Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam
waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan
yang berlaku. Berdasarkan metodenya, penelitian dibagi menjadi tiga jenis yaitu
penelitian sejarah, penelitian deskriptif dan penelitian eksperimen.
Penelitian korelasi dalam bidang pendidikan sosial maupun ekonomi banyak
dilakukan oleh peneliti. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang paling
banyak digunakan dan telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi
perkembangan pengetahuan di bidang pendidikan (Cornell dalam Hadjar,
1999:277).
Dalam penelitian jenis ini, peneliti berusaha menghubungkan suatu variabel
dengan variabel yang lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara
menentukan tingkat atau derajat hubungan di antara variabel-variabel tersebut.
Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi yang
berfungsi sebagai alat untuk membandingkan variabilitas hasil pengukuran
terhadap variabel-variabel tersebut. Pengetahuan tentang tingkat hubungan
tersebut diharapkan dapat menambah pemahaman tentang faktor-faktor dalam
karakteristik yang kompleks dari suatu fenomena seperti prestasi belajar.
Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting,
karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan peneliti.
Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa; penelitian
korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya
peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari
keberadaankeberadaan.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan Penelitian Korelasional?
2. Bagaimana ciri-ciri Penelitian Korelasional?
3. Apa sajakah macam-macam Penelitian Korelasional?
4. Bagaimana proses dasar Penelitian Korelasional?
5. Apakah tujuan dari Penelitian Korelasional?
6. Bagaimana rancangan Penelitian Korelasional?
7. Apa kelebihan, keterbatasan dan kesalahan dalam Penelitian Korelasional?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian Penelitian Korelasional.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri Penelitian Korelasional.
3. Untuk mengetahui macam-macam Penelitian Korelasional.
4. Untuk mengetahui proses dasar Penelitian Korelsional
5. Untuk mengetahui tujuan dari Penelitian Korelasional.
6. Untuk mengetahui rancangan Penelitian Korelasional.
7. Untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan kesalahan dalam Penelitian
Korelasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENELITIAN KORELASIONAL


Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan
mengumpulkan sejumlah data untuk mengetahui serta menentukan ada tidaknya
hubungan antara dua variabel atau lebih guna mengukur seberapa besarnya tingkat
hubungan kedua variabel yang diukur tersebut. Tingkat hubungan yang diperoleh
melalui hubungan antara kedua variabel atau lebih tersebut dinamakan sebagai
suatu koefisien korelasi (Hamid Darmadi, 2013:205).
Jika ada hubungan dari dua variabel ini berarti bahwa nilai-nilai suatu
kelompok pada satu ukuran dapat diasosiasikan dengan nilai-nilai variabel-
variabel tidak berarti bahwa variabel yang satu adalah penyebab variabel yang
lain.
Penelitian korelasi memungkinkan pembuatan suatu prakiraan
bagaimanakah hubungan antara dua variabel. Jika dua variabel mempunyai
hubungan yang erat. Koefisen korerasi akan diperoleh hampir 1,00 (atau -1,00).
Jika dua variabel hampir tidak mempunyai hubungan diperoleh koefisien hampir
0,00. Makin erat hubungan antara dua variabel, prakiraan yan dibuat berdasarkan
hubungn tersebut semakin tepat.
Korelasi merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan
antar dua variabel atau lebih. Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam
koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar adalah 1 dan koefisien
korelasi negative terbesar adalah -1, sedangkan yang terkecil adalah 0. Bila
hubungan antar dua variabel atau lebih itu mempunyai koefisien korelasi 1 atau -1
maka hubungan trsebu dikatakan hubungan sempurna. Dalam kenyataan suatu
penelitian tidak aka pernah mencapai angka korelasi sempurna tersebut karena
tidak ada dua variabel yang identik sama sekali sedemikian sehingga perubahan
satu satuan variabel tertentu akan mengakibatkan perubahan pada variabel lainnya
satu satuan juga. Untuk itu apabila dari hasil perhitungan didapat hasil korelasi
antara beberapa variabel adalah 1 atau -1 maka perlu dilakukan pengulangan,

3
mungkin saja kesalahan terletak pada perhitungan atau pengumpulan dara
penelitian (Indra Jaya, 2013).
Karakteristik utama desain korelatioal adalah bahwa ia meneliti hubungan
antara dua variabel atau lebih dalam satu kelompok yang sama. Ingat bahwa
desain korelasional tidak memiliki variabel independen dan dependen. Setelah
menjelaskan desain korelational, variabel yang dipiih/ditetapkan juga harus
diuraikan dengan jelas (Syaukani, 2018).
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian koresional adalah suatu penelitian
yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada
hubungan dan tingkat hubungan antara dua varibel atau lebih.

B. CIRI-CIRI PENELITIAN KORELASIONAL


1. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti
rumit dan atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat
dimanipulasi.
2. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling
hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
3. Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan
dan bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
Jadi dapat disimpulkan ciri-ciri penelitian koresional adalah sebagai berikut:
a) Variabel yang diteliti relatif rumit; tidak dapat dieksperimentasikan dan
dimanipulasikan
b) Mengukur varibel yang berhubungan secara serentak dalam situasi
realistik
c) Koefisein korelasi yang ingin dicari adalah positif dan negatif, signifikan
atau tidak signifikan
d) Satu atau lebih varibel disebut variabel bebas (independent variabels) dan
satu atau lebih variabel terikat (dependent variabels).

C. MACAM-MACAM PENELITIAN KORELASIONAL


1. Penelitian Korelasi

4
Penelitian korelasi, relasional, atau korelasi sederhana (sering kali hanya
disebut korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil
pengukuran terhadap dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat atau derajat hubungan antara
sepasang variabel (bivariat). Lebih lanjut, penelitian jenis ini sering kali menjadi
bagian dari penelitian lain, yang dilakukan sebagai awal untuk proses penelitian
lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian korelasi multivariat yang meneliti
hubungan beberapa variabel secara simultan pada umumnya selalu diawali dengan
penelitian hubungan sederhana untuk melihat bagaimana masing masing variabel
tersbut berhubungan satu sama lain secara berpasangan.
Pada dasarnya desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni hanya
dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelomok subjek yang sama dan
kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karna itu, dalam melakukan
penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang variabel yang akan
diselidiki tingkat hubungannya. Peimlihan kedua variabel tersebut harus
berdasarkan pada teori, asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau
pengalaman bahwa keduanya sangat mungkin berhubungan.
2. Penelitian Prediktif
Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan ada pengukuran terhadap satu
variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau meramal kejadian
masa yang akan datang atau variabel lain. Penelitian ini sebagaimana penelitian
relasional, melibatkan perhitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku yang
kompleks, yakni variabel yang menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan
kejadiannya (disebut kriteria), dan variabel lain yang diperkirakan berhubungan
dengan kriteria, yakni variabel yang dipakai untuk memprediksi (disebut
prediktor). Teknik yang digunakan untuk mengtahui tingkat prediksi antara kedua
variabel tersebut adalah teknik analisis regresi yang menghasilkan nilai koefisien
regresi.

3. Korelasi Multivariat
Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi
dari tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi multivariate. Ada beberapa
teknik yang data digunakan, dua diantaranya yang akan dibahas disini adalah:

5
a) Regresi ganda atau multiple regresion, memprediksi suatu fenomena yang
kompleks hanya dengan menggunakan satu faktor (variabel prediktor)
seringkali hanya membrikan hasil yang kurang akurat. Dalam banyak hal,
semakin banyak informasi yang diperoleh semakin akurat prediksi yang
data dibuat, yakni dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabl
prediktor, prediksi terhadap variabel kriteria akan lebih akurat dibanding
dengan hanya menggunakan masing-masing variabel prediktor secara
sndiri.
b) Korelasi kanonik, pada dasarnya teknik ini sama saja dengan regresi
ganda, dimana beberapa variabel dikombinasikan untuk memprediksi
variabel kriteria. Akan tetapi, tidak seperti regresi ganda yang hanya
melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik melibatkan lebih dari
satu variabl kriteria. Korelasi ini dapat dianggap sebagai perluasan dari
regresi ganda, dan sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap sebgai
bagian dari korelasi kanonik.
Jadi ada tiga macam-macam penelitian korelasional yaitu: penelitian
korelasi, penelitian prediktif, dan penelitian multivariat.

D. PROSES DASAR PENELITIAN KORELASIONAl


Menurut Gay (1981) dalam buku (Emri, 2017: 40-44), sementara studi
hubugan dan studi prediksi mempunyai karakteristik unik yang membedakan
keduanya, proses dasar keduanya sama. Lebih lanjut ia menjelaskan prosedur
dasar penelitian korelasional sebagai berikut:
1. Pemilihan Masalah
Studi korelasional dapat dirancang untuk menentukan variabel mana dari
suatu daftar yang mungkin berhubungan maupun untuk menguji hipotesis
mengenai hubungan yang diharapkan. Variabel yang dilibatkan harus diseleksi
berdasarkan penalaran deduktif dan penalaran induktif. Dengan kata lain,
hubungan yang akan diselidiki harus didukung oleh teori atau diturunkan dari
pengalaman.
2. Sampel dan Pemilihan Instrumen
Sampel untuk studi korelasional dipilih dengan menggunakan metode
sampling yang dapat diterima, dan 30 subjek dipandang sebagai ukuran sampel
minimal yang dapat diterima. Sebagaimana suatu studi, adalah penting untuk
memilih dan mengembangkan pengukuran yang valid dan reliabel terhadap

6
variabel yang akan diteliti. Jika variabel yang tidak memadai dikumpulkan,
koefisien korelasi yang dihasilkan akan mewakili estimesi tingkat korelasi yang
tidak akurat. Selanjutnya, jika pengukuran yang digunakan tidak secara nyata
mengukur variabel yang diinginkan, koefisien yang dihasilkan tidak akan
mengindikasikan hubungan yang diinginkan.
Sebagai contoh, anda ingin menentukan hubungan antara hasil belajar
matematika dengan hasil belajar fisika. Jika anda memilih dan menggunakan tes
keterampilan berhitung yang valid dan reliabel serta tes hasil belajar fisika yang
juga valid dan reliabel, koefisien korelasi yang dihasilkan tidak akan menjadi
estimasi akurat dari hubungan yang diinginkan.
Keterampilam berhitung hanya merupakan satu jenis hasil belajar
matematika; koefisien korelasi yang dihasilkan akan mengidentifikasikan
hubungan antara hasil belajar fisika dan satu jenis dari hasil belajar matematika
yaitu keterampilan berhitung. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam
memilih dan menggunakan instrumen yang valid dan reliebel untuk tujuan
penelitian kita.
3. Desain dan Prosedur
Desain korelasional dasar tidaklah rumit; dua atau lebih skor yang diperoleh
dari setiap jumlah sampel yang di pilih; satu skor untuk setiap variabel yang
diteliti, dan skor berpasangan kemudian dikorelasikan. Koefisien korelasi yang
dihasilkan mengidentifikasikan tingkatan/derajat hubungan antara kedua variabel
tersebut. Studi yang berbeda menyelidiki sejumlah variabel, dan beberapa
penggunaan prosedur statistik yang kompleks, namun desain dasar tetap sama
dalam sebuah studi korelasional.
4. Analisis Data dan Interprestasi
Bila dua variabel dikorelasikan hasilnya adalah koefisien korelasi. Suatu
koefisien korelasi angka desimal, antara 0,00 dan +1,00 atau – 1,00, yang
mengindikasikan derajat hubungan dua variabel. Jika koefisien mendekati +1,00;
kedua variabel tersebut mempunyai hubungan positif. Hal ini berarti bahwa
seseorang dengan skor yang tinggi pada suatu variabel akan memilih skor yang
tinggi pula pada variabel yang lain; suatu peningkatan pada suatu variabel
berhubungan/diasosiasikan dengan peningkatan pada variabel lain. Jika koefisien
korelasi tersebut mendekati 0,00, kedua variabel tidak berhubungan. Hal ini
berarti bahwa skor seseorang pada suatu variabel tidak mengindikasikan skor

7
orang tersebut pada variabel lain. Jika koefisien tersebut mendekati -1,00, kedua
variabel memiliki hubungan yang sebaliknya (negatif). Hal ini berarti bahwa
seseorang dengan skor tinggi pada suatu variabel akan memiliki skor yang rendah
pada variabel lain; peningkatan pada suatu akan diasosiasikan dengan penurunan
pada variabel lain, dan sebaliknya (Gay, 1981:185).
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada 4 proses proses dasar penelitian
korelasional yaitu yang pertama pemilihan masalah yang kedua sampel dan
pemilihan instrumen, yang ketiga desain dan prosedur, dan yang keempat analisis
data dan interpretasi.

E. TUJUAN PENELITIAN KORELASIONAL


Penelitian korelasi dilakukan oleh para peneliti pada umumnya mempunyai
beberapa tujuan, diantaranya. Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata
(1994:24) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor
berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada
koefisien korelasi.
Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2007:38); Tujuan penelitian
korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk
menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi hubungan
biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan
suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai
hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
Secara khusus, tujuan penelitian kolerasi adalah: (1) untuk mencari bukti
terdapat tidaknya hubungan (kolerasi) antarvariabel, (2) bila sudah ada hubungan,
untuk melihat tingkat keeratan hubungan antarvariabel, dan (3) untuk memperoleh
kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti
(meyakinkan/significant) atau tidak berarti (tidak berarti/insignificant).
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian kolerasional adalah untuk
menentukan ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel atau lebih misalnya
variabel x dan variabel y yaitu contohnya hubungan antara kecerdasan dengan
kreatifitas, hubungan antara semangat dengan pencapaian sehingga akan dapat
ditentukan kearah mana hubungan antara dua variabel tersebut apakah positif atau

8
negatif dan seberapa jauh hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat
diukur.

F. RANCANGAN PENELITIAN KORELASI


Penelitian korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan menurut
Shaughnessy dan Zechmeinter (dalam Emzir, 2009), yaitu:
1. Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian
yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabl. Hubungan
tersbut mempunyai tingkatan dan arah.
2. Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada
salah satu variabel, skor pada variabel kedua data diprediksikan. Regresi merujuk
pada seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini.
3. Regresi Ganda (Mutiple Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan
penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini membrikan lebih
banyak kekuatan kepeda kita untuk membuat yang akurat.
4. Analisis faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar
variabel dikorelasikan dan terdapatnya antar korelasi yang tinggi mengindikasikan
suatu faktor penting yang umum.
5. Rancangan korelasi yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal
Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan-
pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional.
Rancangan tersbut adalah rancangan analisis jalur (path analysis design) dan
rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged panel design).
6. Analisis sistem (system analysis)
Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik yang kompleks/rumit
untuk menntukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat
umpan balik serta unsur dan aliran hubungan.

G. KELEBIHAN, KETERBATASAN DAN KESALAHAN DALAM


PENELITIAN KORELASIONAL

9
Penelitian korelasi mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain:
kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara
bersama-sama (simultan), dan penelitian korelasional juga dapat memberikan
informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang
diteliti. Selanjutnya, kelebihan Penelitian ini adalah penelitian ini berguna untuk
mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, sosial.
Dengan Penelitian ini juga memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel
untuk diselidiki secara intensif dan penelitian ini dapat melakukan analisis
prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Disamping memiliki kelebihan, Penelitian korelasi juga memiliki
keterbatasan antara lain : Hasilnya hanya mengedintifikasi apa sejalan dengan apa,
tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal, jika dibandingkan
dengan penelitian eksperimental, Penelitian korelasi itu kurang tertib-ketat, karena
kurang kontrol terhadap variabel-variabel bebas, Pola saling hubungan itu sering
tak menentu dan kabur, sering merangsang penggunaannya sebagai semacam
short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan
menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
Kesalahan-kesalahan yang kadang-kadang dilakukan oleh peneliti dalam
penelitian korelasional adalah sebagai berikut:
 Peneliti berasumsi bahwa korelasi merupakan bukti sebab akibat.
 Peneliti bertumpu pada pendekatan sekali tembak (shotgun approach)
 Peneliti memiliki statistik yang tidak tepat.
 Peneliti menggunakan analisis bivariat ketika multivariat yang lebih tepat.
 Peneliti tidak melakukan studi validitas silang.
 Peneliti menggunakan analisis jalur atau LISREL tanpa peninjauan asumsi-
asumsi (teori).
 Peneliti gagal menentukan suatu variabel kausal penting dalam perencanaan
suatu analisis jalur.
 Peneliti salah tafsir terhadap signifikansi praktif atau statistik dalam suatu
studi. (Emri, 2017: 44-52).

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut. Penelitian korelasional
adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna
menentukan, apakah ada hubungannya dan tingkat hubungan antara dua variabel
atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan
mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya
sesuai dengan tujuan penelitian.
Ciri-ciri dari penelitian korelasional adalah:
1. Variabel yang ditliti relatif rumit; tidak dapat dieksperimentasikan dan
dimanipulasikan.
2. Mengukur varibel yang berhubungan secara serentak dalam situasi
realistic.
3. Koefisein korelasi yang ingin dicari adalah positif dan negatif, signifikan
atau tidak signifikan.
4. Satu atau lebih varibl disebut variabel bebas (independent variabels) dan
satu atau lebih variabel terikat (dependent variabels).
Macam-macam penelitian korelasioanal yaitu: penelitian korelasi, penelitian
prediktif dan korelasi multivariate. Proses dasar penelitian korelasional yaitu:
Pemilihan Masalah, Sampel dan Pemilihan Instrumen, Desain dan Prosedur,
Analisis Data dan Interprestasi.
Tujuan penelitian kolerasional adalah untuk menentukan ada atau tidaknya
hubungan antara dua variabel atau lebih misalnya variabel x dan variabel y yaitu
contohnya hubungan antara kecerdasan dengan kreatifitas, hubungan antara
semangat dengan pencapaian sehingga akan dapat ditentukan kearah mana
hubungan antara dua variabel tersebut apakah positif atau negatif dan seberapa
jauh hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat diukur.
Kelebihan-kelebihan penelian korelasional, antara lain: kemampuannya
untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama
(simultan), dan penelitian korelasional juga dapat memberikan informasi tentang
derajat (kekuatan) hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.

11
Kelemahan penelitian korelasional adalah Hasilnya hanya mengedintifikasi
apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang bersifat
kausal, jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, Penelitian korelasi itu
kurang tertib-ketat, karena kurang kontrol terhadap variabel-variabel bebas, Pola
saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur, sering merangsang
penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan
berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna
atau bermakna.

12
DAFTAR PUSTAKA

Emzir, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta:


Raja Grafindo Persada.
Hadjar, Ibnu, 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam
pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Suryabrata, Sumadi, 1994 Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Jaya, Indra, 2013. Penerapan Statistik. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Syaukani, 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.
Darmadi Hamid, 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung:
Alfabeta.
Rangkuti, Ahmad Nizar, 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, PTK, dan Penelitian Pengembangan. Bandung:
Perdana Mulya Sarana

13

Anda mungkin juga menyukai