Anda di halaman 1dari 11

PENDAYAGUNAAN PENDEKATAN

KONSELING KELUARGA (FAMILY THERAPY) DALAM


BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

Moch. Hatip
FKIP Universitas Muhammadiyah Jember, Jl. Karimata No. 49 Jember
E-mail : hatip_moch@yahoo.com
Jl. Jawa 2B No. 10 Jember

Abstract

Family therapy approach has not been widely used yet at the school, although
there are many related school problems faced by the student that rooted in
their family processes system. Strategic Family Therapy, Structural Therapy,
dan Rational Emotive Family Therapy (REFT), shown that students with mo-
tivasional problems and psychopatology such as depression correlated with
their family interactions, and that family counseling may solve the problem
effectively.

Keywords : Family counseling, family therapy, school counseling, school gui-


dance

PENDAHULUAN gan antara masalah anak dengan peris-


tiwa-peristiwa keluarga sebagai berikut:
Kesenjangan yang mencolok se- Peck melaporkan adanya hubungan
gera mencuat jika kita memperhatikan antara kesulitan membaca anak dengan
konseling keluarga dalam latar seko- pola komunikasi yang terganggu dalam
lah, Pendekatan ini jauh lebih kecil keluarga; Perosa menemukan bahwa da-
penggunaannya dibanding pendekatan lam keluarga yang mengalami gangguan
individual, dan pada lapisan teoritik dalam belajar belajar (learning disabled
pun belum banyak dikembangkan pola families) cenderung memiliki anak yang
penerapannya. Mengapa? Bukankah menunjukkan gejala psikosomatis; Little
secara common sense mudah bagi kita dan Thompson melaporkan bahwa anak-
untuk tiba pada kesimpulan bahwa ter- anak yang sering membolos cenderung
dapat hubungan erat antara proses kelu- berasal dari keluarga yang terlampau
arga dengan permasalahan anak? Seba-����� melindungi anaknya (overprotective);
gaimana dinyatakan Petrie dan Piersal Amerikaner dan Omizo menemukan
tahun 1982 (Carlson, 1987:457), ” It is anak yang mengalami gangguan belajar
generally accepted that the family, not dan gangguan emosional menunjukkan
the school, is the most significant single pola adabtabilitas yang sama dengan
contextual influence on the development keluarganya, pola yang berbeda dengan
of the child.” Tentu saja bukan berdasar keluarga yang tidak mengalami gang-
akal sehat, penelitian-penelitian pun guan; Zucomme menjumpai ibu dari
membuktikan eratnya hubungan itu. anak-anak yang berprestasi-kurang (un-
Ryan dan Sawatzky (1989: 215- derachieving) cenderung mempersepsi
222) mengidentifikasi studi-studi para keluarganya sebagai kurang mampu
ahli yang menunjukkan adanya hubun- menghadapi tantangan. Di samping

Moch. Hatip adalah dosen FKIP Universitas Muhammadiyah Jember 103


Didaktika, Vol. 7 No. 2 Agustus 2011 103-113 ISSN : 1858-0084

studi-studi korelasional ini, Ryan dan sedikit penetrasi teori sistem keluarga
Swatzky juga mengidentifikasi beberapa dalam literatur berkenaan dengan
studi kasus yang kesimpulannya tidak masalah anak di sekolah. Kedua,
berbeda dengan studi-studi korelasional konselor dan psikolog sekolah, tidak
tersebut. banyak dikenalkan dengan riset-riset
Penulis lain, Conoly (1987), set- tentang keluarga dan teknik-teknik yang
elah mengidentfikasi beberapa tulisan, digunakan oleh konseling keluarga.
menarik kesimpulan, “ Research on Dan yang ketiga, ”..... there has been
family involvement in treating school- little analysis of the kind of school
based problem is encouraging….. chil- problems that might be expected to be
dren may be best understood and helped related to family system processes and
by viewing their behaviors as products how these processes might contribute
of the interaction among their environt- to the emergence or maintenance of
ment.” Pelibatan keluarga penting untuk these problems.” Jadi di tingkat teoritis
mengatasi masalah siswa di sekolah kar- pun masih dijumpai kesulitan berupa
ena siswa dengan berbagai kesulitannya minimnya hasil studi yang mengaitkan
merupakan produk dari interaksi mereka persoalan siswa di sekolah dengan
dengan lingkungan keluarganya. proses-proses system keluarga.
Melihat banyaknya temuan itu, Secara umum tulisan akademik ini
menjadi relevan untuk mempertanyakan dimasudkan bertujuan untuk menelaah
mengapa pendekatan keluarga yang potensi pendayagunaan konseling
telah dibangun empat dasawarsa yang keluarga (family counseling atau lebih
lalu belum banyak diterapkan di sekolah. dikenal dengan family therapy) dalam
Jawaban pertama terhadap pertanyaan ini mengatasi permasalahan yang dihadapi
berkaitan dengan kompetensi konselor, siswa di sekolah. Secara lebih khusus,
yakni konselor pada umumnya belum tujuan tulisan ini sbb:
terlatih menggunakan pendekatan ini.
Dibutuhkan jenjang pascasarjana untuk 1. Mendeskripsikan dan menelaah
pendidikannya. Dikemukakan oleh salah paradigma pendekatan konseling
satu pakar konseling keluarga, “A Study keluarga dalam mengatasi masa-
by Grarrigan and Bambrick suggests lah yang dihadapi siswa khusus-
that intensive post-master or doctoral nya dengan pendekatan Structural
training is necessary before a person can Family Therapy, Strategic Family
effectively and independently function in Therapy, dan REFT.
family therapy….. Several well-known 2. Mengidentifikasi karakteristik
family therapist (Stanton, 1981) caution dan permasalahan siswa yang po-
that the techniques….. should never tensial didekati dengan konseling
be tried without collaboration with an keluarga.
experienced therapist.” (Conoley, 1987;
469). Dalam konteks persekolahan kita,
umumnya konselor lulusan jenjang PEMBAHASAN
strata satu. Penelusuran terhadap literatur
Berikutnya berkaitan dengan menggiring pada kesimpulan bahwa te-
aspek yang lebih mendasar yakni yang rapi struktural dan terapi strategis paling
bersifat konseptual-teoritik: yakni, sering dijadikan wakil terapi keluarga,
kontruksi pendekatan ini untuk latar lebih-lebih dalam latar sekolah. Corsini
sekolah belum banyak dibangun. (1984: 543-545) dan Stone (1986), ke-
Ryan dan Sawatzky (1989: 215-222) tika membicarakan berbagai pendeka-
mengidentifikasi faktor-faktor yang tan konseling, mengidentikkan terapi
menyebabkan minimnya pendekatan keluarga dengan terapi strategis. Dalam
keluarga di sekolah. Pertama, sangat penerapannya pada latar sekolah, Stone

104
Moch. Hatip : Pendayagunaan Pendekatan Konseling ...

dan Peeks (1986) menggunakan terapi menghadapi perubahan. Beberapa dari


strategis. Begitu pula Conoley (1987). antara bentuk struktur yang disfungsio-
Sedangkan Carlson (1987) mengguna- nal (Nicholas, 1984: 479-485) adalah (1)
kan terapi struktural. Ketika Woulff anak menjadi pusat pelampiasan orang
mengembangkan model yang dinamai tua dalam menghadapi kegagalan-kega-
REFT, Rational Emotive Family Th- galannya, (2) ibu ” berkoalisi ” dengan
erapy, yang dimaksudkannya dengan anak, sementara bapak berada di luar
terapi keluarga adalah Structural Fa- garis, (3) terdapat garis pemisah antara
mily Therapy (Woulff, 1986:21). Ini anak dengan kedua orang tuanya karena
bisa dipahami dari penjelasan Nicholas yang terakhir ini tidak bisa melindungi
(1984: 425), ”..... strategic therapy is anak sehingga dia kurang mematuhi atu-
among the most existing and vital of the ran dan kurang bisa menghargai otoritas
recent developments in family therapy.” orang dewasa, lebih suka berkumpul
Dan tentang terapi struktural, Nicholas dengan orang tua, dan menolak ke se-
(1984: 469) menyatakan, ”in the 1970s kolah. Terapi strategis dan, lebih-lebih,
structural family therapy emerged as terapi struktural menjadikan struktur in-
one of the most popular and influential teraksi keluarga ini sebagai target inter-
approaches in the field.” Baik dilihat vensinya. Terapi strategis memandang
dari sejarah perkembangannya, konsep- kesulitan perilaku siswa bukan sebagai
konsepnya, maupun teknik-tekniknya, gejala penyakit, tapi dianggap sebagai
kedua pendekatan ini memang layak un- strategi untuk beradaptasi secara nor-
tuk mewakili terapi keluarga. mal terhadap tantangan yang dihadapi
keluarga (Conoley, 1987; 469). Secara
1. Paradigma Konseling Keluarga dan alami anggota keluarga lain akan beru-
Beberapa Kasus Penerapannya paya merespon masalah yang dihadapi
anggotanya. Sayangnya, respon kelu-
Penanda esensial terapi keluarga arga patologis justru hanya akan mem-
adalah penggunaan pandangan sistemik perburuk permasalahan. Ini kerangka
dan model sirkular dalam memandang umum terapi strategis dalam menjelas-
masalah: kesulitan yang dihadapi anak kan masalah (Nicholas, 1984: 439).
(dan anggota keluarga lainnya) dip- Prosedur intervensi dimulai dari
andang sebagai percikan dari masalah penelusuran terhadap struktur interaksi
keluarga sebagai satu sistem interaksi, keluarga, dan perilaku-perilaku anggota
dan bukan sebagai masalah yang ber- keluarga yang melestarikan masalah.
diri sendiri; dan model sirkular melihat Target intervensinya adalah pengubahan
perilaku anggota keluarga dalam raju- perilaku-perilaku tersebut. Bagi terapi
tan saling mempengaruhi, dan meno- ini, yang terpenting adalah pengubahan
lak pandangan bahwa perilaku tertentu perilaku, sedangkan faktor pemahaman
menyebabkan perilaku lainnya sebagai- keluarga dikesampingkan. Teknik-tek-
mana yang dikonsepsikan model Linear nik pengubahan perilaku labeling atau
(Nicholas, 1984). reframing biasanya banyak digunakan
Struktur interaksi keluarga diya- (Nicholas, 1984).
kini menjadi sumber permasalahan-per-
masalahan anggotanya. Pada keluarga 1.a. Penerapan Konseling Keluarga
sehat, terdapat struktur berdasarkan hi- dengan Terapi Struktural.
rarkis, dan cukup luwes untuk menga-
komodasi perubahan. Struktur menjadi Carlson (1987: 457-468) mengaju-
disfungsional jika hirarki interaksi tidak kan contoh kasus bagaimana terapi
menentu (mis. Anak mengatur orang tua- struktural dalam menangani dua kasus:
nya, sementara orang tua ”takut” menga- pertama, kasus anak kelas II SD, yang
tur anak) dan tidak luwes (kaku) dalam mengalami kesulitan-kesulitan belajar,

105
Didaktika, Vol. 7 No. 2 Agustus 2011 103-113 ISSN : 1858-0084

berperilaku agresif, dan ketidakterken- kesulitan akademis dan perilaku. Pro-


dalian perilakunya dalam kelas; kedua, sedurnya meliputi assemen keluarga
juga anak kelas II SD, mengalami kesu- dan intervensi keluarga. Evaluasi pasca
litan bergaul dan kesulitan-kesulitan pe- perlakuan menunjukkan bahwa terapi
rilaku dalam kelas. Prosedur terapinya strategis efektif untuk ketiganya. Dalam
mencakup tahap asesmen keluarga, ana- mendiskusikan hasil terapinya, penulis
lisis perkembangan masalah, dan inter- mengingatkan sebagai berikut; ”..... this
vensi keluarga. Dalam mendiskusikan approach has some limitations, it is not
keterbatasan model ini, Carlson menya- an educative model. I doubt that people
takan, ” structural family intervention learned anythingfrom the therapy they
should be restricted to situation in which cold verbalize to other or even to theme-
there exits strong evidenceof a dysfunc- selves.... strategik interventions have
tional family transactional pattern that no preventive application...” (Conoley,
supports or maintains the child’s school 1987: 483). Sebagaimana pada penera-
problems.” Terlihat disini penggunaan pan Carlson, Conoley juga tidak men-
terapi struktural sangat terbatas: hanya deskripsikan konstruk penerapan terapi
untuk keluarga yang pola interaksinya strategis di sekolah. Satu aspek yang da-
disfungsional. Lebih jauh lagi, untuk pat dicuatkan dari tulisan carlson berke-
mengakses fungsional tidaknya inter- naan dengan konstruk penerapan terapi
aksi itu menuntut dilibatkannya seluruh ini di sekolah adalah dalam hal jenis
keluarga, dan ini sulit diselenggarakan bantuan: yakni, terapi ini cocok untuk
di sekolah (Carlson,1987: 466). Di �������
sam- bantuan remedial.
ping kelemahan-kelemahan ini ada ke- Berbeda dari dua sebelumnya, Stone
terbatasan lain yang perlu disebut. Carl- dan Peeks (1986) menunjukkan peng-
son hanya mengajukan contoh kasus, gunaan Terapi Strategis oleh konselor
tapi tidak menggambarkan bagaimana sekolah di bawah panduan konsultan.
konstruk penerapan terapi struktural Kasusnya adalah siswa yang sering
untuk latar sekolah. Dari konsep-kon- membuat ulah di dalam kelas. Siswa ini
sep dasar terapi struktural yang bersifat telah ditangani oleh konselor melalui
umum langsung melompat contoh-con- pendekatan individual, dan tidak ber-
toh yang lebih spesifik, tanpa memban- hasil. Melalui konsultasi dengan Stone
gun suatu konstruk sebagai jembatan dan Peeks, konselor sekolah tersebut
antara konsep umum itu dengan kasus beralih ke pendekatan individual untuk
yang sangat spesifik; kecuali satu, yak- menangani siswa tersebut, dan berhasil.
ni karakteristik permasalahan: terapi ini Berdasarkan studi kasus ini Stone dan
cocok untuk keluarga yang interaksinya Peeks menunjukkan efektivitas terapi
disfungsional. strategik dan merekomendasikannya
untuk diterapkan di sekolah. Petterson
(1986) memberikan beberapa kritik
terhadap laporan Stone dan Peeks di
atas. Pertama, wajar jika konseling in-
1.b. Penerapan Konseling Keluarga dividual gagal dalam kasus itu karena
dengan Terapi Strategik konselor dalam kasus siswa tersebut
bertindak sebagai pendisiplin dan siswa
Conoley (1987) menunjukkan tersebut tidak menginginkan konseling.
contoh penerapan terapi strategik da- Kedua, bagi Petterson, laporan Stone
lam tiga kasus; pertama, anak kelas I SD tidak menunjukkan penggunaan terapi
yang menunjukkan beberapa kesulitan strategis karena ada prinsip terapi ini
perilaku di sekolah; kedua, anak kelas yang dilewati: yakni, informasi tentang
IV SD yang tidak mau masuk sekolah; situasi keluarga secara keseluruhan ti-
dan ketiga, anak SMA yang mengalami dak diraih, tapi hanya didasarkan perki-

106
Moch. Hatip : Pendayagunaan Pendekatan Konseling ...

raan. Menanggapi kritik ini, Stone dan mendominasi pembicaraan?” dan sete-
Peeks (1986) antara lain mengakui ba- rusnya. Dibanding tiga model sebelum-
hwa pemahaman situasi keluarga secara nya, model Woulff ini jauh lebih jelas
keseluruhan adalah sesuatu yang ideal, konstruk penerapannya, khususnya da-
tapi sulit dijangkau. lam tahap dan prosedur bantuan. Begitu
Keterbatasan dalam hal konstruk pula dengan hal operasionalsasinya.
juga dijumpai pada contoh penerapan Satu hal yang tidak dicuatkan
Stone dan Peeks. Ada dua aspek yang oleh Woulff adalah dalam permasalahan.
dapat diambil dari contoh ini untuk Tema masalah apa dan yang berkarakte-
memperjelas penggunaan Terapi stra- ristik bagaimana yang potensial didekati
tegik di sekolah: karakteristik masalah dengan modelnya. Tanpa adanya rumu-
dan prosedur bantuan. Permasalahan san ini, konselor RET belum memiliki
yang ditangani adalah yang berada di pegangan untuk memutuskan hendak
luar jangkauan terapi individual dan menggunakan terapi individual (dalam
dapat dikerangkakan dalam paradigma hal ini RET) ataukah konseling keluarga
pendekatan keluarga. Dalam hal pro- (REFT).
sedur, konselor sekolah dapat bekerja
sama dengan spesialis terapi keluarga
tanpa perlu mengalih-tangankan klien 2. Permasalahan Siswa yang
kepada spesialis tertentu. Membutuhkan Konseling Keluarga

1.c. Penerapan Konseling Keluarga Secara umum bisa dikatakan


dengan REFT ada masalah atau kesulitan siswa yang
bersumber dari dirinya, tetapi juga
Woulff (1986) memadukan terapi ada yang berakar pada lingkungan
struktural, Terapi Strategik, dan terapi keluarganya, ataupun pada lingkungan
Rasional-Emotif (RET) yang disebut- sekolahnya. Bagi Minuchin (Nicholas,
nya Rational-Emotive Family Therapy 1984: 484), “Pathology may be inside
(REFT). Berbeda dengan model-mo- the patient in his social context or in
del penerapan yang disebut terdahulu, the feedback between them.” Meskipun
Woulff mendeskripsikan dengan cu- pernyataan Minuchin itu dimaksudkan
kup gamblang konstruk bantuannya. untuk kasus patologis, namun agaknya
Tahap-tahap bantuannya adalah seba- bisa dikenakan juga kepada, masalah-
gai berikut: (1) mengases masalah, (2) masalah perilaku pada umumnya. Dalam
menyusun hipotesis tentang masalah, konteks kesulitan siswa di sekolah,
(3) merumuskan tujuan, (4) memotivasi “Usually when a child has trouble in
keluarga untuk terlibat dalam bantuan school, there is problem in the family
dan mengatasi penolakan (resistence), or school context. Sometimes, however,
(5) menerapkan rencana perlakuan, dan there is a problem in the child” (Nicbolas’
(6) mengakhiri bantuan. Woulff menu- 1984: 485). Menghadapi persimpangan
runkan format operasional dari konsep- yang serba mungkin ini menjadi
konsep umum terapi keluarga. Dalam wajar jika konselor barus mengambil
Asesmen keluarga, misalnya, dikemu- keputusan: menggunakan pendekatan
kakan aspek-aspeknya dalam bentuk individual ataukah keluarga. “School
pertanyaan: ”apakah keluarga berkoa- counselors face the fundamental choice
lisi sedemikian rupa dalam menangani of whether to solve students’ problem
masalah anaknya?” ”Seberapa banyak by using an individual counseling
usaha pemecahan yang talah dilakukan approach or by using family-based
keluarga yang sebenarnya bukan peme- approach that involves the students’
cahan tapi malah memperburuk masalah parents.” (Stone dan Peeks, 1986: 200).
anaknya?” ”siapa yang lebih banyak Untuk mengambil keputusan ini perlu

107
Didaktika, Vol. 7 No. 2 Agustus 2011 103-113 ISSN : 1858-0084

ditemukan tema-tema permasalahan untuk peningkatan prestasi bagi mereka


yang potensial didekati oleh masing- yang berprestasi rendah, daripada
masing pendekatan tersebut. pandangan yang terlampau menekankan
taraf kecerdasan yang bersifat tetap.
2.a. Masalah-masalah motivasi dan Pada anak berprestasi-kurang, Brewer
prestasi belajar (1989) menemukan bahwa mereka
cenderung mengatribusikan peristiwa-
Pola motivasi dapat dibedakan peristiwa yang dialaminya pada faktor
menjadi dua: motivasi yang fungsional eksternal.
(adaptif) dan yang disfungsional Bagaimana kaitan pola motivasi
(malasuai) (Dweek, 1986). Pola di atas dengan proses-proses keluarga?
motivasi yang fungsional ditunjukkan Secara umum dapat dikatakan bahwa pola
dengan (1) kecenderungan untuk tidak motivasi anak merupakan produk dari
menghindari kesulitan atau tantangan- proses keluarganya. Disorot dari Terapi
tantangan belajar, (2) ketekunan dalam Strategis, atribusi anak yang menjadi
menghadapi kesulitan belajar, (3) sumber motivasinya merupakan strategi
tingginya efikasi diri (self efficacy) ,(4) untuk menjaga keseimbangan keluarga:
perolehan dukungan (reinforcement) “... attributions are held by members in
dari keberhasilan yang dialaminya, order to consolidate positions and to
dan (5) kemampuan beradaptasi secara avoid confrontation with problematic
positif dalam menghadapi kegagalan- events in family life” (Munton dan
kegagalan. Kebalikannya adalah pola Antaki, 1988: 91). Temuan-temuan
motivasi disfungsional (malasuai), penelitian mendukung analisis ini.
yakni pola motivasi yang berdampak Sherer (1989) melaporkan
negatif. Pada derajat yang paling penelitiannya bahwa prestasi belajar
berat permasalahan motivasi yang anak SD kelas VI berkorelasi dengan
disfungsional ini adalah apa yang self-esteem dan pola atribusional mereka.
disebut helplessness learned (Dweek, Anak-anak yang berprestasi di atas rata-
1986). Ini ditandai dengan (1) rendahnya rata mengatribusikan keberbasilannya
ketekunan dalam menghadapi kesulitan pada atribusi berdimensi internal-
atau tantangan, (2) tidak percaya bahwa stabil, sedangkan anak yang berprestasi
kesulitan-kesulitannya dapat diatasi, di bawah rata-rata mengatribusikan
dan (3) rendahnya keyakinan diri yang keberhasilannya pada faktor eksternal-
bersangkutan bahwa dia bisa berhasil takstabil. Sebaliknya pada kegagalan,
menjalani tugas-tugas mendatang (efikasi yang disebut pertama mengatribusikan
dirinya rendah). Di samping yang berat pada faktor eksternal, sedangkan yang
itu, gejala umum pola motivasi yang disebut belakangan mengatribusikan
malasuai adalah (1) tidak adaptif dalam pada faktor internal-stabil. Analisis
menghadapi kegagalan belajar: usaha selanjutnya menunjukkan bahwa
belajar menurun dan/atau berperilaku atribusi anak-anak itu sama dengan
emosional, dan (2) tidak diperolehnya atribusi ibunya baik atribusi ibu terhadap
pendukungan (reinforcement) meskipun peristiwa-peristiwa yang dialaminya
telah mengalami keberhasilan. maupun yang dialami anaknya.
Di sekolah, masalah motivasional Kinney (1988) menemukan
di atas sering ditemukan pada anak adanya hubungan yang signifikan antara
berprestasi rendah (low achievers) dan keyakinan-keyakinan dan perilaku
berprestasi kurang (underachievers). orang tua dengan variabel-variabel
Penelitian-penelitian belakangan ini prestasi belajar, academic self esteem
membuktikan bahwa pola motivasi dan general self-esteem anak-anak
lebih kuat tingkat prediksinya tinimbang kelas V SD. Hubungan positif dijumpai
taraf kecerdasan (Dweck, 1986). Ini pada keyakinan pola asuh demokratis.
memberikan harapan yang lebih besar

108
Moch. Hatip : Pendayagunaan Pendekatan Konseling ...

Sebaliknya, perilaku otokratis dan Di sekolah, anak-anak depresif biasanya


tradisional berkorelasi negatif. Studi- sulit berkonsentrasi pada pelajaran,
studi tentang pengaruh keluarga berprestasi kurang, dan menghindar
terhadap prestasi anak menunjukkan dari akfivitas pergaulan dengan kawan-
bahwa atribusi orang tua (utamanya kawannya. Biasanya orang tua dan
ibu) menentukan baik perilaku orang guru kurang tanggap terbadap gejala-
tua maupun perilaku anak (Hess, et al, gejala depresif pada anak karena
1987). Hess, et al, mengidentifikasi hal menganggapnya sekedar peristiwa
itu terjadi dalam studi silang budaya, biasanya (mis. anak dianggap sedang
yakni di negara-negara di Barat maupun kurang bahagia), atau menganggapnya
di Cina. “...these associations occur sebagai karakteristik individual anak
because parents’ beliefs about the (Narramore, 1966: 78). Di samping
importance of achievement influence pada dirinya sendiri gangguan depresi
parents daily interaction with children.” ini sangat penting untuk ditangani oleh
Hess, et al. menguji hipotesis ini dengan konselor, kenyataan bahwa orang tua dan
membandingkan antara keluargaAmerika guru kurang peka terhadap gangguan itu
dan Cina-Amerika. Kalangan ibu makin menambah pentingnya perhatian
Amerika mengatribusikan keberhasilan terhadap gangguan depresi yang dialami
dan kegagalan anaknya lebih pada faktor anak.
kemampuan, sedangkan ibu-ibu Cina Bagaimana hubungannya
lebih pada faktor keras-lemahya usaha. dengan proses keluarga? Diakui secara
Ternyata, anak-anak mereka membuat luas bahwa gangguan depresi pada anak
atribusi yang sama dengan orang tuanya. banyak terkait dengan proses keluarga.
Meskipun penelitian Hess, et al. ini lebihDalam membahas etiologi depresi,
dalam rangka menguji faktor budaya, dari Narramore (1966: 82) mengidentifikasi
situ juga bisa diinterpretasikan babwa beberapa perilaku orang tua yang
peristiwa-peristiwa dalam keluarga berkontribusi pada tumbuh dan
berpengaruh kepada atribusi dan berkembangnya masalah depresi pada
performansi anak. Miller dan Westman anak: (1) parental rejection (2) overly-
(Ryan dan Sawatzky, 1989) setelah critical parents, dan (3) cruel parent
mengamati beberapa hasil penelitian behavior. Peranan orang tua bagi
korelasional menyimpulkan bahwa, “... munculnya depresi pada anak ini paling
there is a causal and direct effect of besar kemungkinannya terjadi pada
family dynamics on the school behaviors anak-anak yang orang tuanya depresif.
of children.” Lebih lanjut, Wilson Hammen dan Adrian (1988), dengan
(1986) mengidentifikasi tiga penelitian mengacu kepada beberapa temuan
eksperimental yang menunjukkan penelitian, menyimpulkan bahwa anak-
babwa intervensi kepada orang tua anak yang ibunya mengalami depresi
secara signifikan meningkatkan Grade cenderung rentan terhadap gangguan
Point Average (GPA) anak mereka. psikhis utamanya depresi, “Children of
depressed mothers have seen shown to
2.b. Masalah Depresi be at increased risk for psychopathology,
Depresi adalah kondisi psikologis especially depression.”
yang ditandai dengan perasaan diri tidak Adanya hubungan perilaku
berharga (feeling of worthlessness), anak dan ibu bisa lebih kompleks dari
putus asa, dan perasaan-perasaan takut penampakannya; perlu dilibatkan
(Narramore, 1966: 81). Anak-anak yang faktor bapak. Hubungan antara bapak
depresif berperilaku pesimistik, rapuh dan ibu penting diperhatikan, tidak
dalam menghadapi tantangan dan mudah cukup melihatnya dari sisi ibu saja
frustasi, merasa akan selalu gagal, karena perilaku ibu banyak dipengaruhi
merasa, tidak mampu, dan semacamnya. oleh suaminya. “...dyadic interview

109
Didaktika, Vol. 7 No. 2 Agustus 2011 103-113 ISSN : 1858-0084

is incomplete, because the mother’s 2.c. Target potensial penerima bantuan


bebavior is in turn influenced by her Siswa pada tingkat pendidikan
husband’s as well as ber child’s actions mana yang paling potensial untuk
“ (Nicbolas, 1984: 433). Dalam konteks menerima bantuan konseling keluarga
diskusi di sini, pola atribusional depresif yang mendayagunakan atribusi?
ibu bisa terkait dengan perilaku bapak. Kesimpulan sementara tulisan ini
Ini mudah dicari penjelasannya dari cenderung pada anak-anak sekolah dasar
pendekatan teori atribusional. “Numerous (SD), tetapi perlu segera disusul dengan
studies now documented an association penegasan bahwa realisasinya akan
between relationship satisfaction and tersangkut pada fakta tidak tersedianya
attributions for relationship events “ konselor di tingkat ini.
(Fincbam dan Bradbury, 1993: 442). Ada beberapa alasan untuk
Pasangan yang depresif mengatribusikan cenderung kepada siswa SD. Dibanding
peristiwa-peristiwa keluarga yang negatif tingkat-tingkat di atasnya, pengaruh
kepada pasangannya, dan memandang keluarga bisa diprediksi paling kuat terjadi
penyebab tersebut sebagai stabil dan pada tingkat sekolah dasar. Penelitian-
global. “It is widely assumed that causal penelitian yang menghubungkan perilaku
attributions for marital events maintain, orang tua dengan perilaku anak, bagian
and perhaps initiate, marital distress “ terbesarnya bersubyek anak-anak usia
(Fincham dan Bradbury, 1993: 442). Pada SD. Misalnya, ketika Ryan dan Sawatzky
penelitiannya sebelumnya, Fincham dan (1989) menganalisis, “Children’s school
Bradbury (1988: 77-90) menemukan problems and family system processes
adanya bubungan antara atribusi dan “ seluruh laporan penelitian yang
perilaku suami-istri. Jika temuan-temuan dirujuknya berpopulasikan siswa usia
ini dihubungkan dengan temuan Sherer sekolah dasar. Dalam hal intervensi
tentang pola atribusional depresif ibu konseling keluarga di sekolah, contoh-
terhadap peristiwa yang dialami anak contoh kasus yang diajukan penulisnya
di atas, bisa dihipotesiskan bahwa pola hampir seluruhnya kliennya adalah
atribusi ibu itu terkait dengan peristiwa siswa SD dan orang tuanya. Begitu pula
keluarga lainnya, yakni hubungannya penulis-penulis terapi keluarga, seperti
dengan suaminya. Lebib jauh, kesamaan Minuchin dan Haley, biasanya mereka
pola atribusi anak dan ibunya itu bisa menggunakan istilah “child” atau
jadi merupakan “koalisi” mereka untuk “children “ (Nicholas, 1984). Begitu pula
menarik garis pemisah dengan bapak. dengan penelitian-penelitian atribusional
Yang menarik, Fincham dan Bradbury yang mengaitkan atribusi anak dengan
(1988: 79) mendapati, “...attributions orang tua, subyeknya adalah anak-anak
influence marital satisfaction rather SD (Sherer, 1989; Hess, et al)., 1987;
than vice versa”. Ini menggarisbawahi Brewer, 1989).
pentingnya pendayagunaan atribusi
bagi konseling keluarga di sekolah:
konselor tidak perlu menunggu bapak KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
dan ibu siswa harus bahagia dahulu dan
baru kemudian menangani pemecahan Pendekatan konseling keluarga
masalah depresi anak; tapi sebaliknya, (family therapy) perlu didayagunakan
pendayagunaan atribusi orang tua bisa dalam bimbingan dan konseling
diharapkan berpengaruh kepada anak di sekolah. Model-model utama
dan sekaligus kepada hubungan orang konseling keluarga seperti Structural
tua siswa. Pada gilirannya, yang terakhir Family Therap, Strategic Family
tersebut juga bisa diharapkan akan Therap, dan Rasional Emotive
mempengaruhi pemecahan masalah Therapy, mengungkapkan bahwa ada
siswa. permasalahan siswa di sekolah yang

110
Moch. Hatip : Pendayagunaan Pendekatan Konseling ...

bersumber dari keluarganya sebagai Psychology, 2,244-254.


sebuah system sehingga sulit diatasi Dombalis, Amelia 0. dan Erchul,
dengan konseling individual dan oleh William P. (1987). Multiple Family
karenanya lebih kondusif didekati Group Therapy: A Review of
dengan konseling keluarga. Dua Its Applicability to the Practice
kelompok masalah yang sangat potensial of School Psychology. School
dikerangkakan dalam cara pandang Psychology Review. 16, 487-497.
konseling keluarga adalah masalah-
masalah motivasional dan gangguan Dunst, Carl J. dan Trivette, Carol M.
depresi. (1987). Enabling and Empowering
Families: Conceptual and
Intervention Issues. School
DAFTAR PUSTAKA Psychology Review 16, 443-456
Allan, Carr. (2009). The effectiveness Eisler, I. (2008). Strengthening the
of family therapy and systemic Voice of Family Therapy. Journal of
interventions for child-focused Family Therapy. Volume 30, Issues
problems. Journal of Family 1, 1-4.
Therapy. Volume 31, Issues 1, 3-45. Ellis, Albert. (1986). A Rational-
Allan, Carr. (2009). The effectiveness Emotive Approach Therapy. Dalam
of family therapy and systemic Ellis, Albert dan Grieger, Russell
interventions for adult-focused M. Handbook of Rational Emotive
problems. Journal of Family Therapy Vol. 2. New York: Springer
Therapy. Volume 31, Issues 1, 46- Publishing Company.
74. Fincham, Frank D. dan Bradbury, Thomas
Alloy, L. B., Abrahamson, L. Y., N. (1993). Marital Satisfaction,
Metalsky, G. R., dan Hartlage, S. Depression, and Attributions: A
(1988). The Hopelessness Theory of Longitudinal Analysis. Journal of
Depression: Attributional Aspects. Personality and Social psychology,
BDFamily Dyads: A Question of 64, 442-452.
Convergent and Discriminant. Finchman, Frank D. dan Bradbury,
Validity. Journal of Counseling Thomas N. (1988). The Impact of
psychology, 36, 456-463. Attributions in Marriage: Empirical
Coleman, Sandra B. (Ed.). (1985). and Conceptual Foundations. British
Failures in Family therapy. New Journal of Clinical Psychology, 27,
York: ‘the Guilford Book Press. 77-90.
Conoley, Jane C. (1987). Strategic Goldenberb, 1. dan Goldenberb, H.
Family Intervention: Three Cases (1991). Family Therapy: An
of School-Aged Children. School Overview. California: Brooks/Cole
Psychology Review 16,469-486. Publishing Company.
Corsini, Raymond J. (1984). Theory Hammen, C., Adrian, C., dan Hiroto, D.
and Practice of Counseling and (1988). A Longitudinal Test of the
Psychotherapy. California: Brooks/ Attributional Vulnerability Model
Cole Publishing Company. in Children at Risk for Depression.
British Journal of Clinical
Crick, N. R. dan Ladd, Gary W. (1993). Psychology, 27,37-46.
Children’s Perception of Their
Peer Experiences: Attributions, Hess, Robert D., Chih-Mei, Chang,
Loneliness, Social Anxiety, and dan McDevitt, Teresa M. (1987).
Social Avoidance. Developmental Cultural Variations in Family Beliefs

111
Didaktika, Vol. 7 No. 2 Agustus 2011 103-113 ISSN : 1858-0084

About Children’s Performance Relationship Patterns: An Ecological


in Mathematics: Comparisons Assessment. School Psychology
Among People’s Republic of China, Review 16,498-512.
Chinese-American, and Caucasian- Ramirez, E., Antonio, M., dan Rafael,
American Families. Journal of M. (1992). Attributions Modulate
Educational Psychology, 79, 179 Immunization Against Learned
188. Helplessness in Humans. Journal of
Lopez, Frederick G. (1993). Cognitive Personality and Social Psychology
Processes in Close Relationships: 62, 139-146.
Recent Findings and implications for Rivert, Mark (2001). The family therapy
Counseling. Journal of Counseling journals in 2000: a thematic review.
& Development 71, 310-315. Journal of Family Therapy. Volume
Lopez, Frederick G., Campbell, Vicki L., 23, Issues 4, 423-433.
dan Watkins, C. Edward Jr. (1988). Ryan, Bruce A- dan Sawatzky, Donald.
Family Structure,Psychological (1989. Children’s School Problems
Separation, and College and Family System Processes.
Adjustment: A Canonical Analysis International Journal for the
and CrossmValidation. Journal of Advancement of Counseling 12,
Counseling Psychology 35, 402-409. 215-222.
Munton, Anthony G. dan Antaki, C. Seligman, Martin E. P., Abrahamson, Lyn
(1988). Causal Beliefs Amongst Y., Semmel, A., Baeyer, Carl von.
Families in Therapy: Attribution at (1979). Depressive Attributional
the Group Level. British Journal of Style. Journal of Abnormal
Clinical Psychology, 27, 91-97. Psychology 88, 342-247.
Narramore, Clyde M. (1966). Sherer, Sara. (1989). Attribution Style
Encyclopedia of Psychological and Academic School Performance:
Problems: A Manual Counseling A Study of Mothers and Their
Michigan: Zondervan Publishing Children. Dissertation Abstract
House. International 50/10B,
Nichols, Michael P. (1984). Family Stoltz, Richard F., Galassi, John P. (1989).
Therapy: Concepts and Methods. Internal Attributions and Types of
New York: Gardner Press, Inc. Depression in College Students-
Patterson, C. H. (1986). Some Strategies The Learned Helplessness Model
for Readers. Journal of Counseling Revisited. Journal of Counseling
and Development 65, 205. Psychology, 36, 316-321.
Perosa, Sandra L. dan Perosa, Linda Stone, G. dan Peeks, B. (1986a). The
M. (1993). Relationship Among Use of Strategic Family Therapy
Minuchin’s Structural Family in the School Setting: A Case
Model, Identity Achievement, and Study. Journal of Counseling &
Coping Style. Journal Counseling Development 65, 200-203.
Psychology, 40, 479-489. Stone, G. dan Peeks, B. (1986b).
Piercy, Fred P., Sprenkle, Douglas Response to Patterson. Journal of
H., et al. (1986). Family Therapy Counseling & Development, 200-
Sourcebook. New York: The 203.
Guilford Book Press. Stone, Gerald L. (1986). Counseling
Power, Thomas J. dan Bartholomew, Psychology: Perspectives and
Karlotta L. (1987). Family School Functions. California: Brooks/Cole

112
Moch. Hatip : Pendayagunaan Pendekatan Konseling ...

Publishing Company.
Weiner, B. (1988). Attribution Theory
and Attributional Therapy- Some
Theoritical Observations and
Suggestions. British Journal of
Clinical Psychology, 27, 93-104
Woulff, Nina. (1986). Involving the
Family in the Treatment of the Child:
A Model for Rational-Emotive
Therapists. Dalam Albert Ellis dan
M. Grieger. Handbook of Rational-
Emotive Therapy Vol. 2. New York:
Springer Publishing company.

113

Anda mungkin juga menyukai