Anda di halaman 1dari 10

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik

dinegara berkembang maupun dinegara maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk rumah
sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak
dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa.

ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang
cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode
ISPA setiap tahunnya. 40 % – 60 % dari kunjungan diPuskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh
kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % – 30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena
pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan.

ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup
oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan
oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.
Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi
kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak-anak
karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk
penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.

Tanda-tanda klinis

 Pada sistem pernafasan adalah: napas tak teratur dan cepat, retraksi/ tertariknya kulit kedalam dinding
dada, napas cuping hidung/napas dimana hidungnya tidak lobang, sesak kebiruan, suara napas lemah
atau hilang, suara nafas seperti ada cairannya sehingga terdengar keras
 Pada sistem peredaran darah dan jantung : denyut jantung cepat atau lemah, hipertensi, hipotensi dan
gagal jantung.
 Pada sistem Syaraf adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, kejang dan coma.
 Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa minum, kejang,
kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk.

Tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan
minumnya menurun sampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun,
mendengkur, mengi, demam dan dingin

Infeksi saluran napas akut (ISPA) adalah penyakit infeksi pada satu bagian atau lebih saluran napas mulai dari
hidung sampai paru-paru dan berlangsung dalam kurun waktu kurang dari 3 minggu.

ISPA merupakan penyakit menular dan sering dialami oleh anak-anak. Sebagian besar ISPA bersifat ringan,
disebabkan oleh infeksi virus, dan dapat sembuh sendiri (self-limited diseases). Namun ISPA juga dapat menjadi
berat dan menyebabkan kematian. Oleh karena itu kita perlu memahami dan menangani ISPA dengan baik. Kita
juga perlu mengetahui tanda-tanda kegawatdaruratan pada ISPA sehingga anak kita tidak terlambat
mendapatkan penanganan di rumah sakit.

Anatomi Saluran Napas Manusia

Di bawah ini adalah ilustrasi saluran napas manusia. Infeksi dapat terjadi sepanjang saluran napas manusia
mulai dari hidung, rongga sinus, faring, laring, trakea, bronkus, dan paru-paru.
Diagnosis ISPA?

ISPA sebetulnya merupakan istilah untuk banyak penyakit infeksi di saluran napas. Berikut ini adalah penyakit
yang termasuk dalam ISPA :

1. Common cold
2. Flu (Influenza)
3. Rhinosinusitis atau Sinusitis
4. Tonsilitis, Faringitis, atau Tonsilofaringitis (Radang Tenggorokan)
5. Abses peritonsilar
6. Otitis Media Akut (Infeksi telinga tengah)
7. Epiglotitis
8. Laringitis
9. Trakeitis
10. Bronkitis
11. Bronkiolitis
12. Pneumonia
13. Pleuritis

Jadi apabila dokter mendiagnosis anak kita sebagai ISPA, maka anak kita mungkin sakit common cold atau
radang tenggorokan atau yang lainnya. Tanyakanlah kepada dokter mengenai diagnosis yang lebih spesifik.

Gejala

Gejala ISPA sangat bervariasi. Antara penyakit satu dan yang lainnya sering mempunyai gejala yang serupa.
Sebagai contoh, kita mungkin sulit membedakan common cold dengan flu karena gejalanya hampir sama.
Konsultasikan ke dokter untuk memastikan penyakit yang dialami anak kita.

Berikut ini adalah gejala ISPA pada anak-anak :

 Demam
 Batuk
 Pilek, hidung tersumbat, atau bersin-bersin
 Nyeri tenggorokan/nyeri menelan
 Suara serak
 Sakit kepala, badan pegal-pegal, atau nyeri sendi
 Lesu, lemas
 Sesak napas
 Frekuensi napas cepat

Penanganan ISPA

Banyak penyakit infeksi saluran napas yang dikelompokkan ke dalam ISPA. Oleh karena itu kita perlu
mengetahui apa sebetulnya penyakit infeksi yang dialami anak kita. Apakah common cold, influenza, atau
pneumonia? Apakah penyakit tersebut disebabkan infeksi virus atau bakteri? Diagnosis yang spesifik beserta
penyebabnya akan menentukan penanganan selanjutnya. Sebagai contoh, apabila anak kita sakit common cold,
maka anak kita cukup memerlukan istirahat, nutrisi dan minum yang cukup, dan obat penurun panas bila
demam. Namun bila anak kita menderita pneumonia bakterial, maka ia memerlukan antibiotik dan mungkin
juga perawatan di rumah sakit.

Berikut ini beberapa tips untuk penanganan ISPA secara umum:

1. Istirahat yang cukup


2. Berikan anak minum lebih banyak, terutama bila anak batuk dan demam (lihat artikel Batuk dan
Demam).
3. Berikan obat penurun panas bila demam (lihat artikel Demam)
4. Hindari penularan ke orang lain. Cara untuk menghindari penularan: menutup mulut dan hidung bila
batuk/bersin, cuci tangan dengan sabun setelah batuk/bersin, gunakan masker (bila anak cukup
kooperatif), hindari kontak terlalu dekat dengan bayi atau manular.
5. Jangan memberikan antibiotik tanpa intruksi dokter. Antibiotik tidak diperlukan apabila ISPA yang
disebabkan infeksi virus. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan kekebalan bakteri
terhadap antibiotik tersebut.
6. Hindari pemberian obat batuk/pilek pada anak. Diskusikan dengan dokter anda mengenai manfaat dan
risiko obat tersebut apabila akan diberikan pada anak anda (lihat artikel Batuk).
7. Kenali tanda-tanda gawat darurat .

Kapan Harus ke Dokter?

Anda perlu segera memeriksakan anak ke dokter apabila:

1. Sesak napas atau frekuensi napas menjadi lebih cepat


2. Napas berbunyi mengi (wheezing) atau seperti merintih (grunting)
3. Dinding dada/sela-sela iga tampa tertarik ke dalam bila anak bernapas
4. Bibir berwarna kebiru-biruan
5. Leher anak kaku
6. Kesulitan menelan
7. Muntah terus menerus
8. Anak tampak sangat lemah

Referensi

1. Woensel JBM, dkk. Viral lower respiratory tract infection in infants and young children. BMJ
2003;327;36-40
2. American Medical Association. Acute respiratory tract infection guideline summary. AMA 2007
3. Kelly LF. Pediatric Cough and cold preparations. Pediatr. Rev. 2004;25;115-123.
4. WHO. Cough and cold remedies for the treatment of acute respiratory infection in young children.
WHO;2001.

Seperti pada artikel sebelumnya yang sudah membahas pengertian dan gejala ISPA secara general, kali ini mari
kita ketahui bersama bagaimana ISPA dapat diobati dan ditanggulangi bahkan untuk dicegah sekalipun.

Untuk perawatan ISPA dirumah ada beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya
yang menderita ISPA.

 Mengatasi panas (demam)

Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan
kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap
6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus
dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak
perlu air es).

 Mengatasi batuk

Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis 1/2 sendok teh
dicampur dengan kecap atau madu 1/2 sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

 Pemberian makanan

Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari
biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan.

 Pemberian minuman

Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan
membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.

 Lain-lain

Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak
dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan
menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang
berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk
maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita yang mendapat
obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan
benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2
hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang

Pengobatan pada ISPA

 Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik melalui jalur infus , di beri oksigen dan
sebagainya.
 Pneumonia: diberi obat antibiotik melaui mulut. Pilihan obatnya Kotrimoksasol, jika terjadi alergi /
tidak cocok dapat diberikan Amoksilin, Penisilin, Ampisilin.
 Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat
digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan.
Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila
pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah disertai pembesaran kelenjar getah bening
dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik
selama 10 hari.

Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan :

 Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.


 Immunisasi.
 Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan.
 Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

Pemberantasan ISPA yang dilakukan adalah :

 Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu.


 Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
 Immunisasi
Sedangkan kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader kesehatan adalah diharapkan dapat membedakan
kasus pneumonia (pneumonia berat dan pneumonia tidak berat) dari kasus-kasus bukan pneumonia sehingga
dapat :

1. Memberikan penjelasan dan komunikasi perihal penyakit batuk pilek biasa (bukan pneumonia) serta
penyakit pneumonia kepada ibu-ibu serta perihal tindakan yang perlu dilakukan oleh ibu yang anaknya
menderita penyakit.
2. Memberikan pengobatan sederhana untuk kasus-kasus batuk pilek (bukan pneumonia) dengan tablet
parasetamol dan obat batuk tradisional obat batuk putih.
3. Merujuk kasus pneumonia berat ke Puskesmas/Rumah Sakit terdekat.
4. Atas pertimbangan dokter Puskesmas maka bagi kader-kader di daerah-daerah yang terpencil (atau bila
cakupan layanan Puskesmas tidak menjangkau daerah tersebut) dapat diberi wewenang mengobati
kasus-kasus pneumonia (tidak berat) dengan antibiotik kontrimoksasol.
5. Mencatat kasus yang ditolong dan dirujuk

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DI PUSKESMAS TANJUNG MORAWA B

Topik : Infeksi saluran nafas atas (ISPA)


Waktu Pertemuan : 1 X 25 Menit
Sasaran : Ibu yang mempunyai anak balita
Tempat : Puskesmas Tanjung Morawa B
Tanggal : 23 April 2009

TIU : Setelah mengikuti program penyuluhan diharapkan masyarakat dapat memahami apa yang
dimaksud dengan ispa.

TIK : Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu mampu:


- Menjelaskan Pengertian ISPA
- Menjelaskan Klasifikasi Penyakit Ispa
- Menjelaskan Penyebab Ispa pada Balita
- Menjelaskan Tanda dan gejala Ispa
- Menjelaskan Gejala Ispa Ringan
- Menjelaskan gejala Ispa Sedang
- Menjelaskan Gejala Ispa Berat
- Menjelaskan cara pengobatan Ispa
- Menjelaskan cara pencegahan
- Menjelaskan Cara Pemberantasan Ispa

Penyuluh : Mahasiswa STIKes DELI HUSADA Delitua


Media : Leaflet
Metode : PENYULUHAN
Evaluasi : Tanya Jawab
Sumber :
SATUAN ACARA PENYULUHAN

No
Uraian Kegiatan Waktu
Perawat Masyarakat
Mengucapkan salam1. Pembukaan
 Memperkenalkan diri
Memperkenalkan pokok bahasan
 Mengadakan review
Menjawab salam
Mendengarkan
 Mendengarkan

Merespon
5 Menit
Menjelaskan2. Isi defenisi ispa
Menjelaskan klasifikasi penyakit ispa
 Menjelaskan Penyebab ispa pada balita
Menjelaskan Tanda dan gejala ispa
Menjelaskan Cara pengobatan
Menjelaskan cara pencegahan ispa
Menjelaskan cara pembrantasan ispa
Mendengarkan dan memahami
Mendengarkan dan memahami
Mendengarkan dan memahami
 Mendengarkan dan memahami
Mendengarkan dan memahami
 Mendengarkan dan memahami

15 Menit
Membuat3. Penutup kesimpulan dengan Mahasiswa
Mengucapkan kata penutup
 Masyarakat Merespon dan menjawab.Mengucapkan salam
Mendengar
 Menjawab salam
5 Menit

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA)


1. Pengertian ISPA
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam
bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi,
saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian sebagai berikut (Indah, 2005):
a. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisma ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak
sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti
sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan
bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran
pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract)
c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk
menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA
proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Infeksi saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen, yang
disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih jenis virus, bakteri dan riketsia
serta jamur. Virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus (termasuk di dalamnya virus
influensa, virus para-influensa dan virus campak), dan adenovirus. Bakteri penyebab ISPA misalnya:
Streptokokus Hemolitikus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofilus Influenza, Bordetella Pertusis, dan
Korinebakterium Diffteria (Achmadi, dkk, 2004).
2. Penyakit ISPA pada Balita
a. Klasifikasi Penyakit ISPA
Pada tahun 1998 World Health Organization cit. Suyudi (2002) telah mempublikasikan pola baru
tatalaksana penderita ISPA. Dalam pola baru ini di samping digunakan cara diagnosis yang praktis dan
sederhana dengan teknologi tepat guna juga dipisahkan antara tatalaksana penyakit Pneumonia dan
tatalaksana penderita penyakit infeksi akut telinga dan tenggorokan. Kriteria untuk menggunakan pola
tatalaksana penderita ISPA adalah: balita, dengan gejala batuk dan atau kesukaran bernapas. Pola
tatalaksana penderita ini terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu :
1). Pemeriksaan
2). Penentuan ada tidaknya tanda bahaya
3). Penentuan klasifikasi penyakit
4). Pengobatan dan tindakan
Penentuan klasifikasi dibedakan atas dua kelompok, yaitu kelompok untuk umur 2 bulan hingga < 5
tahun dan kelompok untuk umur < 2 bulan.
b. Etiologi ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek dan heterogen, yang
disebabkan oleh berbagai etiologi. Kebanyakan infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh virus
dan mikroplasma. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih jenis bakteri, virus,dan jamur. Bakteri penyebab
ISPA misalnya: Streptokokus Hemolitikus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofilus Influenza,
Bordetella Pertusis, dan Korinebakterium Diffteria (Achmadi dkk., 2004). Bakteri tersebut di udara
bebas akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.
Biasanya bakteri tersebut menyerang anak-anak yang kekebalan tubuhnya lemah misalnya saat
perubahan musim panas ke musim hujan (PD PERSI, 2002).
Untuk golongan virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus (termasuk di dalamnya virus
para-influensa, virus influensa, dan virus campak), dan adenovirus. Virus para-influensa merupakan
penyebab terbesar dari sindroma batuk rejan, bronkiolitis dan penyakit demam saluran nafas bagian
atas. Untuk virus influensa bukan penyebab terbesar terjadinya terjadinya sindroma saluran pernafasan
kecuali hanya epidemi-epidemi saja. Pada bayi dan anak-anak, virus-virus influenza merupakan
penyebab terjadinya lebih banyak penyakit saluran nafas bagian atas daripada saluran nafas bagian
bawah (Siregar dan Maulany, 95).
c. Faktor Risiko
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kematian akibat ISPA adalah umur di bawah dua bulan, kurang
gizi, berat badan lahir rendah, tingkat pendidikan ibu rendah, rendahnya tingkat pelayanan (jangkauan)
pelayanan kesehatan, lingkungan rumah imunisasi yang tidak memadai dan menderita penyakit kronis
(Indah, 2005)
d. Tanda dan Gejala
Sebagian besar anak dengan infeksi saluran nafas bagian atas memberikan gejala yang sangat penting
yaitu batuk. Infeksi saluran nafas bagian bawah memberikan beberapa tanda lainnya seperti nafas yang
cepat dan retraksi dada. Semua ibu dapat mengenali batuk tetapi mungkin tidak mengenal tanda-tanda
lainnya dengan mudah (Harsono dkk., 1994). Selain batuk gejala ISPA pada anak juga dapat dikenali
yaitu flu, demam dan suhu tubuh anak meningkat lebih dari 38,5 0 Celcius dan disertai sesak nafas (PD
PERSI, 2002).
Menurut derajat keparahannya, ISPA dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu (Suyudi, 2002):
1). ISPA ringan bukan pneumonia
2). ISPA sedang, pneumonia
3). ISPA berat, pneumonia berat
Khusus untuk bayi di bawah dua bulan, hanya dikenal ISPA berat dan ISPA ringan (tidak ada ISPA
sedang). Batasan ISPA berat untuk bayi kurang dari dua bulan adalah bila frekuensi nafasnya cepat (60
kali per menit atau lebih) atau adanya tarikan dinding dada yang kuat. Pada dasarnya ISPA ringan dapat
berkembang menjadi ISPA sedang atau ISPA berat jika keadaan memungkinkan misalnya pasien
kurang mendapatkan perawatan atau daya tahan tubuh pasien sangat kurang. Gejala ISPA ringan dapat
dengan mudah diketahui orang awam sedangkan ISPA sedang dan berat memerlukan beberapa
pengamatan sederhana.
1). Gejala ISPA ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan gejala sebagai berikut :
a). Batuk.
b). Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada waktu berbicara
atau menangis).
c). Pilek yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.
d). Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba dengan punggung tangan
terasa panas.
Jika anak menderita ISPA ringan maka perawatan cukup dilakukan di rumah tidak perlu dibawa ke
dokter atau Puskesmas. Di rumah dapat diberi obat penurun panas yang dijual bebas di toko-toko atau
Apotik tetapi jika dalam dua hari gejala belum hilang, anak harus segera di bawa ke dokter atau
Puskesmas terdekat.
2). Gejala ISPA sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika di jumpai gejala ISPA ringan dengan disertai
gejala sebagai berikut :
a). Pernapasan lebih dari 50 kali /menit pada anak umur kurang dari satu tahun atau lebih dari 40
kali/menit pada anak satu tahun atau lebih.
b). Suhu lebih dari 390C.
c). Tenggorokan berwarna merah.
d). Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak
e). Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
f). Pernafasan berbunyi seperti mendengkur.
g). Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit.
Dari gejala ISPA sedang ini, orangtua perlu hati-hati karena jika anak menderita ISPA ringan,
sedangkan anak badan panas lebih dari 390C, gizinya kurang, umurnya empat bulan atau kurang maka
anak tersebut menderita ISPA sedang dan harus mendapat pertolongan petugas kesehatan.
3). Gejala ISPA berat
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ada gejala ISPA ringan atau sedang disertai satu
atau lebih gejala sebagai berikut:
a). Bibir atau kulit membiru
b). Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernapas
c). Anak tidak sadar atau kesadarannya menurun
d). Pernafasan berbunyi mengorok dan anak tampak gelisah
e). Pernafasan menciut dan anak tampak gelisah
f). Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas
g). Nadi cepat lebih dari 60 x/menit atau tidak teraba
h). Tenggorokan berwarna merah
Pasien ISPA berat harus dirawat di rumah sakit atau puskesmas karena perlu mendapat perawatan
dengan peralatan khusus seperti oksigen dan infus.
e. Pencegahan ISPA
Keadaan gizi dan keadaan lingkungan merupakan hal yang penting bagi pencegahan ISPA. Beberapa
hal yang perlu dilakukan untuk mencegah ISPA adalah:
1). Mengusahakan agar anak mempunyai gizi yang baik
a). Bayi harus disusui sampai usia dua tahun karena ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi.
b). Beri bayi makanan padat sesuai dengan umurnya.
c). Pada bayi dan anak, makanan harus mengandung gizi cukup yaitu mengandung cukup protein (zat
putih telur), karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
d). Makanan yang bergizi tidak berarti makanan yang mahal. Protein misalnya dapat di peroleh dari
tempe dan tahu, karbohidrat dari nasi atau jagung, lemak dari kelapa atau minyak sedangkan vitamin
dan mineral dari sayuran,dan buah-buahan.
e). Bayi dan balita hendaknya secara teratur ditimbang untuk mengetahui apakah beratnya sesuai
dengan umurnya dan perlu diperiksa apakah ada penyakit yang menghambat pertumbuhan.
Dinkes DKI (2005)
2). Mengusahakan kekebalan anak dengan imunisasi
Agar anak memperoleh kekebalan dalam tubuhnya anak perlu mendapatkan imunisasi yaitu DPT
(Depkes RI, 2002). Imunisasi DPT salah satunya dimaksudkan untuk mencegah penyakit Pertusis yang
salah satu gejalanya adalah infeksi saluran nafas (Gloria Cyber Ministries, 2001).
3). Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit ISPA, sebaliknya
perilaku yang tidak mencerminkan hidup sehat akan menimbulkan berbagai penyakit. Perilaku ini
dapat dilakukan melalui upaya memperhatikan rumah sehat, desa sehat dan lingkungan sehat (Suyudi,
2002).
4). Pengobatan segera
Apabila anak sudah positif terserang ISPA, sebaiknya orang tua tidak memberikan makanan yang dapat
merangsang rasa sakit pada tenggorokan, misalnya minuman dingin, makanan yang mengandung vetsin
atau rasa gurih, bahan pewarna, pengawet dan makanan yang terlalu manis. Anak yang terserang ISPA,
harus segera dibawa ke dokter (PD PERSI, 2002)

Pengobatan pada ISPA


• Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik melalui jalur infus , di beri oksigen dan
sebagainya.
• Pneumonia: diberi obat antibiotik melaui mulut. Pilihan obatnya Kotrimoksasol, jika terjadi alergi /
tidak cocok dapat diberikan Amoksilin, Penisilin, Ampisilin.
• Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat
digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan.
Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila
pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah disertai pembesaran kelenjar getah bening
dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik
selama 10 hari.
Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan :
• Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
• Immunisasi.
• Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan.
• Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
Pemberantasan ISPA yang dilakukan adalah :
• Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu.
• Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
• Immunisasi
Sedangkan kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader kesehatan adalah diharapkan dapat membedakan
kasus pneumonia (pneumonia berat dan pneumonia tidak berat) dari kasus-kasus bukan pneumonia
sehingga dapat :
1. Memberikan penjelasan dan komunikasi perihal penyakit batuk pilek biasa (bukan pneumonia) serta
penyakit pneumonia kepada ibu-ibu serta perihal tindakan yang perlu dilakukan oleh ibu yang anaknya
menderita penyakit.
2. Memberikan pengobatan sederhana untuk kasus-kasus batuk pilek (bukan pneumonia) dengan tablet
parasetamol dan obat batuk tradisional obat batuk putih.
3. Merujuk kasus pneumonia berat ke Puskesmas/Rumah Sakit terdekat.
4. Atas pertimbangan dokter Puskesmas maka bagi kader-kader di daerah-daerah yang terpencil (atau
bila cakupan layanan Puskesmas tidak menjangkau daerah tersebut) dapat diberi wewenang mengobati
kasus-kasus pneumonia (tidak berat) dengan antibiotik kontrimoksasol.
5. Mencatat kasus yang ditolong dan dirujuk

Anda mungkin juga menyukai