Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KESELAMATAN KERJA

OLEH : SAPUTRA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya, saya

dapat menyelesaikan tugas besar makalah yang berjudul “Makalah Keselamtan Kerja ” di , Tidak lupa

saya sampaikan terimakasih kepada dosen yang telah memberikan materi selama kuliah berlangsung.

Saya juga berterima kasih kepada orang tua saya yang telah membantu dalam penyusunan makalah

ini, juga kepada teman-teman saya yang memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak

langsung.

Tentunya saya berharap dapat memenuhi apa yang menjadi tugas saya melalui makalah ini,

juga telah bermanfaat bagi diri saya sendiri karena menambah ilmu dalam bidang dasar manajemen

dan bisnis.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya

berharap kritik dan saran yang membangun dari dosen terkait, guna menyempurnakan tugas makalah

yang saya buat ini.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah................................................................................4

B. Rumusan Masalah .........................................................................................6

C. Tujuan Penelitian...........................................................................................6

D. Manfaat penelitian..........................................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................7

A. Pengertian LK3.............................................................................................7

B. Tujuan K3 ...............................................................................................8

C. Saran K3..................................................................................................8

D. Norma-Norma yang Harus Dipahami dalam K3......................................8

E. Hambatan dari Penerapan K3 ................................................................8

F. Peraturan Perundang-Undangan LK3 ....................................................9

G. Teori Penyebab Kecelakaan........................................................................12

BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................14

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja.........................................14

B. Dasar Pemberlakuan.............................................................................15

C. Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja................................18

D. Faktor Penyebab Kecelakaan.................................................................19

E. Usaha Mencapai Keselamatan Kerja......................................................20

BAB IV PENUTUP...........................................................................................23

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin

keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya,

dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan

makmur.

Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor

kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal yang

negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang

diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (K3), seharusnya pengawasan terhadap

kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan

pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan

dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat

seseorangbaik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana

para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin,

pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin.

Apabilapara pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana

dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat

ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan

dengan masalahmasalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi

kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan,

lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.

4
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi

pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan

kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan juga

instansi pemerintahan. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan

menciptakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan

unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka

mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat

kerja yang aman, efisien dan produktif (Azmi, 2008).

Penerapan K3 adalah untuk mengurangi atau mencegah kecelakaan yang

mengakibatkan cidera atau kerugian materi. Karena itu, para ahli K3 berupaya mempelajari

fenomena kecelakaan, faktor penyebab, serta cara efektif untuk mencegahnya. Upaya

pencegahan kecelakaan kerja di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala, salah satu

diantaranya adalah pola pikir yang masih tradisional yang menganggap kecelakaan adalah

sebagai musibah, sehingga masyarakat bersifat pasrah terhadap kecelakaan kerja yang

menimpa mereka (Ramli, 2010).

5
B. Rumusan Masalah

Penulisan makalah mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, dimaksudkan untuk

memperoleh gambaran yang jelas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Berdasarkan hal tersebut, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja (K3) itu?

2. Apa yang menjadi dasar pemberlakuan kesehatan dan keselamatan

Kerja (K3) di Indonesia?

3. Apa fokus dan tujuan dari program kesehatan dan keselamatan kerja?

4. Apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan?

5. Apa saja usaha untuk mencapai keselamatan kerja?

6. Apa saja yang menjadi masalah kesehatan karyawan?

C. Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui perundangan-undangan LK3

2. Dapat mengetahui sebab-sebab kecelakaan kerja

3. Dapat mengetahui sumber-sumber bahaya di tempat kerja

D. Manfaat Penulisan

1. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;

2. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;

3. Memperoleh kepuasan intelektual;

4. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan

5. Menambah wawasan mahasiswa akan LK3

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian LK3

1. Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerjaadalah suatu

pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun

rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya

untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

2. Menurut Suma’mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha

untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di

perusahaan yang bersangkutan.

3. Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang

bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang

kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .

4. Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalahmerujuk

pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait

dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas

emosi secara umum.

5. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6),

mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan

yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan

lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

7
6. Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja

menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang

diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

B. Tujuan K3

o Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.

o Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.

o Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas Nasional.

Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

C. Sasaran K3

o Menjamin keselamatan pekerja

o Menjamin keamanan alat yang digunakan

o Menjamin proses produksi yang aman dan lancar

D. Norma-Norma yang Harus Dipahami dalam K3

o Aturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja

o Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja

o Resiko kecelakaan dan penyakit kerja

Tujuan norma-norma : agar terjadi keseimbangan dari pihak perusahaan dapat menjamin

keselamatan pekerja.

E. Hambatan dari Penerapan K3

a) Hambatan dari sisi pekerja/ masyarakat :

- Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar

- Banyak pekerja tidak menuntut jaminan k3 karena SDM yang masih rendah.

8
b) Hambatan dari sisi perusahaan:

Perusahaan yang biasanya lebih menekankan biaya produksi atau operasional dan

meningkatkan efisiensi pekerja untuk menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya

F. Peraturan Perundang-Undangan LK3

1. Undang-Undang

a) Undang-Undang Uap tahun 1930 (Stoom Ordonnantie)

Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha. 2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di

sana.

3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

b) Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

c) Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

2. Peraturan Pemerinta

a) Peraturan Uap Tahun 1930 (Stoom Verordening).

1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha.

2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.

3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

b) Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan

dan Peredaran Pestisida.

c) Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan

Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.

d) Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1979 tentang keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan

Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.

9
3. Peraturan Menteri

a) Permenakertranskop RI No 1 Tahun 1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi

Dokter Perusahaan.

b) Permenakertrans RI No 1 Tahun 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam

Pengangkutan dan Penebangan Kayu.

c) Permenakertrans RI No 3 Tahun 1978 tentang Penunjukan dan Wewenang Serta

Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan

Kerja.

d) Permenakertrans RI No 1 Tahun 19879 tentang Kewajiban Latihan Hygienen Perusahaan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.

e) Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan Kerja pada Konstruksi

Bangunan.

f) Permenakertrans RI No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.

g) Permenakertrans RI No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan

Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.

h) Permenakertrans RI No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.

i) Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan.

j) Permenakertrans RI No 2 Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las.

k) Permenakertrans RI No 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.

l) Permenaker RI No 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis.

m) Permenaker RI No 3 Tahun 1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian

Asbes.

n) Permenaker RI No 4 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.

10
o) Permenaker RI No 5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.

p) Permenaker RI No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan

Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.

1. Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang

atau lebih.

2. Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100 orang

tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar

akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan pencemaran radio

aktif .

q) Permenaker RI No 1 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Pesawat

Uap.

r) Permenaker RI No 1 Tahun 1989 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator Keran

Angkat.

s) Permenaker RI No 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi-instalasi Penyalur Petir.

t) Permenaker RI No 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan

Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

u) Permenaker RI No 4 Tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.

v) Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.

Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau lebih dan atau

yang mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses

atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti

peledakan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).

11
w) Permenaker RI No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi

Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial

Tenaga Kerja.

x) Permenaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan

Kecelakaan.

y) Permenaker RI No 4 Tahun 1998 tentang Pengangkatan, Pemberhentian dan tata Kerja

Dokter Penasehat.

z) Permenaker RI No 3 Tahun 1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lift untuk Pengangkutan Orang dan Barang.

G. Teori Penyebab Kecelakaan

1. Teori Domino
Teori ini diperkenalkan oleh H.W. Heinrich pada tahun 1931. Menurut Heinrich, 88%

kecelakaan disebabkan oleh perbuatan/tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act),

sedangkan sisanya disebabkan oleh hal -hal yang tidak berkaitan dengan kesalahan manusia,

yaitu 10 % disebabkan kondisi yang tidak aman (unsafe condition) dan 2% disebabkan takdir

Tuhan.

Heinrich menekankan bahwa kecelakaan lebih banyak disebabkan oleh kekeliruan

atau kesalahan yang dilakukan oleh manusia. Menurutnya, tindakan dan kondisi yang tidak

aman akan terjadi bila manusia berbuat suatu kekeliruan. Hal ini lebih jauh disebabkan

karena faktor karakteristik manusia itu sendiri yang dipengaruhi oleh keturunan (ancestry)

dan lingkungannya (environment).

Apabila terdapat suatu kesalahan manusia, maka akan tercipta tindakan dan kondisi

tidak aman serta kecelakaan serta kerugian akan timbul. Heinrich menyatakan bahwa rantai

batu tersebut diputus pada batu ketiga sehingga kecelakaan dapat dihindari. Konsep dasar

12
pada model ini adalah Kecelakaan adalah sebagai suatu hasil dari serangkaian kejadian yang

berurutan. Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya. Penyebabnya adalah faktor manusia

dan faktor fisik. Kecelakaan tergantung kepada lingkungan fisik dan sosial kerja. Kecelakaan

terjadi karena kesalahan manusia

2. Teori Bird & Loftus

Kunci kejadian masih tetap sama seperti yang dikatakan oleh Heinrich, yaitu adanya

tindakan dan kondisi tidak aman. Bird dan Loftus tidak lagi melihat kesalahan terjadi pada

manusia/pekerja semata, melainkan lebih menyoroti pada bagaimana manajemen lebih

mengambil peran dalam melakukan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan.

3. Teori Swiss Cheese

Kecelakaan terjadi ketika terjadi kegagalan interaksi pada setiap komponen yang terlibat

dalam suatu sistem produksi. Kegagalan suatu proses dapat dilukiskan sebagai “lubang”

dalam setiap lapisan sistem yang berbeda. Dengan demikian menjelaskan apa dari tahapan

suatu proses produksi tersebut yang gagal.

Sebab-sebab suatu kecelakan dapat dibagi menjadi Direct Cause dan Latent Cause.

Direct Cause sangat dekat hubungannya dengan kejadian kecelakaan yang menimbulkan

kerugian atau cidera pada saat kecelakaan tersebut terjadi. Kebanyakan proses investigasi

lebih konsentrasi kepada penyebab langsung terjadinya suatu kecelakaan dan bagaimana

mencegah penyebab langsung tersebut. Tetapi ada hal lain yang lebih penting yang perlu di

identifikasi yakni “Latent Cause”. Latent cause adalah suatu kondisi yang sudah terlihat jelas

sebelumnya dimana suatu kondisi menunggu terjadinya suatu kecelakaan.

13
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-

luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan

merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan

aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan

dan pendengaran.

Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari kekerasan

fisik. Resiko kesehatan merupakan faktorfaktor dalam lingkungan kerja yang bekerja

melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau

gangguan fisik.

Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:

Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran

dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah

tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk

menuju masyarakat adil dan makmur.

Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk

menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di

perusahaan yang bersangkutan.

14
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang

bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang

kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .

Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada

perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan

pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi

secara umum.

Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000), mengartikan

Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman

baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar

pabrik atau tempat kerja tersebut.

Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan

kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis Tenaga kerja yang diakibatkan oleh

lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena kecelakaan.

Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja secara material, selain itu

mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih nyaman, sehingga secara keseluruhan

para pekerja akan dapat bekerja secara lebih produkti

B. Dasar Pemberlakuan

Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang-

undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada tanggal 6

januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang Pernyataan berlakunya

peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang merupakan bukti tentang

15
disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam perusahaan. Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja

juga berperan aktif dan ikut

bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan

demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Jadi, bukan hanya

perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini, tetapi para karyawan juga harus

ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai kesejahteraan bersama.

Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan hukum

penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan pijakan yang jelas

mengenai aturan yang menentukan bagaimana K3 harus diterapkan. menentukan bagaimana

K3 harus diterapkan. Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat

keselamatan kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu

kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,

kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.

16
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik

physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses

kerjanya.

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan

barang. q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang

bahayakecelakaannya menjadi bertambah tinggi. Undang-Undang tersebut selanjutnya

diperbaharui menjadi Pasal 86 ayat 1 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan

bahwa setiap pekerja/ buruh berhak untuk memperoleh perlindungan atas:

a) Keselamatan dan kesehatan kerja

b) Moral dan kesusilaan

c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

17
Sedangkan ayat 2 dan 3 menyebutkan bahwa “untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh

guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan

kesehatan kerja.” (ayat 2), “Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)

dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.” (ayat 3). Dalam

Pasal 87 juga dijelaskan bahwa Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen.

C. Tujuan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang

kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit

kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak yang

bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut Rizky Argama (2006),

tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi

biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.

Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah: Mencegah kerugian

fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan Mencegah terjadinya gangguan

terhadap produktivitas perusahaan Menghemat biaya premi asuransi Menghindari tuntutan

hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada karyawannya

18
D. Faktor Penyebab Kecelakaan

Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja ada beberapa pendapat. Faktor yang

merupakan penyebab terjadinya kecelakaan pada umumnya dapat diakibatkan oleh 4 faktor

penyebab utama (Husni:2003) yaitu :

a. Faktor manusia yang dipengaruhi oleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.

b. Faktor material yang memiliki sifat dapat memunculkan kesehatan atau keselamatan

pekerja.

c. Faktor sumber bahaya yaitu: Perbuatan berbahaya, hal ini terjadi misalnya karena metode

kerja yang salah, keletihan/kecapekan, sikap kerja yang tidak sesuai dan sebagainya;

Kondisi/keadaan bahaya, yaitu keadaan yang tidak aman dari keberadaan mesin atau

peralatan, lingkungan, proses, sifat pekerjaan

d. Faktor yang dihadapi, misalnya kurangnya pemeliharaan/perawatan mesin/peralatan

sehingga tidak bisa bekerja dengan sempurna

Selain itu, faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja menurut Bennet dan

Rumondang (1985) pada umumnya selalu diartikan sebagai “ kejadian yang tidak dapat

diduga“. Sebenarnya , setiap kecelakaan kerja itu dapat diramalkan atau diduga dari semula

jika perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan. Oleh karena itu kewajiban berbuat

secara selamat dan mengatur peralatan serta perlengkapan produksi sesuai dengan standar

yang diwajibkan.

Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat memiliki porsi

80 % dan kondisi yang tidak selamat sebayak 20%. Perbuatan berbahaya biasanya

disebabkan oleh:

a. Sikap dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap

b. Keletihan

c. Gangguan psikologis

19
E. Usaha Mencapai Keselamatan Kerja

Usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja dan

menghindari kecelakaan kerja antara lain:

a. Analisis Bahaya Pekerjaan (Job Hazard Analysis) Job Hazard Analysis adalah suatu proses

untuk mempelajari dan menganalisa suatu jenis pekerjaan kemudian membagi pekerjaan

tersebut ke dalam langkah langkah menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi. Dalam

melakukan Job Hazard Analysis, ada beberapa lagkah yang perlu dilakukan:

1) Melibatkan Karyawan. Hal ini sangat penting untuk melibatkan karyawan dalam proses

job hazard analysis. Mereka memiliki pemahaman yang unik atas pekerjaannya, dan hal

tersebut merupakan informasi yang tak ternilai untuk menemukan suatu bahaya.

2) Mengulas Sejarah Kecelakaan Sebelumnya. Mengulas dengan karyawan mengenai sejarah

kecelakaan dan cedera yang pernah terjadi, serta kerugian yang ditimbulkan, bersifat penting.

Hal ini merupakan indikator utama dalam menganalisis bahaya yang mungkin akan terjadi

dilingkungan kerja

3) Melakukan Tinjauan Ulang Persiapan Pekerjaan. Berdiskusi dengan karyawan mengenai

bahaya yang ada dan mereka ketahui di lingkungan kerja. Lakukan brainstorm dengan

pekerja untuk menemukan ide atau gagasan yang bertujuan untuk mengeliminasi atau

mengontrol bahaya yang ada.

4) Membuat Daftar, Peringkat, dan Menetapkan Prioritas untuk Pekerjaan Berbahaya.

Membuat daftar pekerjaan yang berbahaya dengan risiko yang tidak dapat diterima atau

tinggi, berdasarkan yang paling mungkin terjadi dan yang paling tinggi tingkat risikonya. Hal

ini merupakan prioritas utama dalam melakukan job hazard analysis.

20
5) Membuat Outline Langkah-langkah Suatu Pekerjaan. Tujuan dari hal ini adalah agar

karyawan mengetahui langkah langkah yang harus dilakukan dalam mengerjakan suatu

pekerjaan, sehingga kecelakaan kerja dapat diminimalisir.

b. Risk Management Risk Management dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan

kerugian/kehilangan (waktu, produktivitas, dan lain-lain) yang berkaitan dengan program

keselamatan dan penanganan hukum

c. Safety Engineer Memberikan pelatihan, memberdayakan supervisor/manager agar mampu

mengantisipasi/melihat adanya situasi kurang ‘aman’ dan menghilangkannya

d. Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya,

yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan,

serta lingkungan kerjanya. Selain ke-empat hal diatas, cara lain yang dapat dilakukan adalah:

1. Job Rotation

2. Personal protective equipment

3. Penggunaan poster/propaganda

4. Perilaku yang berhati-hati

F. Masalah kesehatan karyawan

Beberapa kasus yang menjadi masalaha kesehantan bagi para karyawan adalah:

a). Kecanduan alkohol & penyalahgunaan obat-obatan Akibat dari beban kerja yang terlalu

berat, para karyawan terkadang menggunakan bantuan dari obata-obatan dan meminum

alcohol untuk menghilangkan stress yang mereka rasakan. Untuk mencegah hal ini,

perusahaan dapat melkaukan pemeriksaan rutin kepada karyawan tanpa pemberitahuan

sebelumnya dan perusahaan tidak memberikan kompromi dengan hal-hal yang merusak dan

penurunan kinerja (missal: absen, tidak rapi, kurang koordinasi, psikomotor berkurang)

b). Stres adalah suatu reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan kepada tubuh

tersebut. Banyak sekali yang menjadi penyebab stress, namun beberapa diantaranya adalah:

21
1. Faktor Organisasional, seperti budaya perusahaan, pekerjaan itu sendiri, dan kondisi kerja

2. Faktor Organisasional seperti, masalah keluarga dan masalah finansial

c). Burnout adalah kondisi terperas habis dan kehilangan energi psikis maupun fisik.

Biasanya hal itu disebabkan oleh situasi kerja yang tidak mendukung atau tidak sesuai

dengan kebutuhan dan harapan. Burnout mengakibatkan kelelahan emosional dan penurunan

motivasi kerja pada pekerja. Biasanya dialami dalam bentuk kelelahan fisik, mental, dan

emosional yang intens (beban psikologis berpindah ke tampilan fisik, misalnya mudah

pusing, tidak dapat berkonsentrasi, gampang sakit) dan biasanya bersifat kumulatif

22
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan

dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan

keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap

pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak

melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam

ketenagakerjaan. Oleh karena itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan

yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak

ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak

faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut

sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi

standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas maka kami ajukan saran-saran sebagai

berikut :

1. Bagi perusahaan Bagi pihak perusahaan untuk disarankan untuk menekankan seminimal

mungkin terjadinya kecelakaan kerja, dengan jalan antara lain meningkatkan dan menerapkan

keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dengan baik dan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan

sering diadakan sosialisasi tentang manfaat dan arti pentingnya program keselamatan dan

kesehatan kerja (k3) bagikaryawan, seperti misalnya dengan pemberitahuan bagaimana cara

penggunaan peralatan, pemakaian alat pelindung diri, cara mengoprasikan mesin secara baik

23
dan benar. Selain itu perusahaan harus meningkatkan program keselamatan dan kesehatan

kerja (k3) serta menerangkan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dalam

kegiatan operasional.

2. Bagi karyawan Bagi karyawan lebih memperhatikan program keselamatan dan kesehatan

kerja (k3) dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati serta mengikuti proses.

24
DAFTAR PUSTAKA

Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kesepuluh

(terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga

Undang - Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

(http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan Tujuan

Penerapan Keselatan dan Kesehatan Kerja (http://jurnal-

sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatankerja- k3.html)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

(http://anandasekarbumi.files.wordpress.com/2010/11/sap9- msdm-10-11.ppt)

Rivai,H. Veithzal., dan Ella Jauvani Sagala, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia

untuk perusahaan, Edisi Kedua, (Jakarta: Rajawali Pers). Schuler, Randall. S., dan Susan E.

Jackson, 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Keenam, Jilid Dua, (Jakarta:

Erlangga). Husni, Lalu. 2003. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. Markkanen, Pia K. 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia. Jakarta :

Internasional Labour Organisation

http://www.sanggarkesehatan.com/2015/06/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-

kerja.html

25

Anda mungkin juga menyukai