Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIKUM

LAB TEKNIK KIMIA 2


JUDUL PERCOBAAN
GAS LIQUID ABSORPTION

NAMA / NIM PRAKTIKAN :

1. BRYAN NUDIA AMBURIKA (2031510015)


2. NUVIXCA DEWI MILANGSARI (2031510043)
3. SATRIA EKO SANTOSA (2031510046)

GRUP PRAKTIKUM : 7 (SESI PAGI)

TANGGAL PRAKTIKUM : 20 APRIL 2018

ASISTEN : HARDI PARULIAN

Cuaca Suhu Udara Suhu Air Tekanan Udara


0 0
Cerah 30 C 32 C 58% Higro

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS


TEKNOLOGI DAN AGROINDUSTRI UNIVERSITAS
INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA
Gas Liquid Absorption| i

INTISARI

Absorpsi merupakan salah satu proses perpindahan massa yang bertujuan untuk
memisahkan suatu gas dari campurannya dengan menggunakan absorben yang sesuai.
Percobaan gas liquid absorption ini bertujuan untuk mengamati karakteristik
hidrodinamik dari kolom packed, menentukan karakteristik aliran dari kolom, dan
menghitung koefisien perpindahan masa untuk penyerapan CO2. Pada percobaan ini
variabel yang digunakan berupa flowrate gas dan flowrate absorben. Flowrate gas yang
digunakan adalah sebesar 15 dan 25 l/min, sedangkan flowrate absorben yang
digunakan adalah 0,25; 0,5; 0,75; 1; dan 1,25 l/min. Gas yang digunakan merupakan
campuran dari udara dan CO2, dimana CO2 berperan sebagai absorbat sedangkan NaOH
berperan sebagai absorben. Prosedur percobaan gas liquid absorption yang pertama
adalah melarutkan NaOH sebanyak 200 gr ke dalam 23 liter air pada bak. Didapatkan
konsentrasi NaOH pada bak adalah sebesar 0,22 N. Selanjutnya NaOH diumpankan ke
dalam packed bed dan dikontakkan dengan udara dan CO2. NaOH, udara, dan CO2
diatur laju alirnya sesuai variabel dengan mengatur valve masing-masing. Setelah
NaOH dan CO2 saling kontak, larutan sampel yang terbentuk diambil 10 ml untuk
dititrasi. Titrasi dilakukan oleh HCl 0,1 N dengan indikator phenolpthalein (PP). Dari
hasil perhitungan, didapat bahwa laju alir dari absorben mempengaruhi banyaknya CO2
yang terserap. Selain itu, juga semakin besar konsentrasi larutanyang dihasilkan, maka
nilai koefisien perpindahan massanya juga semakin besar. Koefisien perpindahan massa
ini menandakan besarnya massa yang terserap (absorbat) oleh absorben. Didapatkan
pula perbedaan nilai koefisien perpindahan massa antara flowrate gas 15 l/min dan 25
l/min yang disebabkan oleh perbedaan laju alir CO2. Semakin meningkatnya laju alir
CO2 akan menyebabkan harga Kga akan semakin kecil.

Keyword : absorpsi, CO2, flowrate, NaOH

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| ii

DAFTAR ISI

Intisari .......................................................................................................................................... i

Daftar isi ...................................................................................................................................... ii

Daftar tabel ................................................................................................................................. iii

Daftar gambar ............................................................................................................................ iv

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan ............................................................................................ 1
1.2. Dasar Teori ........................................................................................................ 1

BAB II. PERCOBAAN


2.1. Variabel Percobaan ......................................................................................... 5
2.2. Metodologi percobaan ................................................................................... 5
2.3. Alat dan bahan.................................................................................................. 8
2.4. Gambar alat ....................................................................................................... 8

BAB III. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


3.1. Hasil Percobaan ............................................................................................... 9
3.2. Hasil Perhitungan ............................................................................................ 10
3.3. Pembahasan....................................................................................................... 10

BAB IV. KESIMPULAN ....................................................................................................... 14

Daftar pustaka ............................................................................................................................ v

Daftar notasi ............................................................................................................................... vi

Appendiks ................................................................................................................................... vii

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Variabel percobaan gas liquid absorption ....................................................... 5

Tabel 2. Hasil percobaan gas liquid absorption ............................................................. 9

Tabel 3. Hasil perhitungan kadar CO2 yang terserap oleh NaOH ............................. 10

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Proses absorbsi CO2 dengan pelarut MEA di pabrik amonia ............... 2

Gambar 2. Skema Alat Gas Liquid Absorption ............................................................. 8

Gambar 3. Grafik hubungan antara laju alir NaOH dengan mol CO2 terserap .. 12

Gambar 4. Grafik hubungan antara konsentrasi NaHCO3 dengan koefisien perpindahan


massa (Kga) ................................................................................................................................ 13

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Percobaan


Tujuan dari dilakukannya percobaan Gas Liquid Absorption ini adalah sebagai
berikut
a. Mengamati karakteristik hidrodinamik dari kolom packed
b. Menentukan karakteristik aliran dari kolom
c. Menghitung koefisien perpindahan masa untuk penyerapan CO2 kedalam air

1.2. Dasar Teori


1.2.1. Absorbsi
Absorbsi merupakan suatu proses dimana suatu partikel terperangkap ke dalam
suatu media dan seolah-olah menjadi bagian dari keseluruhan mediatersebut. Absorbsi
terdiri dari dua jenis yaitu absorbsi fisika (physical absorbtion) dan absorbsi kimia
(chemosorbtion). Absorbsi fisika dicirikan dengan tarik menarik antara absorbat dan
absorben sangat lemah dengan energi kurang dari 40 kJ/mol dan antar keduanya tidak
membentuk senyawa kimia. Absorbsi fisika umumya reversible dan irreversible. Sifat
ini ditemukan dalam batas antar muka kimia dengan medium gas, dimana ikatan yang
terjadi diakibatkan dari gaya Van Der Walls dan gaya London (Prutton, 1982). Adsorpsi
merupakan proses eksotermis. Panas adsorpsi yang dihasilkan merupakan penurunan
panas atau pelepasan energi dalam sistem (Mantell, 1951). Adsorpsi atau penjerapan
adalah proses akumulasi suatu zat pada bidang batas (interface) antara 2 fase. Fase
tersebut dapat berupa kombinasi antara cair-cair, cair-padat, gas-cair atau gas-padat.

Kesetimbangan proses absorbsi dipengaruhi oleh jenis absorbat dan absorben,


suhu dan konsentrasi absorbat. Kesetimbangan absorbsi tidak dipengaruhi oleh ukuran
absorben baik micropore maupun macropore. Setiap pasangan absorbat dan absorben
mempunyai karakteristik kesetimbangan sendiri yang berbeda dengan pasangan yang
lain. Syarat terpenting yang harus dimiliki absorbent adalah mempunyai perbandingan
luas permukaan aktif tiap satuan massa yang besar dan mempunyai afinitas yang cukup
kuat terhadap absorbat di fasa fluida agar kapasitas absorbsinya besar (Brown, 1950).

Absorbsi kimia merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas
dalam larutan penyerap yang disertai dengan reaksi kimia. Contoh peristiwa ini adalah
absorbsi gas CO2 dengan larutan MEA, NaOH, K2CO3 dan sebagainya. Aplikasi dari
absorbsi kimia dapat dijumpai pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik amonia.
Absorbsi kimia (chemosorbtion) ditandai dengan pertukaran elektron (electron
exchange) antara absorbat dengan absorben. Interaksi yang terjadi sangat kuat sehingga

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| 2

terbentuk senyawa kimia dengan energi ikatnya sekitar 300 kJ/mol (Nieuwenhuizen,
1987). Proses absorbsi molekul dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain

a. Ukuran molekul, ukuran pori suatu absorben menentukan ukuran molekul


yang melewatinya
b. Efek pertukaran ion, pasangan rangka kation membentuk ukuran ekeftif
tertentu dengan menyatukan kation melalui proses pertukaran kation
c. Efek suhu, baik molekul absorbat maupun kisi host menjadi tidak rigid, dan
dapat terpolarisasi, keduanya bergetar secara kontinu sehingga ikatan yang
menjaga keduanya melentur oleh pengaruh suhu
d. Konsep pori-efektif, molekul terbesar yang dapat lolos atau masuk secara
efektif terhadap absorben melalui efek difusi dan faktor lain
(Doffner, 1991)

Gambar 1. Proses absorbsi dan desorpsi CO2 dengan pelarut MEA di pabrik amonia

Pada kolom absorpsi, absorpsi memungkinkan untuk pemurnian secara fisik,


atau mungkin melibatkan larutan dari gas ke liquid diikuti dengan reaksi kimia. Laju
dari perpindahan massa diatur oleh aliran laju alir, kontak antar permukaan, komponen
difusi, temperatur, tekanan dan konsentrasi. Hal tersebut dinyatakan dengan persamaan
( )
=∫
......................................................
(1)
( − ∗)

Dimana :
y0 = fraksi mol gas pada outlet
y1 = fraksi mol gas pada inlet
y = fraksi mol gas bulk
y* = fraksi mol gaspada esetimbangan dengan liquid pada titik di kolom
G = molar laju reaksi padagas, mol/s
Zr= tinggi kolom, m
Kga= koefisien perpindahan massa overall berdasarkan fasa gas, mol/m.s.fraksi mol
A = Area cross sectional pada kolom, m2

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| 3

Untuk gas encer dalam aliran gas inert, persamaan di atas dapat disederhanakan ke
persamaan :

=∫
........................................................ (2)
− ∗

Gaya dorong pada sisi lain dari persamaan dapat diestimasikan dari tekanan parsial ke
aliran gas
=(log ) ..................................... (3)

Diasumsikan gas ideal pada fasa uap, koefisien perpindahan massa (Kga) pada absorpsi
CO2 menggunakan NaOH dapat dicari dari persamaan (Kurniati, 2011)

ln( )
= ( ) .............. ............ ............ ............ .....
(4)
( − )

Dimana
Pi = tekanan parsial dari komponen absorsorpsi di inlet stream
P0 = tekanan parsial dari komponen absorpsi di outlet sream
P = tekanan total pada kolom

Ukuran efisiensi dari proses penyerapan dapat dinyatakan dalam keseluruhan


tinggi unit transfer gas fasa, HOG. Semakin kecil HoG, semakin efisien proses
penyerapannya. HOG didefinisikan sebagai
=

................................................................ (5)

Dimana K’ya merupakan koefisien perpindahan massa overall. Total ketinggian dari
kolom untuk perpindahan dapat dicari menggunakan persamaan

= ......................................................... (6)

NOG adalah nilai dari perpindahan unit dari kolom, fungsi dari komposisi dan tergantung
pada kondisi operasi, seperti G, L, T, P. NOG dapat didefinisikan pada persamaan
( 0− )

..........................................................

=
( − ∗ )
(7)

Dimana (yA-y*A) adalah rata-rata gaya dorong untuk absorbsi. Ketinggian oleh
perpindahan unit dihitung dengan persamaan

= ⁄ ............................................................. (8)

Hasil eksperimen akan dibandingkan dengan nilai teoritis HOG dengan menggunakan
persamaan berikut
= + ....................................................... (9)

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| 4

Dimana
HOG = ketinggian overall teoritis dari perpindahan unit fasa gas (m)
HG = ketinggian oleh fasa gas perpindahan unit (m)
M = slope dari garis kesetimbangan G,
L = laju alir gas dan liquid (kmol.m.s)
HL= perpindahan unit fasa liquid (m)

1.2.2. Aplikasi dalam Industri


Aplikasi yang berada pada industri dari adanya proses absorbsi kimia dapat
dijumpai pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak. Dimana udara disekitar
industri memiliki kadar polusi yang sangat tinggi dibandingkan dengan di sekitar rumah
penduduk. Hal ini banyak disebabkan karena proses pembakaran yang dilakukan oleh
sebagian besar industri terutama industri kimia, dimana pada proses pembakaran akan
dihasilkan gas karbondioksida (CO2) yang membahayakan.

Kandungan berlebih gas CO2 dalam udara akan menyebabkan efek greenhouse.
Efek greenhouse ini akan meningkatkan suhu atmosfer sehingga menimbulkan efek
pemanasan global. Selain itu, dalam konsentrasi yang tinggi CO2 akan menyebabkan
kelumpuhan pusat pernafasan, tetapi pada konsentrasi gas CO2 dalam udara yang kurang
dari 1,5% volume tidak akan membahayakan. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode
untuk menekan angka polusi akibat kandungan berlebih gas CO2 dalam udara tersebut,
salah satunya adalah dengan proses absorpsi. Untuk memahami proses absorpsi, penting
sekali mengetahui fenomena perpindahan massa yang terjadi di dalamnya. Solvent yang
dapat dipakai untuk menyerap gas CO2 dalam udara adalah cairan KOH dan
Monoethanolamine (MEA) (Aboudheir, 1998).

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| 5

BAB II
PERCOBAAN

2.1. Variabel Percobaan


Variabel yang diberikan dalam percobaan ini adalah flowrate liquid NaOH dan
flowrate gas sebagai berikut

Tabel 1. Variabel percobaan gas liquid absorption

No Flowrate Flowrate gas Flowrate ga CO2 Flowrate udara


NaOH (l/min) (l/min) 10% (l/min) (l/min)
0,25
0,5
1 0,75 15 1,2 13,8
1
1,25
0,25
0,5
2 0,75 25 2 23
1
1,25

2.2. Metodologi Percobaan


2.2.1. Flooding

Mulai

Alat, bahan, variabel

Mempelajari perbedaan tekanan (∆P) kering dengan


hanya mengalirkan udara melalui salah satu kolom

Mengatur aliran udara pada 10 liter per menit dan


menaikkannya dengan penambahan 10 liter per menit. Mencatat perbedaan tekanan
(∆P) untuk semua aliran udara

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| 6

Membiarkan larutan mengalir ke kolom dan mengukur perbedaan tekanan (∆P) untuk
menaikkan laju aliran gas

Menggunakan 5 variabel laju aliran cairan yang


berbeda mulai dari sekitar 1,5 – 5 liter per menit

Untuk setiap aliran cairan, menaikkan laju aliran gas perlahan-lahan dengan
penambahan 10 liter per menit dan mencatat perbedaan tekanan (∆P)

Analisa data

Hasil perhitungan

Selesai

2.2.2. Transfer Massa

Mulai

Mengukur properti berupa diameter dan tinggi packed


column, diameter raschig ring, temperatur air, dan
temperatur udara

Mengalirkan liquid pada packed column dengan


menyalakan power pompa dan menunggu hingga aliran
stabil

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| 7

Mengalirkan air pada packed column sesuai variabel


yang diberikan

Variabel flowrate liquid dan gas

Membuka valve liquid dan valve gas sesuai dengan


variabel

Mengambil sampel secukupnya lalu mematikan pompa


dan menutup aliran NaOH dan gas

Larutan NaOH yang sudah menyerap CO2

Melakukan titrasi dengan larutan HCl 0,1 M dan


indikator PP (phenolptalein)

Volume HCL 0,1 M sebagai titran

Melakukan perhitungan

Konsentrasi dan pressure drop

Selesai

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| 8

2.3. Alat dan Bahan


a. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut
 Beaker glass 1000 mL 1 buah
 Packed column 1 buah
 Meteran 1 buah
 Erlenmeyer 50 ml 1 buah
 Gelas ukur 100 ml 1 buah
 Statif 1 buah
 Buret 1 buah
 Spatula 1 buah
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut
  Akuades
  NaOH padat
  Gas CO2
 HCl 37%

2.4. Gambar Alat

Gambar 2. Skema Alat Gas Liquid Absorption

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| 9

BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Percobaan


Hasil yang didapatkan dari percobaan gas liquid absorption ini adalah sebagai
berikut
 Hkolom : 127 cm
 Hpacked column : 94 cm
 Dkolom : 6,048 cm
 Akolom : 28,727 cm2
 Tipe packed : Raschig ring
 Lpacked : 1,3 cm
 MNaOH awal : 0,2155 M

Tabel 2. Hasil percobaan gas liquid absorption

Flowrate Gas Flowrate Larutan Volume NaOH Volume titran


N NaHCO3
(L/min) NaOH (L/min) (mL) HCl (mL)
0,25 10 14,2 0,142
0,5 10 13,5 0,135
15 0,75 50 45,8 0,0916
1 10 8,4 0,084
1,25 10 6 0,06
0,25 10 3,1 0,031
0,5 10 3 0,03
25 0,75 10 2,7 0,027
1 10 2,5 0,025
1,25 10 2,3 0,023

Laboratorium Teknik Kimia


G a s L i q u i d A b s o r p t i o n | 10

3.2. Hasil Perhitungan


Hasil perhitungan yang didapatkan pada percobaan gas liquid absorption adalah
sebagai berikut

Tabel 3. Hasil perhitungan kadar CO2 yang terserap oleh NaOH

Flowrate Flowrate V V
N
NaOH gas NaHCO3 HCl N CO2 n CO2 Kga
NaHCO3
(l/min) (l/min) (ml) (ml)
0,25 10 14,2 0,142 0,142 0,0014 0,0074
0,5 10 13,5 0,135 0,135 0,00135 0,00705
0,75 15 50 45,8 0,0916 0,092 0,00092 0,0048
1 10 8,4 0,084 0,084 0,00084 0,0044
1,25 10 6 0,06 0,06 0,0006 0,00314
0,25 10 3,1 0,031 0,031 0,00031 0,00162
0,5 10 3 0,03 0,03 0,0003 0,00157
0,75 25 10 2,7 0,027 0,027 0,00027 0,00141
1 10 2,5 0,025 0,025 0,00025 0,00131
1,25 10 2,3 0,023 0,023 0,00023 0,0012

3.3. Pembahasan

Absorpsi merupakan salah satu proses perpindahan massa yang bertujuan untuk
memisahkan suatu gas dari campurannya dengan menggunakan absorben yang sesuai
(Kumoro, 2000). Menurut Altway (2008), proses tersebut terjadi jika campuran gas
dikontakkan dengan suatu liquid yang kemudian salah satu komponen gas akan diserap
oleh liquid tersebut.

Percobaan gas liquid absorption ini bertujuan untuk mengamati karakteristik


hidrodinamik dari kolom packed, menentukan karakteristik aliran dari kolom, dan
menghitung koefisien perpindahan massa untuk penyerapan CO2 di dalam liquid. Pada
percobaan ini digunakan 2 macam variabel, yaitu variabel flowrate NaOH dan variabel
flowrate gas. Pada variabel flowrate NaOH, digunakan flowrate sebesar 0,25; 0,5; 0,75; 1;
dan 1,25 l/min. Pada variabel flowrate gas, digunakan flowrate sebesar 15 l/min dan 25
l/min. Gas yang digunakan disini merupakan campuran dari CO2 dan udara, dimana
komposisi dari CO2 adalah 8% dan udara adalah 92%. Sehingga pada flowrate gas sebesar
15 l/min, terdiri dari 1,2 l/min CO2 dan 13,8 l/min udara; dan pada flowrate gas sebesar 25
l/min terdiri dari 2 l/min CO2 dan 23 l/min udara. Untuk CO2 yang digunakan

Laboratorium Teknik Kimia


G a s L i q u i d A b s o r p t i o n | 11

dalam praktikum ini memiliki kadar sebesar 10%, sedangkan udara yang digunakan
berasal dari udara bebas.

Pada percobaan ini, langkah pertama yang dilakukan adalah membuat larutan
NaOH di dalam kolom isian. Larutan NaOH dibuat dengan melarutkan 200 gram
padatan NaOH ke dalam air. Selanjutnya mengatur laju alir dari udara, CO2, dan NaOH.
Laju alir dari udara, CO2, dan NaOH diatur dengan mengontrol valve flow control
hingga pada indikator menunjukkan angka yang sesuai dengan variabel. Dalam
percobaan ini, kolom absorpsi yang digunakan adalah packed bed. Kolom ini berbentuk
silinder yang dilengkapi dengan packed berupa raschig ring. Rasching ring ini
berfungsi untuk memecah kerapatan dari liquid dan gas sehingga dapat memperluas
kontak antara absorben dan absorbat. Semakin luas kontak antara absorben dan
absorbat, maka proses absorpsi akan semakin maksimal. Prinsip kerja dari packed bed
adalah cairan didistribusikan secara merata dari atas kolom hingga membasahi raschig
ring, dan mengalir melewatinya membentuk lapisan tipis, kemudian keluar melalui
bagian bawah. Sementara itu, gas dialirkan secara counter-current dengan liquid
dimana tempat pemasukannya berada dibawah kolom dan mengalir keluar melalui atas
kolom. CO2 akan mengalami kontak langsung dengan larutan NaOH dan terjadi proses
penyerapan CO2 oleh NaOH sesuai dengan reaksi berikut

NaOH + CO2 → NaHCO3

NaHCO3 yang terbentuk akan keluar melalui kolom bed dan diambil sebanyak 10 ml
untuk dititrasi. NaHCO3 ditetesi dengan fenolpthalein (PP) sehingga menjadi warna
merah muda keunguan. Selanjutnya larutan NaHCO3 dititrasi menggunakan HCL 0,1 M
hingga larutan mengalami perubahan menjadi bening. Titrasi yang berlangsung sesuai
dengan reaksi berikut

HCl + NaHCO3 → NaCl + H2O + CO2

Pada percobaan ini, absorpsi yang berlangsung adalah absorpsi kimia. Absorpsi
kimia merupakan suatu proses yang melibatkan peristiwa pelarutan gas dalam larutan
penyerap yang disertai dengan reaksi kimia. Absorpsi gas CO2 dengan larutan hidroksid
yang kuat merupakan proses absorpsi yang disertai dengan reaksi kimia orde 2 antara
CO2 dan ion OH- membentuk ion CO32- dan H2O. Sedangkan reaksi antara CO2 dengan
CO32- membentuk ion HCO3- biasanya diabaikan (Danckwerts, 1970).

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan jumlah dari CO2 yang
terserap dalam proses absorpsi yang ditampilkan dalam grafik berikut

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| 12

Hubungan antara Laju alir NaOH dengan mol CO2 yang


terabsorpsi
0.0016
0.0014
n CO2 terabsorpsi

0.0012
Flowrate gas
0.0010
15 l/min
0.0008
0.0006
Flowrate gas
0.0004 25 l/min
0.0002
0.0000
0 0.5 1 1.5
Laju alir NaOH (l/min)

Gambar 3. Hubungan antara laju alir NaOH dengan mol CO2 yang terserap

Dari grafik pada gambar 3 diatas, diketahui bahwa pada flowrate gas 15 dan 25 l/min
kurva berjalan menurun. Pada flowrate gas 15 l/menit, dengan laju alir NaOH sebesar
0,25 l/menit dapat menyerap CO2 sebesar 0,0014 mol dan dengan laju alir NaOH
sebesar 1,25 l/menit dapat menyerap CO2 sebesar 0,0006 mol. Pada flowrate gas 25
l/menit, dengan laju alir NaOH sebesar 0,25 l/menit dapat menyerap CO2 sebesar
0,00031 mol dan dengan laju alir NaOH sebesar 1,25 l/menit dapat menyerap CO2
sebesar 0,00023 mol. Adanya penurunan kurva ini menunjukkan bahwa semakin besar
laju alir dari NaOH, maka semakin sedikit CO2 yang dapat diserap. Hal ini sesuai
dengan literatur, dimana dinyatakan bahwa pada operasi absorpsi dengan laju alir besar,
waktu kontak antara NaOH dengan CO2 untuk jumlah molekul yang sama akan semakin
kecil. Waktu kontak yang singkat ini menyebabkan transfer massa yang terjadi lebih
sedikit dan jumlah CO2 yang terserap juga lebih sedikit (Maarif, 2009). Kemudian pada
flowrate gas 15 l/min dapat dilihat bahwa penurunan nilai CO2 yang terserap lebih besar
dibandingkan dengan flowrate gas 25 l/min. Adanya perbedaan ini disebabkan pada
flowrate gas 15 l/min, CO2 yang terserap semakin sedikit sehingga perbedaannya
semakin besar. Sedangkan pada flowrate 25 l/min, CO2 yang terserap sudah mendekati
konstan sehingga perbedaannya semakin kecil.

Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mengetahui koefisien perpindahan massa,


yang disajikan pada grafik berikut

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| 13

Hubungan antara N NaHCO3 dengan Kga


0.0080
0.0070
0.0060
0.0050 Flowrate gas
15 l/min
Kga

0.0040
0.0030
Flowrate gas
0.0020 25 l/min
0.0010
0.0000
0 0.05 0.1 0.15
N NaHCO3

Gambar 4. Hubungan antara konsentrasi NaHCO3 dengan koefisien perpindahan massa


(Kga)

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa baik pada flowrate gas 15 dan 25 l/menit
menunjukkan kurva yang naik. Pada flowrate gas 15 l/menit, dengan konsentrasi
NaHCO3 sebesar 0,06 N didapatkan koefisien perpindahan massa (Kga) sebesar 0,0031,
sedangkan dengan konsentrasi NaHCO3 sebesar 0,142 N didapatkan koefisien
perpindahan massa (Kga) sebesar 0,0074. Pada flowrate gas 25 l/menit, dengan
konsentrasi NaHCO3 sebesar 0,023 N didapatkan koefisien perpindahan massa (Kga)
sebesar 0,0012, sedangkan dengan konsentrasi NaHCO3 sebesar 0,031 N didapatkan
koefisien perpindahan massa (Kga) sebesar 0,00162. Adanya kenaikan grafik ini
menandakan bahwa konsentrasi NaHCO3 berbanding lurus dengan koefisien
perpindahan massa (Kga), dimana semakin besar konsentrasi dari NaHCO3, maka
semakin besar pula nilai koefisien perpindahan massa (Kga). Hal ini sesuai dengan
percobaan yang dilakukan oleh Srihari (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi
konsentrasi yang digunakan, maka semakin banyak gas CO2 yang dapat terserap dan
perpindahan massa yang terjadi semakin besar. Semakin tinggi konsentrasi, maka
semakin dekat jarak antar molekul sehingga peluang terjadi tumbukan antar molekul
semakin besar.

Selain itu, dapat dilihat pula pada gambar 4, bahwa nilai koefisien perpindahan
massa untuk flowrate gas 15 l/menit, lebih besar dibandingkan dengan flowrate 25
l/menit untuk besar laju alir absorben yang sama. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan
nilai dari flowrate CO2 yang digunakan, dimana pada flowrate 15 l/min, laju alir CO2
yang digunakan adalah sebesar 1,2 l/min, sedangkan pada flowrate 25 l/min flowrate
yang digunakan sebesar 2 l/min. Adanya perbedaan nilai koefisien perpindahan massa
ini sesuai dengan percobaan yang dilakukan oleh Srihari (2011) yang menyatakan
bahwa meningkatnya laju alir CO2 akan menyebabkan harga Kga akan semakin kecil.

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| 14

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut

a. Laju alir berbandung lurus dengan karakter hidrodinamik kolom packed.


Semakin besar flowrate maka semakin baik pula karakteristik hidrodinamiknya.
b. Absorpsi bertujuan untuk memisahkan komponen senyawa dari suatu campuran.
Komponen yang berperan sebagai absorben adalah NaOH dan yang berperan
sebagai absorbat adalah CO2
c. Semakin besar konsentrasi NaaHCO3, maka semakin banyak CO2 yang terserap
dan nilai koefisien perpindahan massanya (Kga) juga semakin besar

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| v

DAFTAR PUSTAKA

Aboudheir, D. deMontigny, dkk. 1998. Important Factors Affecting Carbon Dioxide


Removal Efficiency By Using Extra high Concen-trated Monoethanolamine
Solutions and High-Capacity Packings. Process Systems Laboratory, Faculty of
Engineering, University of Regina, Canada S4S 0A2, Society of petroleum
Engineers, Inc.

Altway, Ali. 2008. Perpindahan Massa Disertai Reaksi Kimia. Jakarta: BeeMarketer
Institute

Brown, G. G. 1950. Unit Operation. New York: John Willey and Sons Inc.

Danckwerts, P.V. 1970. Gas Liquid Reactions 5th edition. New York: McGraw-Hill
Book Company, Inc

Doffner, K. 1991. Ion Exchange. Water de Greyter Berlatin: New York

Kumoro, A.C., dan Hadiyanto. 2000. Absorpsi Gas Karbondioksida dengan Larutan
Soda Api dalam Unggun Tetap. Forum Teknik Jilid 24 (2)

Kurniati, Muliasari, Adi, M., dan Sofiana, Eva. 2011. Absorpsi CO2 dengan Larutan
NaOH. Laboratorium Proses Kimia, Jurusan Teknik Kimia, Universitas
Diponegoro

Maarif, F., dan Januar A.F. 2009. Absorbsi Gas Karbondioksida (CO2) dalam Biogas
dengan Larutan NaOH secara Kontinyu. Tugas akhir S1 Teknik Kimia
Universitas Diponegoro

Mantell, C. L. 1951. Adsorption 2nd edition. New York: McGraw-Hill Book Co.Inc.

Nieuwenhuizen, MS dan Barendez, A.W. 1987. Processed Involved at the Chemical


Interface of S A W. Chemosensor and Actuation 11

Prutton, M. 1982. Surface Physics 2nd edition. Oxford: Clarendon Press

Laboratorium Teknik Kimia


G a s L i q u i d A b s o r p t i o n | vi

Srihari, Endang, dkk. 2011. Absorpsi Gas CO2 Menggunakan Monoetanolamine. Jurnal
Teknik Kimia, Universitas Surabaya

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| vii

DAFTAR NOTASI

Notasi Keterangan Satuan


Kga Koefisien perpindahan massa fase gas-cair
N Konsentrasi larutan N

Luas penampang kolom m2


ZT Tinggi kolom m
ε Void fraction

g Gaya gravitasi m2/s


n Konsentrasi larutan mol

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| viii

APPENDIKS

1. Menghitung konsentrasi larutan NaOH awal


 Volume NaOH di bak = 23,205 liter
 Massa NaOH = 200 gram
 BM NaOH = 40 gr/mol
massa/BM 200/40

M= = = 0,2155 M
volume 23,205

2. Menghitung konsentrasi NaHCO3


 Volume NaHCO3 = 10 ml
 Volume HCl (titran) = 14,2 ml
 Konsentrasi HCl = 0,1 N
VHCl x NHCl 14,2 x 0,1
NNaHCO3 =
= = 0,142 N
VNaHCO3
10

3. Menghitung konsentrasi CO2


 Volume sampel = 10 ml
 Volume titran = 14,2 ml
 Konsentrasi titran = 0,1 N

N = Vs x Ns
= 14,2 x 0,1 = 0,142 N
CO2

Vt 10

4. Menghitung mol CO2


 Konsentrasi CO2 = 0,142 N
 Volume CO2 = 0,01 liter
NCO2 0,142
nCO2 = = = 0,00142 mol

VCO2
0,01

5. Menghitung koefisien perpindahan massa (Kga)


 Mol CO2 = 0,00142 mol
 AZ = 0,5169 m3
 ε = 0,74016
 P = 0,5 bar

Laboratorium Teknik Kimia


Gas Liquid Absorption| ix

2 0,00142
= = = 0,0074
0,5169 0,74016 0,5

Laboratorium Teknik Kimia

Anda mungkin juga menyukai