Anda di halaman 1dari 1

BAB 1

PENDAHULUAN

Osteoartritis (OA) berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang, arthro
yang berarti sendi dan itis yang berarti inflamasi.1 Osteoartritis merupakan penyakit sendi
degeneratif yang belum diketahui secara pasti penyebabnya, ditandai dengan kerusakan rawan
sendi dan tulang subkondral secara bertingkat dan menyebabkan nyeri pada sendi.1,2 Osteoartritis
merupakan masalah kesehatan yang sering ditemui dalam praktik sehari-hari. Terdapat 2
kelompok OA, yaitu OA primer dan OA sekunder. Osteoartritis primer disebabkan faktor
genetik, yaitu adanya abnormalitas kolagen. Sedangkan OA sekunder adalah OA yang
berdasarkan adanya kelainan endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, mikro dan makro
trauma, imobilitas yang terlalu lama dan lain-lain. Gambaran patologi kedua kelompok OA
tersebut tidak menunjukkan adanya perbedaan.3 Kelainan utama pada OA adalah kerusakan
rawan sendi, dapat diikuti dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan
ligamen dan peradangan ringan sinovium, sehingga sendi bersangkutan membentuk efusi.4
Di Inggris dan Wales, sekitar 1,3 hingga 1,75 juta orang mengalami simtom OA. Di
Amerika, 1 dari 7 penduduk menderita OA. Osteoartritis menempati urutan kedua setelah
penyakit kardiovaskuler sebagai penyebab ketidakmampuan fisik, seperti berjalan dan menaiki
tangga di dunia barat. Secara keseluruhan, sekitar 10 – 15% orang dewasa lebih dari 60 tahun
menderita OA.5
Di Indonesia, OA merupakan penyakit reumatik yang paling banyak ditemui
dibandingkan kasus penyakit reumatik lainnya. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia
(WHO), penduduk yang mengalami gangguan OA di Indonesia tercatat mencapai 5% pada usia
<40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun, dan 65% pada usia >61 tahun. Untuk osteoarthritis lutut
prevalensinya cukup tinggi yaitu 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita.5 Dampak ekonomi,
psikologi dan sosial dari OA sangat besar, tidak hanya untuk penderita, tetapi juga keluarga dan
lingkungan.6
Pengobatan OA yang ada pada saat ini adalah bersifat simptomatik dengan obat anti
inflamasi non steroid dikombinasi dengan program rehabilitasi dan proteksi sendi. Pada stadium
lanjut dapat dipikirkan berbagai tindakan operatif.7

Anda mungkin juga menyukai