Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

MicroTeaching

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Farida Jaya, M.Pd

Disusun Oleh :

SRI YULI YANDARI


0 3 0 5 1 6 2 141

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul "Keterampilan
Dasar mengajar" dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kejahiliyaan ke zaman yang terang benderang.

Terima kasih kepada Ibu Dr. Farida Jaya, M.Pd selaku dosen pengampu
yang telah memberikan tugas laporan observasi kepada saya untuk menambah
wawasan saya dan menambah keberanian untuk menyampaikan pendapat dalam
pembelajaran serta membimbing saya sehingga saya bisa menyelesaikan laporan
ini dengan sebaik mungkin.

Adapun tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas Ibu Dr. Farida Jaya, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Microteching di kelas
PMM-4. Selain itu laporan ini juga bertujuan untuk lebih memahami keterampilan
dasar mengajar guru. Sangat disadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari para pembaca. Dan saya
mohon maaf jika ada kesalahan di dalam laporan ini. Dengan kerendahan hati,
semoga apa yang tertulis dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 6 Mei 2019

Peneliti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………...4

BAB II TEMUAN ............................................................................................ 5

A. Letak Geografis .................................................................................... 5


B. Sejarah Singkat Sekolah SMP Islam Setia Nurul Azmi Medan........... 6
C. Visi dan Misi ........................................................................................ 6
D. Tenaga Kependidikan ........................................................................... 10
E. Struktur Organisasi……………………………………………………10
F. Siswa…………………………………………………………………..11
G. Sarana dan Prasarana………………………………………………….11

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................ 12

A. Keterampilan Membuka Pembelajaran ................................................ 12


B. Keterampilan Menjelaskan ................................................................... 13
C. Keterampilan Bertanya ......................................................................... 15
D. Keterampilan Memberi Penguatan ....................................................... 17
E. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil…………………..19
F. Keterampilan Menutup Pembelajaran………………………………...21
G. Strategi Pembelajaran…………………………………………………22
H. Penilaian Autentik…………………………………………………….23
I. Kesesuaian RPP……………………………………………………….23

BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 25

A. Kesimpulan........................................................................................... 25
B. Saran ..................................................................................................... 25

LAMPIRAN ..................................................................................................... 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Fungsi pendidikan harus betul-betul diperhatikan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional sebab tujuan berfungsi sebagai pemberi arah yang jelas
terhadap kegiatan penyelenggaraan pendidikan sehingga penyelenggaraan
pendidikan harus diarahkan kepada (1) pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa, (2)
pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem
terbuka dan multimakna, (3) pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat,
(4) pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran, (5) pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat, (6) pendidikan
diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui
peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia
yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu
tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai posisi strategis maka setiap
usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada
peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya.
Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran
penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia

1
pendidikan figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama yang
menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Pendidik atau guru
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama
bagi pendidik pada perguruan tinggi. Hal tersebut tidak dapat disangkal kerana
lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. sebagai besar waktu guru
ada di sekolah, sisanya ada di rumah dan di masyarakat.
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam
pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh
teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan unsur
yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan selain unsur murid dan
fasilitas lainnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan
kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar
mengajar. Namun demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil
pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru dan mutu
kinerjanya.
Guru merupakan ujung tombak pendidikan sebab secara langsung berupaya
mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik, sebagai ujung
tombak, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai
pendidik, pembimbing dan pengajar dan kemampuan tersebut tercermin pada
kompetensi guru. Berkualitas tidaknya proses pendidikan sangat tergantung pada
kreativitas dan inovasi yang dimiliki guru. Gunawan (1996) mengemukakan bahwa
Guru merupakan perencana, pelaksana sekaligus sebagai evaluator pembelajaran di
kelas, maka peserta didik merupakan subjek yang terlibat langsung dalam proses
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Guru sebagai pekerja harus berkemampuan yang meliputi penguasaan materi
pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara
menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya, disamping itu
guru harus merupakan pribadi yang berkembang dan bersifat dinamis. Hal ini
sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga kependidikan

2
berkewajiban (1) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis, dan dialogis, (2) mempunyai komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan (3) memberi teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya. Harapan dalam Undang-Undang tersebut menunjukkan adanya
perubahan paradigma pola mengajar guru yang pada mulanya sebagai sumber
informasi bagi siswa dan selalu mendominasi kegiatan dalam kelas berubah menuju
paradigma yang memposisikan guru sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran dan selalu terjadi interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa
dengan siswa dalam kelas. Kenyataan ini mengharuskan guru untuk selalu
meningkatkan kemampuannya terutama memberikan keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Microteaching merupakan kegiatan akademik yang tercantum dalam kurikulum
semua program studi yang ada di lingkungan FITK Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara (UINSU). FITK UINSU memiliki peran yang sangat besar dalam
menghasilkan pendidik yang unggul dan berkualitas dan memiliki empat
kompetensi pendidik seperti, kompetensi profesional, kompetensi pedagogik,
kompetensi keperibadian, dan kompetensi sosial. Beberapa upaya yang telah
dilakukan adalah melalui pelatihan-pelatihan bagi mahasiswa, pengadaan sarana
dan komputer pengembangan kurikulum, dan kegiataan PPL dan KKN,
Microteaching serta Magang. Sesuai dengan pengembangan kurikulum LPTK
berbasis KKNI dan perguruan tinggi, Program Microteaching menjadi salah satu
mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UINSU memilki 9 Program Studi, di antaranya:
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ( PGMI ), Pendidikan Islam Anak Usia Dini
( PIAUD ), Bimbingan Konseling Islam ( BKI ), Pendidikan Agama Islam ( PAI ),
Pendidikan Bahasa Inggris ( PBI ), Pendidikan Biologi ( PBIO ), Pendidikan
Matematika ( PMM ), Pendidikan Bahasa Arab ( PBA ), dan Manajemen
Pendidikan Islam ( MPI ).

Program Microteaching ini dipenuhi pada semester VI di Universitas Islam


Negeri Sumatera Utara. Dengan terselenggaranya Program Microteaching ini,

3
peserta akan siap menjadi pendidik pemula yang dapat mengimplementasikan
kemampuannya sesuai dengan empat kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu;
kompetensi profesionalitas, kompetensi pedagogik, kompetensi keperibadian, dan
kompetensi sosial sehingga pendidik-pendidik masa depan di Indonesia menjadi
pendidik yang unggul, berkemajuan, dan beriman.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keterampilan guru dalam membuka dan menutup
pembelajaran?
2. Bagaimana keterampilan guru dalam menjelaskan dan bertanya?
3. Bagaimana keterampilan guru dalam memberikan penguatan?
4. Bagaimana keterampilan guru dalam memimpin diskusi kelompok?
5. Bagaimana keterampilan guru dalam menutup pembelajaran?
6. Apakah RPP yang disusun oleh guru sudah sesuai dengan praktek
mengajar didalam kelas?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam membuka dan menutup
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam menjelaskan dan bertanya.
3. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam memberikan penguatan.
4. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam memimpin diskusi kelompok.
5. Untuk mengatahui keterampilan guru dalam menutup pembelajaran.

4
BAB II
HASIL TEMUAN

A. Letak Geografis
NPSN : 69874378
NSS :-
Nama : SMP Islam Setia Nurul Azmi Mrdan
Akreditas :B

Alamat : Jl. Pancing Pasar 4 Lingkungan V, Mabar Hilir


kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera
Utara

Kodepos : 20242
Nomer Faks :-
Email :-
Jenjang : SMP
Status : Swasta
Situs :-
Lintang :-
Bujur :-
Daya Listrik :1300 watt
Ketinggian : 15
Waktu belajar : 5 jam 20 menit
Waktu Penyelenggara : Pagi
Kota : Medan
Propinsi : Sumatera Urata
Kecamatan : Medan Deli
Kelurahan : Mabar Hilir

5
B. Sejarah Singkat Sekolah SMP Islam Setia Nurul Azmi Medan

Sesuai dengan fakta sejarah bangsa Indonesia secara umum dan Masyarakat
Sumatera Utara pada khususnya, selama 350 tahun dijajah oleh kolonialis Belanda
kemudian oleh Bangsa Jepang selama 3,5 tahun sehingga berakhirnya perang Dunia
II. Akhirnya puncak perjuangan bangsa Indonesia ditandai dengan
dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945.Sebagai bangsa yang dijajah sebelum, kondisi social, ekonomi
dan budaya serta kegamaan (kususnya masyarakat islam) sangat memprihatinkan
akibat dari sarana pendidikan yang sangat minim Karena politik penjajah yang tetap
menginginkan suburnya kebodohan.

Mengingat kurangnya sarana pendidikan di Kecamatan Medan Deli umumnya


dan dikecamatan Mabar Hilir khususnya dimana tidak dapat menampung minat
anak-anak usia sekolah, apalagi sekolah lanjutan umumnya berada di kota Medan
yang tentu akan menambah beban biaya transport bagi orang tua ditambah lagi
kondisi ekonomi yang rendah yang sulit sekali bagi masyarakat dapat melanjutkan
pendidikan anak-anak kejenjang yang lebih tinggi.

Maka pada awal tahun 2014 didirikanlah sebuah lembaga pendidikan oleh
Bapak Drs. H. Juliano dengan membebaskan tanah kosong seluas 1800 m2 dimana
diatasnya tidak terdapat bangunan apapun sehingga dengan biaya yang cukup besar,
yang diperuntukkan untuk tingkat S. Hingga sekarang jumlah tenaga kependidikan
yang dimiliki SMP Islam Setia Nurul Azmi 20 orang, dengan siswa sebanyak 446
orang.

C. Visi dan Misi


Sekolah SMP Islam Setia Nurul Azmi Medan ini memiliki Visi, Misi dan
Tujuan sebagai berikut:

Uraian Komentar
Visi Menjadi sekolah
unggul dalam prestasi,
terdepan dalam budi

6
pekerti, berwawasan
global berdasarkan Al-
Quran dan Al-Hadist.

Misi 1. Menjadi wahana


konservasi nilai-nilai
ajaran Islam yang
dibawa, diajarkan
dan dicontohkan
Nabi Muhammad
saw.
2. Menjadi wahana
dalam membangun,
menumbuhkan,
membentuk,
membina, dan
mengarahkan potensi
dasar anak didik.
3. Menjadi mediator
dalam
menghantarkan anak
didik memasuki
jaman, sejarah, dan
tantangan yang akan
dihadapi.
4. Membangun citra
sekolah sebagai mitra
terpercaya di
masyarakat.
5. Menumbuh
kembangkan rasa
tulus dan ikhlas

7
dalam segala tugas
dan tanggung jawab
yang diemban warga
sekolah.
6. Memupuk rasa
persaudaraan dan
sikap sopan sntun
terhadap orang lain.

Tujuan 1. Membekali peserta


didik dengan
pendidikan agama
dan pendidikan
umum secara utuh.
2. Membentuk
lingkungan belajar
yang asri, nyaman
dan aman yang
memunculkan
suasana kondusif
bagi kegiatan belajar
mengajar.
3. Membiasakan
peserta didik untuk
menerapkan nilai-
nilai Islam dalam
kehidupan sehari-
hari.
4. Menumbuhkan
motivasi belajar yang
tinggi dikalangan
peserta didik dan

8
harapan yang tinggi
dari seluruh staf
pengajar akan
terbentuknya
keterampilan dasar
dikalangan peserta
didik.
5. Menjalin hubungan
positif dan
berkelanjutan antara
sekolah dengan
rumah dimana orang
tua.
6. Menyiapkan peserta
didik agar mampu
memilih karier, ulet
dan gigih dalam
berkompetisi,
beradaptasi di
lingkungan kerja dan
mengembangkan
sikap profesional
dalam bidang
keahlian yang
diminatinya.
7. Membekali peserta
didik dengan ilmu
pengetahuan,
teknologi dan seni,
agar mampu
mengembangkan diri
di kemudian hari baik

9
secara mandiri
maupun melalui
jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.

D. Tenaga Kependidikan

TMT Di
SMP Islam
No. Nama L/P Jabatan
Nurul Setia
Azmi
1 Drs. Julianto L Kepala Sekolah 2014
2 Drs. Ernawati Br Pinem P Waka Kurikulum 2016
M. Setiawan Senwa,
3 L Waka Kesiswaan 2014
S.Kom.
4 Hj. Yusmeri, S.Pd. P KA. Tata Usaha 2014
5 Ahmad Habibi, S.Pd. P KA. Perpustakaan 2014
6 Dra. Hilal Nur Habibah P Guru Mapel 2014
7 Mustika Wani, S.Pd. P Guru Mapel 2014
8 Fahrur Rizal, S.Pd. L Guru Mapel 2016
9 Rosmaya Sari, S.Pd. P Guru Mapel 2015
10 Muliadi, S.Pd. L Guru BK/BP 2014
11 Ika Kurniasih, S.Pd.I. P Guru Mapel 2014
12 M. Koko Khadafi, S.Pd.I. L Guru Mapel 2014
13 Ervaningsih, S.Pd. P Guru Mapel 2014
14 Ranny Puspita, S.Pd. P Guru Mapel 2014
15 Muhammad Ichsan, S.Pd. L Guru Mapel 2014
16 Nurul Husna, S.Kom. P Guru Mapel 2014
17 Doni Andriyan Z, S.Pd. L Guru Mapel 2015
18 Inrawati Pasaribu, S.Pd. L Guru Mapel 2015
19 Rusyda Laila, S.Pd. P Guru Mapel 2014
20 Sofiyan Zuhri, S.Pd. L Guru Mapel 2015
E. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi SMP Islam Setia Nurul Azmi Medan Sebagai Berikut:

F. Siswa

10
Banyak siswa di sekolah SMP Islam Seta Nurul Azmi ini dapat dibedakan atas jenis
kelaminnya saja. Karena Smp ini hanya menampung siswa/I dengan berstatus agama islam
saja. Untuk melihat lebih rincinya perhatikan tabel dibawah ini.

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

LK PR LK PR LK PR

78 94 67 85 53 69

G. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki atau yang terdapat di sekolah SMP Islam Setia
Nurul Azmi Medan ini adalah sebagai berikut :
1. Ruang kelas
2. Ruang perpustakaan
3. Ruang laboratorium IPA
4. Ruang pimpinan (kepala sekolah)
5. Ruang guru
6. Ruang tata usaha
7. Tempat beribadah
8. Ruang konseling
9. Ruang uks
10. Jamban (kamar mandi / toilet)
11. Gudang
12. Tempat bermain / berolahga

BAB III

11
PEMBAHASAN

A. Keterampilan Membuka Pembelajaran


1. Defisini
Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya guru dalam
memberikan pengantar/pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari siswa
sehingga siswa siap mental dan tertarik mengikutinya (Marno & Idris, 2008:
86). Kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru dimaksudkan agar
siswa dapat memusatkan perhatian pada hal-hal yang akan dipelajari. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan dicapai,
menarik perhatian siswa, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi
pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa dengan bahan yang akan dipelajarinya
(Suwarna, 2006: 66). Tujuan dari membuka pelajaran yang dilakukan oleh guru
adalah:
 Menumbuhkan perhatian dan motivasi untuk berpartisipasi di
dalam pembelajran,
 Memahami batas-batas yang akan dipelajari dan dikerjakan,
 Mengetahui gambaran yang jelas tentang strategi dan
pendekatan pembelajaran,
 Mengetahui hubungan antara pengalman dan pengetahuan yang
sudah dimiliki dengan apa yang akan dipelajari,
 Menggabungkan fakta, keterampilan, atau konsep-konsep yang
tercakup di dalam suatu peristiwa,
 Mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari materi ajar.

2. Analisis
Berdasarkan observasi yang saya lakukan di SMP Islam Setia Nurul Azmi,
saya menyimpulkan bahwa keterampilan guru dalam membuka pembelajaran
sudah sesuai. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
mengabsen secara keseluruhan atau bertanya secara singkat apakah ada siswa
yang tidak dapat mengikuti pelajaran, dan mengecek kesiapan siswa dalam
menerima proses pembelajaran yang akan berlangsung.
B. Keterampilan Menjelaskan

12
1. Definisi

Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian informasi


secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya
hubungan satu dengan yang lain. Misalnya sebab dan akibat.

Penyampaian informasi yang terencana dengan baik disajikan dengan


urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian
penjelasan merupakan aspek yang sangat penting dari kegiatan guru dalam
interaksinya dengan siswa di dalam kelas.

Menjelaskan berarti memberikan penjelasan atau pengertian pada


seseorang. Oleh sebab itu seorang guru yang melakukan kegiatan explaining,
harus :

 Mengerti apa yang ia jelaskan.

 Mengerti bagaimana merencanakan suatu penjelasan.

 Mengetahui bagaimana cara menjelaskan kepada murid (pelaksanaan).

Keterampilan memeberi penjelasan adalah penyajian informasi secara lisan


yang dikelola secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara
satu di dengan yang lainya. Ciri utama keterampilan penjelasan yaitu
menyampaikan informasi yang terencana dengan baik, disajikan dengan benar,
serta urutan yang cocok (Zainal Asril, 2010 : 84). Beberapa tujuan yang akan
dicapai dalam memberikan penjelasan di kelas antara lain :

 Untuk membimbing siswa- siswi memahami dengan jelas jawaban dari


pertanyaan “mengapa” yang di kemukakan oleh guru atau yang diajukan
oleh siswa-siswi.

 Menolong siswa-siswi mendapat dan memahami hukum, dalil, dan


prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar.

 Melibatkan siswa-siswi untuk berpikir memecahkan masalah atau


pertanyaan.

13
 Untuk mendapat umpan balik dari siswa-siswi mengenai tingkat
pemahamanya dan untuk mengatasi kesalahan pengertian mereka.

 Menolong siswa-siswi unk menghayati dan mendapat proses, peralatan,


dan penggunaan bukti dalam penyelesaian keadaan (situasi) yang
meragukan (belum pasti).

 Membuat siswa berpikir secara logis, estetis, dan moral.

 Melatih siswa berpikir dengan menggunakan sebab dan akibat.

 Melatih siswa mandiri di dalam mengambil keputusan bagi dirinya.

 Menanamkan sikap yakin pada diri, bahwa berpikirnya benar (beri


jawaban yang benar).

 Menuntun siswa kepada pengertian yang jelas dalam memecahkan


pertanyaan “ apa, mengapa, dan bagaimana”.

 Melibatkan siswa dalam berpikir memecahkan masalah.

 Untuk memperoleh feedback dari siswa berdasarkan pada tingkat


pengertian mereka/ menghindari salah pengertian.

 Membantu siswa menghargai dan memperoleh proses of reasoning


(proses kiat) dan menggunakan bukti didalam memecahkan hal-hal yang
tidak pasti (Didi Supriadi, 2012:156-157).

2. Analisis

Berdasarkan observasi yang saya lakukan di SMP Islam Setia Nurul Azmi
dengan guru matematika yang bernama Doni Andriyan Zunaeidy, saya
mengamati bahwa keterampilan menjelaskan yang dilakukan oleh guru sudah
sangat bagus. Guru menyampaikan materi singkat, padat, jelas, menggunakan
bahasa yang mudah dicerna oleh siswa, serta tidak berbelit-belit sehingga siswa
mudah dalam memahami materi yang diberikan oleh guru tersebut. Saat proses
pengamatan berlangsung, siswa secara keseluruhan fokus dengan guru.

14
Penampilan guru juga sangat menarik sehingga siswa tertarik akan materi yang
dijelaskan oleh guru.

C. Keterampilan Bertanya
1. Definisi

keterampilan bertanya secara etimologis diuraikan menjadi dua suku kata


yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus bahasa Indonesia “bertanya”
berasal dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan.
Sedangkan kata “terampil” memiliki arti “cakap dalam penyelesaian tugas
ataupun mampu dan cekatan”. Dengan demikian keterampilan bertanya secara
sederhana dapat diartikan dengan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam
meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain atau pihak yang menjadi
lawan bicara.

Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam


rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus
merupakan bagian dari keberhasilan dalam pengelolaan intruksional dan
pengelolaan kelas. Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi
hambatan proses berifikir di kalangan siswa dan dapat memperbaiki serta
meningkatkan proses belajar di kalangan siswa.

Pertanyaan juga dapat berfungsi sebagai pengatur, guru harus mendorong


siswa agar menjawab pertanyaan dengan suara yang nyaring dan tidak
mengulangi jawaban siswa kecuali jika memang perlu atau jika siswa tersebut
merupakan kasus khusus. Pertanyaan juga dapat membentuk pribadi siswa,
namun hal itu tergantung pertanyaan yang diajukan gurunya

Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru, keterampilan ini


merupakan salah satu kunci untuk meningkatakan mutu dan kebermaknaan
pembelajaran. Dengan demikian setiap guru harus terampil dalam
mengembangkan pertanyaan. Pertanyaan dalam pembelajaran bukan hanya
untuk mendapatkan jawaban atau informasi dari pihak yang ditanya. Jauh lebih
luas dari itu adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran (Mulyasa, 2005
: 80).

15
Fungsi pertanyaan didalam kegiatan pembelajaran Menurut Turney
mendefenisikan 12 fungsi pertanyaan seperti itu :

 Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik.


 Memusatkan perhatian pada masalan tertentu.
 Menggalakkan penerapan belajar aktif.
 Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri.
 Menstruktur tugas – tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung secara
maksimal.
 Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
 Mengkomunikasikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat
secara aktif dalam pembelajaran.
 Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan
pemahamannya tentang informasi yang diberikan.
 Melibatkan siswa dalam memamfaatkan kesimpulan yang dapat mendorong
mengembangkan proses berfikir.
 Mengembangkan kebiasaan menanggapi pertanyaan teman atau pernyataan
guru.
 Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi.
 Menyatakan perasaan dan pikiran yang murni kepada siswa (Buchari Alma,
2009 : 35-36)

Masih banyak lagi fungsi pertanyaan yang dilaporkan oleh para peneliti
namun dari daftar diatas, sudah dapat kita simpulkan bahwa fungsi pertanyaan
tersebut sangat bervariasi.

2. Analisis

Berdasarkan observasi yang saya lakukan di SMP Islam Setia Nurul Azmi
dengan guru matematika yang bernama Doni Andriyan Zunaeidy, saya
mengamati bahwa keterampilan bertanya yang dilakukan oleh guru sudah
terpenuhi. Saya melihat di akhir penjelasan guru selalu menanyakan apakah ada
materi yang kurang atau belum dipahami. Kalau tidak ada yang menjawab, guru

16
biasanya mengetes siswa secara random untuk menjawab beberapa soal yang
diberikan.

D. Keterampilan Memberi Penguatan

1. Definisi

Penguatan berasal dari kata kuat yang berarti kukuh, teguh, tahan, dan awet,

mendapat awalan pe dan akhiran –an menjadi penguatan yang berarti perbuatan

mengukuhkan, meneguhkan, mempertahankan dan

mengawetkan.(J.S.Poerwadarminta,1984.h.529). Menurut R.HERGENHAHN, dan

MATTHEW secara tradisional, Penguat dianggap sebagai sebuah stimulasi atau

perangsang.Keterampilan memberi penguatan (reinforcement) adalah segala

bentuk respon baik verbal ataupun non verbal, yang diberikan guru terhadap

tingkah laku siswa untuk memberikan umpan balik atas perbuatannya sebagai

suatu dorongan atau koreksi dan memotivasi siswa yang lain untuk berbuat hal

yang sama seperti siswa yang diberikan penguatan tadi(Wina Sanjaya, 2006.h.37).

Keterampilan memberikan penguatan juga diartikan dengan tingkah laku guru

dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang

memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali, dimaksudkan untuk

membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi

belajar-mengajar.( JJ. Hasibuan, 2008.h.84)

Ada pula pendapat lain, Keterampilan memberikan penguatan adalah

respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan

berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Seorang guru perlu menguasai

keterampilan memberika penguatan karena “penguatan merupakan dorongan

17
bagi siswa untuk meningkatkan penampilannya, serta dapat meningkatkan

perhatian(IG.A.K Wardani dkk ,2001.h.25)

Dapat penulis simpulkan bahwa pemberian penguatan adalah segala bentuk

respon positif atau negatif yang diberikan oleh guru baik yang bersifat verbal

ataupun nonverbal terhadap tingkah laku siswa yang baik sehingga

menyebabkan siswa tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan

perilaku yang baik tersebut dan menghilangkan perilaku yang kurang baik. Ada

beberapa tujuan pemberian penguatan didalam kelas yang diambil dari

beberapa referensi, diantaranya :

a. Meningkatkan perhatian siswa dan membangkitkan motivasi siswa.

b. Memudahkan siswa belajar.

c. Menumbuhkan rasa percaya diri pada diri siswa.

d. Memelihara iklim kelas yang kondusif

2. Analisis

Berdasarkan observasi yang saya lakukan di SMP Islam Setia Nurul Azmi
dengan salah satu guru matematika yang bernama Doni Andriyan Zunaeidy,
saya melihat guru memberi penguatan kepada penguatan yang berbentuk
verbal. Ini terlihat saat guru meberikan pujian pada siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan-pertanyaan. Misalnya seperti “ya.. benar. dan lain
sebgainya yang lebih menekankan kepada penguatan verbal.

Guru hanya sesekali menggunakan penguatan non verbal, yaitu dengan


mimik muka seperti : guru akan mengerutkan kening saat melihat jawaban yang
salah dan menanyakan tentang keabsahan jawaban yang di buat siswa seperti :
“coba kamu perhatikan baik-baik soal yang tertera. Walau tergolong dominan
memberikan penguatan secara verbal, guru tetap dapat memberikan

18
pemahaman dan kepercayaan diri bagi siswa lewat ucapan-ucapan guru yang
memberikan penguatan terhadap jawaban siswa.

E. Keterampilan Memimpin Diskusi Kelompok Kecil


1. Definisi

Diskusi merupakan suatu metode yang di terapkan oleh guru saat belajar di
kelas dimana dalam penerapannya adanya kerja sama antara murid dan guru itu
sendiri. Menurut Hasibuan, J.J dan Moedjiono (1995:88) diskusi kelompok
merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau
memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang memberi kesempatan
untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan
demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan
berbahasa. Diskusi kelompok kecil merupakan suatu proses yang teratur dengan
melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi yang kooperatif yang optimal
dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau
memecahkan masalah.

Tidak semua pembicaraa yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat
disebut sebagai diskusi. Agar dapat disebut sebagai kelompok kecil, ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi. Menurut Udin S. Winatapura dkk
(2002:20), diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut:

 Melibatkan kelompok yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang.


 Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan
paksaan) dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat
kesempatan untuk saling beradu pandang dan saling mendengarkan
serta saling berkomunikasi dengan yang lain.
 Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerja sama antar
anggota kelompok.
 Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju suatu
kesimpulan.

19
Dengan memperhatikan keempat karakteristik tersebut dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan diskuis kelompok adalah suatu proses
pembicaraan yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi
tatap muka yang informal dengan tujuan untuk mengambil keputusan atau
memecahkan suatu persoalan atau masalah.
Diskusi dalam kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan
karakteristik diskusi pada umumnya, seperti yang sudah diuraikan sebelumnya.
Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil, ada pimpinan diskusi seperti
guru atau seorang teman dari siswa dalam kelompok tersebut. Setiap siswa
dalam anggota kelompok masing-masing bebas tanpa ada tekanan dari pihak
manapun untuk turut rembung, menyumbang pendapat, saran, berbagi
pengalaman untuk menghasilkan kesimpulan bersama atau terpecahkannya
masalah yang didiskusikan.
Membimbing kegiatan diskusi dalam pembelajaran merupakan salah satu
keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru, karena melalui diskusi
siswa didorong untuk belajar secara aktif, belajar mengemukakan pendapat,
berinteraksi, saling menghargai dan berlatih bersikap positif. Melalui diskusi
peran guru yang di kesankan terlalu mendominasi pembicaraan sendirinya akan
hilang. Dengan diskusi siswa dan guru sama-sama aktif, bahkan melalui diskusi
dapat memfasilitasi terjadinya pembelajaran aktif.
Diskusi kelompok kecil dapat dipandang sebagai sebuah variasi dari pola
interaksi yang penting dikembangkan dengan proses belajar mengajar. Variasi
proses belajar mengajar dengan cara diskusi kelompok kecil dapat
menumbuhkembangkan pemikiran peserta didik untuk berpikir lebih kritis dan
lebih rasional. Menurut Annisatul Mufarakah (2009:173), ada beberapa prinsip
membimbing diskusi kelompok kecil yang harus diperhatikan oleh seorang
pendidik jika ingin memakai variasi diskusi kelompok kecil di dalam kelasnya,
yaitu:
 Laksanakan diskusi dengan suasana yang menyenangkan.
 Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab
permasalahan.
 Rencanakan diskusi kelompok kecil dengan sistematis.

20
 Bimbinglah dan posisikan diri guru sebagai teman dalam diskusi.
Menurut Hamid Darmadi (2009: 23) adapun tujuan dan manfaat kegiatan
diskusi antara lain:
 Memupuk sikap toleransi, yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap
pendapat yang dikemukakan oleh setiap peserta didik.
 Memupuk kehidupan demokrasi, yaitu setiap siswa secara bebas dan
bertanggup jawab terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar fikiran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
 Mendorong pembelajaran secara aktif, yaitu siswa dalam membahas
suatu topik pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi
melalui kerjasama dalam kelompok diskusi siswa belajar
mengembangkan kemampuan berfikirnya.
 Menumbuhkan rasa percaya diri, yaitu kebiasaan untuk berargumentasi
yang dilakukan antar sesama teman dalam kelompok diskusi, kan
mendorong keberanian dan rasa percaya diri mengajukan pendapat
maupun mencari solusi pemecahan masalah.

2. Analisis

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, peneliti tidak


menemukan pengelompokan-pengelompokan siswa. Guru hanya mengajar
secara perseorangan, tidak membentuk mereka ke dalam kelompok-kelompok
kecil. Peneliti tidak melihat keterampil guru dalam mengajar kelompok karena
guru tidak mengelompokkan siswa dalam pembelajarannya. Guru tidak
membagi siswa kedalam kelompok-kelompok belajar. Sehingga peneliti tidak
dapat melihat bagaimana keterampilan guru dalam memimpin diskusi
kelompok.

F. Keterampilan Menutup Pembelajaran


1. Definisi
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri pelajaran. Kegiatan menutup pelajaran tersebut
tidakmencakup kegiatan rutin yang dilakukan siswa seperti menyiapkan alat
peraga mengucapkan salam mengisi daftar hadir dan sebagainya. Usaha

21
menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat
pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali
atau menyuruh siswa membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang
materi pelajaran yang baru diberikan. Seperti halnya kegiatan membuka
pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada
akhir jam pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti
pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan
membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup urut-
urutan kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi kegiatan yang ada
kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
2. Analisis
Berdasarkan observasi yang saya lakukan di SMP Islam Setia Nurul Azmi
dengan salah satu guru matematika yang bernama Doni Andriyan Zunaeidy,
dalam menutup pelajaran, menurut saya sudah baik. Karena sebelum
mengucapkan salam, guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang
mereka pelajari.

G. Strategi Pembelajaran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti melihat bahwa guru


matematika di kelas VII SMP Islam Setia Nurul Azmi ini menggunakan model
pembelajaran konvensional dengan model ceramah. Tidak menggunakan model
pembelajaran kooperatif atau model active learning atau model yang lainnya.
Akibat guru tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif ataupun
pembelajaran aktif, guru tidak menggunakan strategi dalam pembelajarannya.
Hanya menggunakan metode ceramah. Ini terlihat saat guru mengajar, guru tidak
membuat penglompokkan-pengelompokkan siswa. Pembelajaran di kelas juga
terpusat sepenuhnya kepada guru. Tidak kepada siswa. Guru tidak membuat siswa
sebagai pusat informasi. Siswa hanya terfokus kepada buku LKS.

Pembelajaran dikelas terlihat monoton. Namun, teknik guru dalam mengjar


membuat suasana monoton itu tidak terlalu kentara. Ini terlihat ketika siswa

22
menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dan tidak menolak ketika disuruh maju
kedepan untuk menjawab soal dari guru. Pembelajaran juga tidak tegang karena
pembawaan guru yang humble namun tidak menurunkan kewibawaannya sebagai
seorang guru.

H. Penilaian Autentik

Penilaian yang dilakukan oleh guru adalah dengan cara penilaian langsung
terhadap kemampuan siswa. Kemudian dengan tugas-tuags yang diberikan oleh
guru dan dengan cara analisis proses yang dilihat dari respon siswa saat belajar.

Penilaian langsung ini dilakukan pada saat pembelajaran. Guru meminta siswa
untuk mengerjkan beberapa soal. Guru memilih acak siswa yang maju untuk
menjawab pertanyaan yang ada. Ketika siswa tidak bisa menjawab soal, guru
memanggil siswa lain utnuk menyelesaikan soal yang tidak bisa diselesaikan oleh
temannya

Kemudian penilaian dengan tugas ini adalah penilaian yang dilakukan oleh guru
dengan cara memberi tugas-tugas rumah kepada siswa, contohnya seperti tugas-
tugas di LKS yang wajib dikerjakan oleh siswa.

Dan selanjuutnya analisis proses. Guru menilai bagaimana proses siswa belajar
di dalam kelas. Hampir sam dengan penialain langsung, namun pada analisis proses
guru lebih menganalisis bagaimana sebenarnya pemahaman siswa terhadap materi
yang dipelajari dengan cara bertanya secraa menyeluruh. Jika siswa ikut menjawab,
itu artinya siswa paham tentang materi yang diajarkan. Sedangkan siswa yang tidak
ikut menjawab pertanyaan yang diberi, maka kemungkinan siswa belum paham
terhadap materi. Penilaian berdasarkan analisis proses ini dilandaskan pada respon
siswa dalam bersikap.

I. Kesesuaian RPP

Menurut peneliti, RPP yang disusun guru cukup sesuai dengan praktek
mengajar dikelas. Hanya saja, metode yang dirancang tidak sesuai dengan yang
dilakukan pada saat proses pembelajaran di kelas. Pada RPP, guru membuat diskusi
kelompok. Namun kenyataannya, guru tidak membagi siswa kedalam beberapa

23
kelompok. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di kelas berbasis individu
dan bukan kelompok.

BAB III
PENUTUP

24
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di sekolah SMA Gema
Buwana, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa guru sudah memiliki
keterampilan dasar mengajar yang baik, terelepas dari dua keterampilan
mengajar kelompok karena guru tidak menggunakan model pembelajaran
berkelompok.
Model yang digunakan juga masih menggunakan model
konvensional, guru tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif atau
model pembelajaran aktif, sehingga guru tidak menggunakan strategi
pembelajran seperti jigsaw, TGT, NHT, dan lain sebagainya.
Guru menilai dengan cara penilaian secara langsung, kemudian
penilaian dengan tugas-tugas dan penilaian dengan analisis proses belajar
yang di jalani oleh siswa.

B. Saran
Adapun saran dari peneliti, guru hendaknya meningkatkan
keterampilan pada penggunaan variasi, penguatan dan mengelola kelas agar
hasil belajar yang di dapat akan lebih optimal. Dan alangkah baiknya bila
guru mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif atau
pembelajaran aktif, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran
dan dapat lebih leluasa mengemukakan pendapat mereka.

25
LAMPIRAN

26
27
28
29
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : Kurikulum 2013


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VII (Satu) / II
Materi Pokok : Segiempat dan Segitiga
Alokasi Waktu : 4 x 5 JP

A. KOMPETENSI INTI
KI 2 : Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli(toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi,
seni budaya terkait penomena dan kejadian yang tampak mata).
KI 4: Mencoba,mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret(
menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori).

B. KOMPETENSI DASAR
 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti,
bertanggung jawab, resposnsif,dan tidak mudah menyerah dalam
memecahkan masalah.
 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan diri pada
matematika serta memiliki rasa percaya pada daya serta kegunaan
matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar.
 Mengidentifikas sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk
menentukan keliling dan luas.
 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat
persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang,belah ketupat dan
layang-layang.

30
C. INDIKATOR
 Siswa diajak berpikir dan mengajukan ide-ide secara bebas dan terbuka
baik secara individu maupun kelompok dalam menanggapi pemecahan
masalah dan bekerjasama memecahkannya
 Perkenalkan beberapa situasi masalah nyata terkait segiempat dan segitiga
untuk membangun persepsi positif siswa terhadap materi ini. Kondisikan
siswa merasa ingin tahu bagaimana membangun konsep dan
pemanfaatannya dalam pemecahan masalah nyata.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses pembelajaran himpunan, siswa memiliki pengalaman belajar:
 terlatih berpikir kritis dan berpikir kreatif;
 menemukan ilmu pengetahuan dari pemecahan masalah nyata;
 mengajak untuk melakukan penelitian dasar dalam membangun konsep;
 dilatih bekerjasama dalam tim untuk menemukan solusi permasalahan.
 dilatih mengajukan ide-ide secara bebas dan terbuka;
 merasakan manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari.

E. MATERI PEMBELAJARAN
 LAYANG-LAYANG

F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi Dan Ceramah

G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan  Mengajak semua siswa berdo’a 10 menit


menurutAgama dan keyakinan masing-
masing (untuk mengawali kegiatan
pembelajaran)

31
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa
 Guru Mengecek kesiapan siswa belajar baik
secara fisik maupun psikologis.
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang akan dicapai.
 Guru menyampaikan garis besar cakupan
materi dan penjelasan tentang kegiatan yang
akan dilakukan siswa untuk menyelesaikan
latihan-latihan dan tugas dalam
pembelajaran.

Inti Tahap apersepsi budaya 35 Menit


X 30 JP
 Menginformasikan indikator pencapaian
kompetensi dasar.
 Menciptakan persepsi positif dalam diri
siswa terhadap budayanya dan matematika
sebagai hasil konstruksi sosial.
 Menjelaskan pola interaksi sosial,
menjelaskan peranan siswa dalam
menyelesaikan masalah.
 Memberikan motivasi belajar pada siswa
melalui penanaman nilai matematis, soft skill
dan kebergunaan matematika.
 Memberi kesempatan pada

Tahap penyelesaian masalah pola interaksi


edukatif
 Membentukan kelompok
 Mengajukan masalah yang bersumber dari
fakta dan lingkungan budaya siswa
 Meminta siswa memahami masalah secara
individual dan kelompok
 Mendorong siswa bekerjasama
menyelesaikan tugas-tugas
 Membantu siswa merumuskan hipotesis
(dugaan).

32
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Membimbing, mendorong/mengarahkan
siswa menyelesaikan masalah dan
mengerjakan LKS
 Memberikan scaffolding pada kelompok atau
individu yang mengalami kesulitan
 Mengkondisikan antar anggota kelompok
berdiskusi, berdebat dengan pola kooperatif
 Mendorong siswa mengekspresikan ide-ide
secara terbuka
 Membantu dan memberi kemudahan
pengerjaan siswa dalam menyelesaikan
masalah dalam pemberian solusi

Tahap persentasi dan mengembangkan hasil


kerja
 Memberi kesempatan pada kelompok
mempresentasikan hasil penyelesaian
masalah di depan kelas
 Membimbing siswa menyajikan hasil kerja
 Memberi kesempatan kelompok lain
mengkritisi/menanggapi hasil kerja
kelompok penyaji dan memberi masukan
sebagai alternatif pemikiran. Membantu
siswa menemukan konsep berdasarkan
masalah
 Mengontrol jalannya diskusi agar
pembelajaran berjalan dengan efektif
 Mendorong keterbukaan, proses-proses
demokrasi
 Menguji pemahaman siswa

Tahap temuan objek matematika dan


penguatan skemata baru
 Mengarahkan siswa membangun konsep dan
prinsip secara ilmiah

33
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Menguji pemahaman siswa atas konsep yang
ditemukan melalui pengajuan contoh dan
bukan contoh konsep
 Membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang
berkaitan dengan masalah
 Memberi kesempatan melakukan
konektivitas konsep dan prinsip dalam
mengerjakan soal tantangan
 Memberikan scaffolding

Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses


dan hasilpenyelesaian masalah
 Membantu siswa mengkaji ulang hasil
penyelesaian masalah
 Memotivasi siswa untuk terlibat dalam
penyelesaian masalah yang selektif
 Mengevaluasi materi akademik: memberi
kuis atau membuat peta konsep atau peta
materi.

Penutup  Guru bersama-sama dengan peserta didik 15 menit


atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran,
 Melakukan penilaian dan refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram,
 Memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran,
 Memberikan tugas, baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil
belajar pesrta didik.

H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 Buku Guru Kelas VII SMP/MTs

I. INSTRUMEN PENILAIAN

34
Tugas
 Mengingatkan siswa kembali materi yang pelajari di sekolah dasar
tentang bagaimana cara menentukan luas sebuah segitiga, jika panjang
alas dan tingginya diketahui.

Observasi
Selama KBM:
 ketelitian
 rasa ingin tahu

Portofolio
Menilai kemajuan belajar dalam memecahkan :
 pemahaman
 pemodelan atau penyusunan kalimat matematika
 memilih strategi dan menyelesaikan model
 masuk akalnya penyelesaian

Mengetahui ......, ........................... 20...


Kepala Sekolah ................. Guru Mapel Matematika

( ___________________ ) ( ___________________ )
NIP .................................. NIP ..................................

35

Anda mungkin juga menyukai