Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia telah melaksanakan program Keluarga Berencana (KB), dan

program ini telah mengalami perkembangan pesat. Hal ini dapat dilihat baik

dari tujuan, ruang lingkup biografis, cara operasional dan dampaknya

terhadap pencegahan kelahiran (Sarwono, 2002 : 53). Menurut WHO Expert

Committee (2003), KB adalah tindakan yang membantu individu / pasangan

suami istri untuk mendapatkan objektif tertentu, menghindari kelahiran yang

tidak diinginkan / mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan / mengatur

interval dalam kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan

dengan umur suami istri, menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto,

2004 : 26).

Program KB adalah untuk menekan kelahiran diantaranya adalah dengan

cara kontrasepsi. Penggunaan kontrasepsi hormonal sebagai salah satu alat

kontrasepsi adalah yang paling dominan. Dewasa ini hampir 380 juta

pasangan menjalankan keluarga berencana dan 65 -75 juta diantaranya,

terutama di negara berkembang, menggunakan kontrasepsi hormonal seperti

suntik, pil dan implant (Sarwono, 2002 : 53). Salah satu jenis kontrasepsi

efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah KB suntik, ini disebabkan karena

aman, efektif, sederhana dan murah. Cara ini mulai disukai masyarakat kita

dan diperkirakan setengah juta pasangan memakai kontrasepsi suntikan untuk

mencegah kehamilan (Muchtar, 2002 : 34).

Kontrasepsi suntik progestin adalah kontrasepsi berupa cairan yang berisi

Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang

1
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskuler (Saifuddin, 2003 :

68). KB suntik depo progestin 3 bulan mempunyai efektifitas yang tinggi,

dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun, asalkan penyuntikannya

dilakukan teratur sesuai jadwal yang ditentukan. Sedangkan efek samping dari

suntik depo progestin 3 bulan diantaranya adalah amenorea (30%), spotting

(bercak darah) dan menoragia, seperti halnya dengan kontrasepsi hormonal

lainnya dan dijumpai pula keluhan mual, sakit kepala (<1-17%), galaktorea

(90%), perubahan berat badan (7-9%). Efek samping utama adalah gangguan

pola haid (amenorea dan spotting). Efek samping yang lain adalah mual /

muntah / pusing dan peningkatan berat badan (Hartanto, 2004). Bagi akseptor

KB yang mengalami salah satu dari efek samping tersebut biasanya akan

menimbulkan gejala seperti gelisah, sulit untuk merasa santai, istirahat yang

tidak tenang dan berbagai keadaan yang mengarah pada kondisi kecemasan.

Di Jawa Tengah peserta Keluarga Berencana (KB) baru komulatif menurut

metode kontrasepsi adalah 20.443 atau 2,74% metode IUD, 16.676 atau

2,23% MOW, 2.745 atau 0,37% MOP, 18.720 atau 2,51% Kondom, 50.584

atau 6,77% Implant, 133.053 atau 17,82% PIL, dan yang menggunakan suntik

mencapai 504.481 peserta atau 67,56% dari jumlah peserta KB baru komulatif

(Profil Kesehatan Indonesia, 2007). Dapat dilihat dari data diatas

menunjukkan bahwa akseptor KB suntik mencapai 504.481 atau 67,56%, ini

menunjukkan bahwa pengguna kontrasepsi suntik paling banyak dipakai.

Di Kabupaten Demak jumlah peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi

adalah 8.426 atau 5,14% metode IUD, 6.962 atau 4,24% MOW/MOP, 13.365

atau 8,15% Implant, 17.807 atau 10,85% PIL, 711 atau 0,43% Kondom, dan

116.805 suntik atau mencapai 71,1% dari jumlah peserta KB aktif (Profil

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2007). Sedangkan di Kecamatan Mijen

2
jumlah peserta KB yang menggunakan KB suntik adalah 7030 atau 55,75%

dari jumlah peserta KB aktif. Untuk KB suntik 3 bulan sebanyak 5980 atau

85,06% akseptor, sedangkan untuk KB suntik 1 bulan sebanyak 1050 atau

14,94% akseptor (Data BKKBN tahun 2007).

Dari data di “BPS ARI YUWONO” Desa Mranak, Kabupaten Demak pada

tahun 2007-2009 kontrasepsi suntik 3 bulan mengalami penurunan

diakibatkan karena adanya efek samping yang dialami oleh akseptor. Tahun

2007 : 2248 akseptor, tahun 2008 : 2160 akseptor, tahun 2009 : 1960

akseptor. Sedangkan data akseptor KB suntik 1 bulan mengalami kenaikan

mulai tahun 2007-2009. tahun 2007 : 82 akseptor, tahun 2008 : 215 akseptor,

tahun 2009 : 310 akseptor. Akseptor KB (keluarga berencana) suntik depo

progestin selama 3 bulan terakhir dari bulan Agustus 2010-Oktober 2010 di

“BPS ARI YUWONO” ditemukan 588 akseptor KB suntik depo progestin

mengalami efek samping sebagai berikut : 35 akseptor mengalami spotting,

21 akseptor mengalami pusing, 5 akseptor mengalami mual, 165 akseptor

mengalami gemuk, dan 39 akseptor mengalami kurus. Jadi jumlah efek

samping KB suntik 3 bulan depo progestin sebanyak 265 atau 45,1%.

Tabel 1.1. Prosentase Pengguna Kontrasepsi Baru


Di BPS ARI YUWONO Sampai dengan
bulan Oktober 2010

Jenis Kontrasepsi Absolut Prosentase


Suntikan 105 36,2%

3
Pil 32 25%
IUD 8 12,5%
Kondom 2 -

Dari survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap 15 akseptor

KB suntik 3 bulan depo progestin terdapat 2 akseptor mengalami efek

samping spotting, akseptor merasa cemas dengan efek samping tersebut, 8

akseptor mengalami efek samping peningkatan berat badan dan mengalami

kecemasan jika berat badannya bertambah terus, akseptor tidak mengalami

drop out dan tetap melanjutkan KB suntik 3 bulan depo progestin, 5 akseptor

mengalami efek samping mual dan akseptor tetap menggunakan KB suntik 3

bulan depo progestin.

Berdasarkan dari angka kejadian efek samping KB suntik 3 bulan depo

progestin yang menyebabkan akseptor menjadi cemas sehingga penulis

tertarik untuk menyusun karya tulis yang berjudul Gambaran Tingkat

Pengetahuan Akseptor KB dalam Menghadapi Efek Samping KB Suntik 3

Bulan di BPS Ari Yuwono.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan peneliti

adalah “Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB dalam Menghadapi

Efek Samping KB Suntik 3 Bulan di BPS Ari Yuwono Desa Mranak Kecamatan

Demak?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

4
Untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB dalam

Menghadapi Efek Samping KB Suntik 3 Bulan di BPS Ari Yuwono Desa

Mranak Kecamatan Demak.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui macam-macam efek samping KB suntik pada jenis KB

suntik 3 bulan

b. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu terhadap efek samping KB

suntik pada akseptor KB suntik 3 bulan

c. Mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB dalam

Menghadapi Efek Samping KB Suntik 3 Bulan di BPS Ari Yuwono Desa

Mranak Kecamatan Demak

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Dapat mengetahui efek samping diantaranya terjadi perdarahan sedikit-

sedikit pervagina (spooting), kegemukan, mual-muntah yang sering dialami

oleh akseptor KB suntik khususnya ibu yang menjadi okseptor KB suntik 3

bulan sehingga tidak menimbulkan kecemasan

2. Bagi bidan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan terhadap akseptor KB suntik depo

progestin 3 bulan dimana bidan desa khususnya selalu memberikan

pengertian dan pendidikan kesehatan tentang pentingnya pemakaian KB

untuk menjarangkan kehamilan serta efek samping dari penggunaan KB itu

sendiri.

3. Bagi Institusi

5
Dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi dunia pendidikan

khusunya dalam memberikan asuhan kepada akseptor KB

4. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengalaman dan menjadi referensi dalam memberikan

pelayanan pada aksepto KB dan untuk meningkatkan mutu pelayanan di

BPS “Ari Yuwono” khususnya terhadap pelayanan KB suntik depo

progestin 3 bulan.

E. Keaslian Peneitian

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan tentang Akseptor KB Suntik 3

bulan adalah :

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Penulis Judul Variabel Hasil


1. Wahyu Istiarini Gambaran - - Jumlah responden
(2010) kejadian 35
Obesitas pada - 25 % akseptor
akseptor KB mengalami berat
Suntik 3 bulan badan tetap
di BPS - 11 % akseptor
Sulistyorini mengalami
Desa Gayam, spooting
Kecamatan - 64 % akseptor
Wonosobo megalami obesitas

2. Ratna Faktor-Faktor - Usia - Rata-Rata Usia


Wulandari Yang - Dukungan Akseptor KB 20-35
(2011) Mempengaruhi Suami Tahun (75%)
Akseptor Kb - Pendapatan - Dukungan Suami
Dalam Memilih - Pengetahuan Untuk KB DMPA
Kontrasepsi 88%
Suntik Dmpa Di - Akseptor Dengan
Pkd Desa Pengetahuan Baik
Sarirejo 82%
Kecamatan
Guntur
Kabupaten
Demak

6
Perbedaan Penelitian:

1. Pada penelitian Wahyu Istiarini (2010) merupakan jenis penelitian deskriptif

dimana dilakukan untuk mengetahui gambaran kejadian efek samping dari

suntik KB 3 bulan sedangkan penelitian saya berfokus pada satu variable

yaitu terjadinya kecemasan saja.

2. Pada penelitian Ratna Wulandari (2011) merupakan penelitian deskriptif yang

mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan suntik KB.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik

7
1. Pengertian Akseptor

Akseptor adalah pasangan usia subur yang telah mempunyai anak dan

menggunakan salah satu metode kontrasepsi (Rustam, 2003 : 12).

2. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, dengan

menggunakan alat atau obat-obatan (Rustam, 2003 :12).

Kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya kehamilan sebagai

akibat pertemuaan antara sel telur yang matang dengan sel sperma. (BKKBN,

1999 : 79).

Kontrasepsi bisa juga diartikan adalah menghindari / mencegah terjadinya

kehamilan sebagai akibat pertemuaan antara sel telur yang matang dengan

sel sperma (Sujiyatini, 2009 : 30).

Keluarga Berencana adalah suatu usaha menjarangkan atau

merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi

(Rustam, 2003 : 13).

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan Keluarga

Berencana (KB) adalah suatu usaha menggunakan berbagai metode

kontrasepsi untuk mencegah bertemunya sperma dan sel telur sehingga dapat

menjarangkan kehamilan dan kelahiran anak dapat direncanakan.

3. Pengertian Kontrasepsi Suntik

8
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi

hormon estrogen dan hormon progesteron disuntikkan kedalam tubuh wanita

secara periodik (DepKes, 2003 : 123).

Kontrasepsi suntik dibagi 2, kontrasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulan

(Sujiyatini, 2009 : 30) :

a. Kontrasepsi suntik 1 bulan

Suntikan kombinasi adalah jenis suntikan yang berisi 25 mg depo

medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan

injeksi I.M (intramuscular) sebulan sekali dan 50 mg Noretindron Enantat

dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali.

b. Kontrasepsi suntik 3 bulan

Depo medroksi progesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg

DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular

(di daerah bokong).

4. Macam – Macam Kontrasepsi Suntik (Harsen, Jakarta-Indonesia).

a. Golongan progestin

1) Depo Provera dosis 150 mg

2) Depo Geston dosis 150 mg

3) Depo Progestin dosis 150 mg

4) Depo Protyra dosis 150 mg

5) Depo Neo dosis 150 mg

b. Golongan kombinasi 2 hormon

1) Cyclofem dosis 50 mg

2) Cyclo Geston dosis 50 mg

5. Cara Kerja

9
Menurut Manuaba (2001 : 132), mekanisme kerja komponen progesteron

atau derivat testoteron adalah:

a. Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan

ovum

b. Mengentalkan lendir serviks, sehingga sulit ditembus spermatozoa

c. Perubahan peristaltik tuba fallopi, sehingga konsepsi dihambat

d. Mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna untuk

implantasi hasil konsepsi

6. Jadwal Waktu Suntikan

a. Depo progestin : interval 12 minggu

b. Norigest : interval 8 minggu

c. Cyclofem : inteval 4 minggu

7. Menurut Everett (2002 : 120), keuntungan dan kerugian Suntikan KB adalah:

a. Keuntungan suntik KB

1) Tingkat efektivitas tinggi

2) Bertahan sampai 8-12 minggu

3) Penurunan disminorea dan minoragi yang menyebabkan anemia

berkurang

4) Penurunan gejala pramenstruasi

5) Penyakit radang panggul berkurang

6) Kemungkinan penurunan endometriosis karena pengentalan lendir

serviks

7) Efektivitas tidak berkurang karena diare, muntah, atau penggunaan

antibiotik

b. Kerugian suntik KB

10
1). Perdarahan tidak teratur atau bercak atau amenore

2). Keterlambatan kembali subur sampai 1 tahun

3). Depresi

4). Berat badan meningkat

5). Galaktore

6). Setelah diberikan tidak dapat ditarik kembali

7). Dapat berkaitan dengan osteoporosis pada pemakaian jangka panjang

8. Menurut Sujiyatini (2009 : 31), kontrasepsi Suntik 3 Bulan dibagi:

a. Jenis

Tersedia kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :

Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA,

yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di

daerah bokong).

b. Cara kerja

1) Mencegah ovulasi

2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan

penetrasi sperma

3) Menjadikan selaput lendir rahim (Endometrium) tipis dan atrofi

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba

c. Efektivitas

Pada kontrasepsi suntik memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3

kehamilan per 100 perempuan tiap tahun, asal penyuntikannya dilakukan

secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan.

11
d. Keuntungan KB Suntik 3 bulan

1) Sangat efektif

2) Pencegahan kehamilan jangka panjang

3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri

4) Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius

terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah

5) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

6) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

7) Dapat dilakukan oleh perempuan usia >35 tahun sampai

perimenopause.

8) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

9) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

10) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)

e. Keterbatasan KB suntik 3 bulan

1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti : siklus haid yang memendek

atau memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan

tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali

2) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan

(harus kembali untuk suntikan)

3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut

4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

5) Tidak menjamin perlindungan terhadap infeksi menular seksual, hepatitis

B virus, atau infeksi virus HIV

6) Terlambatnya kebali kesuburan setelah penghentian pemakaian

12
7) Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya

kerusakan/kelainan pada organ genetalia, melainkan karena belum

habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan)

8) Terjadi perubahan pada libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala,

nervositas, jerawat

f. Efek Samping

1) Reaksi anafilaksis dan anafilaktik.

2) Penyakit tromboembolik tromboplebitis dan emboli paru-paru

3) Sistim syaraf pusat gelisah, tidak bisa tidur, mengantuk, letih, depresi,

pusing dan sakit kepala.

4) Selaput kulit dan lendir, urticaria, pruritis, bercak merah, jerawat,

hirsutism dan alopecia.

5) Gasrointestinal : mual.

6) Payudara lembek dan galactorrhea.

7) Leher rahim perubahan pada erosi dan sekresi.

8) Reaksi setempat sakit : gumpalan dari sisa yang ketinggalan dan

perubahan warna kulit ditempat suntikan.

g. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

1) Usia reproduksi

2) Nulipara dan yang telah memiliki anak

3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas tinggi

4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai

5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui

6) Setelah obortus / keguguran

7) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen

13
8) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

9) Anemia defisiensi besi

10) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh

mengunakan pil kontrasepsi kombinasi (Sujiyatini, 2009 : 31).

h. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan 3 bulan

1) Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000

kelahiran)

2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3) Tidak dapat menerima tejadinya gangguan haid, terutama amenorea

4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

5) Diabetes mellitus disertai komplikasi (Sujiyatini, 2009 : 31).

i. Waktu menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan

1) Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil.

2) Mulai hari pertama sampai hari ketujuh siklus haid.

3) Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat

asalkan saja ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 harisetelah suntikan

tidak boleh melakukan hubungan seksual.

4) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti

dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi

hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu menunggu sampai haid

berikutnya datang.

5) Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi jenis lain dan menggantinya

dengan jenis kontrasepsi pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang

sebelumya.

14
6) Ibu ingin menggunakan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan

pertama dapat diberikan pada hari ke-7 siklus haid saja dengan

kenyakinan ibu tersebut tidak haid (Sujiyatini, 2009 : 32).

j. Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntik 3 Bulan

1) Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.

2) Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan

ektopik terganggu (KET)

3) Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi

4) Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat atau kaburnya

penglihatan

5) Perdarahan berat yang dua kali lebih panjang dari masa haid atau dua

kali lebih banyak dalam satu periode masa haid

Bila terjadi hal-hal yang disebutkan diatas, hubungi segera tenaga

kesehatan atau klinik (Sujiyatini, 2009 : 32).

B. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2003 :

121).

Pengetahuan adalah suatu proses mulai dari mengingat, memahami,

selanjutnya mampu menggunakan dan mampu menghubungkan bagiannya

serta mampu untuk menilai sesuatu (Notoatmodjo, 2003 : 121).

Pengetahuan berfungsi untuk menjawab permasalahan kehidupan yang

dihadapi manusia sebagai penawaran berbagai kemudahan terhadapnya.

Dengan kata lain pengetahuan dapat memecahkan suatu masalah.

15
Pengetahuan ilmiah dapat diibaratkan sebagai alat bagi manusia dalam

memecahkan masalah yang dihadapi. Pengetahuan sangat dibutuhkan

manusia sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan kepercayaan diri

(Notoatmodjo, 2003 : 122).

2. Tingkatan Pengetahuan

Domain kognitif atau pengetahuan mempunyai 6 tingkatan :

a. Tahu

Diartikan sebagai mengingat sesuatu yang telah diajari sebelumnya.

Termasuk dalam tingkat ini adalah kembali sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang telah diterima.

b. Memahami

Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar.

c. Aplikasi

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi dapat

diartikan kemampuan menggunakan hukum, rumus, metode dan prinsip.

d. Analisis

Diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut.

e. Sintesa

16
Kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang benar serta kemampuan menyusun formulasi baru dari

formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau obyek berdasarkan pada kriteria yang ada.

3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Nasution (2003)

dalam Notoatmodjo (2003) adalah :

a. Tingkat pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka ia akan lebih mudah

dalam menerima hal-hal baru sehingga akan lebih mudah pula untuk

menyesuaikan dengan hal-hal baru tersebut.

b. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber info yang lebih banyak akan

memberikan pengetahuan yang lebih jelas.

c. Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang

karena informasi-informasi baru akan disaring, kira-kira sesuai atau tidak

sesuai dengan budaya yang ada dan agama yang dianut.

d. Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umur pendidikan individu, maksudnya

pendidikan yang tinggi, pengetahuan akan lebih luas sedang umur akan

semakin banyak atau bertambah tua.

e. Sosial ekonomi

17
Tingkat seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup disesuaikan dengan

penghasilan yang ada. Sehingga menurut pengetahuan yang dimiliki terus

dipergunakan semaksimal mungkin begitupun dalam mencari bantuan

sarana kesehatan yang ada. Mereka sesuaikan dengan pendapatan

keluarga.

4. Proses Perilaku Manusia

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru,

di dalam diri orang terebut terjadi proses yang berurutan:

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

b. Interest (merasa tertarik), dimana orang mulai tertarik pada stimulasi.

c. Evaluation (menilai) dimana seseorang mulai menimbang-nimbang

terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

d. Trial (mencoba) dimana orang telah mulai mencoba berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus.

Selanjutnya Roger menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu

melewati tahap-tahap diatas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi

perilaku melalui proses diatas yaitu didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan

sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan langgeng. Sebaliknya apabila

perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan, kesadaran maka tidak akan

berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003 : 122).

5. Cara memperoleh pengetahuan

a. Cara tradisional

1) Cara coba salah ( trial and error )

18
cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Pada cara ini orang dapat menerima pendapat yang dikemukakan oleh

orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau

membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun

berdasarkan penalaran sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, berarti pengalaman merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

4) Melalui jalan pikiran.

Memperoleh kebenaran pengetahuan dengan menggunakan jalan

pikirannya dengan melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan.

b. Cara Modern

Adanya pengamatan langsung terhadap suatu obyek kemudian hasil

pengamatan dikumpulkan dan diklasifikasikan dan diambil kesimpulan

umum (Notoatmodjo, 2003 : 123).

19
Menurut Setiawan (2010:116), pengetahuan seseorang dibagi dalam 3

kategori yaitu:

1) Pengetahuan baik jika skore 66%-100%

2) Pengetahuan cukup jika skore 56%-65%

3) Pengetahuan kurang jika skore < 55%

C. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangkan Teori Penelitian

Pengetahuan :
- KB Suntik 3 Bulan
- Efek Samping

Kecemasan

Sikap

Keterangan :

Diteliti

TiDiteliti

BAB III

METODE PENELITIAN

20
Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat/ukuran yang

dimiliki/ didapatkan oleh satuan peneliti tentang suatu konsep pengertian

tertentu, misal : umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan (Notoatmodjo,

2003, 110).

1. Variabel Independent (Variabel Bebas)

Variabel bebas adalah variabel yang akan menentukan/mempengaruhi

variabel terikat. (Sugiono, 2008 : 72).

2. Variabel Dependent (Variabel Terikat)

Variabel terikat adalah variabel yang kondisi atau nilainya ditentukan atau

dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel lainnya. (Sugiono, 2008, 72).

Penelitian ini menggunakan variable tunggal yaitu gambaran tingkat

pengetahuan responden.

Definisi Operasional (DO)

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variable Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala skore
Tingkat Merupakan tingkatan Penilaian Kuesioner Baik, skore Ordinal
Pengetahuan dari hasil tahu yang tingkat 66%-100%

21
Akseptor KB diketahui akseptor KB pengetahuan kode 3
suntik 3 suntik 3 bulan tentang Cukup,
bulan khususnya tentang pengetahuan 56%-65%
efek sampingnya dan akseptor KB kode 2
pengetahuan tersebut suntik 3 Kurang,
diperoleh dengan cara bulan skore <
mempelajari, tentang efek 55% kode
mengalami, melihat sampingnya 1
dan mendengarkan (Setiawan,
serta menjawab 2010, 116)
pertanyaan

Ruang Lingkup Penelitian

Pada penulisan laporan kasus ini, penulis membatasi tentang ruang lingkup

penulisan sebagai berikut:

1. Masalah : Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB dalam

Menghadapi Efek Samping KB Suntik 3 Bulan di BPS Ari Yuwono

2. Tempat : BPS Ari Yuwono. Desa Mranak Kecamatan Demak

3. Waktu : tanggal 15 Nopember sampai 30 Nopember 2011

Rancangan Penelitian

1. Jenis / Desain Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu strategi penelitian dalam

mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan

data, dan mendefinisikan struktur dimana penelitian dilaksanakan

(Nursalam, 2002 : 56).

22
Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dengan pendekatan

cross sectional adalah jenis penelitian yang menekankan waktu

pengukuran/observasi data hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2002

: 56). Tentunya tidak semua obyek penelitian harus diobservasi pada hari

atau pada waktu yang sama, akan tetapi semua variabel dinilai hanya satu

kali saja.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah keseluruhan dari objek atau subjek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik yang akan diteliti (Sugiyono,

2008 : 74). Populasi dalam penelitian adalah subyek (misalnya manusia;

klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008).

Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor KB suntik 3 bulan di BPS

ARI YUWONO sejumlah 70 responden.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek penelitian untuk

dapat mewakili populasi. Sampel adalah bagian dari populasi yang

dipilih dengan “sampling” tertentu untuk bisa memenuhi/mewakili

populasi (Nursalam, 2008 : 58).

Sampel dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB suntik 3 bulan

di BPS ARI YUWONO Desa Mranak Kecamatan Demak mulai 15

Nopember sampai dengan 30 Nopember 2011 dengan kriteria sebagai

berikut:

1) Kriteria Inklusi

23
Inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang akan diteliti. Adapun kriteria

inklusi adalah sebagai berikut :

a) Akseptor tetap KB suntik 3 bulan dengan jumlah kunjungan

minimal 3 kali berturut-turut di wilayah BPS Ari Yuwono.

b) Ibu yang sehat

c) Bersedia menjadi responden

d) Membawa kartu KB

1) Kriteria Eksklusi

Eklusi adalah menghilangnya atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008 :

58). Kriteria ekslusi adalah

a) Ibu yang tidak kooperatif (menolak bekerja sama, tidak mau

memberikan keterangan dengan jelas)

b) Ibu sedang sakit

c) Ibu bukan akseptor tetap di BPS Ari Yuwono Kudus

d) Ibu sedang mengalami gangguan psikis

e) Ibu tidak membawa kartu KB

f) Akseptor KB dengan jumlah kunjungan kurang dari 3 x

c. Teknik Sampling

Sampling adalah cara atau metode dalam pengambilan sampel

(Nursalam, 2008 : 59). Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini

adalah dengan teknik Total Sampling atau sampling jenuh yaitu teknik

24
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel.

A. Teknik Pengumpulan Data

Alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini

adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri. Kuesioner adalah

faktor pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang,

dimana responden (dalam hal angket) dan interviewer (dalam hal

wawancara) tinggal memberikan jawaban/dengan memberikan jawaban

atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2005 : 110).

3. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner

dan lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang

responden yang berhubungan dengan rancangan penelitian.

Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung

dari responden dengan mengisi kuesioner yang diberikan kepada

responden. Data sekunder menggunakan data dari kartu KB akseptor KB

suntik 3 bulan.

Kuesioner terdiri dari pertanyaan tentang tingkat pengetahuan ibu

mengenai efek samping KB suntik 3 bulan yang terdiri dari 20 pertanyaan.

B. Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dengan analisa kuantitatif yaitu data

yang berhubungan dengan angka-angka baik yang diperoleh dengan jalan

mengubah data kualitatif ke dalam kuantitatif dengan pembahasan pada

variabel yang ada (masing-masing variabel) (Notoatmodjo,2005 : 112).

25
a. Editing (pemeriksaan)

Yaitu memeriksakan setiap hasil kuesioner atau formulir yang masuk

untuk melihat apakah kuesioner tersebut sudah dapat dibaca, semua

pertanyaan sudah dijawab.

b. Koding (pemberian kode)

Setiap sebutan dari jawaban responden akan diberikan kode sebelum

data dimasukkan ke software komputer untuk dilakukan pengolahan lebih

lanjut.

c. Skoring (pemberian nilai terhadap instrument)

Pengetahuan, setiap item pertanyaan pengetahuan dijawab benar

bernilai 1 dan dijawab salah bernilai 0, sehingga setiap responden

memiliki total skor pengetahuan, untuk kemudian dihitung persen benar.

d. Recode (pengkodean ulang)

Dari angka persen benar pengetahuan, kemudian dilakukan klasifikasi

pengetahuan sebagai berikut :

Pengetahuan baik, bila > 66% (persen benar)

Pengetahuan cukup, bila 56%-65% (persen benar)

Pengetahuan kurang, bila < 55% (persen benar)

e. Analisis Data

1) Univariat

Data skor variable penelitian akan dideskripsikan proporsi masing-

masing kategori variabel dan besarnya mean serta median.

2) Bivariat

26
Analisis Data dilakukan secara diskriptif dan analitik. Analisis

diskriptif berupa tabel-tabel distribusi frekuensi tiap-tiap variabel,

atau disertai dengan grafik-grafik.

C. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mengajukan permohonan ijin ke

DKK Demak. Kemudian peneliti memberikan kuesioner kepada akseptor KB

suntik 3 bulan yang datang ke BPS ARI YUWONO dan dengan kunjungan

rumah untuk di isi dan selanjutnya diolah serta dianalisis.

Menurut Nursalam (2008 : 80), kuesioner yang diberikan responden

menekankan masalah etika yang meliputi :

a. Lembar Persetujuan Penelitian (Informed Consent)

Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden terlebih dahulu peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Akseptor KB suntik 3 bulan

yang bersedia menjadi responden diminta untuk menandatangani lembar

persetujuan dan mengikuti penelitian lebih lanjut. Sedangkan mereka

yang tidak bersedia menjadi responden peneliti tidak memaksa dan tetap

menghormati haknya.

b. Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, responden tidak

diharuskan untuk mencantumkan nama pada lembar kuesioner atau

nama dicantumkan dalam inisial huruf. Kemudian lembar tersebut hanya

diberi kode tertentu.

c. Confidentiality

Peneliti menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden.

27
D. Jadwal Penelitian

Jadwal terlampir.

28
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, (2003). Kapita Selekta Peningkatan Pelayanan Kontrasepsi: Jakarta.

Everett, Suzanne, (2007). Buku Saku Kontrasepsi Dan Kesehatan Seksual


Reproduksi. EGC. Jakarta.

Hartanto, H. (2003). Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi: Jakarta.

Manuaba, I.B. (1998), Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga


Berencana: EGC. Jakarta.

Martadisoebrat, D. (2005), Bunga Rampai Obstetri Dan Ginekologi Sosial: Yayasan


Bina Pustaka. Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2002), Metodologi Penelitian Kesehatan: PT Rineka Cipta,


Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan: PT Rineka Cipta,


Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2003), Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip Dasar: PT


Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2005), Promosi Kesehatan Teori dan Aplikas : PT. Asdi Mahasatya,
Jakarta.

Nursalam, (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:


Salemba Medika Jakarta.

Saifuddin, A.B. (2003), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi I:


Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Winkjosastro, H (ed), (2003), Ilmu kandungan: Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Winkjosastro, H (ed), (2005), Ilmu Kebidanan: Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

29
No Nama Pendidikan Pekerjaan Sumber Informasi
Media Teman Tenaga
massa dan kesehatan
keluarga (bidan)
1 Ny. L MTs Ibu rumah √
tangga
2 Ny. R SD Buruh √
3 Ny. S SMEA Pedagang √
4 Ny. S SMP Pedagang √
5 Ny. D SMP Buruh √
6 Ny. F SD Buruh √
7 Ny. A SMA Ibu rumah √
tangga
8 Ny. S SMA Ibu rumah √
tangga
9 Ny. C SMEA Buruh √
10 Ny. W SMA Buruh √
11 Ny. R SMP Ibu rumah √
tangga
12 Ny. S MA Buruh √
13 Ny. P SD Buruh √
14 Ny. S SD Buruh √
15 Ny. L MI Ibu rumah √
tangga
16 Ny. Y SMP Buruh √
17 Ny. R Perguruan Swasta √
tinggi
18 Ny. R SMP Ibu rumah √
tangga
19 Ny. D SMA Buruh √
20 Ny. F SMA Buruh √
21 Ny. B SD Pedagang √
22 Ny. S SD Ibu rumah √
tangga
23 Ny. D SMA Buruh √
24 Ny. S SMA Buruh √
25 Ny. R SMP Buruh √
26 Ny M SMP Ibu rumah √
tangga
27 Ny. R SMEA Buruh √
28 Ny. D SMA Ibu rumah √
tangga
29 Ny. S SMA Buruh √

30
30 Ny. R Perguruan PNS √
tinggi
31 Ny. M SD Pedagang √
32 Ny. H SMA Buruh √
33 Ny. J SMA Buruh √
34 Ny. A SMA Ibu rumah √
tangga
35 Ny.W Perguruan Swasta √
tinggi
36 Ny. N SMP Pedagang √
37 Ny. T MTs Buruh √
38 Ny. E SD Ibu rumah √
tangga

31

Anda mungkin juga menyukai