Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Perancangan
Tujuan perancangan ini yaitu :
1. Memenuhi tugas dosen mata kuliah Elemen mesin II.
2. Menambah wawasan mengenai Kopling Flensa
3. Mengetahui macam – macam dari Kopling Flensa
4. Mengetahui dimensi poros dan baut yang aman
5. Mahasiswa memahami dan mampu membuat konsep perancangan kopling tetap flensa
sesuai kaidah yang berlaku pada disiplin ilmu teknik mesin.

1.2 Batasan Perancangan


Materi perancangan meliputi:
1. Analisis Kekuatan
2. Penentuan Factor keamanan
3. Penentuan material yang sesuai
4. Penentuan kondisi aman atau tidak aman
5. Penentuan dimensi proporsional (kopling, poros, hab, flensa, baut pengikat)
6. Pembuatan gambar mesin/gambar kerja lengkap dengan dimensi, toleransi umum/ISO dan
angka kekasaran dengan CAD.

1
1.3 Konsep Perancangan
MULAI

Daya yang ditransmisikan (P)


Putaran poros (n)

Factor corection
Safety factor

Daya rencana (Pd)

Momen Puntir Rencana (T)

Bahan Poros (Material)


Kekuatan tarik (ultimate
strength

Tegangan aktual < tegangan ijin

Diameter poros, diameter PCD


Diameter Baut

Aman

Diameter poros

Diameter kopling flensa

Diameter PCD

Ukuran baut

SELESAI

2
Tahap 1 :

Memahami daya yang akan ditransmisikan dan putaran poros yang

direncanakan sebagai dasar perhitungan dalam melakukan analisis

perancangan kopling flensa.

Tahap 2 :

Menentukan faktor keamanan dan faktor koreksi yang berdasarkan pada

perkiraan pembebanan yang terjadi pada poros,baut dan kopling flensa. Selain

itu,jenis daya yang akan ditansmisikan juga menjadi bahan pertimbangn dalam

perancangan.

Tahap 3:

Pemeriksaan terhadap daya yang akan ditransmisikan, yaitu dengan

menggunakan faktor koreksi. Daya rencana nantinya dijadikan sebagai patokan

dalam perancangan.

Tahap 4 :

Momen rencana diperlukan dalam proses perancangan untuk mengetahui besar

gaya tangen sial yang terjadi pada poros,baut

Tahap 5 :

Pemilihan material poros, baut dan kopling flensa.

Tahap 6 :

Tegangan geser yang di izinkan pada poros, baut dan kopling flensa dijadikan

sebagai acuan dalam perhitungan.

Tahap 7 :

Menghitung diameter poros yang akan digunakan.

3
Tahap 8 :

Pemilihan ukuran kopling flensa sesuai diameter poros.

Tahap 9 :

Menghitung tegangan geser yang terjadi pada poros, baut dan kopling flensa.

Tahap 10 :

Memeriksa kekuatan poros,baut dan kopling flensa dimana tegangan geser

yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan geser yang di izinkan.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Fungsi Kopling


Tujuan utama dari kopling adalah menyatukan dua bagian yang dapat berputar.
Dengan pemilihan, pemasangan, dan perawatan yang teliti, performa kopling bisa maksimal,
kehilangan daya bisa minimum, dan biaya perawatan bisa diperkecil

Kopling digunakan dalam permesinan untuk berbagai tujuan:

 Untuk menghubungkan dua unit poros yang dibuat secara terpisah, seperti poros motor
dengan roda atau poros generator dengan mesin. Kopling mampu memisahkan dan
menyambung dua poros untuk kebutuhan perbaikan dan penggantian komponen.
 Untuk mendapatkan fleksibilitas mekanis, terutama pada dua poros yang tidak berada
pada satu aksis.
 Untuk mengurangi beban kejut ( shock load ) dari satu poros ke poros yang lain.
 Untuk menghindari beban kerja berlebih.
 Untuk mengurangi karakteristik getaran dari dua poros yang berputar

2.2 Klasifikasi Kopling


2.2.1. Kopling Tetap
a. Kopling Kaku
1) Kopling Bus
2) Kopling Flens Kaku
3) Kopling Flens Tempa
b. Kopling Luwes
1) Kopling Flens Luwes
2) Kopling Karet Bintang
3) Kopling Karet Ban
4) Kopling Gigi
5) Kopling Rantai

5
2.2.2. Kopling Tidak Tetap
a. Kopling Cakar
Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positif hingga tidak dapat slip.
b. Kopling Plat
Merupakan suatu kopling yang menggunakan satu plat atau lebih yang

dipasang di antara kedua poros serta membuat kontak dengan poros tersebut

sehingga daya dapat diteruskan melalui gesekan antara kedua sisi gesek. Bentuk

dari kopling ini cukup sederhana, dapat dihubungkan dan dilepaskan dalam

keadaan diam dan berputar.

c. Kopling Kerucut
Kopling kerucut (cone clutch) merupakan komponen mesin yang digunakan

untuk meneruskan putaran dari satu poros ke poros yang lain dengan bagian

penggerak berupa kerucut terbuka dan bagian yang digerakkan berupa kerucut

tertutup.

d. Kopling Friwil

Koling ini hanya dapat menerskan momen dalam satu arah putaran sehingga

putaran yang berlawanan arahnya akan di cegah atau tidak di teruskan.

2.3 Persamaan / Rumus yang di pakai beserta penjelasannya


1. Menghitung daya rencana (pd)
Pd = 𝑝 × 𝑓𝑐
Dimana : p : daya yang akan dipindahkan (watt)
Fc : factor correction

2. Menghitung momen yang di rencanakan


𝑝𝑑
T = 2 𝜋𝑛
60
Dimana : pd : daya rencana (watt)
n : putaran dalam (rpm)

6
3. Menghitung tegangan geser yang diizinkan
a. Poros
1
𝜏𝑖𝑧𝑖𝑛 = . 𝜎𝑖𝑧𝑖𝑛
2
1 𝜎
= 2 . 𝑠𝑓1 .𝑢𝑠𝑓2

Dimana : 𝜎𝑈 : tegangan maksimum bahan (N/𝑚𝑚2 )


Sf : safety factor
b. Baut
1
𝜏𝑖𝑧𝑖𝑛 = .𝜎
2 𝑖𝑧𝑖𝑛
1 𝜎
𝑢
= .
2 𝑠𝑓1 . 𝑠𝑓2

Dimana : 𝜎𝑈 : tegangan maksimum bahan (N/𝑚𝑚2 )

Sf : safety factor

4. Menghitung diameter poros


16 . 𝑀𝑃
𝑑3= [ ]
𝜋. 𝜏𝑖𝑧𝑖𝑛

Dimana: mp : momen puntir (Nmm)


d : diameter poros (mm)

5. Menghitung tegangan geser yang terjadi


a. Poros
5,1 × 𝑇
𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝑑3

Dimana: T : Torsi /moment puntir (Nmm)


d : diameter poros (mm)

b. Baut
𝑚𝑝 .2
Ft total =
𝑝𝑐𝑑
Dimana : mp : moment punter (Nmm)
Pcd : pitch diameter (mm)

𝐹𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Ft pada satu baut =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡

7
𝐹𝑡 (1 𝑏𝑎𝑢𝑡)
𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 baut =
𝐴𝑏𝑎𝑢𝑡

𝐹𝑡 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑏𝑎𝑢𝑡
𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = 𝜋
. 𝑑 𝑚𝑖𝑛𝑜𝑟 2
4
Dimana: d : diameter minor baut (mm)

8
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Perhitungan Poros

Data : 1. Bahan Poros : S30C


1. P = 1,13 KW 𝜎 𝑈 = 48 𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 = 𝟒𝟕𝟎, 𝟖𝟖 𝑵⁄𝒎𝒎𝟐
= 1130 watt
2. n = 655 rpm
3. 𝑠𝑓1 =1
4. 𝑠𝑓2 = 1,3
5. 𝑓𝑐 = 1,2

Penyelesaian:
1. Menghitung daya rencana
𝑃𝑑 = 𝑃 . 𝑓𝑐 = 1,13 . 1,2 = 1,356 𝐾𝑊 = 𝟏𝟑𝟓𝟔 𝒘𝒂𝒕𝒕
2. Menghitung momen yang di rencanakan
𝑃𝑑 1356
𝑇= =
2. 𝜋. 𝑛 2 (3,14) 655
60 60
1356
=
68,5566 667
= 19,77925803471581 𝑁𝑚 = 19,77925803471581 × 𝟏𝟎𝟑 𝑵𝒎𝒎
3. Menghitung tegangan geser yang di izinkan
a. Poros
- Mencari 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛
1 1
𝜏= . 𝜎 𝑈 = . 470,88 = 𝟐𝟑𝟓, 𝟒𝟒 𝑵⁄𝒎𝒎𝟐
2 2
𝜏 235,44 235,44
𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛 = = = = 𝟑𝟎𝟔, 𝟎𝟕𝟓 𝑵⁄𝒎𝒎𝟐
𝑠𝑓1 . 𝑠𝑓2 1 . 1,3 1,3

4. Menghitung diameter poros


16 . 𝑀𝑃
𝑑3= [ ]
𝜋. 𝜏𝑖𝑧𝑖𝑛

16 . 19,77925803471581×103 𝑁𝑚𝑚
𝑑3= [ ]
3,14 𝑥306,072

9
316468,128
𝑑3= [ ]
961,066

𝑑 3 = 329,228
3
𝑑 = √329,228
d = 6,208 mm
5. Menghitung tegangan geser yang terjadi
a. Poros
Mencari 𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

5,1 × 𝑇
𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝑑3

5,1 . (19,779 × 103 𝑁𝑚𝑚)


𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
(20)3
= 𝟏𝟐𝟔, 𝟎𝟗𝟐 𝑵⁄𝒎𝒎𝟐

Setelah melakukan perhitungan maka didapat hasil :


- Moment puntir : 19,779 × 103 𝑁𝑚𝑚
- Diameter poros : 6,208 mm
- 𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 : 126,092 𝑁⁄𝑚𝑚2
- 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛 : 306,072 𝑁⁄𝑚𝑚2
- 𝜏 : 235,44 𝑁⁄𝑚𝑚2
Syarat aman untuk poros adalah nilai 𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 ≤ 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛, setelah melakukan
perhitungan maka diketahui bahwa nilai 𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 lebih kecil dari nilai 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛. Dapat
dipastikan bahwa poros AMAN.

10
Dikarenakan pada buku sularso diameter minimal nya 20 mm untuk poros
kopling flens dan hasil perhitungan saya 9,49 mm untuk poros kopling flens, maka
saya menggunakan data nilai dari buku sularso yang memiliki nilai minimal 20 mm
untuk poros kopling flens.

11
3.2 Analisis Perhitungan Baut

Data: 2. Bahan Baut : SNCM2


Diameter luar (A) : 112 mm 𝜎 𝑈 = 95 𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2 = 𝟗𝟑𝟏, 𝟗𝟓 𝑵⁄𝒎𝒎𝟐
Diameter poros (D) : 20 mm
Diameter pitch/pcd (B) : 75 mm
Jumlah baut :4
Ukuran baut : M 10

a) Kekuatan baut
- Mencari Ft total
𝑀𝑃 . 2 2 (19,779 × 103 𝑁𝑚𝑚 )
𝐹𝑡 = =
𝑝𝑐𝑑 75 𝑚𝑚
39558,516
= = 𝟓𝟐𝟕, 𝟒𝟒𝟔 𝑵
75

- Mencari Ft pada satu baut


𝐹𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 527,446 𝑁
𝐹𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 1 𝑏𝑎𝑢𝑡 = = = 𝟏𝟑𝟏, 𝟖𝟔𝟏 𝑵
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡 4

- Mencari 𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑢𝑡


𝐹𝑡 1 𝑏𝑎𝑢𝑡 131,861
𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑢𝑡 = =
𝐴 1⁄ 𝜋 . 𝑑 2
4
131,861
=
1⁄ (3,14) . (8,376)2
4
131,861
=
55,073
= 𝟐, 𝟑𝟗𝟒 𝑵⁄𝒎𝒎𝟐

- Mencari 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛 baut


1 1
𝜏= . 𝜎 𝑈 = . 931,95 = 𝟒𝟔𝟓, 𝟗𝟕𝟓 𝑵⁄𝒎𝒎𝟐
2 2
𝜏 465,975 465,975
𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛 = = = = 𝟑𝟓𝟖, 𝟒𝟒𝟐 𝑵⁄𝒎𝒎𝟐
𝑠𝑓1 . 𝑠𝑓2 1 . 1.3 1,3

- Setelah melakukan perhitungan maka didapat hasil :

12
- 𝐹𝑡 : 527,446 𝑁
- 𝐹𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 1 𝑏𝑎𝑢𝑡 : 131,861 𝑁
- 𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑢𝑡 : 2,394 𝑁⁄𝑚𝑚2
- 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛 : 358,442 𝑁⁄𝑚𝑚2
Syarat aman untuk baut adalah nilai 𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 ≤ 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛, setelah melakukan perhitungan
maka diketahui bahwa nilai 𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 lebih kecil dari nilai 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛. Dapat dipastikan bahwa
baut AMAN.

Ulir dalam
Diameter Diameter Diameter
Ulir
Jarak bagi Tinggi luar D efektif 𝐷2 dalam 𝐷1
p kaitan 𝐻1 Ulir luar
Diameter Diameter Diameter
1 2 3
luar d efektif 𝑑2 inti 𝑑1
M6 1 0,541 6,000 5,350 4,917
M7 1 0,541 7,000 6,350 5,917
M8 1,25 0,677 8,000 7,188 6,647
M9 1,25 0,677 9,000 8,188 7,647
1,5 0,812 10,000 9,026 8,376
M 10
M 11 1,5 0,812 11,000 10,026 9,376
1,75 0,947 12,000 10,863 10,106
M 12
M 14 2 1,083 14,000 12,701 11,835
M 16 2 1,083 16,000 14,701 13,835
M 18 2,5 1,353 18,000 16,376 15,294
M 20 2,5 1,353 20,000 18,376 17,294
M 22 2,5 1,353 22,000 20,376 19,294
M 24 3 1,624 24,000 22,051 20,752
3 1,624 27,000 25,051 23,752
M 27
M 30 3,5 1,894 30,000 27,727 26,211
M 33 3,5 1,894 33,000 30,727 29,211
M 36 4 2,165 36,000 34,402 31,670
M 39 4 2,165 39,000 36,402 34,670
M 42 4,5 2,436 42,000 39,077 37,129
4,5 2,436 45,000 42,077 40,587
M 45
M 48 5 2,706 49,000 44,752 42,587
M 52 5 2,706 52,000 48,752 46,587
M 56 5,5 2,977 56,000 52,428 50,046
M 60 5,5 2,977 60,000 56,428 54,046
6 3,248 64,000 60,103 57,505
M 64
M 68 6 3,248 68,000 64,103 61,505
Table 3.2 ukuran standar ulir kasar metris (JIS B 0205)
Catatan: (1) kolom 1 merupakan pilihan utama. Kolom 2 atau 3 hanya dipilih jika terpaksa.

13
BAB IV
KESIMPULAN

Setelah dilakukan perhitungan, maka didapat hasil sebagai berikut :


 Pada poros
- Moment puntir : 19,779 × 103 𝑁𝑚𝑚
- Diameter poros : 6,208 mm
- 𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 : 126,092 𝑁⁄𝑚𝑚2
- 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛 : 306,072 𝑁⁄𝑚𝑚2
- 𝜏 : 135,44 𝑁⁄𝑚𝑚2
Syarat aman untuk poros adalah nilai 𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 ≤ 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛, setelah melakukan
perhitungan maka diketahui bahwa nilai 𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 lebih kecil dari nilai 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛. Dapat
dipastikan bahwa poros AMAN.
Untuk diameter minimal pada poros menurut buku sularso adalah 20 mm. jadi
penggunaan angka-angka untuk menghitung baut sudah standar berdasarkan buku
sularso.
 Pada pasak
- 𝐹𝑡 : 527,446 𝑁
- 𝐹𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 1 𝑏𝑎𝑢𝑡 : 131,861 𝑁
- 𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑢𝑡 2,394 𝑁⁄𝑚𝑚2
- 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛 : 358,442 𝑁⁄𝑚𝑚2
Syarat aman untuk baut adalah nilai 𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 ≤ 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛, setelah melakukan
perhitungan maka diketahui bahwa nilai 𝜏 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 lebih kecil dari nilai 𝜏 𝑖𝑗𝑖𝑛. Dapat
dipastikan bahwa baut AMAN.

Angka-angka yang digunakan berdasarkan standar dari buku sularso untuk


diameter poros 20mm.

14
BAB V
PEMODELAN DAN SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN

15

Anda mungkin juga menyukai