Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN STRATEGIS

PEMERATAAN PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS DI


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2018 MENJADI
PELAYANAN 24 JAM

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Organisasi Manajemen Kesehatan Lanjut

Dosen Pengampu : Nadia Syukria, S.KM.,M.P.H

Disusun oleh :
Nama : Ervina Fauziah

NIM : 6411416028

Peminatan : Administrasi Kebijakan Kesehatan 2018

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
A. ARTIKEL
 Judul : Pemerataan Pelayanan Kesehatan, Tahun Depan Semua
Puskesmas 24 Jam
 Penerbit : Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
 Tanggal Terbit : 15 November 2017 Jam 10:29:33

SAMARINDA - Gubernur Kaltim Dr H. Awang Faroek Ishak


menargetkan pada 2018 mendatang seluruh kecamatan di Kaltim sudah memiliki
layanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) 24 jam. Langkah ini
merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat. "Oleh karena itu, kita targetkan
akhir 2018 mendatang seluruh puskesmas yang tesebar di kecamatan-kecamatan
pelayanannya sudah 24 jam,'' tegas Awang Faroek pada Peringatan Hari
Kesehatan Nasional (HKN) ke-53 di halaman Kantor Gubernur Kaltim, Senin
(13/11). Pemprov Kaltim, lanjut Awang Faroek terus berupaya meningkatkan
akses dan mutu pelayanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat. Upaya itu
dilakukan sesuai dengan visi misi yang telah disusun. Salah satunya melalui
peningkatan pelayanan kesehatan, baik di puskesmas maupun rumah sakit.
Target tersebut kata Awang Faroek, bisa dicapai dengan kerja keras
seluruh pemangku kepentingan baik di provinsi maupun di kabupaten/kota,
dalam bentuk program peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dengan
mengembangkan puskesmas menjadi Puskesmas 24 jam. Terutama yang berada di
daerah terpencil, perbatasan dan pulau terluar hingga dapat menangani kasus-
kasus kesehatan dan memberikan pertolongan sebelum dikirim ke rumah sakit.
"Berkaitan dengan hal tersebut maka Pemprov Kaltim telah melakukan revitalisasi
pelayanan puskesmas dengan mengembalikan fungsi awal keberadaannya sebagai
puskesmas yang selalu siap melayani 24 jam," ujarnya.
Dikatakan, sampai September 2017, terdapat 186 puskesmas. Dari jumlah
itu sebanyak 53 unit sudah terakkreditasi, fasilitas kesehatan tingkat pratama
(FKTP) sebanyak 54 unit. Sementara Puskesmas 24 jam terdapat 112 unit tersebar
di kabupaten/kota. Akhir 2018 ditargetkan seluruh kecamatan telah memiliki
Puskesmas 24 jam. "Untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan maka seluruh
puskesmas selain pelayanananya 24 jam, juga harus terakreditasi pada tahun 2018.
Sampai dengan sekarang sudah terdapat 53 unit puskesmas yang terakreditasi dari
186 puskesmas yang ada," kata Awang Faroek.
Ditambahkan, untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan khususnya
karena masalah geografis di daerah terpencil, perbatasan dan pulau terluar, maka
Pemprov Kaltim juga telah membangun Rumah Sakit Pratama di beberapa
kabupaten/kota. (mar/sul/ri/humasprov).
Sumber : https://kaltimprov.go.id

B. MANAJEMEN STRATEGIS

Berikut ini merupakan langkah-langkah manajemen strategis pada


pemerataan pelayanan kesehatan Puskesmas di Provinsi Kalimantan Timur tahun
2018 ditargetkan seluruh Puskesmas sudah melakukan pelayanan 24 jam :

1. Langkah Pertama : Mengembangkan Visi yang Jelas

Visi dari kegiatan tersebut adalah : “Seluruh Puskesmas di Provinsi


Kalimantan Timur menjadi layanan 24 jam pada tahun 2018”.

2. Langkah Kedua : Menilai Kekuatan serta Perusahaan

Dalam menilai kekuatan serta perusahaan ini menggunakan analisis


SWOT, yaitu sebagai berikut :

a. Strengths (Kekuatan)
 Perizinan
 Dukungan stakeholder
 Pembiayaan/Dana
b. Weaknesses (Kelemahan)
 Daerah perbatasan dan terpencil
 Kurang tenaga kesehatan
c. Opportunities (Peluang)
 Peningkatan mutu dan akses
 Derajat kesehatan meningkat
d. Threats (Ancaman)
 Penyalahgunaan wewenang atau korupsi
 Penolakan dari masyarakat.

Tabel 1. Matriks SWOT

S (Kekuatan) W (Kelemahan)
 Perizinan  Daerah perbatasan dan
 Dukungan stakeholder terpencil
 Pembiayaan/Dana  Kurang tenaga kesehatan

O (Peluang) SO WO
 Kemudahan proses  Mempercepat akses dan
 Peningkatan
perizinan peningkatan mutu
mutu dan
akses  Mendorong keterlibatan pelayanan di perbatasan
yang optimal dari atau daerah terpencil
 Derajat
stakeholder  Pertolongan atau
kesehatan
meningkat  Pembiayaan yang optimal penanganan tenaga
dalam peningkatan akses kesehatan cepat
dan mutu
T (Ancaman) ST WT
 Penyalahguna
 Melakukan pengawasan  Kurangnya kontribusi
an wewenang
dalam setiap proses masyarakat
atau korupsi
 Dukungan dari  Terbelangkainya daerah
 Penolakan dari
masyarakat dengan perbatasan dan terpencil
masyarakat
adanya sosialisasi  Adanya tuntutan hukum
 Dukungan dari lintas  Tenaga kesehatan yang
sektor untuk memberikan kurang dan tidak sesuai
fleksibelitas dalam kompetensi.
kegiatan
 Melibatkan tokoh
masyarakat, tokoh adat,
atau tokoh agama dalam
meyakinkan masyarakat
3. Langkah Ketiga : Mengamati Lingkungan Sekitar untuk Mengetahui
Peluang serta Ancaman yang Kemungkan Dihadapi
a. Opportunities (Peluang)
 Peningkatan mutu dan akses di daerah terpencil atau perbatasan
 Meningkatnya derajat kesehatan di Provinsi Kalimantan Timur
b. Threats (Ancaman)
 Penyalahgunaan wewenang atau korupsi dari stakeholder
 Penolakan dari masyarakat karena kurangnya pengetahuan.

4. Langkah Keempat : Identifikasi Faktor-Faktor Keberhasilan Kunci


Keberhasilan
a. Kemudahan proses perizinan yang didapat dari pemangku kebijakan
b. Keterlibatan yang optimal dari stakeholder dalam kegiatan
c. Pembiayaan yang optimal dalam peningkatan akses dan mutu
d. Pertolongan atau penanganan tenaga kesehatan cepat karena adanya
pelayanan kesehatan 24 jam
e. Dukungan dari lintas sektor untuk memberikan fleksibelitas dalam kegiatan.

5. Langkah Kelima : Analisis Persaingan


a. Stakeholder yang melakukan penyalahgunaan wewenang atau melakukan
korupsi.
b. Masyarakat daerah perbatasan atau terpencil yang tidak menerima adanya
pelayanan Puskesmas 24 jam.

6. Langkah Keenam : Menyusun Sasaran dan Tujuan Perusahaan


a. Sasaran :
 Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur : Mendukung dalam proses
perizinan.
 Dinas Kesehatan Provinsi : Melakukan pengawasan dan melakukan
penempatan tenaga kesehatan.
 Masyarakat : Menerima adanya layanan Puskesmas 24 jam.
 Tenaga Kesehatan : Dapat menerima penempatan dimana saja dan
diharapkan cepat dalam menangani pasien atau masyarakat.
 Tokoh (masyarakat, agama, adat) : Mampu mengubah paradigma atau
pandangan masyarakat yang kurang atau tidak setuju adanya layanan
Puskesmas 24 jam menjadi setuju atau mendukung.
b. Tujuan
 Pemerataan pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan
 Semua Puskesmas di Provinsi Kalimantan Timur menjadi layanan
Puskesmas 24 jam di tahun 2018
 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur
 Pembangunan kesehatan daerah perbatasan dan terpencil.

7. Langkah Ketujuh : Merumuskan berbagai Alternatif Strategis dan


Memilih Strategis yang Tepat
a. Alternatif Strategis
 Melibatkan tokoh (masyarakat, agama, adat) untuk membantu meyakinkan
masyarakat untuk memperoleh kepercayaan.
 Melakukan pelayanan dengan tenaga kesehatan datang ke daerah
terpencil/perbatasan atau puskesmas keliling di daerah perbatasan dan
terpencil.
 Pengadaan sumber daya manusia dengan memanfaatkan program
Nusantara Sehat.
 Melibatkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam pengawasan
mengenai pembiayaan kegiatan.
 Melakukan penilaian mutu pelayanan Puskesmas dua tahun sekali.
b. Strategis yang Tepat
Melakukan pelayanan dengan tenaga kesehatan datang ke daerah
terpencil/perbatasan atau puskesmas keliling di daerah perbatasan dan
terpencil.
8. Langkah Kedelapan : Menterjemahkan Rencana Strategis ke dalam
Rencana Tindakan
 Adanya tim revitalisasi Puskesmas yang belum melakukan layanan 24 jam
yaitu sebanyak 32 Puskesmas dari 186 Puskesmas.
 Adanya tim survey untuk pengawasan mutu pelayanan kesehatan.
 Adanya tim tenaga kesehatan untuk melakukan kunjungan di daerah
perbatasan dan terpencil.
 Adanya puskesmas keliling pada daerah perbatasan dan terpencil.
 Advokasi tokoh (masyarakat, agama, adat) untuk membantu terwujudnya
kepercayaan masyarakat.
 Sosialisasi kepada masyarakat.

9. Langkah Kesembilan : Menentukan Pengendalian yang Tepat


 Melakukan penilaian akreditasi Puskesmas tiga tahun sekali yang diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas.
 Melibatkan BPK dalam pengawasan pembiayaan.
 Adanya pengawasan dari Kementerian Kesehatan.
 Adanya perlindungan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
 Bekerja sama dengan TNI yang ada di perbatasan dan daerah terpencil.

Anda mungkin juga menyukai