Anda di halaman 1dari 19

KEHAMILAN EKTOPIK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan maternitas 2
Dosen Pengampu :
Sri Sat Titi Hamranani,S.Kep,Ns,M.Kep
Disusun oleh :
Silfia Purnawati (1701041)
Vina Novitasari (1701050)

S1 Keperawatan
STIKes MUHAMMADIYAH KLATEN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami selaku penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini meskipun dengan waktu yang cukup . Makalah ini membahas
mengenai Kehamilan ektopik. Makalah ini dibuat dengan tujuan agar kita dapat
memperoleh suatu ilmu yang berguna dalam bidang studi keperawatan dan dengan adanya
makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan para pembaca.
Penulis menyadari walaupun sudah berusaha dengan kemampuan kami yang maksimal,
mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang kami miliki, makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan maupun dalam
penyusunan.Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya dapat
membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Klaten, April 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................iii
B. Rumusan masalah................................................................................iii
C. Tujuan..................................................................................................iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian............................................................................................1
B. Etiologi.................................................................................................1
C. Klasifikasi............................................................................................2
D. Patofisiologi.........................................................................................2
E. Tanda dan Gejala..................................................................................3
F. Pemeriksaan diagnostic........................................................................3
G. Penatalaksanaan...................................................................................4
H. Pathway...............................................................................................5
I. Pengkajian...........................................................................................6
J. Diagnosa.............................................................................................6
K. Intervensi............................................................................................6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehamilan ektopik adalah suatu keadaan di mana kantung gestasi berada di
luar kavum uteri, merupakan keadaan gawat darurat yang paling sering mengancam
hidup pada kehamilan awal. Insidensnya di Amerika Serikat meningkat pesat dalam
lima dekade terakhir, dari 4,5 per 1000 kehamilan pada tahun 1970 menjadi sekitar
19,7 per 1000 kehamilan pada tahun 1992
Angka kejadian kehamilan ektopik terganggu di Indonesia menurut WHO
diperkirakan tidak berbeda jauh dengan di Amerika Serikat, sekitar 60.000 kasus
setiap tahun atau 0,03% dari seluruh populasi masyarakat.
Kehamilan ektopik masih merupakan suatu penyebab utama dari kematian
ibu, yang meliputi sekitar 4% dari 20 kematian yang berkaitan dengan kehamilan
setiap tahunnya di Kanada. Meskipun terdapat frekuensi yang relatif tinggi dari
kondisi serius ini, deteksi dini masih menjadi tantangan. Hingga pada separuh dari
semua perempuan dengan kehamilan ektopik yang datang ke instalasi gawat darurat,
kondisinya tidak teridentifikasi pada penilaian awal. Meskipun insidens dari
kehamilan ektopik pada populasi umum sekitar 2%, pravelensinya di antara pasien-
pasien hamil yang datang ke instalasi gawat darurat dengan perdarahan atau nyeri
trimester pertama, atau keduanya, adalah 6% hingga 16%.
Dalam penanganan kehamilan ektopik, diagnosis yang tepat dan cepat
merupakan hal yang sangat penting karena dapat menurunkan angka kematian ibu
dan mempertahankan kualitas reproduksinya.

iii
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dinamakan dengan kehamilan ektopik?
2. Apa etiologi terjadinya kehamilan ektopik?
3. Apa saja patologi dari kehamilan ektopik?
4. Bagaimana gambaran klinik dari kehamilan ektopik?
5. Bagaimana penatalaksanaan kehamilan ektopik?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan kehamilan ektopik?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi kehamilan ektopik.
2. Mengetahui etiologi terjadinya kehamilan ektopik.
3. Mengetahui patologi dari kehamilan ektopik.
4. Mengetahui gambaran klinik dari kehamilan ektopik.
5. Mengetahui penatalaksanaan kehamilan ektopik.
6. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan kehamilan ektopik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Kehamilan ektopik adalah setiap implementasi yang telah dibuahi di luar
cavum uterus.Implementasi dapat terjadi di tuba falopi,ovarium,serviks,dan
abdomen.Namun,kejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di tuba
falopi (Murria,2002).
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga
uterus, tuba falopi merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi
kehamilan ektopik.Sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi dituba, jarang
terjadi implantasi pada ovarium, rongga perut, kanalis servikalis uteri,tanduk
uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus. (Sarwono Prawiroharjo,
2005)Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi
diluar endometrium kavum uteri. (Kapita Selekta Kedokteran, 2001)

B. Etiologi
Sebagian besar penyebab tidak banyak diketahui,kemungkinan factor yang
memegang peranan adalah sebagai berikut.
1. Faktor dalam lumen tuba: Endosalfingitis,hipoplasia lumen tuba.
2. Faktor dinding lumen tuba: Endometriosis tuba,diventrekel tuba
congenital
3. Faktor di luar dinding lumen tuba: Perlengkapan pada tuba,tumor
4. Faktor lain: Migrasi luar ovarium,fertilasi in vitro

1
C. Klasifikasi
Menurut Prawirohardjo (2005), macam macam kehamilan
ektopik berdasarkan lokasinya antara lain :
a. Kehamilan Ektopik Tuba
Pars interstisialis, isthmus, ampulla, infundibulum, fimbria.
b. Kehamilan Ektopik Uterus
Kanalis servikal, diverkulum, kornu, tanduk rudimenter.
c. Kehamilan Ovarium.
d. Kehamilan Ektopik Intraligamenter
e. Kehamilan Abdominal
f. Kombinasi Kehamilan dalam & luar Uterus
Kehamilan ektopik yang paling banyak terjadi adalah
dituba, hal ini disebabkan oleh adanya hambatan perjalanan
ovum yang tidak dibuahi ke kavum uteri, hal ini dapat disebabkan
oleh:
a) Adanya sikatrik pada tuba
b) Gangguan kelainan bawaan pada tuba
c) Gangguan fisiologis pada tuba karena pengaruh hormonal
D. Patofisiologi
Pada kehamilan normal, proses pembuahan (pertemuan sel telur
dengan sperma) terjadipada tuba, kemudian sel telur yang telah dibuahi
digerakkan dan berimplantasi pada endometrium rongga rahim. Kehamilan
ektopik yang dapat disebabkan antara lain faktor di dalam tuba dan luar tuba,
sehingga hasil pembuahan terhambat atau tidak bisa masuk ke rongga rahim.

2
Sel telur yang telah dibuahi tumbuh danberimplantasi (menempel) di beberapa
tempat pada organreproduksi wanita selain rongga rahim, antara lain di tuba
falopi (saluran telur), kanalis servikalis (leher rahim), ovarium (indung
telur), dan rongga perut. Yang terbanyak terjadi di tuba falopi.(90%)
E. Tanda Gejala
a. Syock Hipovolemia
b. Nyeri bahu dan leher
c. Nyeri pada palpasi : perut penderita biasanya tegang dan agak
kembung.
d. Nyeri pada toucher
e. Pembesaran Uterus
f. Tumor dalam rongga panggul
g. Gangguan berkemih
h. Perubahan darah

F. Pemeriksaan Diagnostik
A. Pemeriksaan laboratorium : kadar hemoglobin, leukosit, tes kehamilan
bila baru terganggu.
B. Dilatasi kuretase
C. Kuldosentesis, yaitu suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah
didalam kavum Douglasi terdapat darah.
a) Teknik Kuldosentesis:
a) Baringkan pasien dalam posisi litotomi
b) Bersihkan vulva dan vagina dengan antiseptik
c) Pasang speculum dan jepit bibir belakang porsio dengan cunam
serviks, lakukan traksi kedepan hingga forniks posterior tampak.
b) Suntikkan jarum spinal no.18 kekavum Douglasi dan lakukan
pengisapan dengan spuit 10ml.
3
c) Bila pada pengisapan keluar darah, perhatikan apakah darahnya
berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku atau berupa
bekuan kecil yang merupakan tanda hematokel retrouterina.

G. Penatalaksaan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi.dalam
tindakan demikian,beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan,yaitu
sebagai berikut:
1. Kondisi ibu saat itu
2. Keinginan ibu untuk mempertahankan fungsi reproduksinya
3. Lokasi kehamilan ektopik
4. Kondisi anatomis organ pelvis
5. Kemampuan teknik bedah mikro dokter
6. Kemampuan teknologi fertilasi in vitro setempat

4
H. Pathway

Faktor dalam Faktor dalam Faktor luar dinding Faktor lain


lumen tuba dinding tuba tuba

Lumen tuba Implantasi telur Menghambat Perjalanan telur


menyempit dalam tuba perjalanan telur diperpanjang ke
uterus

Bernidasi secara kolumner interkolumner

Kurang vaskularisasi

Desidua tidak tumbuh dengan sempurna

Ovum mati Tropblast dan villi


Tropoblastdan villi korialis menembus
korialis menembus
lapisan pseudokapularis
Diresorbsi lapisan muskularis dan
Pembesaran tuba(Hematosalping) peritonium
Perdarahan
Mengalir ke rongga peritonium
sedikit Perdarahan ke rongga
(terlambat Berkumpul di cavum doglasi periotonium
haid)
Hematokele retrouterina MK: Nyeri

(pengaruh hormon)
Uterus lembek,membesar

Pembentukan desidua

Janin mati

Perdarahan lebih banyak

MK: Kurang volume cairan,perubahan perfusi jaringan


kelemahan
A. Pengkajian
1. Menstruasi terakhir
2. Adanya bercak darah yang berasal dari vagina
3. Nyeri abdomen:kejang,tumpul
4. Jenis kontrasepsi
5. Riwayat gangguan tuba sebelumnya
6. Tanda tanda vital
7. Tes laboratorium :Ht dan Hb menurun

B. Diagnosa keperawatan
1. Defisit volume cairan b.d ruptir pada lokasi implantasi sebagai
efek tindakan pembedahan
2. Nyeri akut b.d rupture tuba falopi,perdarahan intraperitoneal
3. Defisit pengetahuan b.d kurang pemahaman atau tidak
mengenal sumber sumber informasi
C. Intervensi
1. Defisit volume cairan b.d ruptir pada lokasi implantasi sebagai
efek tindakan pembedahan.
Kriteria hasil :ibu menunjukan perbaikan atau kestabilan
keseimbangan cairan yang dibuktikan oleh tanda tanda vital
yang stabil,pengisian kapiler cepat,sensorium tepat,serta
frekuensi serta berat jenis urine adekuat.

2. Nyeri akut b.d rupture tuba falopi,perdarahan intraperitoneal.


Kriteria hasil:ibu dapat mendemonstrasikan teknik
relaksasi,tanda tanda vital dalam batas normal,dan ibu tidak
meringis kesakitan

6
3. Kurang nya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang
pemahaman dan tidak mengenal sumber-sumber informasi.
Tujuan: Ibu berpartisipasi dalam proses belajar,
mengungkapkan dalam istilah sederhana, mengenai
patofisiologi dan implikasi klinis

7
Rencana intervensi Rasional
Mandiri
1. Evaluasi, laporkan, serta catat jumlah 1. Perkiraan kehilangan darah
dan sifat kehilangan darah, lakukan membantu membedakan
perhitungan pembalut, kemudian diagnosis. Setiap gram
timbang pembalut. peningkatan beratpembalut
sama dengan kehilangan kira-
kira 1 ml darah.
2. lakukan tirah baring, instruksikan ibu 2. pendarahan dapat berhenti
untuk menghindari valsalva manuver dengan reduksi aktivitas.
dan koites Peningkatan tekanan abdomen
atau orgasme dapat
merangsang pendarahan
3. posisikan ibu dengan tepat, telentang 3. menjamin keadekuatan darah
dengan panggul ditinggikan atau yang tersedia untuk otak,
posisi semiflower peninggian panggul
menghindari kompresi vena
kaya. Posisi semiflower
memungkinkan janin bertindak
sebagai tampon
4. catat tanda-tanda vital, pengisian 4. membantu menentukan
kapiler pada dasar kuku, warna beratnya kehilangan darah,
membrane mukosa atau kulit dan meskipun sianosis dan
suhu. Ukur tekanan vena sentral bila perubahan pada tekanan darah
ada dan nadi adalah tanda-tanda
lanjut dari kehilangan volume
sirkulasi.
5. Pantau aktivitas uteres, status janin, 5. Membantu menentukan sifat
dan adanya nyeri tekan pada hemoragi dan kemungkinan
abdomen. akibat dari peristiwa hemoragi

6. 6.

7. Hindari pemeriksaan rektal atau 7. Dapat meningkatkan hemoragi


vagina.
8. Pantau masukan/keluaran cairan. 8. Menentukan luasnya
Dapatkan sampel urine setiap jam, kehilangan cairan dan
ukur berat jenis. menunjukan perfusi ginjal

9. Auskultasi bunyi napas 9. Buni napas adventitus


menunjukan ketidaktepatan
atau kelebihan pergantian
10. Simpan jaringan atai hasil konsepsi 10. Dokter perlu mengevaluasi
yang keluar kemungkinan rentensi jaringan,
pemeriksaan histologi mungkin
diperlukan
Kolaborasi:
11. Dapatkan pemeriksaan darah cepat: 11. Menentukan jumlah darah yang
HDL jenis dan pencocokan silang, hilang dan dapat memberikan
titer Rh, kadar fibrinogen, hitung informasi mengenai penyebab
trombosit, APTT, dan kadar LCC harus dipertahankan di atas
30% untuk mendukung tranpor
oksigen dan nutrient
12. Pasang keteter 12. Haluaran kurang dari 30
ml/jam menandakan penurunan
perfusi ginjal dan kemungkinan
terjadinya nekrosis tubuler.
Keluaran yang tepat ditentukan
oleh derajat defisit individual
dan kecepatan penggantian
13. Berikan larutan intravena, ekspander 13. Meningkatkan volume darah
plasma, darah lengkap, atau sel-sel sirkulasi dan mengatasi gejala-
kemasan sesuai indikasi gejala syok.

Rencana intervensi Rasional


Mandiri;
1. Tentukan sifat, lokasi, dan durasi 1. Membantu dalam
nyeri. Kaji kontraksi uterus hemoragi mendiagnosis dan menentukan
atau nyeri tekan abdomen tindakan yang akan dilakukan.
Ketidaknyamanan
dihubungkan dengan aborsi
spontan dan molahidatidosa
karena kontraksi uterus yang
mungkin diperberat oleh infus
oksitosin. Rupture kehamilan
ektopik mengakibatkan nyeri
heba, karna hemoragi
tersembunyi saat tubafalopi
rupture ke dalam abdomen
2. Keji stress pskologi ibu/pasangan 2. Asietas sebagai respons
dan respons emosional teerhadap terhadap situasi darurat dapat
kejadian. menyebabkan ketidak
nyamanan karena sindrom
ketegangan, ketakutan, dan
nyeri
3. Berikan lingkungan yang tenang dan 3. Dapat membantu dalam
aktivitas untuk menurunkan rasa menurunkan tingkat anistas dan
nyeri. Insttruksikan klien untuk karenanya mereduksi
menggunakan metode relaksasi, ketidaknyamanan
misalnya : napas dalam, visualisasi
ditraksi, dan jelaskan produser
Kolaborasi:
4. Berikan narkotik atau sedatif berikut 4. Meningkatkan kenyamanan,
obat-obat praoperatif bila prosedur menurunkan risiko komplikasi
pembedahan diindikasikan. pembedahan

5. Siapkan untuk prosedur bedah bila 5. Tindakan terhadap


terdapat indikasi penyimpangan akan
menghilangkan nyeri

Rencana Intervensi Rasional


1. Menjelaskan tindakan dan rasional 1. Memberikan informasi,
yang ditentukan untuk kondisi menjelaskan kesalahan konsep
hemoragi pemikiran ibu mengenai
prosedur yang akan dilakukan,
dan menurunkan stress yang
berhubungan dengan prosedur
yang diberikan
2. Berikan kesempatan bagi ibu untuk 2. Memberikan klarifikasi dari
mengajukan pertanyaan dan konsep yang salah,
mengungkapkan kesalahan konsep identintifikasi masalah-masalah
dan kesempatan untuk memulai
dan mengembankan
kerrampilan penyesuaian
(koping)
3. Diskusikan kemungkinan implikasi 3. Memberikan informasi tentang
jangka pendek pada ibu/janin dari kemungkinan komplikasi dan
keadaan pendarahan meningkatkan harapan realistas
dan kerja sama dengan aturan
tindakan
4. Tinjau ulang implikasi jangka 5. Ibu dengan kehamilan ektopik
panjang terhadap situasi yang dapat memahami kesulitan
memerlukan evaluasi dan tindakan mempertahankan setelah
tambahan pengangkatan tuba/ovarium
yang sakit.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan
analisis dan kesimpilan perawat, dan bukan atas penunjuk data petugas
kesehatan lain
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang
didasarkan oleh hasil keptusan bersama seperti dokter atau petugas
kesehatan lain.

E. Evaluasi keperawatan
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil
dan tujuan yang hendak dicapai
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan dimana ovum yang telah dibuahi
sperma mengalami implantasi dan tumbuh di tempat yang tidak semestinya dan
bukan di dalam endometrium kavum uteri. Tuba adalah tempat yang sering terjadi
pada kehamilan ektopik.
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki, tetapi sebagian besar
penyebabnya tidak diketahui. Faktor pada lumen tuba, pada dinding tuba, dan pada
luar dinding tuba merupakan faktor yang memegang peranan penyebab kehamilan
ektopik.
Kemungkinan yang dapat terjadi pada kehamilan ektopik adalah hasil
konsepsi mati dini dan diresorbsi, abortus ke dalam lumen tuba, dan ruptur dinding
tuba.
Beberapa jenis pemeriksaan untuk membantu menegakkan diagnosis
kehamilan ektopik diantaranya: pemeriksaan umum, pemeriksaan ginekologi,
pemeriksaan laboratorium, dilatasi dan kerokan, kuldosentesis, ultrasonografi,
laparoskopi, foto rontgen, dan histerosalpingografi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Mitayani.(2009).Asuhan keperawatan maternitas,Jakarta:Salemba


Medika
Prawirohardjo, Sarwono (2005). Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka
Mansjoer Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI

Anda mungkin juga menyukai