Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

F2. KESEHATAN LINGKUNGAN

PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH


TANGGA

Oleh :
dr. Emma Puspadhini

Pendamping :
dr. Novelia Dian T.

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PERIODE 6 JANUARI - 5 MEI 2019
PUSKESMAS DHARMARINI
KABUPATEN TEMANGGUNG

2019
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pangan yang aman dan bermutu merupakan hak asasi setiap manusia,
tidak terkecuali pangan yang dihasilkan oleh Industri Rumah Tangga Pangan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 111 ayat (1)
menyatakan bahwa makanan dan minuman yang digunakan masyarakat harus
didasarkan pada standar dan/atau persyaratan kesehatan. Terkait hal tersebut di
atas, Undang-Undang tersebut mengamanahkan bahwa makanan dan minuman
yang tidak memenuhi ketentuan standar, persyaratan kesehatan, dan/atau
membahayakan kesehatan dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran,
dicabut izin edar dan disita untuk dimusnahkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
Cara Produksi Pangan Yang Baik (CPPB) merupakan salah satu faktor
penting untuk memenuhi standar mutu atau persyaratan keamanan pangan yang
ditetapkan untuk pangan. CPPB sangat berguna bagi kelangsungan hidup
industri pangan baik yang berskala kecil, sedang, maupun yang berskala besar.
Melalui CPPB ini, industri pangan dapat menghasilkan pangan yang bermutu,
layak dikonsumsi, dan aman bagi kesehatan. Dengan menghasilkan pangan
yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, kepercayaan masyarakat niscaya
akan meningkat, dan industri pangan yang bersangkutan akan berkembang
pesat. Dengan berkembangnya industri pangan yang menghasilkan pangan
bermutu dan aman untuk dikonsumsi,maka masyarakat pada umumnya akan
terlindung dari penyimpangan mutu pangan dan bahaya yang mengancam
kesehatan.

B. Tujuan
1. Menjaga mutu pangan masyarakat
2. Mencegah penyakit menular dan tidak menular melalui makanan
3. Menjaga lingkungan dari dampak sanitasi yang buruk
4. Mengedukasi masyarakat tentang higien dan sanitasi industri rumah tangga
II. DASAR TEORI

A. Pengertian
Industri Rumah Tangga (IRT) adalah perusahaan pangan yang
memiliki tempat usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan
manual hingga semi otomatis. Untuk keperluan operasional disebut Industri
Rumah Tangga Pangan (IRTP). Pangan yang dihasilkan oleh IRT adalah segala
sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, meripakan hasil olahan yang
diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia dan
diedarkan dalam kemasan eceran serta berlabel.
Produksi pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan,
menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas
kembali, dan atau mengubah bentuk pangan. Cara Produksi Pangan yang Baik
(CPPB) adalah suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi
pangan agar bermutu, aman, dan layak untuk dikonsumsi.

B. Komponen Pemeriksaan
1. Kesehatan dan Higien Produsen serta Karyawan
Produsen hingga karyawan dalam usaha IRTP ini harus
memenuhi persyaratan berikut dalam melakukan kegiatan produksi dan
pelayanan makanan. Persayaratan tersebut meliputi tidak menderita
penyakit mudah menular seperti batuk, pilek, diare, dan penyakit perut
sejenisnya. Jika memiliki luka, harus dilakukan penutupan terhadap luka,
menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku, dan pakaian. Memakai celemek
dan tutup kepala, mencuci tangan setiap kali hendak menangani produk.
Produsen dan karyawan juga dilarang merokok serta menggaruk anggota
badan saat menangani produk, tidak batuk atau bersin di hadapan produk
tanpa menutup mulut atau hidung. IRTP juga diharuskan memiliki program
pelatihan keamanan pangan untuk para karyawannya.
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan untk mengolah dan menyajikan
pangan harus sesuai dengan peruntukannya dan memenuhi persyaratan
higiene sanitasi dengan cara mecuci peralatan yang sudah dipakai dengan
air bersih dan dengan sabun lalu dikeringkan dengan alat pengering atau
lap bersih, kemudian peralatan yang sudah bersih tersebut disimpan di
tempat yang bebas pencemaran. Dilarang menggunakan kembali peralatan
yang dirancang hanya untuk sekali pakai.
3. Suplai air atau sarana penyediaan air
Air yang digunakan penanganan produk bersumber dari air
bersih, untuk konsumsi langsung harus menggunakan air siap minum
dengan cara didihkan. Air bersih harus tersedia dalam jumlah yang cukup
untuk memenuhi seluruh kebutuhan produksi.
4. Bahan Makanan
Bahan makanan serta bahan tambahan makanan harus disimpan
secara terpisah. Bahan makanan yang cepat rusak atau cepat busuk harus
disimpan dalam wadah terpisah.
5. Higiene dan Sanitasi
Tersedia sarana untuk pembersihan/pencucian bahan pangan,
peralatan, perlengkapan dan bangunan, tersedia sarana cuci tangan lengkap
dengan sabun dan alat pengering tangan. Tersedia sarana toilet yang
terawat dan tertutup dari ruang produksi. Tersedia tempat pembuangan
sampah.
6. Lokasi serta Bangunan dan Fasilitas
Lokasi dan lingkungan IRTP harus terawat, bersih, dan tidak
berdebu. Ruang produksi memadai, mudah dibersihkan dan tidak
digunakan selain produksi pangan. Lantai, dinding, dan langit-langit yang
terawat, bersih, tidak berdebu. Memiliki ventilasi, pintu dan jendela.
7. Penyimpanan
Bahan pangan, bahan pengemas disimpan dalam wadah yang
berbeda dengan produk akhir dalam lemari di ruangan yang bersih dan
kering.
8. Pengendalian Proses
IRTP memiliki catatan, menggunakan bahan baku baru yang
tidak kadaluarsa, tidak menggunakan bahan berbahaya. IRTP mengikuti
bahan alir produksi, menggunakan bahan kemasan khusus pangan.
Memastikan alat ukir atau timbangan tersedia dan teliti.
9. Pelabelan pangan
Label pangan mencantumkan nama produk daftar bahan yang
digunakan, berat bersih/isi besih, nama dan alamat IRTP, masa kadaluarsa,
kode produksi dan nomor P-IRT. Label pangan juga sebaiknya
mencantumkan klaim kesehatan atau klaim gizi.

C. Prosedur Perijinan P-IRT


1. Pemohon mengajukan surat permohonan secara tertulis kepada Kepala
Dinas Kesehatan dengan dilengkapi persyaratan sesuai ketentuan yang
berlaku
2. Mengikuti penyuluhan keamanan pangan secara kolektif
3. Pemeriksaan sarana produksi oleh petugas kesehatan
4. Pemberian keputusan ijin oleh dinas kesehatan
III. LAPORAN KEGIATAN

A. Kegiatan
Pemeriksaan Sarana Produksi Industri Rumah Tangga

B. Sasaran
Pemohon ijin Produksi Industri Rumah Tangga

C. Tempat Pelaksanaan
Tempat produksi industri rumah tangga, di Desa Madureso

D. Waktu Pelaksanaan
Dilaksanakan hari Senin, 25 Maret 2019 pukul 10.00 WIB

E. Peserta
Pemilik industri rumah tangga

F. Ringkasan Kegiatan
Pemeriksaan sarana produksi industri rumah tangga kali ini menghampiri
pengusaha pangan yang berupa kue-kue kering. Pemeriksaan dimulai dari
tanya-jawab dengan pemiliki industri mengenai kuesioner yang diajukan Dinas
Kesehatan. Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap ruang produksi. Ruang
produksi yang kami tinjau masih dalam tahap pembangunan, pemiliki industri
menjadikan garasinya sebagai ruang produksi di kemudian hari, tampak
pengerjaan ruangan seluas 5x5 meter dengan pintu dan jendela aktif disertai
instalasi wastafel dan tempat cuci alat. Saat ini aktivitas produksi pangan
dilakukan di dapur pribadi pemilik industri yang tentu saja bahan-bahan
produksi dan bahan pangan harian tercampur. Namun, tetapt diletakkan pada
lemari dan terjaga suhu dan kebersihannya. Tersedia sarana cuci alat namun
belum tersedia wastafel terpisah.
G. Dokumentasi

Gambar 3.1. Pemerisaan sarana produksi industri rumah tangga


IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pemeriksaan sarana produksi industri rumah tangga harus dilakukan
dengan untuk menjamin hak konsumen dalam memperoleh pangan yang sehat
dan menyehatkan. Kegiatan ini dapat menentukan apakah sebuah industri
rumah tangga layak untuk mendapatkan izin yang kemudian mampu
menyebarkan wilayah jangkauan produksi.

B. Saran
1. Kegiatan ini supaya dilakukan dengan teliti dan sungguh-sungguh
2. Kegiatan ini supaya dilakukan tanpa tendensi apapun supaya dapat
menjamin mutu dan kualitas pangan hasil produksi industri rumah tangga
3. Para pelaku industri rumah tangga agar memahami dan menjalankan
syarat-syarat industri rumah tangga yang higienis dan memiliki sanitasi
yang baik demi terjaganya mutu dan kualitas pangan

Anda mungkin juga menyukai