Anda di halaman 1dari 18

[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN BERWARNAI


PADA ANAK SAKIT DI RUANG SAKURA
RSU MITRA SEJATI MEDAN

OLEH :

ELISABET TOBING, S.Kep.


NIM :1202378

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PEMINATAN


KEPERAWATAN ANAK SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN SUMATERA UTARA
MEDAN
2014

Pendidikan Profesi Ners Page 1


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

KATA PENGANTAR

Rasa puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kemurahannya
makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang di harapkan. Kami berharap proposal
terapi bermain ini dapat berguna bagi anak yang mengikuti terapi bermain.

Ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing peminatan sehingga proposal


ini dapat selesai.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan hidayah, bimbingan


dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Amin.

Medan, Februari 2014

Penulis

BAB 1

Pendidikan Profesi Ners Page 2


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

PENDAHULUHAN

1. Pendahuluan
Setiap anak meskipun sedang dalam perawatan tetap membutuhkan aktivitas
bermain. Bermain dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan
tugas perkembangan secara normal dan membangun koping terhadap stres, ketakutan,
kecemasan, frustasi dan marah terhadap penyakit dari hospitalisasi (Mott, 1999).
Bermain juga menyediakan kebebasan untuk mengekspresikan emosi dan
memberikan perlindungan anak terhadap stres, sebab bermain membantu anak
menanggulangi pengalaman yang tidak menyenangkan, pengobatan dan prosedur
invasif. Dengan demikian diharapkan respon anak terhadap hospitalisasi berupa
perilaku agresif, regresi dapat berkurang sehingga anak lebih kooperatif dalam
menjalani perawatan di rumah sakit.
Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh seorang anak bila bermain
dilaksanakan di suatu rumah sakit, antara lain:
a. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar
b. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol
c. Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan
d. Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian tubuh
e. Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan peralatan
dan prosedur medis
f. Memberi peralihan dan relaksasi
g. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing
h. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengekspresikan
perasaan
i. Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-sikap yang positif
terhadap orang lain
j. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat
k. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik (Wong, 1996).

Pendidikan Profesi Ners Page 3


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

BAB II
TINJAUHAN TEROITIS

2.1. Definisi

Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap
hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik
bagi anak-anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk
meningkatkan kesejahteraan mental dan sosial anak.

Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan


social dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain,
anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan

Pendidikan Profesi Ners Page 4


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak
serta suara (Wong, 2000).

Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa


mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi,
memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi anak (Anggani Sudono,
2000).

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan,


tanpa ada tujuan atau sasaran yang hendak dicapai (Suhendi et al, 2001)

2.1.2 KONSEP BERMAIN DI RUMAH SAKIT


Menurut Ari, Budi (2008) prinsip bermain di Rumah Sakit:
1. Tidak banyak mengerluarkan energi, singkat dan sederhana
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3. Kelompok umur yang sama
4. Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan
5. Semua alat permainan dapat dicuci
6. Melibatkan orang tua

2.1.3 FUNGSI BERMAIN DI RUMAH SAKIT


Menurut Nursalam (2005), fungsi bermain di rumah sakit sebagai berikut:
1. Dapat melanjutkan umbuh kembang yang normal selama perawatan, sehingga
tumbuh kembang tetap berlangsung terus tanpa terhambat oleh keadaan anak.
2. Dapat mengekspresikan pikiran dan orientasi anak.
3. Dapat mangembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat.
4. Agar anak dapat beradaptasi secara lebih efektif terhadap stress karena penyakit
atau karena dirawat di rumah sakit, dan anak mendapatkan ketenangan dalam
bermain

2.1.4 KEUNTUNGAN BERMAIN PADA ANAK DI RUMAH SAKIT


1. Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga) dan perawat

Pendidikan Profesi Ners Page 5


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

2. Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri.


Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan mandiri pada anak
3. Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya memberikan rasa senang pada
anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikiran
cemas, takut, sedih tegang dan nyeri
4. Permainan yang terapeutuk akan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk
mempunyai tingkah laku yang positif

2.1.5 TUJUAN BERMAIN DI RUMAH SAKIT


Kebutuhan bermain mengacu pada tahapan tumbuh kembang anak, sedangkan
tujuan yang ditetapkan harus memperhatikan prinsip bermain bagi anak di rumah
sakit yaitu menekankan pada upaya ekspresi sekaligus relaksasi dan distraksi dari
perasaan takut, cemas, sedih, tegang dan nyeri.

2.1.6 PROSES KEGIATAN BERMAIN


Uraikan kegiatan bermain yang akan dilakukan. Ingat bahwa perawat hanya
sebagai fasilitator dan kegiatan bermain harus dilakukan secara aktif oleh anak dan
orang tuanya. Kegiatan bermain yang dijalankan mengacu pada tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Apabila permainan akan dilakukan dalam kelompok, uraikan
dengan jelas aktivitas setiap anggota kelompok dalam permainan dan kegiatan orang
tua setiap anak.

2.1.7 UPAYA-UPAYA PERAWAT DALAM AKTIVITAS BERMAIN DI


RUMAH SAKIT
Menurut Wong (2005), perlu upaya-upaya sebagai berikut: Menyediakan alat
permainan, dalam menyediakan alat bermain, syarat-syarat permainan yang edukatif
tetap perlu diperhatikan. Apabila perlu, orang tua di perbolehkan ntuk membawa
mainan anak dari rumah.
1. Manyediakan tempat bermain. Karena anak berada di rumah sakit hendaknya
disediakan ruangan khusus untuk bermain. Apabila tidak memungkinkan, maka
bermain bisa dilaksanakan di tempat tidur. Hal tersebut di perlukan untuk
menghindari infeksi nasokomial, yaitu: infeksi yang di dapat saat di rumah sakit.

Pendidikan Profesi Ners Page 6


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

2. Dalam pelaksanaannya, aktivitas bermain di rumah sakit merupakan tanggung


jawab petugas kesehatan dengan di bantu oleh orang tua. Alat-alat permainan
perlu di kelompokkan berdasarkan bahannya. Bahan yang beresiko berbahaya.
Selain itu adanya faktor penghambat atau pendukung perlu di perhatikan agar
permasalahan yang timbul dapat dicari solusinya.
3. Pada tahun pertama, anak hanya mengamati objek sekitarnya. Antara usia 3-5
tahun umumnya anak bermain peran sebagai ibu, bayi, dokter, pasien atau
pelanggan.
4. Ada banyak manfaat yang bisa di dapatkan, seorang anak bila bermain
dilaksanakan di suatu rumah sakit, antara lain memfasilitasi situasi yang tidak
familiar, memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian
tubuh, memberikan pengalihan dan membentuk anak lebih merasa dengan
lingkungan asing serta mencapai tujuan terauptik.

2.18 MACAM BERMAIN


1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ngocok apakah ada bunyi, mencium,
meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain Konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
c. Bermain Drama (Dramatic Play)
Misal bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
2. Bermain Pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bermain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.

Pendidikan Profesi Ners Page 7


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

Contoh : melihat gambar dibuku/majalah, mendengarkan cerita atau music,


menonton TV dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energy untuk
bermain aktif.
b. Tidak ada variasi dari alat permaianan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.

2.1.9 ALAT PERMAIANAN EDUKATIF (APE)


Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapatmenunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, terdiri dari motorik kasar dan halus.
Contah alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan
didorong, tali dan lain-lain. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dan
lain-lain.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar.
Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV,
dan lain-lain.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk,
warna, dan lain-lain.
Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pencil
warna, radio, dan lain-lain.
4. Pengembangan aspek social, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu
dan anak, keluarga dan masyarakat.
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai bersama, missal :
kotak pasir, bola, tali, dan lain-lain.

2.2 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN


1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.

Pendidikan Profesi Ners Page 8


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

3. Ulangi suatu cara bermain anak terampil, sebelum meningkat pada keterampilan
yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.

2.2.1 BENTUK-BENTUK PERMAINAN


1. Usia 0-12 bulan
Tujuannya adalah :
a. Melatih reflek-reflek (untuk anak berumur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
b. Melatih kerja sama mata dan telinga.
c. Melatih mencari objek yang ada tetapi tidak kelihatan.
d. Melatih mengenal sumber assal suara.
e. Melatih kepekaan perabaan.
f. Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

Alat permainan yang dianjurkan :


a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.
c. Alat permaianan lunak berupa boneka orang atau binatang.
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.
e. Alat permainan berupa selimut atau boneka.

2. Usia 13-24 bulan


Tujuannya adalah :
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
b. Memperkenalkan sumber suara.
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
d. Melatih imajinasinya.
e. Melatih anak melakukan kegiatatn sehari-hari semuanya dalam bentuk
kegiatan menarik.

Alat permainan yang dianjurkan :


a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
c. Alat permainan yang terdiri dari : alat rumah tangga (cangkir yang tidak
mudah pecah, sendok botol plastic, ember, Waskom, air), balok-balok besar,
kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/
pencil berwarna.

Pendidikan Profesi Ners Page 9


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

3. Usia 25-36 bulan


Tujuannya adalah :
a. Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa.
c. Melatih motorik halus dan kasar.
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan
membedakan warna).
e. Melatih kerja sama mata dan tangan.
f. Melatih daya imajinasi.
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.

Alat permainan yang dianjurkan :


a. Alat-alat untuk menggambar.
b. Lilin yang dapat berbentuk.
c. Puzzle sederhana.
d. Manik-manik ukuran besar.
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.
f. Bola.

4. Usia 37-72 bulan


Tujuannya adalah :
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.
d. Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura
(sandiwara).
e. Membedakan benda dengan permukaan
f. Menumbuhkan sportivitas.
g. Mengembangkan kepercayaan diri.
h. Mengembangkan kreatifitas.
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat. lari, dan lain-
lain)
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus da kasar.
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal ;
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
m. Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.

Pendidikan Profesi Ners Page 10


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

Alat permainan yang dianjurkan :


a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat
gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air dan lain-lain.
b. Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.

5. Usia prasekolah
Alat permaianan yang dianjurkan :
a. Alat olah raga.
b. Alat masak.
c. Alat menghitung.
d. Sepeda roda tiga.
e. Benda berbagai macam ukuran.
f. Boneka tangan.
g. Mobil-mobilan.
h. Kapal terbang.
i. Kapal laut, dsb.

6. Usia sekolah
Jenis permainan yang dianjurkan :
a. Anak laki-laki : mekanik.
b. Anak perempuan : dengan peran ibu.

7. Usia praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)


Karakteristik permainannya adalah permainan intelektual, membaca, seni,
mengarang, hobi, video game, permainan pemecahan masalah.

8. Usia remaja
Jenis permainan : permainan keahlian, video, computer dan lain-lain.

2.2.3 KETIKA ANAK MASUK RAWAT INAP


Tujuan kegiatan :
a. Memberi informasi.
b. Memicu normalisasi.
c. Menggunakan system pendukung yang dikenal.
d. Mengindentifikasi teknik koping.

Contoh kegiatan :
a. Mendesain tanda selamat datang.
b. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak.
c. Memicu orang tua membawa foto dan mainan.
d. Member daftar kegiatan rumah sakit.

Pendidikan Profesi Ners Page 11


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

e. Proaktif melakukan permainan.

BAB III
PENGORGANISASIAN TERAPI BERMAIN
SATUAN ACARA PENYULUHAN

3.1 Tujuan
3.1.1 Tujuan Umum
Mengoptimalkan tingkat perkembangan anak
3.1.2 Tujuan Khusus

Pendidikan Profesi Ners Page 12


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

1. Anak merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat.
2. Mengembangkan kemempuan mengontrol emosi, motorik halus.
3. Mengembangkan kreatifitas.
4. Mengembangkan kepercayaan diri.
5. Mengembangkan kemampuan membedakan warna.
6. Merangsang daya imajinasi.
7. Menumbuhkan sportifitas.
8. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul.

3.2 Pokok Bahasan


Terapi Bermain Mewarnai pada Anak di RSU. Mitra Sejati Medan.

3.2.1 Sub Pokok


1. Terapi Bermain Mewarnai Anak Usia Pra Remaja
2. Tujuan bermain mewarnai pada anak pra remaja adalah untuk meningkatkan
kreativitas pada anak

3.2.2 Tempat
Ruang Sakura RSU. Mitra Sejati Medan

3.2.4 Waktu
Sabtu, 22 Pebruari 2014
Pukul : 10.00 – 12.00 WIB

3.2.5 Sasaran
Anak umur 13 tahun

3.2.6 Metode
Mewarnai

3.2.7 Media
a. Buku mewarnai
b. Pensil warna

3.2.8 Kegiatan
Mewarnai Gambar

Pendidikan Profesi Ners Page 13


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

BAB IV
IMPLEMENTASI

4.1. Implementasi kegiatan

Menebak suara binatang yang ada disekeliling kita.

Tahap Kegiatan Kegiatan Mahasiswa Kegiatan klien & Ortu

Pendahuluan (10 menit) 1. Membuka proses terapi Memperhatikan


bermain dengan
mengucapkan salam,
memperkenalkan diri.

2. Menjelaskan pada anak


dan keluarga tentang
tujuan dan manfaat
bermain, menjelaskan
cara bermain.

Pendidikan Profesi Ners Page 14


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

Praktek Terapi Bermain Mengajak anak bermain Melaksanakan


(15 menit) Mewarnai gambar Mewarnai gambar

Evaluasi (10 menit) Mengevaluasi kegiatan Mendengarkan hasil


Mewarnai gambar. evaluasi permainan
Mewarnai gambar.

Penutup (5 menit)  Membereskan peralatan Persiapan kembali


dan merapikan kembali keruangan
instrument. .
 Pesan / kesan orang tua.
 Kata Penutup

4.2 Denah Kegiatan

Ket :

: Pasien (anak)

: Perawat

Pendidikan Profesi Ners Page 15


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak
bermain sama saja bekerja bagi orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi
yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik, intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran
diri, moral sekaligus terapi anak saat sakit.

Tujuan bermain adalah melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang


normal, mengekspresikan dan mengalihkan keinginan fantasi. Dan idenya
mengembangkan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah dan membantu
anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di
Rumah Sakit.

B. Saran

Pendidikan Profesi Ners Page 16


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya
di RS juga disediakan fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat
menerapkan terapi di rumah dan di rumah sakit.

PAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta:


Salemba Medika.

Ari, Budi. 2008. Manfaat Bermain Bagi Anak. Diakses dari http//www. Online 10
Juni 2012

Nursalam, 2005. Asuhan Keperawatan bayi Dan Anak.Jakarta Salemba Medika

Perry, A,G & Potter, P.A. 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Perry, A, G. & Potter, P. A. 1999. Fundamental Keperawatan, Buku Kedokteran.


Jakarta: EGC

Soetjiningsih, 1998, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.

Soetjiningsih. 2005. Buku Ajar II Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Idai

Wong, D. L, 1995, Nursing Care of Instants and Children, St. Louis Mosby.

Pendidikan Profesi Ners Page 17


[SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMUT] 2014

Pendidikan Profesi Ners Page 18

Anda mungkin juga menyukai