Anda di halaman 1dari 11

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No.

2 , Juli – Desember 2017

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN


PADA PT. SARWA KARYA WIGUNA PALEMBANG

Maulan Irwadi
Maya Dini
Selvi Rianti
Dosen Program Studi Akuntansi Politeknik Anika Palembang
Email: irwadi1@yahoo.co.id

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rasio keuangan yang bermanfaat untuk
menilai kinerja keuangan pada PT. Sarwa Karya Wiguna Palembang. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi data laporan keuangan
tahunan dari tahun 2013 sampai 2015. Alat analisis menggunakan analisis rasio likuiditas,
solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa Rasio lancar dan
rasio cepat perusahaan dari tahun 2013,2014 dan 2015 berada di bawah standar industri. Ini
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tidak sehat, rasio solvabilitas dari perhitungan debt
ratio dan debt to equity ratio menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tidak sehat, rasio
aktivitas dengan fixed asset turnover menunjukkan bahwa kinerja perusahaan tidak sehat
karena tidak memenuhi standar industri yaitu 5 kali dan rasio profitabilitas dengan gross profit
margin perusahaan untuk tahun 2013, 2014 dan 2015 terus mengalami peningkatan untuk rasio
ini kinerja perusahaan sudah baik karena berada diatas standar rasio industri perusahaan
sejenis.

Kata kunci: Rasio, likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.

1. PENDAHULUAN memperkirakan potensi risiko yang akan


1.1 Latar belakang dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan
Untuk menilai kinerja perusahaan dapat kelangsungan pembayaran bunga dan
dilihat dari laporan keuangan yang disajikan pengembalian pokok pinjaman.
oleh pihak manajemen perusahaan. Fahmi PT. Sarwa Karya Wiguna merupakan
(2015: 50) menyatakan bahwa analisis rasio perusahaan yang aktivitas kerjanya sekarang
keuangan merupakan instrumen analisis ini adalah: pelaksanaan kerja pelayanan teknik
prestasi perusahaan yang menjelaskan meliputi pembangunan jaringan listrik
berbagai hubungan dan indikator keuangan, tegangan menengah dan tegangan rendah serta
yang ditujukan untuk menunjukan perubahan pemeliharaan jaringan listrikuntuk wilayah
dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi PT. PLN (persero) area Lahat dan PT. PLN
di masa lalu dan membantu menggambarkan (persero) area Lampung . Pelaksanaan kerja
trend pola perubahan tersebut, untuk payment point online bank untuk penagihan
kemudian menunjukan rasio dan peluang yang rekening listrik, telepon, PDAM dan lain
melekat pada perusahaan yang bersangkutan. sebagainya, untuk wilayah Sumatera Selatan,
Analisis rasio keuangan menggunakan Jambi dan Bangka Belitung.
data laporan keuangan yang telah ada sebagai Berikut data aset lancar,hutang lancar
dasar penilaiannya. Analisis rasio dapat dan laba (rugi) yang diperoleh PT. Sarwa
digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi Karya Wiguna Tahun 2013-2015 :
kondisi suatu perusahaan dari perspektif
keuangan, serta dapat digunakan untuk
membimbing investor dan kreditor untuk

43
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017

Tabel 1.1
Aset Lancar, Hutang Lancar dan Laba(Rugi)
PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015

No Tahun Aset Lancar Hutang Lancar Laba/(Rugi)

1 2013 7.196.662.135,14 7.231.934.762,85 1.881.977.121,69


2 2014 10.759.769.618,29 12.851.417.608,91 1.856.820.933,02
3 2015 7.790.209.106,77 14.145.338.270,60 1.973.769.885,81
Sumber: PT. Sarwa Karya Wiguna, 2017

Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat bagian dari proses pelaporan keuangan.
dilihat nilai aset lancar mengalami Laporan keuangan yang lengkap biasanya
peningkatan pada tahun 2014 namun meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
mengalami penurunan pada tahun 2015. Laba perubahan posisi keuangan (yang dapat
perusahaan mengalami penurunan pada tahun disajikan dalam berbagai cara misalnya,
2014 dan mengalami peningkatan pada tahun sebagai laporan arus kas, atau laporan arus
2015, namun hal ini diikuti juga adanya dana), catatan dan laporan lain serta materi
peningkatan hutang lancar perusahaan setiap penjelasan yang merupakan bagian integral
tahunnya. dari laporan keuangan. Disamping itu juga
Perusahaan belum melakukan termasuk informasi tambahan yang berkaitan
pengukuran kinerja menggunakan rasio dengan laporan tersebut, misalnya informasi
keuangan, untuk itu perusahaan perlu keuangan segmen industri dan geografis serta
mengukur kinerjanya menggunakan rasio pengungkapan pengaruh perubahan harga.
keuangan sehingga mengetahui tingkat Dalam hal laporan keuangan, sudah
efektifitas kinerja perusahaan. merupakan kewajiban setiap perusahaan untuk
Berdasarkan latar belakang masalah membuat dan melaporkan keuangan
yang diuraikan di atas maka penelitian ini di perusahaannya pada suatu periode tertentu.
beri judul “ Analisis Rasio Keuangan Untuk Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis
Menilai Kinerja Pada PT. Sarwa Karya sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi
Wiguna”. perusahaan terkini.

1.2 Perumusan Masalah 2.2 Analisis Laporan Keuangan


Berdasarkan uraian dari latar belakang Analisis laporan keuangan terdiri dari
masalah, maka rumusan masalah yang dapat dua bagian kata, yaitu “analisis” dan “laporan
dikemukakan dalam penelitian ini adalah keuangan”. Analisis adalah penguraian suatu
apakah kinerja perusahaan PT. Sarwa Karya persoalan atau permasalahan serta
Wiguna tahun 2013 – 2015 sudah baik jika menjelaskan mengenai hubungan antara
diukur dengan menggunakan analisis rasio bagian-bagian yang ada didalamnya untuk
keuangan dibandingan dengan rasio industri? selanjutnya diperoleh suatu pengertian secara
keseluruhan. Sedangkan laporan keuangan
1.3 Manfaat Penelitian adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
Berdasarkan uraian dari rumusan keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
masalah, maka manfaat dari penelitian ini Analisis laporan keuangan suatu
adalah untuk mengetahui kinerja pada PT. perusahaan pada dasarnya untuk mengetahui
Sarwa Karya Wiguna ditinjau dari analisis tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat
rasio keuangan. risiko atau tingkat kesehatan suatu
perusahaan. Analisis laporan keuangan yang
2. LANDASAN TEORI mencakup analisis rasio keuangan, analisis
2.1 Pengertian Laporan Keuangan kelemahan dan kekuatan di bidang finansial
Menurut PSAK (Pernyataan Standar akan sangat membantu dalam menilai prestasi
Akuntansi Keuangan) No. 1 tahun 2015 yaitu manajemen masa lalu dan prospeknya di masa
sebagai berikut, laporan keuangan merupakan datang.
44
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017

Menurut Harahap dalam Hendry 1. Rasio Likuiditas


(2013:621) mengungkapkan analisis laporan Rasio likuiditas adalah kemampuan
keuangan berarti menguraikan pos-pos suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka
laporan keuangan menjadi unit informasi yang pendeknya secara tepat waktu, menurut Fahmi
lebih kecil dan melihat hubungannya yang (2015:65). Artinya apabila perusahaan ditagih,
bersifat signifikan atau yang mempunyai perusahaan akan mampu untuk memenuhi
makna antara satu dengan yang lain baik utang tersebut terutama utang yang sudah
antara data kuantitatif maupun data non- jatuh tempo. Rasio likuiditas secara umum
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui terbagi menjadi 2 (dua) yaitu :
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat 1) Rasio Lancar (Current Ratio)
penting dalam proses menghasilkan keputusan Menurut Fahmi (2015:66) , current ratio
yang tepat. adalah ukuran yang umum digunakan atas
Menurut Sofyan dalam Dedy (2016:16) solvensi jangka pendek, kemampuan suatu
tujuan dari analisis laporan keuangan adalah perusahaan memenuhi kebutuhan utang
analisa laporan keuangan yang digunakan ketika jatuh tempo.
sebagai alat screening awal dalam memilih Current Ratio =
alternatif inventasi atau merger, sebagai alat
forecasting mengenai kondisi dan kinerja
keuangan di masa yang akan datang, sebagai 2) Rasio Cepat (Quick Ratio)
proses diagnosa terhadap masalah Quick ratio (acit test ratio) sering disebut
manajemen, dan sebagai alat evaluasi dengan istilah rasio cepat. Rasio cepat
terhadap manajemen. adalah perbandingan antara aset lancar
dikurangi persediaan dengan hutang
2.3 Rasio Keuangan lancar. Rasio ini memberikan ukuran yang
Pengertian rasio keuangan menurut lebih mendalam tentang likuiditas daripada
James C Van Horne dalam Kasmir rasio lancar, (Nana, 2013).
Quick Ratio/Acid Test Ratio =
(2015:104), merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan
diperoleh dengan membagi satu angka dengan 2. Rasio Aktivitas
angka lainnya. Menurut Fahmi (2015:77), rasio aktivitas
Menurut Fahmi (2015:49), rasio adalah rasio yang menggambarkan sejauh
keuangan adalah suatu kajian yang melihat mana suatu perusahaan mempergunakan
perbandingan antara jumlah-jumlah yang sumber daya yang dimilikinya guna
terdapat pada laporan keuangan dengan menunjang aktivitas perusahaan, dimana
mempergunakan formula-formula yang penggunaan aktivitas ini dilakukan secara
dianggap representatif untuk diterapkan. sangat maksimal dengan maksud
Perhitungan rasio akan menjadi memperoleh hasil yang maksimal.
bermanfaat apabila diinterpestasikan dalam Yang termasuk dalam rasio aktivitas
perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya, adalah :
atau dengan standar yang ditentukan 1) Fixed Assets Turnover
sebelumnya atau dengan rasio pesaing. Hasil Rasio fixed assets turnover disebut juga
rasio keuangan ini digunakan untuk menilai dengan perputaran aktiva tetap. Rasio ini
kinerja manajemen dalam suatu periode melihat sejauhmana aktiva tetap yang
apakah mencapai target seperti yang telah dimiliki oleh suatu perusahaan memiliki
ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai tingkat perputarannya secara efektif, dan
kemampuan manajemen dalam memberikan dampak pada keuangan
memberdayakan sumber daya perusahaan perusahaan, (Fahmi, 2015:79).
secara efektif. Fixed Assets Turnover =

2.4 Jenis-jenis Rasio Keuangan 2) Total Assets Turnover


Terdapat empat jenis rasio keuangan Total assets turnover disebut juga dengan
yang dapat digunakan dalam menganalisis perputaran total aset. Rasio ini melihat
laporan keuangan perusahaan yaitu : sejauh mana keseluruhan aset yang
dimiliki oleh perusahaan terjadi perputaran
secara efektif, (Fahmi, 2015:80).
45
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017

Total Assets Turnover = Yang termasuk dalam rasio solvabilitas


yaitu :
3. Rasio Profitabilitas 1) Debt to Total Assets atau Debt Ratio
Menurut Fahmi (2015:80), rasio Dimana rasio ini disebut juga sebagai rasio
profitabilitas ialah rasio yang mengukur yang melihat perbandingan utang
efektivitas manajemen secara keseluruhan perusahaan, yaitu diperoleh dari
yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat perbandingan total utang dibagi dengan
keuntungan yang diperoleh dalam total aset, (Fahmi, 2015:72).
hubungannya dengan penjualan maupun Debt to Total Asset/Debt Ratio =
investasi. Semakin baik rasio profitabilitas
makan semakin baik menggambarkan
kemampuan tingginya perolehan 2) Debt to equity ratio
keuntungan perusahaan. Berapa bagian dari keseluruhan
Yang termasuk dalam rasio profitabilitas kebutuhan dana yang dibelanjakan
ialah : dengan hutang.
1) Gross Profit Margin Debt to equity ratio =
Rasio gross profit margin merupakan
margin laba kotor. Menurut Nana (2013)
Gross profit margin yaitu perbandingan
antara laba kotor dengan tingkat penjualan 2.5 Penggunaan Analisa Rasio
yang dicapai perusahaan pada periode Rasio yang dihasilkan dapat
yang sama. Rasio ini mencerminkan laba mengungkapkan kondisi perusahaan dengan
kotor yang dapat dicapai setiap rupiah jelas maka rasio tersebut harus dibandingkan
penjualan yang terjadi. dengan suatu standar ukur (tolak ukur).
Adapun tolak ukur menurut Munawir
Gross Profit Margin =
dalam Nana (2013:07) antara lain:
2) Net Profit Margin a. Rasio yang telah ditentukan dalam budget
Rasio net profit margin disebut juga perusahaan yang bersangkutan.
dengan rasio pendapatan terhadap b. Rasio-rasio yang semacam di waktu-waktu
penjualan. Menurut Nana (2013), net profit yang lalu (rasio historis) dari perusahaan
margin yaitu perbandingan antara laba yang bersangkutan.
bersih dengan penjualan. Artinya berapa c. Rasio keuangan dari perusahaan lain yang
persen keuntungan yang diperoleh oleh sejenis yang merupakan pesaing
perusahaan selama periode tertentu dari perusahaan yang dinilai cukup baik atau
setiap penjualan. berhasil dalam usahanya.
Net Profit Margin =
2.6 Rasio Standar Industri
3) Return on Investment (ROI)
Menurut Djarwanto dalam Roman
Rasio Return on Investment (ROI) atau
(2014) , “Standar rasio yang baik adalah yang
pengembalian investasi. Tingkat
memberikan gambaran rata-rata. Gambaran
pengembalian aset merupakan kemampuan
rata-rata paling tepat adalah rasio industri
perusahaan mengoperasikan harta untuk
(gabungan perusahaan sejenis)”. Dengan
mencari keuntungan.
adanya standar ini, perusahaan dapat
Return on Investement =
menentukan apakah kinerja keuangannya baik
atau tidak.
4. Rasio Solvabilitas Di bawah ini merupakan tabel yang
Menurut Fahmi (2015:72), rasio menunjukkan rasio standar industri.2.1
solvabilitas adalah mengukur seberapa
besar perusahaan dibiayai dengan utang.

46
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017

Tabel 2.1
Rasio Standar Industri

Rasio Laporan Keuangan Standar Industri


Current Ratio 2 kali
Quick Ratio 1,5 kali
Debt to Aset Ratio 35%
Debt to Equity Ratio 90%
Fixed Asset Turn Over 5 kali
Total Asset Turn Over 2 kali
Gross Profit Margin 30%
Net Profit Margin 20%
Return on Investment 30%
Sumber : Kasmir (2015)

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.3 Sumber Data


3.1 Lokasi Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam
Penelitian ini dilaksanakan pada kantor penyusunan penelitian ini adalah sebagai
PT. Sarwa Karya Wiguna yang bertempat di berikut :
Jl. Residen Abdul Rozak No.25 (Patal Pusri), a. Data Primer
Lr. Bakti LKMD, Kalidoni, Palembang. Yaitu data yang dikumpulkan secara
langsung dari objek yang diteliti. Peneliti
3.2 Metode Pengumpulan Data mengumpulkan data di PT. Sarwa Karya
Metode pengumpulan data yang Wiguna meliputi keadaan umum perusahaan
digunakan dalam penelitian ini antara lain: atau gambaran umum perusahaan yaitu data
1. Studi lapangan tentang sejarah perusahaan, struktur
Studi lapangan (field Research) adalah organisasi serta visi dan misi perusahaan.
pengumpulan data yang dilakukan dengan b. Data Sekunder
jalan mendekati langsung responden baik Yaitu data yang diperoleh dari pihak
dengan melakukan wawancara, observasi, lain setelah mengalami proses pengolahan dan
maupun dengan menggunakan kuisioner. Data juga mempelajari masalah yang berhubungan
penelitian ini dikumpulkan dengan dengan objek yang objek yang diteliti melalui
menggunakan wawancara serta kuisioner buku-buku pedoman, literatur yang disusun
dengan pihak akuntansi PT. Sarwa Karya para ahli yang berhubungan dengan masalah
Wiguna tentang gambaran umum perusahaan. yang diteliti. Pada perusahaan peneliti
2. Studi Kepustakaan mengambil data berupa data laporan keuangan
Untuk memperoleh data sebagai bahan dan data pendukung lainnya.
pendukung dalam penelitian tugas akhir ini
maka peneliti melakukan studi kepustakaan 4. HASIL PENELITIAN DAN
yang ditempuh dengan cara mengumpulkan PEMBAHASAN
bahan-bahan berupa teori, dengan cara 4.1 Hasil Penelitian
mempelajari buku-buku referensi yang Laporan keuangan PT. Sarwa Karya
berhubungan dengan judul penelitian. Wiguna tahun 2013 sampai 2015 adalah
3. Studi Dokumentasi sebagai berikut :
Yaitu metode yang digunakan untuk 4.1.1 Neraca
memperoleh data atau dokumen perusahaan Berikut hasil dari neraca yang
berupa laporan keuangan perusahaan untuk dibukukan PT. Sarwa Karya Wiguna tahun
tahun 2013 sampai dengan 2015. 2013 sampai 2015 :

47
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017

Tabel 4.1
Neraca PT. Sarwa Karya Wiguna
Untuk Tahun 2013 sampai dengan 2015
TAHUN
URAIAN
2013 2014 2015
Aset
-Aset Lancar 7.196.662.135,14 10.759.769.618,29 7.790.209.106,77
-Aset Tidak Lancar 5.841.156.044,24 12.619.682.345,18 15.919.550.947,02
-Jumlah Aset 13.037.818.179,38 23.379.451.963,47 23.709.760.053,79
Kewajiban
-Hutang Lancar 7.231.934.762,85 12.851.417.608,91 14.145.338.270,60
-Hutang Tidak
7.527.838.692,85 16.984.811.608,91 18.385.278.270,60
Lancar
Ekuitas 5.509.979.486,53 6.394.640.354,55 5.324.481.783,18
-Total Hutang &
13.037.818.179,38 23.379.451.963,47 23.709.760.053,79
Ekuitas
Sumber : PT. Sarwa Karya Wiguna 2017

Dari data diatas diketahui bahwa aset hutang tidak lancar pada tahun 2013 ke tahun
lancar pada tahun 2014 mengalami 2014 dari Rp. 295.903.930,00 menjadi Rp.
peningkatan dibandingkan tahun 2013 tetapi 4.133.394.000,00 dan terus meningkat di
pada tahun 2015 aset lancar mengalami tahun 2015 menjadi Rp. 4.239.940.000,00.
penurunan. Untuk aset tidak lancar pada tahun Untuk ekuitas PT. Sarwa Karya Wiguna
2013 sebesar Rp. 5.841.156.044,24 mengalami peningkatan dari tahun 2013 ke
mengalami peningkatan di tahun 2014 dan tahun 2014 akan tetapi pada tahun 2015
terus mengalami peningkatan pada tahun mengalami penurunan. Sedangkan untuk total
2015. Sedangkan untuk jumlah aset PT. Sarwa hutang dan ekuitas meningkat tiap tahunnya
Karya Wiguna mengalami kenaikan dari mulai dari tahun 2013 ke tahun 2014 dan
tahun 2013 ke tahun 2014 cukup besar yaitu tahun 2014 ke tahun 2015.
sebesar Rp. 10.341.633.784 dan juga 4.1.2 Laporan Laba Rugi
mengalami peningkatan di tahun 2015. Dibawah ini merupakan laporan laba
Hutang lancar mengalami kenaikan tiap rugi yang telah dibukukan PT. Sarwa Karya
tahun mulai dari tahun 2013 ke tahun 2014. Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015 :
Terjadi peningkatan yang cukup tinggi pada

Tabel 4.2
Neraca PT. Sarwa Karya Wiguna
Untuk Tahun 2013 sampai dengan 2015
TAHUN
URAIAN
2013 2014 2015
PENDAPATAN
-Pendapatan Usaha 18.871.105.215,00 24.583.302.788,00 38.212.759.227,64
BEBAN
-Beban Usaha 16.595.091.082,97 22.346.292.272,51 35.890.179.216,91
-Laba Usaha 2.276.014.132,03 2.237.010.515,49 2.322.580.010,72
-Pendapatan Lain-
135.209.665,39 165.190.089,32 254.234.468,78
lain
-Laba/Rugi Sebelum
2.411.223.797,42 2.402.200.604,81 2.576.814.479,51
Pajak
-Laba/Rugi Setelah
1.881.977.121,69 1.856.820.933,02 1.973.769.885,81
Pajak

48
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017

Sumber : PT. Sarwa Karya Wiguna 2017


Dari data diatas diketahui bahwa naik kembali di tahun 2015 menjadi Rp.
pendapatan usaha perusahaan mengalami 2.322.580.010,72.
peningkatan cukup tinggi setiap tahunnya. Pendapatan lain-lain yang diperoleh
Pada tahun 2013 perusahaan mendapatkan perusahaan juga mengalami peningkatan di
pendapatan usaha sebesar Rp. setiap tahun, mulai tahun 2013 sampai tahun
18.871.105.215,00 dan naik menjadi Rp. 2015. Laba rugi sebelum pajak pada tahun
24.583.302.788,00 pada tahun 2014 dan pada 2013 lebih besar dibandingkan tahun 2014
tahun 2015 naik lagi menjadi Rp. namun di tahun 2015 mengalami sedikit
38.212.759.227,64. Untuk beban usaha juga peningkatan. Begitu juga untuk laba rugi
mengalami kenaikan setiap tahunnya yang setelah pajak terjadi penurunan di tahun 2014
cukup tinggi, di tahun 2013 hanya sebesar Rp. namun kembali meningkat di tahun 2015.
16.595.091.082,97 menjadi Rp.
22.346.292.272,51 pada tahun 2014 dan di 4.2 Pembahasan
tahun 2015 meningkat menjadi Rp. Berdasarkan perhitungan rasio analisis
35.890.179.216,91. Laba Usaha yang laporan keuangan dapat diketahui sebagai
diperoleh perusahaan pada tahun 2013 sebesar berikut :
Rp. 2.276.014.132,03 namun mengalami 4.2.1 Rasio Likuiditas
sedikit penurunan di tahun 2014 menjadi Dibawah ini merupakan hasil
sebesar Rp. 2.237.010.515,49 dan perlahan perhitungan rasio likuiditas PT. Sarwa Karya
Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015 yaitu :

Tabel 4.3
Rasio Likuiditas PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015
Standar
NO Jenis Rasio 2013 2014 2015
Industri
1 Rasio Lancar 0,99 Kali 0,84 Kali 0,55 Kali 2 Kali
2 Rasio Cepat 0,93 Kali 0,68 Kali 0,47 Kali 1,5 Kali
Sumber: Data diolah, 2017

1. Rasio Lancar (Current Ratio)


Berdasarkan hasil analisis yang terlihat 2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
di tabel 4.7 diketahui bahwa rasio lancar Berdasarkan hasil analisis yang terlihat
perusahaan pada tahun 2013, 2014 dan 2015 di tabel di atas menunjukan rasio cepat dari
berada di bawah standar industri yaitu 2 kali. likuiditas perusahaan, dimana pada tahun
Ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan 2013 sampai dengan 2015 menunjukan angka
kurang sehat karena tidak memenuhi standar di bawah standar rasio industri yaitu 1,5 kali.
industri. Berdasarkan laporan keuangan, untuk Rasio cepat (quick ratio) perusahaan pada
aset lancar perusahaan mengalami kenaikan tahun 2013 sebesar 0,93 kali dari selisis total
tetapi diikuti juga dengan kenaikan pada aktiva lancar dengan pesediaan dalam
hutang lancar. Hal itu menyebabkan memenuhi kewajiban lancarnya. pada tahun
perusahaan tidak dapat membayar hutang 2014 mengalami penurunan sebesar 0,25 yaitu
lancar dengan aset tetap. Jika perusahaan 0,68. Tahun 2015 kemampuan perusahaan
tidak memperbaiki kondisi tersebut maka memenuhi kewajibanya sebesar 0.47. Hal ini
kreditabilitas perusahaan akan menurun, disebabkan karena peningkatan aktiva lancar
perusahaan tidak mampu membayar hutang dan persediaan dari tahun ke tahun tidak
tepat waktu. Sebaiknya perusahaan signifikan dengan kenaikan kewajiban lancar
meningkatkan aset lancar perusahaan dan dari tahun yang lalu sehingga perbandingan
menurunkan hutang lancar perusahaan agar antara aktiva lancar setelah dikurangi
dapat melunasi hutang lancar tepat waktu, persediaan tidak memenuhi kemampuan
serta mengurangi investasi dan mengurangi perusahaan. Sebaiknya perusahaan menjual
pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu. sebagian persediaannya untuk melunasi

49
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017

pembayaran hutang lancar yang dimiliki Dibawah ini merupakan hasil


perusahaan. perhitungan rasio solvabilitas PT. Sarwa
Karya Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015
4.2.2 Rasio Solvabilitas yaitu :

Tabel 4.4
Rasio Solvabilitas PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015
Standar
NO Jenis Rasio 2013 2014 2015
Industri
1 Debt Ratio 58% 73% 77% 35%
2 Debt to equity ratio 136% 265% 345% 90%
Sumber: Data diolah, 2017

1. Debt Ratio hasil analisis menunjukkan angka diatas


Berdasarkan hasil analisis yang terlihat standar rata-rata. Semakin tinggi rasio,
di tabel 4.8 diketahui bahwa debt ratio semakin rendah pendanaan perusahaan yang
perusahaan pada tahun 2013, 2014 dan 2015 disediakan oleh pemegang saham. Semakin
berada diatas standar industri yaitu 35%. Debt tinggi debt to equity ratio menunjukkan
ratio PT. Sarwa Karya Wiguna terus komposisi total hutang semakin besar
mengalami kenaikan setiap tahunnya. Ini dibanding dengan total modal sendiri,
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan sehingga berdampak semakin besar beban
kurang sehat karena tidak memenuhi standar perusahaan terhadap pihak luar atau kreditur.
industri. Pendanaan dengan hutang semakin Meningkatnya beban terhadap kreditur
banyak, maka akan semakin sulit bagi menunjukkan sumber modal perusahaan
perusahaan untuk memperoleh pinjaman sangat bergantung dengan pihak luar. Selain
karena dikhawatirkan perusahaan tidak itu besarnya beban hutang yang ditanggung
mampu menutupi hutang-hutangnya dengan perusahaan dapat mengurangi jumlah laba
aktiva yang dimilikinya. Jika perusahaan yang diterima perusahaan. Sebaiknnya
bermaksud untuk menambah hutang, perusahaan memanfaatkan hutang dengan
perusahaan perlu menambah terlebih dahulu efektif agar memperoleh peningkatan pada
ekuitasnya. laba perusahaan.
2. Debt to Equity Ratio
Dari hasil analisis yang terlihat di tabel 4.2.3 Rasio Aktivitas
diatas diketahui debt to equity ratio Dibawah ini merupakan hasil
mengalami kenaikan yang cukup besar setiap perhitungan rasio aktivitas PT. Sarwa Karya
tahunnya, dari tahun 2013 sampai 2015. Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015 yaitu :
Standar industri yaitu sebesar 90% sedangkan

Tabel 4.5
Rasio Aktivitas PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015
Standar
NO Jenis Rasio 2013 2014 2015
Industri
Fixed Asset Turn
1 3,63 kali 2,22 kali 2,63 kali 5 Kali
Over
Total Asset Turn
2 1,62 kali 1,19 kali 1,77 kali 2 Kali
Over
Sumber: Data diolah, 2017

1. Fixed Asset Turn Over

50
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017

Berdasarkan hasil analisis yang terlihat 1,62 kali dan mengalami penurunan pada
di tabel 4.9 diketahui bahwa fixed asset tahun 2014 menjadi 1,19 kali dan mengalami
turnover terjadi 3,63 kali dan terjadi kenaikan yang cukup baik pada tahun 2015
penurunan pada tahun 2014 menjadi sebesar meskipun masih dibawah standar industri
2,22 kali lalu terjadi sedikit kenaikan pada yaitu 2 kali. Namun pada tahun 2015 untuk
tahun 2015 sebesar 2,63 kali. Ini total asset turnover terlihat mendekati nilai
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan standar industri yaitu sebesar 1,77 kali. Hal ini
kurang sehat karena tidak memenuhi standar menunjukkan bahwa perusahaan sudah mulai
industri yaitu sebesar 5 kali. Kemungkinan memaksimalkan penggunaan keseluruhan
terdapat kapasitas terlalu besar atau ada aktiva perusahaan dalam menghasilkan
banyak aktiva tetap namun kurang bermanfaat penjualannya. Jumlah asset yang sama dapat
atau disebabkan hal seperti investasi pada memperbesar volume penjualan apabila asset
aktiva tetap yang berlebihan dibandingan nilai turnovernya ditingkatkan atau diperbesar.
output yang diperoleh.
2. Total Asset Turnover 4.2.4 Rasio Profitabilitas
Berdasarkan hasil analisis yang terlihat Dibawah ini merupakan hasil
pada tabel diatas diketahui bahwa total asset perhitungan rasio aktivitas PT. Sarwa Karya
turnover pada tahun 2013 terjadi sebanyak Wiguna pada tahun 2013 sampai 2015 yaitu :

Tabel 4.6
Rasio Profitabilitas PT. Sarwa Karya Wiguna
Tahun 2013-2015
Standar
NO Jenis Rasio 2013 2014 2015
Industri
1 Gross Profit Margin 89% 88% 91% 30%
2 Net Profit Margin 8,9% 6,6% 4,7% 20%
3 Return on Investment 14% 8% 8,3% 30%
Sumber: Data diolah, 2017

1. Gross Profit Margin perusahaan tidak dapat menekan biaya-biaya


Berdasarkan hasil analisis yang terlihat yang tidak perlu sehingga perusahaan tidak
pada tabel diatas diketahui bahwa gross profit mampu memaksimalkan laba bersih yang
margin pada tahun 2013 sebesar 89% dan diperoleh. Sebaiknya perusahaan melakukan
mengalami penurunan pada tahun 2014 penganalisaan strategi penjualan dengan
menjadi 88% dan mengalami kenaikan yang penetapan harga dan mengurangi beban
cukup baik pada tahun 2015 sebesar 91% . operasional perusahaan.
Untuk gross profit margin PT. Sarwa Karya 3. Return On Investment
Wiguna sudah baik karena berada diatas Dari hasil analisis perhitungan rasio
standar rasio industri perusahaan sejenis. Hal profitabilitas pada return on investment, pada
ini menunjukkan bahwa harga pokok tahun 2013 perhitungan ROI adalah sebesar
penjualan relatif rendah dibandingkan dengan 14% dan turun 6% pada tahun 2014 menjadi
penjualan. Perusahaan sudah baik dalam sebesar 8% dan kembali naik 0.3% pada tahun
mengendalikan biaya penjualan serta 2015 menjadi sebesar 8,3%. Hal ini
meningkatkan penjualan. menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
2. Net Profit Margin kurang sehat karena tidak memenuhi standar
Hasil analisis yang terlihat di tabel 4.10 industri yaitu sebesar 30%. Hal ini disebabkan
diketahui nilai dari net profit margin untuk perusahaan banyak melakukan investasi diluar
tahun 2013, 2014 dan 2015 PT. Sarwa Karya perusahaan. Perusahaan sebaiknya
Wiguna berada di bawah standar industri yaitu mempertimbangkan investasi dan
20%. Mulai dari tahun 2013 sampai 2015 meningkatkan perputaran aktiva untuk
terus mengalami penurunan yang cukup jauh. operasional perusahaan serta meningkatkan
Ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan penjualan.
kurang sehat karena tidak memenuhi standar
industri yaitu sebesar 20%. Hal ini disebabkan
51
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017

5. KESIMPULAN DAN SARAN sehingga perusahaan tidak mampu


5.1 Kesimpulan memaksimalkan laba bersih yang
Dari uraian dan pembahasan di atas, diperoleh. Perusahaan terlalu banyak
maka dapat disimpulkan bahwa kinerja PT. melakukan investasi diluar perusahaan.
Sarwa Karya Wiguna tidak sehat. Hal ini 5.2 Saran
dapat dilihat dari: Berdasarkan hasil analisis dan
1. Rasio Likuiditas pembahasan, saran yang dapat diberikan
Rasio lancar dan rasio cepat perusahaan kepada PT. Sarwa Karya Wiguna adalah
dari tahun 2013,2014 dan 2015 berada di sebagai berikut :
bawah standar industri. Ini menunjukkan 1. Untuk rasio likuiditas, perusahaan
bahwa kinerja perusahaan tidak sehat diharapkan dapat meningkatkan aset
karena tidak memenuhi standar industri. lancar, mengurangi investasi dan
Hal itu disebabkan aset lancar perusahaan mengurangi pengeluaran-pengeluaran tidak
mengalami kenaikan dan diikuti juga perlu serta menjual sebagian persediaannya
dengan kenaikan pada hutang lancar. Serta untuk melunasi pembayaran hutang lancar
peningkatan aktiva lancar dan persediaan yang dimiliki perusahaan.
dari tahun ke tahun tidak signifikan dengan 2. Untuk rasio solvabilitas, jika perusahaan
hutang lancar. bermaksud untuk menambah hutang,
2. Rasio Solvabilitas perusahaan perlu menambah terlebih
Berdasarkan perhitungan debt ratio dan dahulu ekuitasnya. Serta sebaiknya
debt to equity ratio menunjukkan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan hutang
kinerja perusahaan tidak sehat. Hal ini dengan efektif agar memperoleh
disebabkan oleh pendanaan dengan hutang peningkatan pada laba perusahaan.
semakin banyak, komposisi hutang 3. Untuk rasio aktivitas, perusahaan harus
semakin besar dibanding dengan total memaksimalkan penggunaan seluruh
modal perusahaan sendiri. Sehingga aktiva perusahaan untuk menghasilkan
berdampak semakin besar beban penjualan. Jumlah aset yang sama dapat
perusahaan terhadap pihak luar. memperbesar volume penjualan apabila
3. Rasio Aktivitas asset turnover nya ditingkatkan atau
Untuk fixed asset turnover menunjukkan diperbesar.
bahwa kinerja perusahaan tidak sehat 4. Untuk rasio profitabilitas, perusahaan
karena tidak memenuhi standar industri harus meningkatkan lagi pengendalian
yaitu 5 kali. Ada banyak aktiva tetap yang biaya penjualan serta meningkatkan
kurang dimanfaatkan atau disebabkan oleh penjualan. Perusahaan juga sebaiknya
investasi pada aktiva tetap yang berlebihan harus melakukan penganalisaan strategi
dibanding nilai output yang diperoleh. penjualan dengan penetapan harga dan
Sedangkan untuk total asset turnover mengurangi beban operasional perusahaan.
mengalami kenaikan yang cukup baik di Serta perusahaan sebaiknya meningkatkan
tahun 2015, hal ini menunjukkan bahwa perputaran aktiva perusahaan.
perusahaan mulai memaksimalkan
penggunaan keseluruhan aktiva dalam
menghasilkan penjualannya.
4. Rasio Profitabilitas
Gross profit margin perusahaan untuk
tahun 2013, 2014 dan 2015 terus
mengalami peningkatan. Kinerja
perusahaan sudah baik karena berada
diatas standar rasio industri perusahaan
sejenis. Perusahaan sudah baik dalam
mengendalikan biaya penjualan serta
meningkatkan penjualan. Namun untuk net
profit margin dan return on investment
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan
tidak sehat. Perusahaan tidak dapat
menekan biaya-biaya yang tidak perlu
52
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 3, No. 2 , Juli – Desember 2017

DAFTAR PUSTAKA Orniati, Yuli. Laporan Keuangan Sebagai


Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan.
Malang: Jurnal Universitas Gajayana
Andres, Hendry Maith. (2013). Analisis
Laporan Keuangan Dalam Mengukur Ottay, Maikel Ch., Stanly W Alexander.
Kinerja Keuangan Pada PT. Hanjaya (2015). Analisis Laporan Keuangan
Mandala Sampoerna Tbk. Manado: Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada
Jurnal Universitas Sam Ratulangi PT. BPR Citra Dumoga Manado.
Manado: Jurnal Universitas Sam
Fahmi, Irham. (2015). Pengantar Manajemen Ratulangi
Keuangan Teori dan Soal Jawab.
Bandung: Penerbit Alfabeta Rohayati. (2014). Analisis Pengaruh Sikap,
Kesadaran Wajib Pajak, Pengetahuan
Junita, Silvi., Siti Khairani. Analisis Kinerja Perpajakan dan Pemahaman Peraturan
Perusahaan dengan Menggunakan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Analisa Rasio Keuangan pada Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi
Perusahaan Telekomunikasi yang dan Bangunan di Kecamatan Kemuning
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kota Palembang. Palembang: Proposal
Palembang: Jurnal STIE MDP Penelitian Politeknik Anika

Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Rubianti, Nana. (2013). Analisa Rasio
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Keuangan Untuk Menilai Kinerja
Perusahaan Pada PT. Admiral Lines
Keown, Arthur J., Scoot David F., Martin Cabang TanjungPinang. Tanjung
John D., Petty Jay W. (2008). Pinang: Jurnal Universitas Maritim
Manajemen Keuangan : Prinsip dan Raja Ali Haji
Penerapan, Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks

53

Anda mungkin juga menyukai