OLEH : SAPUTRA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunia-Nya, saya
dapat menyelesaikan tugas besar makalah yang berjudul “Makalah Keselamtan Kerja ” di , Tidak lupa
saya sampaikan terimakasih kepada dosen yang telah memberikan materi selama kuliah berlangsung.
Saya juga berterima kasih kepada orang tua saya yang telah membantu dalam penyusunan makalah
ini, juga kepada teman-teman saya yang memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak
langsung.
Tentunya saya berharap dapat memenuhi apa yang menjadi tugas saya melalui makalah ini,
juga telah bermanfaat bagi diri saya sendiri karena menambah ilmu dalam bidang dasar manajemen
dan bisnis.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya
berharap kritik dan saran yang membangun dari dosen terkait, guna menyempurnakan tugas makalah
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................4
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................6
D. Manfaat penelitian..........................................................................................6
A. Pengertian LK3.............................................................................................7
B. Tujuan K3 ...............................................................................................8
C. Saran K3..................................................................................................8
B. Dasar Pemberlakuan.............................................................................15
BAB IV PENUTUP...........................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya,
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
makmur.
kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak menjadikan hal-hal yang
negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang
kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan
pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan
dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat
seseorangbaik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana
para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin,
pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin.
Apabilapara pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana
dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat
ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalahmasalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi
kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan,
4
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi
pekerja, perusahaan, lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan
kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan juga
menciptakan sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat
mengakibatkan cidera atau kerugian materi. Karena itu, para ahli K3 berupaya mempelajari
fenomena kecelakaan, faktor penyebab, serta cara efektif untuk mencegahnya. Upaya
pencegahan kecelakaan kerja di Indonesia masih menghadapi berbagai kendala, salah satu
diantaranya adalah pola pikir yang masih tradisional yang menganggap kecelakaan adalah
sebagai musibah, sehingga masyarakat bersifat pasrah terhadap kecelakaan kerja yang
5
B. Rumusan Masalah
memperoleh gambaran yang jelas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
3. Apa fokus dan tujuan dari program kesehatan dan keselamatan kerja?
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian LK3
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait
dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas
5. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6),
mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan
yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
7
6. Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja
B. Tujuan K3
o Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja.
o Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.
C. Sasaran K3
Tujuan norma-norma : agar terjadi keseimbangan dari pihak perusahaan dapat menjamin
keselamatan pekerja.
- Banyak pekerja tidak menuntut jaminan k3 karena SDM yang masih rendah.
8
b) Hambatan dari sisi perusahaan:
Perusahaan yang biasanya lebih menekankan biaya produksi atau operasional dan
1. Undang-Undang
Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha. 2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di
sana.
2. Peraturan Pemerinta
d) Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1979 tentang keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan
9
3. Peraturan Menteri
Dokter Perusahaan.
Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli Keselamatan
Kerja.
Bangunan.
Asbes.
10
o) Permenaker RI No 5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
atau lebih.
tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar
aktif .
Uap.
Angkat.
Kerja.
Kerja.
Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau lebih dan atau
11
w) Permenaker RI No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi
Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
Kecelakaan.
Dokter Penasehat.
1. Teori Domino
Teori ini diperkenalkan oleh H.W. Heinrich pada tahun 1931. Menurut Heinrich, 88%
kecelakaan disebabkan oleh perbuatan/tindakan tidak aman dari manusia (unsafe act),
sedangkan sisanya disebabkan oleh hal -hal yang tidak berkaitan dengan kesalahan manusia,
yaitu 10 % disebabkan kondisi yang tidak aman (unsafe condition) dan 2% disebabkan takdir
Tuhan.
atau kesalahan yang dilakukan oleh manusia. Menurutnya, tindakan dan kondisi yang tidak
aman akan terjadi bila manusia berbuat suatu kekeliruan. Hal ini lebih jauh disebabkan
karena faktor karakteristik manusia itu sendiri yang dipengaruhi oleh keturunan (ancestry)
Apabila terdapat suatu kesalahan manusia, maka akan tercipta tindakan dan kondisi
tidak aman serta kecelakaan serta kerugian akan timbul. Heinrich menyatakan bahwa rantai
batu tersebut diputus pada batu ketiga sehingga kecelakaan dapat dihindari. Konsep dasar
12
pada model ini adalah Kecelakaan adalah sebagai suatu hasil dari serangkaian kejadian yang
berurutan. Kecelakaan tidak terjadi dengan sendirinya. Penyebabnya adalah faktor manusia
dan faktor fisik. Kecelakaan tergantung kepada lingkungan fisik dan sosial kerja. Kecelakaan
Kunci kejadian masih tetap sama seperti yang dikatakan oleh Heinrich, yaitu adanya
tindakan dan kondisi tidak aman. Bird dan Loftus tidak lagi melihat kesalahan terjadi pada
Kecelakaan terjadi ketika terjadi kegagalan interaksi pada setiap komponen yang terlibat
dalam suatu sistem produksi. Kegagalan suatu proses dapat dilukiskan sebagai “lubang”
dalam setiap lapisan sistem yang berbeda. Dengan demikian menjelaskan apa dari tahapan
Sebab-sebab suatu kecelakan dapat dibagi menjadi Direct Cause dan Latent Cause.
Direct Cause sangat dekat hubungannya dengan kejadian kecelakaan yang menimbulkan
kerugian atau cidera pada saat kecelakaan tersebut terjadi. Kebanyakan proses investigasi
lebih konsentrasi kepada penyebab langsung terjadinya suatu kecelakaan dan bagaimana
mencegah penyebab langsung tersebut. Tetapi ada hal lain yang lebih penting yang perlu di
identifikasi yakni “Latent Cause”. Latent cause adalah suatu kondisi yang sudah terlihat jelas
13
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut Mondy (2008) keselamatan kerja adalah perlindungan karyawan dari luka-
luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan. Resiko keselamatan
merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan
aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan
dan pendengaran.
Sedangkan kesehatan kerja menurut Mondy (2008) adalah kebebasan dari kekerasan
fisik. Resiko kesehatan merupakan faktorfaktor dalam lingkungan kerja yang bekerja
melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau
gangguan fisik.
Beberapa pendapat mengenai pengertian keselamatan dan kesehatan kerja antara lain:
Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
14
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang
bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang
Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan
pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi
secara umum.
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000), mengartikan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman
baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar
kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis Tenaga kerja yang diakibatkan oleh
Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres, maupun karena kecelakaan.
Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja secara material, selain itu
mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih nyaman, sehingga secara keseluruhan
B. Dasar Pemberlakuan
undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada tanggal 6
januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang Pernyataan berlakunya
peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang merupakan bukti tentang
15
disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam perusahaan. Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja
demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Jadi, bukan hanya
perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini, tetapi para karyawan juga harus
ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai kesejahteraan bersama.
Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan hukum
penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan pijakan yang jelas
K3 harus diterapkan. Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat
keselamatan kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.
16
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya.
diperbaharui menjadi Pasal 86 ayat 1 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan
c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
17
Sedangkan ayat 2 dan 3 menyebutkan bahwa “untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh
guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja.” (ayat 2), “Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.” (ayat 3). Dalam
Pasal 87 juga dijelaskan bahwa Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
Program keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk memberikan iklim yang
kondusif bagi para pekerja untuk berprestasi, setiap kejadian baik kecelakaan dan penyakit
kerja yang ringan maupun fatal harus dipertanggungjawabkan oleh pihak-pihak yang
bersangkutan (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Sedangkan menurut Rizky Argama (2006),
tujuan dari dibuatnya program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk mengurangi
biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Beberapa tujuan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah: Mencegah kerugian
fisik dan finansial baik dari pihak karyawan dan perusahaan Mencegah terjadinya gangguan
18
D. Faktor Penyebab Kecelakaan
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja ada beberapa pendapat. Faktor yang
merupakan penyebab terjadinya kecelakaan pada umumnya dapat diakibatkan oleh 4 faktor
b. Faktor material yang memiliki sifat dapat memunculkan kesehatan atau keselamatan
pekerja.
c. Faktor sumber bahaya yaitu: Perbuatan berbahaya, hal ini terjadi misalnya karena metode
kerja yang salah, keletihan/kecapekan, sikap kerja yang tidak sesuai dan sebagainya;
Kondisi/keadaan bahaya, yaitu keadaan yang tidak aman dari keberadaan mesin atau
Selain itu, faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja menurut Bennet dan
Rumondang (1985) pada umumnya selalu diartikan sebagai “ kejadian yang tidak dapat
diduga“. Sebenarnya , setiap kecelakaan kerja itu dapat diramalkan atau diduga dari semula
jika perbuatan dan kondisi tidak memenuhi persyaratan. Oleh karena itu kewajiban berbuat
secara selamat dan mengatur peralatan serta perlengkapan produksi sesuai dengan standar
yang diwajibkan.
Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat memiliki porsi
80 % dan kondisi yang tidak selamat sebayak 20%. Perbuatan berbahaya biasanya
disebabkan oleh:
b. Keletihan
c. Gangguan psikologis
19
E. Usaha Mencapai Keselamatan Kerja
Usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja dan
a. Analisis Bahaya Pekerjaan (Job Hazard Analysis) Job Hazard Analysis adalah suatu proses
untuk mempelajari dan menganalisa suatu jenis pekerjaan kemudian membagi pekerjaan
tersebut ke dalam langkah langkah menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi. Dalam
melakukan Job Hazard Analysis, ada beberapa lagkah yang perlu dilakukan:
1) Melibatkan Karyawan. Hal ini sangat penting untuk melibatkan karyawan dalam proses
job hazard analysis. Mereka memiliki pemahaman yang unik atas pekerjaannya, dan hal
tersebut merupakan informasi yang tak ternilai untuk menemukan suatu bahaya.
kecelakaan dan cedera yang pernah terjadi, serta kerugian yang ditimbulkan, bersifat penting.
Hal ini merupakan indikator utama dalam menganalisis bahaya yang mungkin akan terjadi
dilingkungan kerja
bahaya yang ada dan mereka ketahui di lingkungan kerja. Lakukan brainstorm dengan
pekerja untuk menemukan ide atau gagasan yang bertujuan untuk mengeliminasi atau
Membuat daftar pekerjaan yang berbahaya dengan risiko yang tidak dapat diterima atau
tinggi, berdasarkan yang paling mungkin terjadi dan yang paling tinggi tingkat risikonya. Hal
20
5) Membuat Outline Langkah-langkah Suatu Pekerjaan. Tujuan dari hal ini adalah agar
karyawan mengetahui langkah langkah yang harus dilakukan dalam mengerjakan suatu
d. Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya,
yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan,
serta lingkungan kerjanya. Selain ke-empat hal diatas, cara lain yang dapat dilakukan adalah:
1. Job Rotation
3. Penggunaan poster/propaganda
Beberapa kasus yang menjadi masalaha kesehantan bagi para karyawan adalah:
a). Kecanduan alkohol & penyalahgunaan obat-obatan Akibat dari beban kerja yang terlalu
berat, para karyawan terkadang menggunakan bantuan dari obata-obatan dan meminum
alcohol untuk menghilangkan stress yang mereka rasakan. Untuk mencegah hal ini,
sebelumnya dan perusahaan tidak memberikan kompromi dengan hal-hal yang merusak dan
penurunan kinerja (missal: absen, tidak rapi, kurang koordinasi, psikomotor berkurang)
b). Stres adalah suatu reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan kepada tubuh
tersebut. Banyak sekali yang menjadi penyebab stress, namun beberapa diantaranya adalah:
21
1. Faktor Organisasional, seperti budaya perusahaan, pekerjaan itu sendiri, dan kondisi kerja
c). Burnout adalah kondisi terperas habis dan kehilangan energi psikis maupun fisik.
Biasanya hal itu disebabkan oleh situasi kerja yang tidak mendukung atau tidak sesuai
dengan kebutuhan dan harapan. Burnout mengakibatkan kelelahan emosional dan penurunan
motivasi kerja pada pekerja. Biasanya dialami dalam bentuk kelelahan fisik, mental, dan
emosional yang intens (beban psikologis berpindah ke tampilan fisik, misalnya mudah
pusing, tidak dapat berkonsentrasi, gampang sakit) dan biasanya bersifat kumulatif
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kesehatan
dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan
keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional terhadap
pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Jadi kesehatan dan keselamatan kerja tidak
melulu berkaitan dengan masalah fisik pekerja, tetapi juga mental, psikologis dan emosional.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting dalam
yang dibuat untuk mengatur nmasalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak
ketentuan yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak
faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang disebut
sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak terjadi kecelakaan kerja.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas maka kami ajukan saran-saran sebagai
berikut :
1. Bagi perusahaan Bagi pihak perusahaan untuk disarankan untuk menekankan seminimal
mungkin terjadinya kecelakaan kerja, dengan jalan antara lain meningkatkan dan menerapkan
keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dengan baik dan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan
sering diadakan sosialisasi tentang manfaat dan arti pentingnya program keselamatan dan
kesehatan kerja (k3) bagikaryawan, seperti misalnya dengan pemberitahuan bagaimana cara
penggunaan peralatan, pemakaian alat pelindung diri, cara mengoprasikan mesin secara baik
23
dan benar. Selain itu perusahaan harus meningkatkan program keselamatan dan kesehatan
kerja (k3) serta menerangkan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dalam
kegiatan operasional.
2. Bagi karyawan Bagi karyawan lebih memperhatikan program keselamatan dan kesehatan
kerja (k3) dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati serta mengikuti proses.
24
DAFTAR PUSTAKA
(http://prokum.esdm.go.id/uu/2003/uu-13-2003.pdf)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3): Definisi, Indikator Penyebab dan Tujuan
sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatankerja- k3.html)
(http://anandasekarbumi.files.wordpress.com/2010/11/sap9- msdm-10-11.ppt)
Rivai,H. Veithzal., dan Ella Jauvani Sagala, 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk perusahaan, Edisi Kedua, (Jakarta: Rajawali Pers). Schuler, Randall. S., dan Susan E.
Jackson, 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Keenam, Jilid Dua, (Jakarta:
Erlangga). Husni, Lalu. 2003. Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. Markkanen, Pia K. 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia. Jakarta :
http://www.sanggarkesehatan.com/2015/06/makalah-kesehatan-dan-keselamatan-
kerja.html
25