Anda di halaman 1dari 4

Menghilangkan Tegangan Sisa (Stress Relieve)

Temperatur pemanasan untuk menghilangkan tegangan sisa ( stess relieve


) adalah berkisar 590°C-670°C (lihat Diagram Perlakuan Panas).
Pemanasan sesudah pengelasan sering dilakukan dalam dunia industri.
Besar temperatur tergantung pada jenis perlakuan panas. Pada dasarnya
tingginya temperatur untuk menghilangkan tegangan sisa adalah dibawah
temperatur kritis 723°C, karena struktur baja tidak akan berubah dibawah
temperatur 723°C.
Perubahan sifat baja akan terjadi apabila temperatur melebihi 723°C dan
proses perlakuan panas dapat dilihat pada diagram perlakuan panas.
Apabila tegangan sisa dihilangkan maka tegangan yang tertahan oleh
bagian yang dingin sewaktu pengelasan akan hilang pula. Menghilangkan
tegangan sisa ini dilakukan pada berbagal jenis pekerjaan termasuk juga
pada bejana bertekanan dan ketel.

Langkah kerja menghilangkan tegangan sisa :


• Panaskan benda kerja secara bertahap ( perlahan )
• Biarkan pemanasan benda kerja ini sesuai dengan temperatur yang tepat
dan waktu tertentu.
• Dinginkan benda kerja secara perlahan.

Untuk menghilangkan tegangan sisa ini dan menentukan tinggi temperatur


dilakukan oleh operator perlakuan panas dan bukan oleh tukang las ini
dilakukan dalam dapur pemanas atau peralatan khusus untuk perlakuan
panas.

Tegangan sisa adalah gaya elastis yang dapat mengubah jarak antar atom dalambahan
tanpa adanya beban dar i luar. Tegangan sisa ditimbulkan karena adanya deformasi
plastis yang tidak seragam dalam suatu bahan, antara lain akibatperlakuan panas yang
tidak merata atau perbedaan laju pendinginan pada bahanyang mengalami proses
pengelasan.
TEGANGAN SISA DAN DISTORSI

Selama pengelasan, logam las dan logam induk mengalami siklus thermal berupa pemanas
dan pendinginan. Siklus thermal ini menyebabkan terjadinya tegangan dan regangan yang
selanjutnya mengakibatkan adanya tegangan sisa (residual stress)dan distorsi (distorsion).
Tegangan sisa bias menyebabkan penggentasan, berkurangnya ketahanan lelah, menurunnya
kekuatan las dan ketahanan korosi.

Tegangan sisa adalah tegangan yang bekerja pada bahan setelah semua gaya-gaya luar yang
bekerja pada bahan tersebut dihilangkan.
Penyebab terjadinya tegangan sisa:
1. Tegangan sisa sebagai akibat dari tegangan thermal seperti pada pengelasan dan
perlakukan panas
2. Tegangan sisa yang disebabkan karena transformasi fasa(seperti baja karbon)
3. Tegangan sisa karena deformasi plastisyang tidak merata yang disebabkan gaya-gaya
mekanis seperti pada pengerjaan dingin selama pengerolan, penempaan, pembentukan logam
atau pekerjaan lain yang dilakukan dengan mesin

Sifat-sifat tegangan sisa


1. Tegangan sisa sangat tinggi biasanya terjadi di daerah las dan daerah HAZ
2. Teganga sisa maksimum biasanya sampai tegangan luluh (yield stress)
3. Pada bahan yang mengalami transformasi fasa minsalkan baja karbon rendah, tegangan
sisa mungkin berfariasi pada permukaan dan bagian dalam dari logam induk.
Pengaruh tegangan sisa
1. Tegangan sisa yang disebabkan oleh proses pengelasn dapat mempengaruhi sifat-sifat
mekanis struktur las seperti patah getas, kelelahan, dan retak karena kombinasi tegangan dan
korosi
2. Pengaruh tegangan sisa menurub jika tegangan yang bekerja pada bahan meningkat.
3. Pengaruh tegangan sisa pada struktur las bias diabaikan jika tegangan yang bekerja pada
struktur tersebut melebihi tegangan luluhnya
4. Pengaruh tegangan sisa menurun setelah pembenan berulang.

Pengukuran tegangan sisa


Metode yang dilakukan mengukur tegangan sisa :
1. Metode pemotongan (Sectioning technique)
Tegangan sisa diukur dengan menggunakan strain gauge yang bekerja berdasarkan perubahan
tahanan listrik.
2. Metode pengeboran (hole drilling technique)
Strain gauge disusun dengan posisi sudut 0o, 45o, dan 900 dan kemudian dibuat lobang
ditengahnya. Adanya regangan saat pengeboran akan terukur oleh strain gauge. Regangan ini
berasal dari pembebasan tegangan sisa.
3. Metode sinar X
Prinsip kerja pengkuran sinar X berdasarkan sifat tegangan sisa yang dapat mempengaruhi
struktur kristal. Jika sinar x mengenai bahan maka sebagian dari sinar tersebut mengalami
difraksi dan membentuk pola-pola lingkaran yang bias dilihat pada film

Usaha dalam mengurangi tegangan sisa


Ada dua metode untuk mengurangi tegangan sisa
1. Pengurangan tegangan sisa sebelum dan selama pengelasan
a. Ketelitian ukuran
Ukuran bagian yang akan dilas teliti sehingga tidak memerlukan pengerjaan lagi pada proses
fabriksi yang berarti mengurangi tegangan sisa
b. Alur (groove)
Jika sambungan tumpul (butt joint),lebar alur dibuat sesempit mungkin untuk mencegah
terjadinya masukan panas yang tinggi. Dengan demikian lebar daerah yang terkena panas
tidak meluas sehingga mengurangi tegangan sisa
c. Las lapis banyak
Jika plat yang dilas cukup tebal, maka pengelasan dilakukan berulang-ulang.
d. Urutan pengelasan
Tegangan sisa bias dikurangi dengan memperhatikan urutan pengelasan yang tepat

2. Pengurangan tegangan sisa setelah pengelasan


Pembebasan tegangan sisa setelah pengelasan biasanya mengunakan cara annealing .
Disamping mengurangi tegangan sisa, prose annealing juga memperbaiki struktur micro dan
menghindari terjadinya distorsi dan retak. Proses annealing dilakukan dengan cara
memanaskan bahan pada suhu recristalisasi yaitu 0,5 TM (suhu cair logam). Untuk baja
karbon rendah suhu reckristalisasi = 450<700>
Penyusutan tegak lurus (tr) Plat dengan sambungan tumpul (butt joint)

Sambungan pakai alur (groove)

ut = factor kekakuan tranverse) harga 0,75 ÷ 0,85


alpa t = diffusivity = k /(phic) ……………k = Konduktifitas panas
h = tebal plat, l = lebar plat

> Penyusutan longitudinal dan lengkung (l)

t = factor kekakuan longitudinal = 0,335

A = Luas penampang plat


l = lebar plat

v = Kecepatan pengelasan

q = EI

Besar gaya penyusutan (Fs) =

 Distorsi sudut biasanya terjadi pada sambungan tumpul (butt joint), tupang (lap joint),
T joint, corner joint

Anda mungkin juga menyukai