Anda di halaman 1dari 25

SERIBU HARI UNTUK NEGERI

(DRAFT)
PANDUAN GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI
MENUJU MANUSIA INDONESIA PRIMA

I. LATAR BELAKANG

Sesungguhnya aset paling berharga milik bangsa Indonesia adalah


sumber daya manusia yang besar. Dengan populasi sebesar 237
juta jiwa, bangsa Indonesia seharusnya menatap masa depan
dengan sangat optimis, khususnya, bila seluruh warga negara telah
menjadi Manusia Indonesia Prima, antara lain ditandai oleh sehat,
cerdas dan produktif.

Warga yang sehat antara lain ditunjukkan oleh daya tahan tubuh
yang baik, tidak sering sakit, dan mampu bergaul di masyarakat
sesuai normal sosial yang dianut. Cerdas ditunjukkan oleh
kemampuan menyerap ilmu pengetahuan secara baik dan
menerapkannya untuk keperluan diri sendiri, keluarga dan
masyarakat. Produktif adalah kemampuan bekerja secara baik
untuk menghasilkan barang atau jasa yang bernilai ekonomis guna
mencukupi kebutuhan hidup baik untuk diri sendiri maupun
keluarga.

Dukungan faktor gizi memungkinkan penyelenggaraan negara


berlangsung secara efisien. Asupan gizi yang tepat membentuk
daya tahan fisik sehingga warga dapat membentengi dirinya dari
berbagai penyakit yang harus diobati dengan biaya mahal.
Manusia Indonesia Prima pada akhirnya akan meningkatkan
produktivitas sehingga bangsa Indonesia mampu bersaing dengan

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


bangsa-bangsa lain di dunia di semua bidang terutama ekonomi,
pendidikan, iptek, budaya, olah raga, pertahanan dan keamanan.

Pentingnya faktor gizi membuat upaya perbaikan gizi masyarakat


perlu dilakukan secara terus menerus dengan berbagai pendekatan
yang semakin inovatif. Faktor-faktor eksternal yang tidak bisa
dikontrol seperti perubahan iklim, bencana alam, ataupun krisis
ekonomi internasional, memberi tekanan lebih lanjut agar status
gizi masyarakat perlu lebih baik.

Sejauh ini bangsa Indonesia telah meraih sejumlah kemajuan


dalam perbaikan gizi masyarakat, namun masih ada sejumlah
masalah gizi dan tantangan yang mesti dihadapi secara serius.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan
turunnya prevalensi anak balita (bawah lima tahun) yang berstatus
kurang gizi dari 31% di tahun 1990 menjadi 17,9% di tahun 2010.
Masalah lainnya adalah banyaknya balita pendek (35,6%) dan
kurus (13,3%). Pada kelompok usia di atas 18 tahun, masalah gizi
didominiasi oleh masalah kegemukan, di mana angka pada
perempuan cenderung lebih tinggi dibanding laki-laki. Kegemukan
juga ditemukan lebih tinggi pada mereka yang tinggal di
perkotaan, berpendidikan lebih tinggi dan berstatus ekonomi lebih
tinggi dibanding sebaliknya.

Banyaknya tantangan yang dihadapi bangsa ini terkait dengan


masalah gizi sangat erat hubungannya dengan faktor pengetahuan,
sikap dan perilaku. Hasil penelitian Balitbangkes tahun 2009
memperlihatkan bahwa pengetahuan masyarakat tentang gizi
seimbang dan manfaatnya masih rendah.

Di sisi lain, di beberapa wilayah masih berkembang mitos atau


pengetahuan yang salah dan menyesatkan seperti anak balita perlu
menghindari makan telur atau daging agar terhindar dari kesakitan
seperti bisul. Padahal protein hewani sangat penting untuk

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


membentuk kecerdasan anak. Di lain pihak orang tua cenderung
mengabaikan makan sayur dan buah serta lebih menikmati hidup
dengan makan makanan tinggi protein dan lemak. Perilaku ini
akan meningkatkan risiko penyakit-penyakit degeneratif seperti
jantung, stroke dan lain-lain.

Tantangan yang besar untuk memperbaiki gizi rakyat Indonesia


menuntut penanganan yang lebih inovatif sekaligus terpadu,
karena didominasi oleh faktor pengetahuan, sikap dan perilaku
yang keliru dan sudah mengakar di masyarakat. Untuk itu
diperlukan kerja keras sekaligus terobosan untuk menumbuhkan
pengetahuan, sikap dan perilaku yang lebih merefleksikan
kesadaran gizi yang baik, antara lain ditunjukkan oleh pola
konsumsi makanan yang baik sejalan dengan penerapan aktifitas
fisik yang cukup dan teratur.

Pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang pola konsumsi makanan


dan aktivitas fisik harus menjadi norma sosial sehingga
keberadaannya bisa lebih kokoh dan aktif berkembang di
masyarakat secara berlanjut. Untuk itu, dilaksanakan Gerakan
Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima. Sejalan
dengan gerakan ini, pada tatanan global telah diinisiasi PBB
dalam bentuk Scalling Up Nutrition (SUN) Movement, dengan
fokus intervensi gizi 1000 hari pertama kehidupan, kegiatan yang
terbukti cost-effective untuk mencegah dan mengatasi gizi kurang,
dan melalui kerjasama para pemangku kepentingan (pemerintah,
swasta, dan masyarakat). Upaya lainnya untuk memperbaiki status
gizi adalah terjaminnya ketersediaan pangan, pendidikan
perempuan, kesetaraan gender, dan suplai air bersih.

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


II. TUJUAN

Tujuan Umum
Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima ini
bertujuan untuk menciptakan norma sosial masyarakat Indonesia
untuk menerapkan pola konsumsi makanan yang baik dan aktvitas
fisik yang teratur dan terukur.

Tujuan Khusus
Secara khusus Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia
Indonesia Prima memiliki tujuan yakni,
1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat
tentang pola konsumsi makanan yang beragam, bergizi
seimbang, dan aman.
2. Membudayakan masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik
yang teratur dan terukur.
3. Meningkatnya kerjasama dan dukungan para pemangku
kepentingan yang strategis (pemerintah, swasta, dan
masyarakat) dalam pengembangan dan pengaktifan norma
sosial pola konsumsi makanan dan aktivitas fisik

III. STRATEGI

Strategi utama Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia


Indonesia Prima meliputi:
1. Peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia di
semua sektor baik pemerintah maupun swasta
2. Peningkatan intervensi berbasis bukti yang efektif pada
berbagai tatanan yang ada di masyarakat
3. Pengembangan partisipasi masyarakat untuk penerapan norma-
norma sosial yang mendukung perilaku sadar gizi

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


IV. SASARAN

Pada dasarnya Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia


Indonesia Prima ditargetkan untuk diikuti seluruh rakyat
Indonesia. Prakarsa-prakarsa diharapkan muncul dari berbagai
kalangan, yakni:
1. Kader-kader masyarakat (seperti Posyandu, PKK, dll), tokoh
masyarakat dan agama
2. Tempat pelayanan publik, seperti pelayanan kesehatan, sosial
dan keagamaan
3. Perguruan Tinggi dan Organisasi Profesi
4. Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten
dan kota
5. Media massa
6. Lembaga Swadaya Masyarakat, dunia usaha, dan mitra
pembangunan internasional

V. KEGIATAN POKOK

1. Kampanye nasional untuk perubahan persepsi dan peningkatan


pengetahuan dan perilaku masyarakat melalui berbagai saluran
komunikasi, termasuk media massa, kegiatan di sekolah,
kegiatan di rumah ibadah, pemukiman warga, dan ruang publik
lain yang strategis
2. Advokasi dan sosialisasi lintas sektor dan lintas lembaga untuk
penggalangan dukungan pada Gerakan Nasional Sadar Gizi
Menuju Manusia Indonesia Prima
3. Dialog untuk menggalang kerjasama dan kontribusi Gerakan
Nasional Sadar Gizi
4. Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan
partisipasi masyarakat untuk pengembangan dan pengaktifan
norma-norma sosial
5. Diskusi dalam rangka pengembangan partisipasi masyarakat
dan pengembangan norma-norma sosial

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


VI. PESAN - PESAN

Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima


sejalan dengan upaya yang dilakukan dalam Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS). Fokus tema pesan utama gerakan adalah:
1. Perilaku pola konsumsi makanan
2. Pola asuh
3. Aktivitas fisik

Dalam pelaksanaan gerakan, ketiga pesan utama tersebut


merupakan pesan-pesan terpadu dan saling bertalian yang
diharapkan perilaku ini menjadi norma sosial. Dengan demikian
warga bisa saling mengingatkan, menguatkan, membantu dan
bergotong royong.
Pesan dikembangkan dalam 2 (dua) bentuk, yaitu pesan umum dan
pesan khusus untuk kelompok tertentu.

A. Pesan Umum
Pesan umum ditujukan untuk anak sekolah, remaja, masyarakat
umum, dan lansia, dengan uraian sebagai berikut:

1. Anak Sekolah
Saat anak mulai memasuki masa sekolah, aktivitas fisiknya
akan semakin banyak dilakukan diluar rumah disamping
adanya peningkatan dan perubahan komposisi tubuh yang
pesat. Dengan demikian anak perlu mendapat asupan gizi
seimbang untuk mengimbangi kebutuhannya. Gizi yang baik
pada anak usia sekolah akan berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan fungsi otak untuk konsentrasi dan kecerdasan
serta menjadi landasan bagi status gizi, kesehatan, dan stamina
yang optimal pada usia selanjutnya.

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


Pesan untuk anak sekolah adalah: (1) Makan makanan
beraneka ragam untuk memenuhi kebutuhan gizi; (2) Biasakan
sarapan pagi; (3) Pilih makanan jajanan yang bergizi dan sehat;
(4) Cuci tangan pakai sabun sebelum makan dan setelah buang
air; dan (5) Menimbang berat badan secara teratur.

2. Remaja
Masa remaja menjadi masa transisi antara masa anak dan
dewasa sehingga membutuhkan perhatian khusus. Pada masa
ini terjadi peningkatan massa tubuh (tulang, otot, lemak, dan
berat badan) serta perubahan biokimiawi hormonal. Dengan
aktivitas yang cenderung meningkat di masa ini, asupan gizi
seimbang menjadi sangat menentukan kematangannya hingga
siap menjadi dewasa. Secara khusus, perhatian ekstra perlu
diberikan untuk remaja putri yang akan menjadi calon ibu
untuk mencapai status gizi dan kesehatan yang optimal.

Pesan untuk remaja: (1) Makan makanan beraneka ragam


dengan meningkatkan konsumsi sayur, buah, dan pangan
hewani serta membatasi lemak, garam, dan gula, termasuk
minuman berkarbonasi; (2) Menghindari rokok, narkoba, dan
minuman beralkohol; (3) Melakukan aktivitas fisik secara
teratur; dan (4) Remaja putri, minum tablet tambah darah 1 kali
sehari menjelang dan selama menstruasi.

3. Masyarakat Umum
Peningkatan status gizi masyarakat sangat terkait dengan
pengetahuan, kebiasaan, dan perilaku makan serta gaya hidup.
Dengan pola konsumsi makan yang seimbang dan gaya hidup
sehat akan meningkatkan status gizi dan kualitas hidup
masyarakat.

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


Pesan untuk masyarakat umum: (1) Makan beraneka ragam; (2)
Aktivitas fisik secara teratur dan terukur; (3) Memantau berat
badan secara teratur; (4) Pola hidup bersih dan sehat; dan
(5)Menghindari rokok, narkoba, dan minuman beralkohol.

4. Lanjut Usia
Proses menua ditandai dengan peningkatan kehilangan massa otot,
densitas tulang, serta penurunan kualitas, fungsi organ, serta jaringan
tubuh. Berbagai masalah gizi dan kesehatan mulai dialami lansia
seiring perubahan tubuhnya, dan pada masa ini umum terjadi
permasalahan psikologis yang sangat berhubungan dengan pola
hidup dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian sangat penting
untuk memperhatikan kecukupan gizi lansia melalui asupan gizi
yang seimbang ditunjang dengan dukungan keluarga untuk pola
hidup yang optimal.

Pesan untuk lanjut usia: (1) Makan makanan beraneka ragam


dengan mengurangi lemak, garam, dan gula serta
memperbanyak sayur dan buah; (2) Melakukan aktivitas fisik
secara teratur dan terukur sesuai kondisi (jalan santai,
bersepeda, senam); (3) Mempertahankan berat badan ideal; dan
(4) Bersosialisasi untuk mengurangi stres dan meningkatkan
rasa percaya diri.

B. Pesan Khusus
Pesan khusus adalah pesan yang disampaikan untuk sasaran
kelompok tertentu, yaitu ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu
balita.

1. Ibu Hamil
Masa kehamilan menentukan tumbuh kembang janin dan
kesehatan pada usia selanjutnya. Selama kehamilan kenaikan
berat badan ibu diharapkan dapat mencapai 9 – 12 Kg dan
kebutuhan gizinya terpenuhi. Kekurangan gizi yang terjadi di
masa ini dapat menimbulkan kerusakan awal pada kesehatan,

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


perkembangan otak, kecerdasan, kemampuan sekolah, dan
produktivitas yang tidak dapat diperbaiki di masa berikutnya.
Dengan demikian, ibu hamil seharusnya dapat memenuhi
kebutuhan gizi tidak hanya untuk dirinya tetapi juga untuk bayi
yang dikandungnya.
Pesan untuk ibu hamil:
a. Makan makanan beraneka ragam 1 porsi lebih banyak dari
sebelum hamil terutama pangan hewani.
b. Memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama masa
kehamilan
c. Minum tablet tambah darah secara teratur minimal 90 tablet
selama masa kehamilan.
d. Bila melahirkan lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
ASI Eksklusif

2. Ibu Menyusui
Kekurangan gizi pada ibu menyusui seringkali diakibatkan
karena kekurangan gizi pada masa kehamilan. Padahal,
kebutuhan gizi ibu menyusui lebih besar dari saat hamil, karena
ibu menyusui juga harus memproduksi ASI untuk mencukupi
kebutuhan gizi bayinya. Dengan demikian ibu menyusui
membutuhkan dukungan penuh untuk mengimbangi kebutuhan
gizinya melalui pola makan bergizi seimbang.
Pesan untuk ibu menyusui:
a. Makan makanan beraneka ragam dengan jumlah 1,5 porsi
lebih banyak dari sebelum hamil.
b. Minum lebih banyak 3 gelas dari biasanya
c. Hanya memberikan ASI saja sampai usia bayi 6 bulan (ASI
Eksklusif)
d. Menyusui bayi sesering mungkin agar produksi ASI semakin
banyak
e. Menimbang berat badan bayi secara teratur setiap bulan
f. Meminta imunisasi dasar yang wajib diberikan pada bayi

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


3. Ibu Balita
Tumbuh kembang anak berlanjut terus sementara ASI tidak
lagi bisa memenuhi kebutuhan sejak berusia 6 bulan. Supaya
kebutuhan gizinya sesuai dengan prinsip gizi seimbang, bayi
membutuhkan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang
cukup dan berkualitas sesuai pertambahan umurnya. Masa ini
juga rentan terhadap penyakit infeksi sehingga orang tua sangat
perlu untuk menerapkan pola hidup yang sehat untuk
mendukung pola makannya. Sejak usia 1 tahun, anak mulai
diperkenalkan makanan keluarga.
Pesan untuk ibu balita :
a. Melanjutkan pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun
b. Memberikan MP-ASI secara bertahap dimulai dari makanan
bertekstur lunak, lembek, hingga padat sesuai kebutuhan
c. Memantau berat badan secara teratur
d. Mulai 6 bulan sampai 59 bulan anak perlu mendapat kapsul
vitamin A
e. Mengajak anak bermain dan mengembangkan kreatifitasnya

VII. INDIKATOR KEBERHASILAN

Agar dapat mengikuti perkembangan dan pencapaian Gerakan


Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima, diperlukan
upaya pemantauan dan penilaian yang sistematis dan berkala.
Pokok-pokok yang diukur mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat Indonesia
terkait dengan pesan-pesan yang disampaikan dalam Gerakan
Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima
2. Tingkat kerjasama dan kontribusi berbagai pemangku
kepentingan yang terlibat dalam Gerakan Nasional Sadar Gizi
Menuju Manusia Indonesia Prima
3. Perubahan norma-norma sosial yang berhubungan dengan
perilaku gizi

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


Secara spesifik, sejumlah isu akan diukur melalui riset-riset
berskala nasional seperti RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar).
Isu-isu yang dimaksud antara lain:
1. Tingkat konsumsi pangan hewani di kelompok ibu hamil dan
balita
2. Tingkat konsumsi buah dan sayur masyarakat
3. Tingkat penggunaan garam beryodium di rumah tangga
4. Cakupan anak sekolah yang sarapan pagi
5. Cakupan bayi usia 0 – 6 bulan yang mendapat ASI saja (ASI
Eksklusif)
6. Tingkat kunjungan balita ke posyandu (D/S)
7. Cakupan Anak Sekolah yang mencuci tangan pakai sabun.

VIII. ORGANISASI

A. Tingkat Nasional
1. Penasehat Ibu Negara
2. Ketua Harian Menteri Kesehatan
3. Wakil Ketua Harian Ketua Umum TP-PKK
4. Satuan Tugas Kelompok media massa, organisasi
kemasyarakatan, perguruan tinggi,
organisasi profesi, dunia usaha,
legislatif, pemerintah.
B. Tingkat Provinsi
1. Penasehat Ibu Gubernur
2. Ketua Harian Kadinkes Provinsi
3. Satuan Tugas Kelompok media, organisasi
kemasyarakatan, perguruan tinggi,
organisasi profesi, dunia usaha,
legislatif, pemerintah.
C.Tingkat Kabupaten/Kota
1. Penasehat Ibu Bupati /Walikota
2. Ketua Harian Kadinkes Kab/Kota

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


3. Satuan Tugas Kelompok media, organisasi
kemasyarakatan, perguruan tinggi,
organisasi profesi, dunia usaha,
legislatif, pemerintah.
D. Tingkat Kecamatan
1. Penasehat Ibu Camat
2. Ketua Harian Kepala Puskesmas
3. Satuan Tugas Organisasi kemasyarakatan, dunia usaha,
legislatif, pemerintah.
E. Tingkat Kelurahan/Desa
1. Penasehat Kepala Desa
2. Ketua Harian Ketua PKK Desa
3. Satuan Tugas

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


IX. PRAKARSA LINTAS KEMENTERIAN
DAN ORGANISASI

No Kegiatan Kementerian/
Organisasi
1 Kampanye pesan-pesan Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju
Manusia Indonesia Prima
 Memfasilitasi perencanaan terpadu lintas Bappenas
kementerian untuk Gerakan Nasional Sadar
Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima
 Mengelola kegiatan monitoring dan
evaluasi
 Mengembangkan pesan-pesan kampanye/ Kementerian
komunikasi perubahan perilaku Kesehatan

 Mengelola kampanye melalui media Kementerian


massa, internet dan media sosial/ media Komunikasi dan
baru lainnya informasi

 Mengelola kampanye pesan-pesan Gerakan  Kementerian


Nasional sadar Gizi Menuju Manusia Kesehatan
Indonesia Prima sesuai fokus kementerian  Kementerian
melalui jaringannya Pendidikan
 Kementerian
Agama
 Kementerian
Sosial
 Kementerian
Pertanian
 Kementerian
Perikanan dan
Kelautan

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


No Kegiatan Kementerian/
Organisasi
 Kementerian
Lingkungan
Hidup
 Mengelola kegiatan monitoring dan Bappenas
evaluasi

2 Dialog-dialog tingkat nasional, provinsi, kota, dan kabupaten


untuk menggalang dukungan, kerjasama, dan kontribusi pada
Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Indonesia Prima
 Mengordinir kegiatan-kegiatan dialog pada Kementerian
Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Kesehatan
Manusia Indonesia Prima
 Mengelola dialog-dialog nasional antar Kementerian
kementerian dan organisasi-organisasi Koordinator
nasional Kesejahteraan
Rakyat
 Mengelola dialog-dialog tingkat provinsi Kementerian
dan kota dan kabupaten Dalam Negeri
3 Pelatihan-pelatihan komunikasi dan metode  Kementerian
peningkatan partisipasi masyarakat untuk Kesehatan
pengembangan dan pengaktifan norma-  Kementerian
norma sosial yang mendukung perilaku gizi Pendidikan
 Kementerian
Agama
 Kementerian
Sosial
 Kementerian
Pertanian
 Kementerian
Perikanan dan

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


No Kegiatan Kementerian/
Organisasi
Kelautan
 Kementerian
Lingkungan
Hidup

4 Diskusi-diskusi warga masyarakat dalam  Kementerian


rangka pengembangan partispiasi Sosial
masyarakat untuk pengembangan norma-  Kementerian
norma sosial yang mendukung perilaku gizi Koordinator
baik Kesejahteraan
Rakyat

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


CONTOH – CONTOH MEDIA KIE

Gambar Brosur ASI

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


Gambar Brosur IMD

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


Gambar Brosur MP – ASI

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


Poster IMD

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


Poster MP – ASI

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


X – Banner Dukungan Menyusui

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


X – Banner MP – ASI

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


Brosur penimbangan balita

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


Poster Penimbangan Balita

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1


Poster Penimbangan Balita

Gerakan Nasional Sadar Gizi 2011 – 2014 1

Anda mungkin juga menyukai