MicroTeaching
DOSEN PENGAMPU :
Disusun Oleh :
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul "Keterampilan
Dasar mengajar" dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kejahiliyaan ke zaman yang terang benderang.
Terima kasih kepada Ibu Dr. Farida Jaya, M.Pd selaku dosen pengampu
yang telah memberikan tugas laporan observasi kepada saya untuk menambah
wawasan saya dan menambah keberanian untuk menyampaikan pendapat dalam
pembelajaran serta membimbing saya sehingga saya bisa menyelesaikan laporan
ini dengan sebaik mungkin.
Adapun tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas Ibu Dr. Farida Jaya, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Microteching di kelas
PMM-4. Selain itu laporan ini juga bertujuan untuk lebih memahami keterampilan
dasar mengajar guru. Sangat disadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan dari para pembaca. Dan saya
mohon maaf jika ada kesalahan di dalam laporan ini. Dengan kerendahan hati,
semoga apa yang tertulis dalam laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Peneliti
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan........................................................................................... 25
B. Saran ..................................................................................................... 25
LAMPIRAN ..................................................................................................... 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Fungsi pendidikan harus betul-betul diperhatikan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan nasional sebab tujuan berfungsi sebagai pemberi arah yang jelas
terhadap kegiatan penyelenggaraan pendidikan sehingga penyelenggaraan
pendidikan harus diarahkan kepada (1) pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa, (2)
pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem
terbuka dan multimakna, (3) pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat,
(4) pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran, (5) pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat, (6) pendidikan
diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui
peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia
yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu
tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai posisi strategis maka setiap
usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada
peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya.
Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran
penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia
1
pendidikan figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama yang
menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Pendidik atau guru
merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama
bagi pendidik pada perguruan tinggi. Hal tersebut tidak dapat disangkal kerana
lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. sebagai besar waktu guru
ada di sekolah, sisanya ada di rumah dan di masyarakat.
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting dalam
pendidikan formal pada umumnya karena bagi siswa guru sering dijadikan tokoh
teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah guru merupakan unsur
yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan selain unsur murid dan
fasilitas lainnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan
kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar
mengajar. Namun demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan mutu hasil
pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru dan mutu
kinerjanya.
Guru merupakan ujung tombak pendidikan sebab secara langsung berupaya
mempengaruhi, membina dan mengembangkan peserta didik, sebagai ujung
tombak, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai
pendidik, pembimbing dan pengajar dan kemampuan tersebut tercermin pada
kompetensi guru. Berkualitas tidaknya proses pendidikan sangat tergantung pada
kreativitas dan inovasi yang dimiliki guru. Gunawan (1996) mengemukakan bahwa
Guru merupakan perencana, pelaksana sekaligus sebagai evaluator pembelajaran di
kelas, maka peserta didik merupakan subjek yang terlibat langsung dalam proses
untuk mencapai tujuan pendidikan.
Guru sebagai pekerja harus berkemampuan yang meliputi penguasaan materi
pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara
menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya, disamping itu
guru harus merupakan pribadi yang berkembang dan bersifat dinamis. Hal ini
sesuai dengan yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidik dan tenaga kependidikan
2
berkewajiban (1) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis, dan dialogis, (2) mempunyai komitmen secara profesional untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan (3) memberi teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya. Harapan dalam Undang-Undang tersebut menunjukkan adanya
perubahan paradigma pola mengajar guru yang pada mulanya sebagai sumber
informasi bagi siswa dan selalu mendominasi kegiatan dalam kelas berubah menuju
paradigma yang memposisikan guru sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran dan selalu terjadi interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa
dengan siswa dalam kelas. Kenyataan ini mengharuskan guru untuk selalu
meningkatkan kemampuannya terutama memberikan keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Microteaching merupakan kegiatan akademik yang tercantum dalam kurikulum
semua program studi yang ada di lingkungan FITK Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara (UINSU). FITK UINSU memiliki peran yang sangat besar dalam
menghasilkan pendidik yang unggul dan berkualitas dan memiliki empat
kompetensi pendidik seperti, kompetensi profesional, kompetensi pedagogik,
kompetensi keperibadian, dan kompetensi sosial. Beberapa upaya yang telah
dilakukan adalah melalui pelatihan-pelatihan bagi mahasiswa, pengadaan sarana
dan komputer pengembangan kurikulum, dan kegiataan PPL dan KKN,
Microteaching serta Magang. Sesuai dengan pengembangan kurikulum LPTK
berbasis KKNI dan perguruan tinggi, Program Microteaching menjadi salah satu
mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UINSU memilki 9 Program Studi, di antaranya:
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ( PGMI ), Pendidikan Islam Anak Usia Dini
( PIAUD ), Bimbingan Konseling Islam ( BKI ), Pendidikan Agama Islam ( PAI ),
Pendidikan Bahasa Inggris ( PBI ), Pendidikan Biologi ( PBIO ), Pendidikan
Matematika ( PMM ), Pendidikan Bahasa Arab ( PBA ), dan Manajemen
Pendidikan Islam ( MPI ).
3
peserta akan siap menjadi pendidik pemula yang dapat mengimplementasikan
kemampuannya sesuai dengan empat kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu;
kompetensi profesionalitas, kompetensi pedagogik, kompetensi keperibadian, dan
kompetensi sosial sehingga pendidik-pendidik masa depan di Indonesia menjadi
pendidik yang unggul, berkemajuan, dan beriman.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keterampilan guru dalam membuka dan menutup
pembelajaran?
2. Bagaimana keterampilan guru dalam menjelaskan dan bertanya?
3. Bagaimana keterampilan guru dalam memberikan penguatan?
4. Bagaimana keterampilan guru dalam memimpin diskusi kelompok?
5. Bagaimana keterampilan guru dalam menutup pembelajaran?
6. Apakah RPP yang disusun oleh guru sudah sesuai dengan praktek
mengajar didalam kelas?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam membuka dan menutup
pembelajaran.
2. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam menjelaskan dan bertanya.
3. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam memberikan penguatan.
4. Untuk mengetahui keterampilan guru dalam memimpin diskusi kelompok.
5. Untuk mengatahui keterampilan guru dalam menutup pembelajaran.
4
BAB II
HASIL TEMUAN
A. Letak Geografis
NPSN : 69874378
NSS :-
Nama : SMP Islam Setia Nurul Azmi Mrdan
Akreditas :B
Kodepos : 20242
Nomer Faks :-
Email :-
Jenjang : SMP
Status : Swasta
Situs :-
Lintang :-
Bujur :-
Daya Listrik :1300 watt
Ketinggian : 15
Waktu belajar : 5 jam 20 menit
Waktu Penyelenggara : Pagi
Kota : Medan
Propinsi : Sumatera Urata
Kecamatan : Medan Deli
Kelurahan : Mabar Hilir
5
B. Sejarah Singkat Sekolah SMP Islam Setia Nurul Azmi Medan
Sesuai dengan fakta sejarah bangsa Indonesia secara umum dan Masyarakat
Sumatera Utara pada khususnya, selama 350 tahun dijajah oleh kolonialis Belanda
kemudian oleh Bangsa Jepang selama 3,5 tahun sehingga berakhirnya perang Dunia
II. Akhirnya puncak perjuangan bangsa Indonesia ditandai dengan
dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945.Sebagai bangsa yang dijajah sebelum, kondisi social, ekonomi
dan budaya serta kegamaan (kususnya masyarakat islam) sangat memprihatinkan
akibat dari sarana pendidikan yang sangat minim Karena politik penjajah yang tetap
menginginkan suburnya kebodohan.
Maka pada awal tahun 2014 didirikanlah sebuah lembaga pendidikan oleh
Bapak Drs. H. Juliano dengan membebaskan tanah kosong seluas 1800 m2 dimana
diatasnya tidak terdapat bangunan apapun sehingga dengan biaya yang cukup besar,
yang diperuntukkan untuk tingkat S. Hingga sekarang jumlah tenaga kependidikan
yang dimiliki SMP Islam Setia Nurul Azmi 20 orang, dengan siswa sebanyak 446
orang.
Uraian Komentar
Visi Menjadi sekolah
unggul dalam prestasi,
terdepan dalam budi
6
pekerti, berwawasan
global berdasarkan Al-
Quran dan Al-Hadist.
7
dalam segala tugas
dan tanggung jawab
yang diemban warga
sekolah.
6. Memupuk rasa
persaudaraan dan
sikap sopan sntun
terhadap orang lain.
8
harapan yang tinggi
dari seluruh staf
pengajar akan
terbentuknya
keterampilan dasar
dikalangan peserta
didik.
5. Menjalin hubungan
positif dan
berkelanjutan antara
sekolah dengan
rumah dimana orang
tua.
6. Menyiapkan peserta
didik agar mampu
memilih karier, ulet
dan gigih dalam
berkompetisi,
beradaptasi di
lingkungan kerja dan
mengembangkan
sikap profesional
dalam bidang
keahlian yang
diminatinya.
7. Membekali peserta
didik dengan ilmu
pengetahuan,
teknologi dan seni,
agar mampu
mengembangkan diri
di kemudian hari baik
9
secara mandiri
maupun melalui
jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.
D. Tenaga Kependidikan
TMT Di
SMP Islam
No. Nama L/P Jabatan
Nurul Setia
Azmi
1 Drs. Julianto L Kepala Sekolah 2014
2 Drs. Ernawati Br Pinem P Waka Kurikulum 2016
M. Setiawan Senwa,
3 L Waka Kesiswaan 2014
S.Kom.
4 Hj. Yusmeri, S.Pd. P KA. Tata Usaha 2014
5 Ahmad Habibi, S.Pd. P KA. Perpustakaan 2014
6 Dra. Hilal Nur Habibah P Guru Mapel 2014
7 Mustika Wani, S.Pd. P Guru Mapel 2014
8 Fahrur Rizal, S.Pd. L Guru Mapel 2016
9 Rosmaya Sari, S.Pd. P Guru Mapel 2015
10 Muliadi, S.Pd. L Guru BK/BP 2014
11 Ika Kurniasih, S.Pd.I. P Guru Mapel 2014
12 M. Koko Khadafi, S.Pd.I. L Guru Mapel 2014
13 Ervaningsih, S.Pd. P Guru Mapel 2014
14 Ranny Puspita, S.Pd. P Guru Mapel 2014
15 Muhammad Ichsan, S.Pd. L Guru Mapel 2014
16 Nurul Husna, S.Kom. P Guru Mapel 2014
17 Doni Andriyan Z, S.Pd. L Guru Mapel 2015
18 Inrawati Pasaribu, S.Pd. L Guru Mapel 2015
19 Rusyda Laila, S.Pd. P Guru Mapel 2014
20 Sofiyan Zuhri, S.Pd. L Guru Mapel 2015
E. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi SMP Islam Setia Nurul Azmi Medan Sebagai Berikut:
F. Siswa
10
Banyak siswa di sekolah SMP Islam Seta Nurul Azmi ini dapat dibedakan atas jenis
kelaminnya saja. Karena Smp ini hanya menampung siswa/I dengan berstatus agama islam
saja. Untuk melihat lebih rincinya perhatikan tabel dibawah ini.
LK PR LK PR LK PR
78 94 67 85 53 69
Sarana dan prasarana yang dimiliki atau yang terdapat di sekolah SMP Islam Setia
Nurul Azmi Medan ini adalah sebagai berikut :
1. Ruang kelas
2. Ruang perpustakaan
3. Ruang laboratorium IPA
4. Ruang pimpinan (kepala sekolah)
5. Ruang guru
6. Ruang tata usaha
7. Tempat beribadah
8. Ruang konseling
9. Ruang uks
10. Jamban (kamar mandi / toilet)
11. Gudang
12. Tempat bermain / berolahga
BAB III
11
PEMBAHASAN
2. Analisis
Berdasarkan observasi yang saya lakukan di SMP Islam Setia Nurul Azmi,
saya menyimpulkan bahwa keterampilan guru dalam membuka pembelajaran
sudah sesuai. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam,
mengabsen secara keseluruhan atau bertanya secara singkat apakah ada siswa
yang tidak dapat mengikuti pelajaran, dan mengecek kesiapan siswa dalam
menerima proses pembelajaran yang akan berlangsung.
B. Keterampilan Menjelaskan
12
1. Definisi
13
Untuk mendapat umpan balik dari siswa-siswi mengenai tingkat
pemahamanya dan untuk mengatasi kesalahan pengertian mereka.
2. Analisis
Berdasarkan observasi yang saya lakukan di SMP Islam Setia Nurul Azmi
dengan guru matematika yang bernama Doni Andriyan Zunaeidy, saya
mengamati bahwa keterampilan menjelaskan yang dilakukan oleh guru sudah
sangat bagus. Guru menyampaikan materi singkat, padat, jelas, menggunakan
bahasa yang mudah dicerna oleh siswa, serta tidak berbelit-belit sehingga siswa
mudah dalam memahami materi yang diberikan oleh guru tersebut. Saat proses
pengamatan berlangsung, siswa secara keseluruhan fokus dengan guru.
14
Penampilan guru juga sangat menarik sehingga siswa tertarik akan materi yang
dijelaskan oleh guru.
C. Keterampilan Bertanya
1. Definisi
15
Fungsi pertanyaan didalam kegiatan pembelajaran Menurut Turney
mendefenisikan 12 fungsi pertanyaan seperti itu :
Masih banyak lagi fungsi pertanyaan yang dilaporkan oleh para peneliti
namun dari daftar diatas, sudah dapat kita simpulkan bahwa fungsi pertanyaan
tersebut sangat bervariasi.
2. Analisis
Berdasarkan observasi yang saya lakukan di SMP Islam Setia Nurul Azmi
dengan guru matematika yang bernama Doni Andriyan Zunaeidy, saya
mengamati bahwa keterampilan bertanya yang dilakukan oleh guru sudah
terpenuhi. Saya melihat di akhir penjelasan guru selalu menanyakan apakah ada
materi yang kurang atau belum dipahami. Kalau tidak ada yang menjawab, guru
16
biasanya mengetes siswa secara random untuk menjawab beberapa soal yang
diberikan.
1. Definisi
Penguatan berasal dari kata kuat yang berarti kukuh, teguh, tahan, dan awet,
mendapat awalan pe dan akhiran –an menjadi penguatan yang berarti perbuatan
bentuk respon baik verbal ataupun non verbal, yang diberikan guru terhadap
tingkah laku siswa untuk memberikan umpan balik atas perbuatannya sebagai
suatu dorongan atau koreksi dan memotivasi siswa yang lain untuk berbuat hal
yang sama seperti siswa yang diberikan penguatan tadi(Wina Sanjaya, 2006.h.37).
dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang
membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi
17
bagi siswa untuk meningkatkan penampilannya, serta dapat meningkatkan
respon positif atau negatif yang diberikan oleh guru baik yang bersifat verbal
perilaku yang baik tersebut dan menghilangkan perilaku yang kurang baik. Ada
2. Analisis
Berdasarkan observasi yang saya lakukan di SMP Islam Setia Nurul Azmi
dengan salah satu guru matematika yang bernama Doni Andriyan Zunaeidy,
saya melihat guru memberi penguatan kepada penguatan yang berbentuk
verbal. Ini terlihat saat guru meberikan pujian pada siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan-pertanyaan. Misalnya seperti “ya.. benar. dan lain
sebgainya yang lebih menekankan kepada penguatan verbal.
18
pemahaman dan kepercayaan diri bagi siswa lewat ucapan-ucapan guru yang
memberikan penguatan terhadap jawaban siswa.
Diskusi merupakan suatu metode yang di terapkan oleh guru saat belajar di
kelas dimana dalam penerapannya adanya kerja sama antara murid dan guru itu
sendiri. Menurut Hasibuan, J.J dan Moedjiono (1995:88) diskusi kelompok
merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau
memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang memberi kesempatan
untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan
demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan
berbahasa. Diskusi kelompok kecil merupakan suatu proses yang teratur dengan
melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi yang kooperatif yang optimal
dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau
memecahkan masalah.
Tidak semua pembicaraa yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat
disebut sebagai diskusi. Agar dapat disebut sebagai kelompok kecil, ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi. Menurut Udin S. Winatapura dkk
(2002:20), diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut:
19
Dengan memperhatikan keempat karakteristik tersebut dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan diskuis kelompok adalah suatu proses
pembicaraan yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi
tatap muka yang informal dengan tujuan untuk mengambil keputusan atau
memecahkan suatu persoalan atau masalah.
Diskusi dalam kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan
karakteristik diskusi pada umumnya, seperti yang sudah diuraikan sebelumnya.
Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil, ada pimpinan diskusi seperti
guru atau seorang teman dari siswa dalam kelompok tersebut. Setiap siswa
dalam anggota kelompok masing-masing bebas tanpa ada tekanan dari pihak
manapun untuk turut rembung, menyumbang pendapat, saran, berbagi
pengalaman untuk menghasilkan kesimpulan bersama atau terpecahkannya
masalah yang didiskusikan.
Membimbing kegiatan diskusi dalam pembelajaran merupakan salah satu
keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru, karena melalui diskusi
siswa didorong untuk belajar secara aktif, belajar mengemukakan pendapat,
berinteraksi, saling menghargai dan berlatih bersikap positif. Melalui diskusi
peran guru yang di kesankan terlalu mendominasi pembicaraan sendirinya akan
hilang. Dengan diskusi siswa dan guru sama-sama aktif, bahkan melalui diskusi
dapat memfasilitasi terjadinya pembelajaran aktif.
Diskusi kelompok kecil dapat dipandang sebagai sebuah variasi dari pola
interaksi yang penting dikembangkan dengan proses belajar mengajar. Variasi
proses belajar mengajar dengan cara diskusi kelompok kecil dapat
menumbuhkembangkan pemikiran peserta didik untuk berpikir lebih kritis dan
lebih rasional. Menurut Annisatul Mufarakah (2009:173), ada beberapa prinsip
membimbing diskusi kelompok kecil yang harus diperhatikan oleh seorang
pendidik jika ingin memakai variasi diskusi kelompok kecil di dalam kelasnya,
yaitu:
Laksanakan diskusi dengan suasana yang menyenangkan.
Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab
permasalahan.
Rencanakan diskusi kelompok kecil dengan sistematis.
20
Bimbinglah dan posisikan diri guru sebagai teman dalam diskusi.
Menurut Hamid Darmadi (2009: 23) adapun tujuan dan manfaat kegiatan
diskusi antara lain:
Memupuk sikap toleransi, yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap
pendapat yang dikemukakan oleh setiap peserta didik.
Memupuk kehidupan demokrasi, yaitu setiap siswa secara bebas dan
bertanggup jawab terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar fikiran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Mendorong pembelajaran secara aktif, yaitu siswa dalam membahas
suatu topik pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi
melalui kerjasama dalam kelompok diskusi siswa belajar
mengembangkan kemampuan berfikirnya.
Menumbuhkan rasa percaya diri, yaitu kebiasaan untuk berargumentasi
yang dilakukan antar sesama teman dalam kelompok diskusi, kan
mendorong keberanian dan rasa percaya diri mengajukan pendapat
maupun mencari solusi pemecahan masalah.
2. Analisis
21
menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat
pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru antara lain adalah merangkum kembali
atau menyuruh siswa membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang
materi pelajaran yang baru diberikan. Seperti halnya kegiatan membuka
pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan guru tidak saja pada
akhir jam pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti
pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan
membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup urut-
urutan kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi kegiatan yang ada
kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
2. Analisis
Berdasarkan observasi yang saya lakukan di SMP Islam Setia Nurul Azmi
dengan salah satu guru matematika yang bernama Doni Andriyan Zunaeidy,
dalam menutup pelajaran, menurut saya sudah baik. Karena sebelum
mengucapkan salam, guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang
mereka pelajari.
G. Strategi Pembelajaran
22
menjawab pertanyaan-pertanyaan guru dan tidak menolak ketika disuruh maju
kedepan untuk menjawab soal dari guru. Pembelajaran juga tidak tegang karena
pembawaan guru yang humble namun tidak menurunkan kewibawaannya sebagai
seorang guru.
H. Penilaian Autentik
Penilaian yang dilakukan oleh guru adalah dengan cara penilaian langsung
terhadap kemampuan siswa. Kemudian dengan tugas-tuags yang diberikan oleh
guru dan dengan cara analisis proses yang dilihat dari respon siswa saat belajar.
Penilaian langsung ini dilakukan pada saat pembelajaran. Guru meminta siswa
untuk mengerjkan beberapa soal. Guru memilih acak siswa yang maju untuk
menjawab pertanyaan yang ada. Ketika siswa tidak bisa menjawab soal, guru
memanggil siswa lain utnuk menyelesaikan soal yang tidak bisa diselesaikan oleh
temannya
Kemudian penilaian dengan tugas ini adalah penilaian yang dilakukan oleh guru
dengan cara memberi tugas-tugas rumah kepada siswa, contohnya seperti tugas-
tugas di LKS yang wajib dikerjakan oleh siswa.
Dan selanjuutnya analisis proses. Guru menilai bagaimana proses siswa belajar
di dalam kelas. Hampir sam dengan penialain langsung, namun pada analisis proses
guru lebih menganalisis bagaimana sebenarnya pemahaman siswa terhadap materi
yang dipelajari dengan cara bertanya secraa menyeluruh. Jika siswa ikut menjawab,
itu artinya siswa paham tentang materi yang diajarkan. Sedangkan siswa yang tidak
ikut menjawab pertanyaan yang diberi, maka kemungkinan siswa belum paham
terhadap materi. Penilaian berdasarkan analisis proses ini dilandaskan pada respon
siswa dalam bersikap.
I. Kesesuaian RPP
Menurut peneliti, RPP yang disusun guru cukup sesuai dengan praktek
mengajar dikelas. Hanya saja, metode yang dirancang tidak sesuai dengan yang
dilakukan pada saat proses pembelajaran di kelas. Pada RPP, guru membuat diskusi
kelompok. Namun kenyataannya, guru tidak membagi siswa kedalam beberapa
23
kelompok. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di kelas berbasis individu
dan bukan kelompok.
BAB III
PENUTUP
24
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di sekolah SMA Gema
Buwana, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa guru sudah memiliki
keterampilan dasar mengajar yang baik, terelepas dari dua keterampilan
mengajar kelompok karena guru tidak menggunakan model pembelajaran
berkelompok.
Model yang digunakan juga masih menggunakan model
konvensional, guru tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif atau
model pembelajaran aktif, sehingga guru tidak menggunakan strategi
pembelajran seperti jigsaw, TGT, NHT, dan lain sebagainya.
Guru menilai dengan cara penilaian secara langsung, kemudian
penilaian dengan tugas-tugas dan penilaian dengan analisis proses belajar
yang di jalani oleh siswa.
B. Saran
Adapun saran dari peneliti, guru hendaknya meningkatkan
keterampilan pada penggunaan variasi, penguatan dan mengelola kelas agar
hasil belajar yang di dapat akan lebih optimal. Dan alangkah baiknya bila
guru mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif atau
pembelajaran aktif, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran
dan dapat lebih leluasa mengemukakan pendapat mereka.
25
LAMPIRAN
26
27
28
29
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
KI 2 : Menghargai, dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli(toleransi,gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,teknologi,
seni budaya terkait penomena dan kejadian yang tampak mata).
KI 4: Mencoba,mengolah, dan menyaji, dalam ranah konkret(
menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori).
B. KOMPETENSI DASAR
Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti,
bertanggung jawab, resposnsif,dan tidak mudah menyerah dalam
memecahkan masalah.
Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan diri pada
matematika serta memiliki rasa percaya pada daya serta kegunaan
matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar.
Mengidentifikas sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk
menentukan keliling dan luas.
Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat
persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang,belah ketupat dan
layang-layang.
30
C. INDIKATOR
Siswa diajak berpikir dan mengajukan ide-ide secara bebas dan terbuka
baik secara individu maupun kelompok dalam menanggapi pemecahan
masalah dan bekerjasama memecahkannya
Perkenalkan beberapa situasi masalah nyata terkait segiempat dan segitiga
untuk membangun persepsi positif siswa terhadap materi ini. Kondisikan
siswa merasa ingin tahu bagaimana membangun konsep dan
pemanfaatannya dalam pemecahan masalah nyata.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses pembelajaran himpunan, siswa memiliki pengalaman belajar:
terlatih berpikir kritis dan berpikir kreatif;
menemukan ilmu pengetahuan dari pemecahan masalah nyata;
mengajak untuk melakukan penelitian dasar dalam membangun konsep;
dilatih bekerjasama dalam tim untuk menemukan solusi permasalahan.
dilatih mengajukan ide-ide secara bebas dan terbuka;
merasakan manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari.
E. MATERI PEMBELAJARAN
LAYANG-LAYANG
F. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Teknik : Example Non Example
Metode : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi Dan Ceramah
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
31
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa
Guru Mengecek kesiapan siswa belajar baik
secara fisik maupun psikologis.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang akan dicapai.
Guru menyampaikan garis besar cakupan
materi dan penjelasan tentang kegiatan yang
akan dilakukan siswa untuk menyelesaikan
latihan-latihan dan tugas dalam
pembelajaran.
32
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Membimbing, mendorong/mengarahkan
siswa menyelesaikan masalah dan
mengerjakan LKS
Memberikan scaffolding pada kelompok atau
individu yang mengalami kesulitan
Mengkondisikan antar anggota kelompok
berdiskusi, berdebat dengan pola kooperatif
Mendorong siswa mengekspresikan ide-ide
secara terbuka
Membantu dan memberi kemudahan
pengerjaan siswa dalam menyelesaikan
masalah dalam pemberian solusi
33
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Menguji pemahaman siswa atas konsep yang
ditemukan melalui pengajuan contoh dan
bukan contoh konsep
Membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang
berkaitan dengan masalah
Memberi kesempatan melakukan
konektivitas konsep dan prinsip dalam
mengerjakan soal tantangan
Memberikan scaffolding
I. INSTRUMEN PENILAIAN
34
Tugas
Mengingatkan siswa kembali materi yang pelajari di sekolah dasar
tentang bagaimana cara menentukan luas sebuah segitiga, jika panjang
alas dan tingginya diketahui.
Observasi
Selama KBM:
ketelitian
rasa ingin tahu
Portofolio
Menilai kemajuan belajar dalam memecahkan :
pemahaman
pemodelan atau penyusunan kalimat matematika
memilih strategi dan menyelesaikan model
masuk akalnya penyelesaian
( ___________________ ) ( ___________________ )
NIP .................................. NIP ..................................
35