Bab 1,2,3,4,5 Dan Daftar Pustaka
Bab 1,2,3,4,5 Dan Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sakit dimana perawat merupakan sumber daya manusia yang paling dominan
atau padat secara langsung kedalam vena. Teknik tersebut merupakan metode
pemberian obat yang sangat berbahaya, karena obat bereaksi dengan tepat dan
masuk ke dalam sirkulasi klien secara langsung (Potter & Perry, 2005). Bahaya
darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini benda asing dimasukkan
shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga
kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu,
setiap injeksi intravena sebaik dilakukan amat perlahan, antara 50-70 detik
1
2
yang ditetapkan) dan dilakukan dengan urutan yang tepat (sistematis) untuk
mencapai asuhan yang berkualitas, disamping itu juga standar dapat menjaga
pada perawat itu sendiri. Keberhasilan rumah sakit dalam penerapan SOP
sarana dan pendukung lainnya yang ada di rumah sakit tersebut (Depkes RI,
2006).
yang tidak sesuai dengan SOP terutama phlebitis. Phlebitis merupakan iritasi
atau inflamasi vena yang disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik
3
pemberian injeksi yang tidak aman yaitu pemberian injeksi tanpa alat yang
steril, berkontribusi 40% diseluruh dunia, diprediksi 1,5 juta kematian di USA
kesehatan, dan salah satu penyebabnya ditemukan bahwa pada saat bekerja
mereka tidak memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan (Idayanti,
2008).
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Raja Ampat adalah salah satu
rumah sakit umum daerah yang memiliki sumber daya manusia sebanyak 190
orang. Jumlah perawat di Ruangan Rawat Inap dan IGD berjumlah 47 orang
Ruang IGD. Berdasarkan data penelitian awal pada tahun 2019 jumlah pasien
yang ada di Ruang Interna sebanyak 627 orang, Ruang Bedah sebanyak 207
orang, Ruang Anak sebanyak 352 orang. (Profil RSUD Kabupaten Raja
Ampat).
tahun 2018, kepatuhan para perawat dalam menyuntik aman yang sesuai
dengan SOP di ruang rawat inap bulan Oktober adalah 58%, bulan November
4
56% dan bulan Desember 54% dari sasaran angka rata-rata 80%. Data yang
dilakukan,
berpenyakit menular),
8. Sampah tajam bekas injeksi harus dibuang di tempat sampah benda tajam
kejadian phlebitis di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Raja Ampat dari
triwulan keempat tahun 2018, pada bulan Oktober 0‰, November 2,71‰ dan
5
Desember 5,11‰ dari sasaran angka rata-rata 10‰ (PPI RSUD Kabupaten
SOP pemberian obat intravena yang dilakukan para perawat ruang rawat inap
dan IGD tidak diikuti dengan baik, yang dapat mengakibatkan phlebitis pada
pasien dan penularan penyakit pada perawat itu sendiri yaitu tidak mencuci
teknik swab yang jarang dilakukan saat akan menyuntik, tidak menggunakan
teknik satu tangan untuk menutup jarum suntik. Hal ini membuktikan bahwa
B. Rumusan Masalah
Ruang Rawat Inap dan IGD Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Raja
Ampat.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
6
terhadap SOP pemberian obat intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD
2. Tujuan khusus
SOP pemberian obat intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD Rumah
pemberian obat intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD Rumah Sakit
pemberian obat intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD Rumah Sakit
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
2. Manfaat institusi
bagi RSUD Kabupaten Raja Ampat khususnya bagi para perawat dalam
7
3. Manfaat praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian kepatuhan
adalah menuruti suatu perintah atau suatu aturan. Kepatuhan adalah tingkat
2004).
optimal jika perawat itu sendiri mengganggap perilaku ini bernilai positif
2007).
yaitu :
a. Faktor Internal
9
1) Pengetahuan
2) Sikap
3) Kemampuan
4) Motivasi
et al, 2007).
b. Faktor eksternal
1) Karakteristik organisasi
11
2) Karakteristik kelompok
3) Karakteristik pekerjaan
4) Karakteristik lingkungan
yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. SOP
5. Tujuan SOP
proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan
i. Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru.
6. Fungsi SOP
bekerja.
8. Tujuan
mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak
bertujuan agar reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah
intravena adalah :
a. Keuntungan
cepat, absorbsi total memungkinkan dosis obat lebih tepat dan terapi
dapat dihindari, sesuai untuk obat yang tidak dapat diabsorbsi dengan
rute lain karena molekul yang besar, iritasi atau ketidakstabilan dalam
traktus gastrointestinalis.
b. Kerugian
recall” dan mengubah aksi obat tersebut sehingga resiko toksisitas dan
Menurut Perry dan Potter (2005), tempat atau lokasi vena perifer
(vena basalika, vena sefalika, vena kubital median, vena median lengan
17
bawah, dan vena radialis), permukaan dorsal (vena safena magna, ramus
dorsalis).
6) Bak instrumen
7) Kidney basin
b. Prosedur kerja
4) Pakai jarum atau spuit yang steril, sekali pakai pada tiap suntikan
12) Buang spuit injeksi kedalam safety box oleh dokter atau perawat
terapi
14. SOP Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung atau bolus (Hidayat &
Musrifatul, 2008)
a. Peralatan :
2) Kapas alkohol
3) Bengkok
19
4) Tempat obat
5) Klem
1) Komunikasi
2) Persiapan alat
6) Pada karet yang ada di selang infus terdapat tanda seperti bulatan
yaitu untuk titik penyuntikan atau ada juga terdapat lubang buka
putar sampai pas jika sudah dorong spuit secara perlahan dan selalu
darah vena pasien agar obat masuk dengan lancar. Dorong hingga
habis.
karet lalu dorong spuit secara perlahan dan sealu kominikasi dengan
1. Pengertian pengetahuan
2. Tingkat pengetahuan
a. Tahu (know)
pertanyaan.
b. Memahami (comprehension)
tersebut.
c. Aplikasi (application)
d. Analisa (analisys)
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
e. Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
a. Pendidikan
d. Lingkungan
e. Pengalaman
masa lalu
4. Kategori pengetahuan
a. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh
pernyataan.
seluruh pernyataan.
c. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar <56% dari seluruh
pernyataan.
1. Pengertian
Sikap merupakan reaksi atau respon tertutup dari seseorang terhadap suatu
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap itu masih
2. Tingkatan sikap
pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima
ide tersebut.
24
(2009), adalah :
1) Pengalaman pribadi
Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan
setiap gerak tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita
3) Pengaruh kebudayaan
4) Media massa
pertahanan ego.
4. Pengukuran sikap
Menurut Azwar (2009), salah satu aspek yang sangat penting guna
a. Arah
kesetujuan yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau
memihak terhadap suatu objek sikap berarti memiliki sikap yang arahnya
b. Intensitas
berbeda. Dua orang yang sama tidak sukanya terhadap sesuatu, yaitu
setuju tapi orang kedua dapat saja sangat tidak setuju. Begitu juga sikap
yang positif dapat berbeda kedalamannya bagi setiap orang, mulai dari
c. Keluasan
yang sedikit dan sangat spesifik akan tetapi dapat pula mencakup banyak
27
sekali aspek yang ada pada objek sikap. Seseorang dapat mempunyai
d. Konsistensi
antar waktu. Untuk dapat konsisten, sikap harus berubah, yang labil,
setiap diri individu dan setiap objek sikap. Sikap yang tidak konsisten,
e. Spontanitas
bentuk skala sikap yang umumnya harus dijawab dengan ”setuju” atau
”tidak setuju”, spontanitas sikap ini pada umumnya tidak dapat terlihat.
1. Pengertian
yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau
needs atau want. Kebutuhan adalah suatu ”potensi” dalam diri manusia yang
dan hasilnya adalah orang yang bersangkutan merasa atau menjadi puas.
secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu
2. Tujuan motivasi
b. Meningkatkan produktivitas
d. Meningkatkan kedisiplinan
3. Sumber-sumber motivasi
1) Motivasi instrinsik
b. Motivasi ekstrinsik
30
individu, misalnya saja dukungan verbal dan non verbal yang diberikan
c. Motivasi terdesak
a. Faktor fisik
jasmani, raga, materi, benda atau berkaitan dengan alam. Faktor fisik
b. Faktor herediter
dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa
pihak lain yang didasari dengan adanya kegiatan (program) rutin dengan
tujuan tertentu.
melakukan sesuatu
h. Umur
akan lebih matang berfikir logis dan bekerja sehingga motivasi seseorang
D. Kerangka Teori
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan
Faktor Internal :
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Kemampuan
Kepatuhan
4. Motivasi
menjalankan SOP
Faktor Eksternal :
1. Faktor lingkungan
2. Dukungan sosial
3. Media
E. Kerangka Konsep
Pengetahuan
Motivasi
F. Definisi Operasional
1. Variabel independen
a. Pengetahuan
rumah sakit.
1) Kriteria objektif :
dari 10 pernyataan
3) Skala : nominal
b. Sikap
1) Kriteria objektif
≥ 25 dari 10 pernyataan
3) Skala : ordinal
c. Motivasi
1) Kriteria objektif :
3) Skala : ordinal
2) Variabel dependen
obat intravena sesuai SOP pemberian obat intravena yang telah ditentukan
1) Kriteria objektif :
tidak dilakukan
3) Skala : nominal
35
H. Hipotesis Penelitian
perawat pada SOP pemberian obat intravena di Ruangan Rawat Inap dan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi penelitian
Ampat.
2. Waktu penelitian
1. Populasi
Kabupaten Raja Ampat yang berjumlah 47 orang di Ruang Rawat Inap dan
IGD.
37
2. Sampel
D. Instrumen Penelitian
observasi yang diadopsi dan dimodifikasi oleh peneliti yang terdiri dari
beberapa bagian.
intravena yang diadopsi dari kuesioner Idayanti (2008) yang terdiri dari 10
pernyataan positif akan diberikan skor 1 bila menjawab pernyataan benar dan
skor 0 bila menjawab penyataan salah dan pernyataan negatif akan diberikan
skor 1 bila menjawab pernyataan salah dan skor 0 bila menjawab pernyataan
yang diadopsi dari kuesioner Idayanti (2008) yang terdiri dari 10 pernyataan
diberikan skor 4, jawaban setuju akan diberikan skor 3, jawaban tidak setuju
akan diberikan skor 2, dan jawaban sangat tidak setuju akan diberikan skor 1.
diberikan skor 1, jawaban setuju akan diberikan skor 2, jawaban tidak setuju
akan diberikan skor 3, dan jawaban sangat tidak setuju akan diberikan skor 4.
Skor tertinggi dari penilaian sikap adalah 40 dan terendahnya adalah 10.
intravena yang diadopsi dari kuesioner Maulana Suryandika (2006) yang terdiri
diberikan skor 5, jawaban setuju akan diberikan skor 4, jawaban kurang setuju
akan diberikan skor 3, jawaban tidak setuju akan diberikan skor 2, dan jawaban
sangat tidak setuju akan diberikan skor 1. Skor tertinggi dari penilaian motivasi
pemberian obat intravena yang diadopsi dari SPO menyuntik aman RSUD
Kabupaten Raja Ampat (2016) yang terdiri dari dua pernyataan. Pernyataan
dengan lembar observasi akan diberikan skor 1 dan yang tidak melakukan
salah satu persiapan dan tindakan akan diberikan skor 0. Skor tertinggi dari
E. Pengumpulan Data
1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan secara langsung dari responden
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum
F. Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
(Setiadi, 2007).
3. Processing / entry
40
4. Cleaning
dengan data terjadi setelah semua data dari responden dimasukkan. Oleh
sebab itu perlu dilakukan cleaning untuk pembersihan data – data yang tidak
G. Analisis Data
kategorik. Analisis yang digunakan yaitu dengan Chi Square dengan tingkat
variabel (Sabri & Hastono, 2006). Berdasarkan hasil uji statistik tersebut
a. p value > 0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima berarti tidak ada
H. Etika Penelitian
mempunyai tanggung jawab moral untuk bekerja sesuai dengan standar kode
3. Menginterpretasikan hasil
akan diteliti dan memenuhi kriteria inklusi. Lembar ini juga dilengkapi
ini.
2. Confidentiality (Kerahasiaan)
kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
Data yang disajikan data kuisoner yang sesui dengan tujuan penelitian dan
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Bupati
a. Visi
Ampat”
b. Misi
yang profesional
Indonesia
3. Ketenagaan
didukung oleh sumber daya manusia dengan komposisi profesi dan latar
1) Tenaga Medis:
2) Tenaga Keperawatan:
b. Tenaga Kefarmasian:
b. Apotek 24 jam
Penghancur Jarum
k. Instalasi Laundry
5. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin di Ruang
Rawat Inap dan IGD RSUD Kabupaten Raja Ampat Tahun 2019
No Jenis Kelamin Frekuensi ( F ) Persentase ( % )
1 Laki-Laki 11 23,4
2 Perempuan 36 76,6
Total 47 100
47
b. Umur
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur di Ruang Rawat
Inap dan IGD RSUD Kabupaten Raja Ampat Tahun 2019
No Umur Frekuensi ( F ) Persentase ( % )
1 21-35 45 95,7
2 36-45 2 4,3
Total 47 100
orang (4,3%).
c. Pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan di Ruang
Rawat Inap dan IGD RSUD Kabupaten Raja Ampat Tahun 2019
No Pendidikan Frekuensi ( F ) Persentase ( % )
1 Vokasi 43 91,5
2 Profesi 4 8,5
Total 47 100
48
d. Lama Kerja
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Lama Kerja di Ruang
Rawat Inap dan IGD RSUD Kabupaten Raja Ampat Tahun 2019
No Lama Kerja Frekuensi ( F ) Persentase ( % )
1 ≥5Tahun 45 95,7
2 < 5Tahun 2 4,3
Total 47 100
orang (4,3%).
6. Analisis Univariat
a. Pengetahuan
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan di Ruang
Rawat Inap dan IGD RSUD Kabupaten Raja Ampat Tahun 2019
No Pengetahuan Frekuensi ( F ) Persentase ( % )
1 Baik 31 66,0
2 Kurang 16 34,0
Total 47 100
49
b. Sikap
di bawah ini :
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap di Ruang Rawat
Inap dan IGD RSUD Kabupaten Raja Ampat Tahun 2019
No Sikap Frekuensi ( F ) Persentase ( % )
1 Baik 19 40,4
2 Kurang 28 59,6
Total 47 100
c. Motivasi
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Motivasi di Ruang Rawat
Inap dan IGD RSUD Kabupaten Raja Ampat Tahun 2019
No Motivasi Frekuensi ( F ) Persentase ( % )
1 Baik 33 70,2
2 Kurang 14 29,8
Total 47 100
d. Kepatuhan
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kepatuhan di Ruang
Rawat Inap dan IGD RSUD Kabupaten Raja Ampat Tahun 2019
No Kepatuhan Frekuensi ( F ) Persentase ( % )
1 Patuh 28 59,6
2 Tidak Patuh 19 40,4
Total 47 100
7. Analisis Bivariat
obat intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD Rumah Sakit Umum
Tabel 4.9
Pengaruh Pengetahuan pada Kepatuhan Perawat Terhadap SOP
Pemberian Obat Intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD RSUD
Kabupaten Raja Ampat Tahun 2019
Kepatuhan
Total
No Pengetahuan Patuh Tidak Patuh
F % F % F %
1 Baik 24 77,4 7 22,6 31 100
2 Kurang 4 25,0 12 75,0 16 100
Total 28 59,6 19 40,4 47 100
ɑ = 0,05 p = 0,001
Rawat Inap dan IGD Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Raja
Ampat.
intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD Rumah Sakit Umum Daerah
Tabel 4.10
Pengaruh Sikap pada Kepatuhan Perawat Terhadap SOP
Pemberian Obat Intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD RSUD
Kabupaten Raja Ampat Tahun 2019
Kepatuhan
Total
No Sikap Patuh Tidak Patuh
F % F % F %
1 Baik 18 94,7 1 5,3 19 100
2 Kurang 10 35,7 18 64,3 28 100
Total 28 59,6 19 40,4 100 100
ɑ = 0,05 p = 0,000
baik dan patuh berjumlah 18 orang (94,7%), lebih banyak dari responden
sikap kurang dan tidak patuh berjumlah 18 orang (64,3%), lebih banyak
maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh sikap pada kepatuhan
obat intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD Rumah Sakit Umum
Tabel 4.11
Pengaruh Motivasi pada Kepatuhan Perawat Terhadap SOP
Pemberian Obat Intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD RSUD
Kabupaten Raja Ampat Tahun 2019
Kepatuhan
Total
No Motivasi Patuh Tidak Patuh
F % F % F %
1 Baik 23 69,7 10 30,3 33 100
2 Kurang 5 35,7 9 64,3 14 100
Total 28 59,6 19 40,4 47 100
ɑ = 0,05 p = 0,033
baik dan patuh berjumlah 23 orang (69,7%), lebih banyak dari responden
maka Ho ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh motivasi pada kepatuhan
B. Pembahasan
obat intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD Rumah Sakit Umum Daerah
Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p = 0,001 < ɑ = 0,05 maka
perawat terhadap SOP pemberian obat intravena di Ruang Rawat Inap dan
yang lebih tinggi dan didapatkan dari hasil pembelajaran, dan pengetahuan
pendidikan yaitu melalui media massa, media elektronik, dan dari orang lain
intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD Rumah Sakit Umum Daerah
Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p = 0,000 < ɑ = 0,05 maka
Ho ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh sikap pada kepatuhan perawat
terhadap SOP pemberian obat intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD
atau objek. Respon ini sudah dalam bentuk tindakan (action) yang
55
atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas antara lain berjalan, berbicara, bekerja, kuliah, membaca dan
sebagainya. Sikap juga dapat diartikan sebagai semua kegiatan atau aktifitas
manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat
pengalaman dan masa kerja saling terkait. Semakin bertambah masa kerja
klinisnya (Eriawan,2013).
intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD Rumah Sakit Umum Daerah
Hasil uji statistik chi-square diperoleh nilai p = 0,033 < ɑ = 0,05 maka
Ho ditolak. Hal ini berarti ada pengaruh motivasi pada kepatuhan perawat
terhadap SOP pemberian obat intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD
Hal ini sesuai dengan Nursalam (2012) bahwa motivasi atau motif
adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang
intravena sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit.
C. Keterbatasan Penelitian
yaitu :
57
1. Peneliti sedikit sulit dalam mencari kuesioner motivasi yang sesuai dengan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pemberian obat intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD Rumah Sakit
2. Ada pengaruh sikap pada kepatuhan perawat terhadap SOP pemberian obat
intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD Rumah Sakit Umum Daerah
obat intravena di Ruang Rawat Inap dan IGD Rumah Sakit Umum Daerah
B. Saran
obat intravena.
intravena dengan jenis penelitian, metode dan sampel yang berbeda dan
lebih besar lagi agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.
60
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Perry & Potter. 2005. Fundamentals of Nursing :consepts, process and practice.
St. Louis: Mosby Year Book
Perry & Potter. 2006. Fundamental Keperawatan Buku 1, Edisi 7 (A. Ferderika
Penerjemah). Jakarta: Salemba Medika
PPI RSUD Kabupaten Raja Ampat. 2016. Audit Kepatuhan Menyuntik Aman.
RSUD Kabupaten Raja Ampat
Profil RSUD Kabupaten Raja Ampat. 2018. Profil Kesehatan RSUD Kabupaten
Raja Ampat. Waisai
Saputra. 2011. Keterampilan Dasar Untuk Perawat Dan Paramedis. Jakarta: Bina
Rupa Aksara
Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Sudarth (Ed
8, Vol 1,2). Alih Bahasa Oleh Agung Waluyo dkk. Jakarta: EGC