Anda di halaman 1dari 16

BAB I : PENDAHULUAN

A. Informasi Penting dalam Meneliti


1. Apa itu Penelitian ?
Penelitian secara umum dapat diartikan sebagai suatu
aktivitas/kegiatan pengumoulan dan analisis data yang dilakukan secara
sistematis dan logis oleh peneliti baik individu maupun kelompok yang
bertujuan untuk memperoleh jawaban/kebenaran terhadap suatu
permasalahan atau fenomena yang diamati.
Ada dua tipe utama penelitian dibidang pendidikan yakni : Deskritif
dan Eksperimental. Pertanyaan umum yang akan dijawab pada penelitian
deskritif adalah: apa (what), bagaimana (how), atau mengapa (why) sesuatu
terjadi. Sementara penelitian eksperimental menjawab pertanyaan tentang
apakah sesuatu memberi efek atau pengaruh kepada yang lain. Data
penelitiannya biasanya berbentuk kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi dari
keduannya.
2. Brainstorming Terkait Penelitian
Salah satu tujuan utama penelitian pendidikan adalah untuk
memperbaiki atau meningkatkan proses dan pelaksanaan pembelajaran di
sekolah. Tujuan dari pembahasan pada bagian ini adalah untuk
memberikan gambaran atau sejumlah ide penting dalam melaksanakn
penelitian di bidang pendidikan.
 Tuliskan tiga sampai lima permasalahan dalam bidang pendidikan yang
pernaha anda alami sewaktu pelaksanaan praktek kerja lapangan di
sekolah
 Untuk setiap permasalahan yang sudah dapat anda identifikasi, pikirkan
dua hal. Pertama, apa yang perlu dipahami tentang permasalahan
tersebut?. Kedua, bagaimana permasalahan dapat dipecahkan atau
diatasi?
 Tuliskan satu atau dua cara praktis untuk meningkatkan kemampuan
atau profesionalitas tenaga kependidikan
 Apa yang anda ingin ketahui tentang siswa dan apa yang anda ingin
ketahui tentang cara mengajar atau belajar?
 Menurut pendapat anda, upaya apa yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa?

B. Mempersempit Ruang Lingkup Penelitian


Setelah anda memiliki sejumlah besar ide-ide yang cukup untuk
dijadikan topic penelitian, maka anda dapat mulai mempersempit ide-ide
tersebut. Ketika mempersempit ide-ide anda, pikirkan tentang tiga isu utama:
1. Ketersedian sumber. Apakah penelitian yang anda rencanakan itu dapat
dilakukan?
2. Apakah penelitian ini cukup berkontribusi bagi dunia pendidikan?
3. Apakah pertanyaan penelitian yang anda lakukan sudah terjawab dalam
penelitian-penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu?
Setelah anda mengidentifikasi tiga topic yang memungkinkan untuk
diteliti, kemudian lakukanlah kajian pustaka untuk menemukan penelitian-
penelitian yang mirip atau serupa yang telah dilakukan orang lain.

C. Variabel Penelitian
Variable adalah suatu konsep terkait dengan benda yang memiliki
perbedaan dalam hal tingkatan, karakteristik atau atributnya. Sebagai contoh,
perbedaan antara individu siswa, suatu kelompok masyarakat, suatu sistem
pendidikan, atau lingkungan. Suatu variable program penelitian harus dapat
langsung diketahui dan mudah diukur, seperti jenis kelamin, usia, warna mata,
motivasi, atau kecepatan dalam berlari. Variable lain yang lebih kompleks,
seperti status sosial ekonomi, prestasi akademik, atau sikap terhadap sekolah.
1. Mengapa perlu mengidintifikasi variable penelitian?
Mengidentifikasi variable dalam penelitian cukup penting karena hal-hal
berikut:
 Variable memberikan kejelasan terhadap fokus penelitian
 Variable merupakan kata kunci yang digunakan ketika mencari
artikel-artikel penelitian dalam kajian pustaka
 Variable merupaka term yang perlu didefenisikan secara operasional
 Variable penelitian memberikan fokus kajian pada metode penelitian
 Instrument yang dibuat harus dapat mengukur variable-variabel
penelitian.
2. Bentuk Variable
Pada penelitian kuatitatif variable dapat dibedakan menjadi lima :
a. Variable independen
Variable independen atau variable bebas adalah variable yang
mempengaruhi variable lainnya.
b. Variable dependen
Variable dependen atau variable terikat adalah variable yang diberi
pengaruh atau yang berubah-ubah karena adanya pengaruh dari
variable indenpenden (bebas).
c. Variablel moderator
Variable moderator adalah variable yang juga ada kemungkinan dapat
mempengaruhi (baik memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variable indenpenden dengan dependen.
d. Variable intervening
Variable intervening adalah suatu variable hipotetikal yang digunakan
untuk menjelaskan adanya hubungan kausal antara variable-variabel
lainnya.
e. Variable control
Variable control adalah variable yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variable independen terhadapa dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
3. Klarifikasi Variabel
Variable pada penelitian kuantitaif dapat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok yaitu:
a. Variable deskrit, yaitu variable yang memiliki nominal atau kategori.
b. Variable kontinum, variable ini terbagi tiga bagian, yaitu:
1. Variable ordinal, yaitu nulai suatu variable yang diukur
berdasarkan tingkatan atribut atau sifat yang dimiliki oleh variable
yang ada pada unit observasi.
2. Variable interval, yaitu variable yang menunjukan adanya
tingkatan karakter individu dalam suatu variable
3. Variable rasio, yaitu variable perbandingan.

D. Desain Penelitian
Desain adalah struktur dari penelitian ilmiyah anda. Desain ini akan
memberikan arahan bagaimana anda melakukan penelitiandan membuat
penelitian tersebut jadi sistematis.
 Deskritif desain
Penelitian ini dikatakan deskriptif karena dia hanya menggambarkan
atau menjelaskan bagaimana guru memgimplementasikan kurikulum 2013
(K 13). Tujuan dari desain ini adalah melakukan observasi dan memberi
penjelasan. Penelitian yang menggunakan desain ini terdiri dari:
1. Penelitian deskripsi
2. Case study
3. Observasi alamiyah (naturalistic Observasion)
4. survey
 Studi korelasional (correlational studies)
Desain penelitian korelasional bertujuan untuk memprediksi apakah
ada hubungan antara variable. Penelitian yang menggunakan desain ini
dikelompokan pada:
1. Case control study
2. Observational study
3. Cohort study
4. Longitudinal study
5. Cross sectional study
6. Studi korelasional umum.
 Causal Comparation (perbandingan kausal)
Desain penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efek satu variable
yang tidak dapat dimanipulasi pada variable lainnya. Dengan demikian,
yang menjadi fartor penting dari penelitian perbandingan kausal adalah
bahwa dia membandingkan dua kelompok atau lebih pada suatu variable
yang berbeda.
 Semi Eksperimental Desain
Desain penelitian ini bertujuan untuk menetapkan penyebab. Desain
ini meliputi:
1. Eksperimen lapangan
2. Quasi-Eksperimen
3. Twin studies
 Eksperimental Desain
Desain penelitian ini bertujuan untuk mencari atau menentukan
penyebab. Desain ini meliputi:
1. True Eksperimental desain
2. Doble blind Experiment
Setelah variable utama penelitian dan rancangan penelitian
diidentifikasi, tugas peneliti selanjutnya adalah.
 Menuliskan tujuan penelitian, pertanyaan, dan hipotesis penelitian
 Penulisan instrument penelitian
 Berikutnya peneliti harus menjelaskan prosedur atau tata cara
pelaksanaan penelitian
 Selanjutnya peneliti perlu menjelaskan metode analisis data.

E. Tujuan, Permasalahan, Pertanyaan, dan Hipotesis Penelitian


Disini kita akan menjelaskan pembahasan terkait dengan tujuan,
pertanyaan penelitian dan hipotesis penelitian.
1. Tujuan
Tujuan penelitian harus ditulis dalam bentuk pernyataan-pernyataan.
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh
bercerita pada keterampilan baca tulis anak-anak. Setelah tujuan secara
keseluruhan atau tujuan umum dijelaskan, kemudian tulislah tujuan khusus
atau spesifik dari setiap variable yang anda identifikasi dari desain
penelitian tersebut. Tujuan khususnya yaitu:
 Mengidentifikasi seberapa sering guru membacakan cerita ketika
belajar dikelas
 Mengetahui efek bercerita terhadap kelancaran siswa dalam membaca
 Mengetahui efek bercerita tehadap pemahaman membaca siswa
 Mengetahui efek bercerita pada penguasaan kata
 Mengetahui efek bercerita pada minat membaca siswa.
2. Masalah Penelitian
Menurut sugiyono (2011) masalah adalah penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antar teori dengan
praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, anatar rencana dengan
pelaksanaan.
Permasalahan dalam suatu penelitian biasanya dapat diidentifikasi dari
beberapa sumber, seperti:
a. Literature penelitian
b. Permasalahan yang terjadi dilapangan pekerjaan, seperti masalah
dikelas bagi guru
c. Biografi seseorang atau sejarah hidupnya
3. Pertanyaan Penelitian
Biasanya masalah penelitian dibuat dalam bentuk pertanyaan, yang
berfungsi sebagai fokus yang akan diteliti oleh peneliti. Seperi yang
dinyatakan sebelumnya, pertanyaan penelitian seharusnya hanya ditulis
umtuk topic deskriptif saja.
4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara yang akan dihasilkan dari
penelitian anda. Berikut akan dipaparkan tentang keuntungan dan kerugian
dalam menyatakan hipotesis penelitian:
a. Keuntungan
Pertama, dengan menyatakan hipotesis maka mengiringi peneliti
untuk berfikir secara mendalam dan spesifik terhadap apa yang diteliti
dan hasil apa yang diperoleh dari penelitian tersebut
Kedua, adanya hipotesis merupakan suatu strategi yang baik untuk
merancang prediksi khusus berdasarkan pengetahuan yang ada
sebelumnya
Ketiga, adanya hipotesi dapat membantu peneliti dalam mengetahui
apakah anda sedang atau tidak sedang dalam melakukan penelitian
terkait dengan adanya hubungan antar variable.
b. Kerugian
Pertama, menyataka hipotesis dapat mengakibatkan adanya bias, baik
disadari maupun tidak dari pihak si peneliti.
Kedua,menyatakan hipotesis adakalanya kurang tepat pada penelitian
survey dan etnografi karena dapat mengakibatkan terjadinya
penafsiran tentang data yang berlebihan dan juga tidak memiliki
makna
Ketiga, menyatakan hipotesis dapat mengakibatkan peneliti hanya
terfokus pada hipotesis tersebut dan terlupakan untuk memperhatikan
fenomena lain yang penting juga untuk dilihat.

BAB II : DESAIN PENELITIAN

Kebanyakan penelitian pendidikan mencerminkan salah satu dari lima


desain di bawah ini. Dengan demikian, peneliti harus terlebih dahulu
mengidentifikasi desain penelitian yang akan digunakan. Ada dua tujuan utama dari
membuat desain penelitian ini:
 Secara Teoritis: Menjelaskan komponen penting dari desain penelitian yang
dikembangkan oleh para ahli methodology penelitian dalam buku teks.
 Secara Praktis: menjelaskan bagaimana komponen-komponen penting
tersebut diterapkan secara praktis dalam penelitian yang sedang dilaksanakan.
Pada penelitian kuantitatif desain penelitian pada umumnya menggunakan
desain study kasus. Hal ini dilakukan karena peneliti memfokuskan pada satu
fenomena yang ingin ditelaah secara mendalam. Desain penelitian kuantitatif
bersifat fleksibel dan bisa berubah-ubah ketika penelitian sedang berlangsung.

A. Desain Deskriptif
Suatu desain penelitian deskriptif menjelaskan beberapa fenomena pada
jangka waktu tertentu. Penelitian deskriptif membutuhkan suatu fenomena
yang terukur jelas kepentingan (misalnya, pengetahuan guru tentang
perkembangan literasi) yang secara sistematis dan tetap dapat diukur.

B. Desain Komparasi Kausal


Desain komparasi kausal menelaah pengaruh variable independen yang
tidak dapat dimanipulasi oleh peneliti (yaitu, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, usia, dll) pada variable dependen. Setelah menjelaskan desain kausal-
komparatif, variable independen harus diidentifikasi secara jelas, begitu juga
dengan setiap variable dependen.

C. Desain Korelasional
Karakteristik utama dari desain korelasional adalah bahwa ia meneliti
hubungan antara dua variable atau lebih dalam suatu kelompok yang sama.
Ingat bahwa desain korelasional tidak memiliki variable independen dan
dependen.

D. Desain Eksperimen dan Kuasi Eksperimen


Kedua desain ini, eksperimental dan kuasi eksperimental, menalaah
pengaruh suatu idenpenden variable yang dimanipulasi oleh peneliti terhadap
dependen variable. Perbedaan antara desain experimental dab kuasi
experimental hanya pada bagaimana responden ditempatkan dalam
kelompoknya. Desain eksperimen harus ditetapkan secara acak bagi dua
kelompok. Desain quasi experiment menggunakan kelompok yang utuh,
seperti kelas yang spesifik.
E. Desain Eksperimen
Setiap desain eksperimen harus memiliki tiga komponen: kelompok
perlakuan, kelompok control, dan penugasan secara acak untuk kelompok
perlakuan dan control. Setelah menjelaskan desain eksperimen, peneliti perlu
menjelaskan tiga hal dalam penelitian tersebut.

F. Desain Kuasi Eksperimen


Desain kuasi eksperimen juga memiliki tiga komponen, yaitu:
kelompok perlakuan, kelompok control, dan kelompok yang dibentuk tanpa
diacak. Karena acak tidak digunakan, ada potensi lebih besar variable
tambahan lain mempengaruhi variable. Oleh karena itu, dalam penggunaan
desain kuasi eksperimen anda harus melakukan pretest dan postest. Tujuan dari
pretest adalah untuk untuk mengidentifikasi perbedaan antara kedua kelompok
tersebut pada awal percobaan.
Kesimpulannya, bagian desain penelitian harus meliputi adanya:
 Pernyataan dan deskripsi desain penelitian yang akan digunakan
 Penjelasan mengapa desain penelitian tersebut dipilih
 Identifikasi variable signifikan.

BAB III : POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

A. Populasi
Untuk mengidentifikasi populasi target anda perlu menetapkan kriteria
untuk menentukan kasus mana yang dimasukkan dan mana yang tidak dimasukkan.
Anda/peneliti harus mempertimbangkan karakteristik berikut untuk penelitian
pendidikan:
 Gender
 Usia
 Jenis sekolah (umum/swasta, perkotaan/perdesaa, harian/menetap di asrama)
 Kebutuhan pendidikan khusus (misalnya, murid penyandang cacat)
Setelah populasi diidentifikasi, maka peneliti perlu memilih individu-
individu dari populasi target untuk menjadi bagian dari sampel yang menjadi
responden dalam penelitian tersebut.

B. Prosedur Pemilihan Sampel


Sebelum memilih prosedur sampling, pertimbangkan hal berikut:
1. Identifikasi unit analisis. Ketika anda akan memilih sampel, anda perlu
tahu bahwa teknik sampling dari kasus yang dipilih harus berdasarkan unit
analisis.
2. Tentukan beberapa unit yang perlu dijadikan sampel. Langkah ini
merupakan suatu kegiatan yang agak rumit. Di satu sisi, sampel yang lebih
besar/banyak cenderung akan lebih mewakili populasi dan memiliki
segnifikan statistic yang lebih baik. Di sisi lain, sampel yang besar/banyak
dapat menurunkan kualitas penelitian, terutama penelitian yang
menggunakan desain eksperimental dan kuasi eksperimental.

C. Prosedur Sampling
1. Sampling Acak Sederhana
Dalam random sampling/sampel acak secara sederhana, setiap
individu pada populasi target memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi bagian dari sampel. Untuk melakukan hal ini diperlukan dua
langkah berikut:
 Dapatkan daftar nama yang lengkap dari populasi
 Secara acak pilih kasus-kasus untuk dijadikan sampel.
2. Stratified Random Sampling
Dalam pelaksanaan penelitian yang lebih besar, pemilihan sampel
secara acak berstrata dapat digunakan untuk mengembangkan sampel yang
representatif dari responden yang lebih sedikit. Dalam hal ini pemilihan
sampel secara acak berstrata memerlukan empat langkah :
a. Tentukan strata yang akan digunakan untuk membagi populasi. Strata
adalah karakteristik dari populasi yang mungkin dibagi berdasarkan
jenis kelamin, usia, lokasi perkotaan/pedesaan, dll.
b. Tentukan jumlah responden yang diperlukan untuk setiap strata.
c. Bagi unit analisis ke dalam strata masing.
d. Sampel secara acak responden dalam kelompok.
3. Purposive Sampling
Dalam purposive sampling, peneliti menggunakan penilaian ahli
untuk memilih responden yang mewakili populasi. Untuk melakukan hal
ini, anda harus mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin
mempengaruhi populasi. Kemudian peneliti secara sengaja memilih sampel
yang cukup mewakili target populasi dari variable-variabel tersebut.

4. Sampling Multi-Tahap (Multi-Stage Sampling)


Langkah-langkah dalam pengambilan sampel multi tahap ini
adalah sebaga berikut:
 Lakukan proses pengambilan sampel ke dalam beberapa tahap dimana
unit analisis secara sistematis dikelompokkan.
 Pilih teknik sampling untuk setiap tahapan.
Terapkan secara sistematis teknik sampling pada setiap tahapan
sampai terpilihnya unit analisis.

D. Bagaimana Penulisan Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling dalam Laporan


Penelitian?
1. Menulis Bagian Populasi
Ketika anda melaporkan atau menjelaskan bagian populasi, anda harus
menjelaskan karakteristik demografis yang relevan dari populasi yang
diidentifikasi. Dalam hal ini termasuk jenis kelamin, usia, jenis sekolah
(publik/swasta; perkotaan/pedesaan; hari/asrama), dan lainnya
2. Menulis Bagian Sampel
Ketika menulis bagian sampel, karakteristik demografi yang utama dari
sampel harus dijelaskan, termasuk jenis kelamin, usia, dan ras/etnisitas serta
status sosial ekonomi dari sampel. Artinya bahwa anda harus memberitahu
pembaca berapa banyak sampel laki-laki/perempuan, usia rata-rata sampel, dan
menggambarkan etnis sampel. Lebih jauh dari itu, karakteristik demografis
yang berbeda harus dijelaskan ketika ia merupakan variabel dari penelitian
eksperimen karena hal ini akan berpengaruh ketika menginterpretasikan hasil.

E. Prinsip-prinsip Etika dan Kode Etik Penelitian


Seperti dinyatakan sebelumnya bahwa peneliti harus mengikuti standar
prinsip-prinsip etika ketika berinteraksi dengan responden. Sebelum kelapangan
untuk pengambilan data dan bertemu dengan responden, peneliti harus sudah
memiliki surat izin penelitian. Anda wajib menjaga kerahasiaan dan anonimitas
responden. Anonimitas responden adalah identitas pribadi, sehingga dalam kode
etik penelitian informasi identitas pribadi perlu di perhatikan. Singkat kata, dalam
penulisan sampel penelitian anda harus menjelaskan
 Jumlah responden yang dikelompokkan sesuai dengan karakteristik
demografis utamanya (misalnya usia, jenis kelamin, ras, bahasa, status
sosial ekonomi) dan jumlah mereka yang diberi tugas untuk kelompok
perlakuan dalam penelitian eksperimen.
 Data atau responden yang hilang dan data responden yang dikeluarkan dan
mengapa dikeluarkan harus jelas tertulis dalam penelitian..
Adanya pernyataan penelitian dilakukan sesuai dengan kode etik penelitian.

F. Penulisan Responden Penelitian


Berikut ini diberikan sebuah contoh penulisan tentang responden penelitian.
Semua responden yang dipilih untuk penelitian ini berdomisili di Indonesia. Dua
sampel sudah diperoleh.
Sampel pertama termasuk 42 guru yang sedang mengikuti
pelatihan/training. Guru-guru tersebut mengikuti workshop tentang keterampilan
mengajar selama 4 minggu, dan akhirnya mereka mendapatkan sertifikat dari suatu
universitas. (Pelatihan ini tidak ada hubungannya dengan perkembangan literasi).
Ketika mereka diberi angket dan mengisi pada bagian tempat mengajar, diketahui
83% dari mereka mengajar di sekolah pemerintah dan 7% mengajar di sekolah
swasta. Ada 10% responden tidak menjawab dimana mereka mengajar. Dalam hal
kualifikasi, 41% mendapatkan Sertifikat Pendidikan Nasional (kualifikasi dasar
untuk mengajar di sekolah dasar), 27% menyelesaikan gelar sarjana, dan 31%
memperoleh gelar pascasarjana. Jumlah rata-rata tahun mereka mengajar adalah
10,6 tahun (Standar Deviasinya (SD) = 6,2 tahun).
Sampel kedua terdiri dari 171 calon guru yang berada pada tahun pertama
mengikuti pelatihan guru di universitas. Tiga kuesioner yang berbeda secara acak
didistribusikan, salah satunya adalah kuesioner untuk penelitian ini, sebagai
matakuliah tambahan kepada 550 siswa yang terdaftar program pendidikan umum.
Karena mahasiswa secara acak menerima kuesioner yang berbeda, responden
dalam penelitian ini mewakili pilihan secara acak dari semua mahasiswa yang
terdaftar dalam matakuliah ini. Dari seluruh calon guru tersebut, 13% dari mereka
sudah mengajar sebelum masuk ke universitas, dengan rata-rata 2,7 tahun
pengalaman mengajar (Standar Deviasinya (SD) = 3,80 tahun). Jenis kelamin dan
usia dari dua sampel dijelaskan dalam bentuk tabel.
Tidak ada responden yang dikeluarkan atau tidak diikutsertakan. Semua
responden secara sukarela menjawab dan kepada mereka diberitahu bahwa jawaban
mereka dirahasiakan, sesuai dengan standar etika.

G. Penulisan Teknik Sampling


Ingat bahwa bagian desain penelitian harus ditulis baik dalam segi teoritis
(menggambarkan desain penelitian) maupun dari segi praktis. Segi teoritis
mencakup deskripsi umum dari desain penelitian seperti yang dijelaskan dalam
metodologi penelitian, sedangkan segi praktisnya menggambarkan bagaimana
komponen inti dari desain penelitian diterapkan dalam penelitian. Demikian pula,
teknik sampling harus ditulis juga dalam bentuk teoritis dan praktis. Pertama, teknik
pengambilan sampel harus dijelaskan. Jika sampling acak sederhana dipilih, apa
arti sampling acak sederhana tersebut ? setelah dijelaskan teknik pengambilan
sampel teoritis. Anda perlu menjelaskan bagaimana teknik pengambilan sampel
diterapkan pada suatu penelitian: bagaimana populasi yang menjadi sasaran
diperoleh ? bagaimana nama-nama dalam daftar tersebut di sampel secara acak ?
Pertimbangan akhir, jika kata acak muncul dimana saja di bagian teknik
sampling, hal itu berarti bahwa responden harus dipilih benar-benar secara acak
bukan karena alasan lain. Mereka dipilih secara acak berdasarkan nama/nomor yang
ditaruh di dalam topi. Jika ada hal yang mempengaruhi seleksi responden, maka
kata acak harus dihilangkan.

BAB IV : TELAAH PUSTAKA

A. Mengapa Telaah Pustaka itu Penting?


Salah satu tujuan dalam melakukan telaahan pustaka adalah untuk
menemukan penelitian terdahulu yang ada hubungan dengan penelitian anda.
Menemukan hasil penelitian lain yang terkait dengan variable signifikan dalam
penelitian anda penting dilaksanakan karena beberapa alasan berikut:
 Memperkirakan apakah suatu penelitian akan berhasil
 Hubungkan penelitian tersebut ke databse ilmu pengetahuan tentang topic
tersebut yang ada diseluruh dunia.
 Pelaksanaan penelitian paling bermanfaat jika dia dapat dikaitkan dengan
penelitian lain yang telah dilakukan sebelumnya.
 Menambah bobot tentang pentingnya tentang pelaksanaan penelitian
tersebut.
 Membantu peneliti dalam pengembangan pehaman yang lebih baik dari
setiap variable
 Memberikan informasi bagaimana variable harus diukur.
 Menuliskan laporan penelitian terdahulu merupakan bagian penting dari
tinjauan atau kajian pustaka
 Membantu anda dalam menulis bagian lain dari laporan penelitian,
termasuk latar belakang, kerangka teoritis, dan kesimpulan.
 Menyiapkan tips bagi sumber-sumber signifikan lain yang dapat
membantu anda dalam mengembangkan proyek penelitian tersebut.

B. Bagaimana Mencari Artikel Penelitian Terkait?


Untuk menemukan artikel penelitian yang terkait dengan penelitian anda
biasanya diperlukan kompetensi dalam browsing di internet. Untuk
menemukan artikel terkait dengan kajian anda, anda harus mencari melalui
database yang meiliki informasi indeks pada ribuan artikelpenelitian yang telah
ditulis. Sebelum melihat dan mencarinya melalui internet, ingat tips
pencariannya sebagai berikut:
1. Investasi terlebih dahulu yang menjadi variable utama dalam penelitian
anda.
2. Buat daftar sinonim dari setiap variable penelitian.
3. Luangkan waktu untuk mencatat poin-poin utama yang harus ditulis dalam
tinjauan pustaka.
4. Jangan hanya membatasi pencarian anda hanya pada penelitian yang terkait
dengan semua variable yang sama.
5. Gunakan tanda kutip (“….”) untuk frasa signifikan
6. Saat anda akan mencari informasi di internet, gunakan kata kunci yang
terbatas untuk mengurang hasil pencarian yang terlalu banyak
7. Batasi penggunaan internet melalui Google.
8. Jangan mengutip dari Wikipedia sebagai sumber bacaan anda
9. Gunakan sumber-sumber lain yang dapat dijadikan sumber bacaan
tambahan.

C. Database
Berikut ini adalah database internet yang dapat mencari karya ilmiyah
terkait dengan pendidikan:
ERIC: menyediakan informasi bibliografi tentang bahan yang terkait
dengan pendidikan yang ditulis pada jurnal, buku, makalah-makalah
konferensi, dan sumber-sumber pendidikan lainnya
JSTOR: menyediakan artikel teks lengkap dalam berbagai disiplin ilmu
termasuk humaniora dan ilmu sosial.
HINARI: menyediakan akses terkait isu-isu terbaru dari sejumlah jurnal
psikologis.

D. Plagiat
Plagiat adalah usaha untuk menyajikan ide-ide orang lain atau kata-kata
sebagai buah pikiran anda sendiri. Menurut organisasi plagiarism, perilaku
berikut dianggap plagiat:
 Mengutip karya tulis orang lain sebagai tulisan anda
 Mengutip kata-kata atau ide dari orang lain tanpa menyebutkan sumber
 Memberikan informasi yang salah tentang sumber kutipan
 Tidak menuliskan tanda kutipan langsung (“…..”) ketika anda mengutip.
 Mengubah kata-kata tetapi mengkopi struktur kalimat dari karya lain tanpa
menebutkan sumbernya.
 Mengkopi begitu banyak kata atau ide-ide dari karya lain sehingga
menjadi sebagian besar kertas kerja anda, terlepas dari apakah anda
menyebutkan sumbernya atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai