Anda di halaman 1dari 7

TATA LAKSANA PASIEN DI UNIT

PELAYANAN GIGI DENGAN BEBERAPA Ditetapkan Oleh :


KELAINAN SISTEMIK Kepala Puskesmas
Kecamatan Senen
No Dokumen : PKM-KS/SPO/UPG-09

Tgl. Terbit :10 September 2015

PUSKESMAS SPO No. Revisi :0


KECAMATAN Mulai Berlaku : 30 September 2015 Dr. John Erdal
SENEN
Halaman NIP : 196102081990011001
:1/5

1. Pengertian Adalah tata laksana pasien yang memerlukan perawatan gigi namun memiliki
faktor risiko berupa kelainan sistemik seperti: Hipertensi, Diabetes Melitus,
Penyakit Jantung serta pasien dengan riwayat pengguna obat – obatan anti
pembekuan darah, agar perawatan gigi dapat berhasil dengan baik,
sehingga tercapainya kesehatan gigi dan mulut pasien yang optimal.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan di Unit Pelayanan Gigi untuk
menangani pasien dengan kelainan sistemik yang dapat mempengaruhi
perawatan gigi.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Kecamatan Senen No 023 / 2015 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Kecamatan Senen.
4. Referensi 1. J Clin Exp. Dent. 2011; 3 (1) : e 25 – 30
2. National Patient Safety Agency (NHS). March 2004
3. GNC 2015
5. Langkah- A. PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS (DM)
langkah A.1 Pasien Diaebetes Melitus Terkontrol
1. Dokter gigi melakukan anamnesis mengenai riwayat penyakit pasien
meliputi DM, apabila pasien ragu atau tidak tahu, dokter gigi wajib
menanyakan gejala/riwayat DM yang mungkin dimiliki pasien seperti:
- Apakah pasien memiliki riwayat keluarga yang menderita DM?
- Apakah pasien rutin mengkonsumsi obat – obatan DM seperti
Metformin atau glibenklamid?
- Apabila mengalami luka pada anggota tubuh, apakah luka tersebut
sulit sembuh?
- Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan
dan drastis?
- Apakah pasien sering mengalami rasa haus maupun mulut kering?
- Apakah pasien sering merasa lapar di malam hari?
2. Dokter gigi meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan gula darah
sewaktu (selanjutnya disingkat GDS) atau gula darah 2 jam post prandial
(selanjutnya disingkat GD 2 Jam PP) atau gula darah puasa (selanjutnya
disingkat GDP), dengan memberi formulir rujukan laboratorium
Puskesmas Kecamatan Senen yang telah diisi lengkap.
TATA LAKSANA PASIEN DI UNIT PELAYANAN GIGI DENGAN
BEBERAPA KELAINAN SISTEMIK

No Dokumen : PKM-KS/SPO/UPG-09

Tgl. Terbit :10 September 2015

PUSKESMAS SPO No. Revisi :0


KECAMATAN Mulai Berlaku : 30 September 2015
SENEN
Halaman :2/5
3. Apabila hasil pemeriksaan gula darah normal atau menunjukan angka
metabolik baik, yaitu GDS: 70 – 130 mg/dl ; GD 2 Jam PP: <180mg/dl ;
GDP < 126 mg/dl, maka pasien dengan DM terkontrol dapat menerima
perawatan gigi yang sama dengan pasien normal seperti: Ekstraksi gigi,
Perawatan saluran akar, Scaling, dan lain sebagainya.
4. Dokter gigi wajib memberikan profilaksis antibiotik (1 – 5 hari sebelum
perawatan gigi) apabila perawatan gigi yang dilakukan merupakan
tindakan invasif, seperti: anestesi intraligamen, ekstraksi scaling, dsb.
5. Pasien diinstruksikan untuk tetap mengkonsumsi obat DM secara teratur
sesuai instruksi dokter yang menanganinya.
6. Pasien diinstruksikan untuk datang pada hari yang telah ditentukan oleh
dokter gigi
7. Pasien dianjurkan untuk datang pada pagi hari, tidak puasa dan
diwajibkan untuk sarapan saat hendak melakukan perawatan gigi, agar
mencegah terjadinya komplikasi DM akut maupun kronis sepeti
hipoglikemi dan hiperglikemi.
8. Dokter gigi melakukan dokumentasi.

A.2 Pasien Diabetes Melitus Kurang Terkontrol


1. Dokter gigi wajib melakukan anamnesis kepada pasien yang memiliki
riawayat DM maupun kecurigaan DM, dengan pertanyaan seperti poin
A.1.
2. Dokter gigi meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan GDS atau GD
2 Jam PP atau GDP dengan memberi formulir rujukan Laboratorium
Puskesmas Kecamatan Senen yang telah diisi lengkap.
3. Apabila hasil GDS atau GD 2 Jam PP berada diantara 100 dan 200
mg/dl ; GDP< 126 mg/dl, maka pasien dapat memperoleh perawatan gigi
seperti biasa.
4. Khusus perawatan gigi invasif, dokter gigi wajib meminta persetujuan
dokter umum dengan cara melakukan rujukan internal ke Unit Pelayanan
Umum atau Unit Pelayanan Lansia dan menyertakan hasil pemeriksaan
laboratorium pasien.

TATA LAKSANA PASIEN DI UNIT PELAYANAN GIGI DENGAN


BEBERAPA KELAINAN SISTEMIK

No Dokumen : PKM-KS/SPO/UPG-09

Tgl. Terbit :10 September 2015

PUSKESMAS SPO No. Revisi :0


KECAMATAN Mulai Berlaku : 30 September 2015
SENEN
Halaman :3/5
5. Dokter gigi dapat memulai perawatan gigi pasien apabila telah mendapat
persetujuan berupa formulir rujuk balik dari Unit Pelayanan Umum atau
Unit Pelayanan Lansia.
6. Dokter gigi wajib memberikan profilaksis antibiotik seperti poin A.1.
7. Pasien diinstruksikan unuk tetap mengkonsumsi obat DM secara teratur
sesuai instruksi dokter yang menanganinya, datang pada pagi hari, tidak
puasa dan diwajibkan untuk sarapan saat hendak melakukan perawatan
gigi, agar mencegah terjadinya komplikasi DM akut maupun kronis sepeti
hipoglikemi dan hiperglikemi.
8. Dokter gigi melakukan dokumentasi.

A.3 Pasien Diabetes Melitus Tidak Terkontrol/Buruk


1. Dokter gigi wajib melakukan anamnesis kepada pasien yang memiliki
riawayat DM maupun kecurigaan DM, dengan pertanyaan seperti poin
A.1.
2. Dokter gigi meminta pasien untuk melakukan pemeriksaan GDS atau GD
2 Jam PP atau GDP dengan memberi formulir rujukan Laboratorium
Puskesmas Kecamatan Senen yang telah diisi dengan lengkap.
3. Apabila hasil GDS atau GD 2 Jam PP ≥ 200 mg/dl ; GDP ≥ 126 mg/dl,
maka dokter gigi wajib merujuk pasien ke Unit Pelayanan Umum atau
Unit Pelayanan Lansia serta menunda perawatan gigi sampai gula darah
pasien terkontrol.
4. Dokter gigi melakukan dokumentasi.

B. PASIEN DENGAN HIPERTENSI DAN PENYAKIT JANTUNG

C. PASIEN PENGGUNA OBAT ANTI PEMBEKUAN DARAH


1. Dokter gigi melakukan anamnesis lebih lanjut apabila pasien
mengkonsumsi obat anti pembekuan darah, meliputi:
- Terapi obat yang telah diberikan
- Waktu terakhir mengkonsumsi obat tersebut.
- Penyakit lain/ komplikasi yang mungkin dialami pasien

TATA LAKSANA PASIEN DI UNIT PELAYANAN GIGI DENGAN


BEBERAPA KELAINAN SISTEMIK

No Dokumen : PKM-KS/SPO/UPG-09

Tgl. Terbit :10 September 2015

PUSKESMAS SPO No. Revisi :0


KECAMATAN Mulai Berlaku : 30 September 2015
SENEN
Halaman :4/5
2. Apabila pasien mengalami ketergantungan alkohol / gangguan liver,
gagal ginjal, trombositopeni, hemofili atau penyakit hemostasis lainnya,
sedang dilakukan rangkaian kemoterapi, serta mengkonsumsi lebih dari
satu obat anti pembekuan darah, maka dokter gigi wajib merujuk pasien
kepada dokter spesialis di rumah sakit.
3. Apabila pasien tidak memiliki komplikasi, maka dokter gigi dapat
melakukan perawatan gigi seperti biasa.
4. Khusus untuk tindakan invasif (ekstraksi, kuretase, scaling, dsb) dokter
gigi wajib merujuk pasien ke Unit Pelayanan Laboratorium Puskesmas
Kecamatan Senen agar dilakukan pemeriksaan PT(Protombine Time)/
Hitung Laju Pembekuan Darah untuk mengetahui angka
INR(International Normal Ratio), maksimal 3 hari atau 72 jam sebelum
tindakan dilakukan.
5. Apabila angka INR ≤ 4.0 maka pasien dapat dilakukan tindakan, dengan
catatan:
a. Tidak diperlukan untuk menghentikan ataupun mengurangi dosis
warfarin / obat pengencer darah lain
b. Pasien diinstruksikan datang pada pagi hari.
c. Pasien diinstruksikan datang pada awal minggu (hari Senin/Selasa)
untuk mengantisipasi adanya masalah perdarahan sehingga dapat
ditangani pada hari kerja dan tidak terhalang oleh hari libur.
d. Pasien diedukasi bahwa perdarahan dapat tetap terjadi setelah
tindakan namum tetap terkontrol.
e. Apabila diperlukan tindakan anestesi, maka:
- Gunakan obat anestesi yang mengandung vasokontriktor.
- Gunakan teknik infiltrasi/ intraligamen/ injeksi nervus mentalis jika
memungkinkan. Apabila terpaksa melakukan injeksi blok, masukan
obat perlahan sedikit demi sedikit dengan teknik aspirasi.
f. Apabila diperlukan tindakan ekstraksi, gunakan spongostan yang telah
diberi alvogyl pada soket gigi yang telah dicabut. Apabila terjadi luka
yang luas saat ekstraksi, maka diperlukan hecting/penjahitan pada
mukosa disekitar soket.

TATA LAKSANA PASIEN DI UNIT PELAYANAN GIGI DENGAN


BEBERAPA KELAINAN SISTEMIK

No Dokumen : PKM-KS/SPO/UPG-09

Tgl. Terbit :10 September 2015

PUSKESMAS SPO No. Revisi :0


KECAMATAN Mulai Berlaku : 30 September 2015
SENEN
Halaman :5/5

g. Gunakan paracetamol sebagai obat analgesik. Tidak


diperkenankan menggunakan NSAID seperti diklofenak,
ibuprofen dan aspirin.
h. Antibiotik yang diperbolehkan adalah: Amoxicilin dan
Erytromisin dengan tetap diantisipasi terjadinya peningkatan
perdarahan.
6. Apabila angka INR > 4 maka dilakukan rujukan ke dokter spesialis di
rumah sakit untuk penanganan antikoagulasi beserta perawatan gigi
pasien.
6. Unit Terkait Seluruh Unit Pelayanan Puskesmas Kecamatan Senen

7. Dokumen Rekam medis, Formulir penolakan rujukan


terkait

8. Rekaman Histori Perubahan


No Yang dirubah Isi perubahan Tanggal diberlakukan

TATA LAKSANA PASIEN DI UNIT PELAYANAN GIGI DENGAN


BEBERAPA KELAINAN SISTEMIK

No Dokumen : PKM-KS/SPO/UPG-09

Tgl. Terbit :10 September 2015

PUSKESMAS SPO No. Revisi :0


KECAMATAN Mulai Berlaku : 30 September 2015
SENEN
Halaman :1/1

Anda mungkin juga menyukai