbicar dan tertawa sendiri
2) Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
3) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
4) Disorientasi
b. Isolasi sosial : menarik diri
Data obyektif: Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam
diri dikamar, banyak diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak
berhubungan dengan orang lain, perawatan diri kurang, posisi menekur.
Data subyektif: Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang
hanya dijawab dengan singkat, ya atau tidak.
c. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
Data obyektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh
memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri.
Data subyektif: Klien mengatakan: saya tidak bisa, tidak mampu,
bodoh/tidak tahu apa–apa, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan
perasaan malu terhadap diri.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi sosial.
I. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Tujuan keperawatan
1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya
2) Pasien dapat menyadari penyebab isolasi sosial
3) Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain
b. Tindakan Keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya :
 Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien.
 Berkenalan dengan pasien : perkenalkan nama lengkap dan nama
panggilan perawat serta tanyakan nama lengkap dan nama
panggilan pasien.
 Tanyakan perasaan dan keluhan saat ini.
 Buat kontrak asuhan : apa yang akan perawat lakukan bersama
pasien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempat pelaksanaan
kegiatan.
 Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan terapi.
 Tunjukkan sikap empati kepada pasien setiap saat.
 Penuhi kebutuhan dasar pasien jika mungkin.
2) Membantu pasien mengenal penyebab isolasi sosial dengan cara :
 Tanyakan pendapat pasien tentang kebiasaan berinteraksi
dengan orang lain.
 Tanyakan penyebab pasien tidak ingin berinteraksi dengan orang
lain.
3) Bantu pasien untuk mengenal manfaat berhubungan dengan orang lain
dengan cara mendiskusikan manfaat jika pasien memiliki banyak teman.
4) Membantu pasien mengenal kerugian tidak berhubungan dengan cara
sebagai berikut :
 Diskusikan kerugian jika pasien hanya mengurung diri dan tidak
bergaul dengan orang lain.
 Jelaskan pengaruh isolasi sosial terhadap kesehatan fisik pasien.
5) Membantu pasien untuk berinteraksi dengan orang lain secara bertahap:
 Memberikan kesempatan pasien mempraktikkan cara
berinteraksi dengan orang lain yang dilakukan di hadapan Anda.
 Mulailah bantu pasien berinteraksi dengan satu orang (pasien,
perawat atau keluarga).
 Jika pasien sudah menunjukkan kemajuan, tingkatkan jumlah
interaksi dengan dua, tiga, empat orang dan seterusnya.
 Berilah pujian untuk setiap kemajuan interaksi yang telah
dilakukan oleh pasien.
 Dengarkan ekspresi perasaan pasien setelah berinteraksi dengan
orang lain. Mungkin pasien akan mengungkapkan keberhasilan
atau kegagalannya berilah dorongan terus-menerus agar pasien
tetap semangat meningkatkan interaksinya.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B. A., Akemat, Helena, N., & Nurhaeni, H. (2011). Keperawatan Kesehatan
Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC.

Schultz & Videback. (2009). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition.
Philadelphia: Lippincott.

Stuart & Sundeen. (2009). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai