Anda di halaman 1dari 9

Kerangka Acuan Kerja

Analisis Kebutuhan Angkutan Umum


di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat

Bagian A
A Pendahuluan

Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk yang dinamis secara Sunatullah diciptakan
untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pergerakan tersebut
didasari oleh upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup yang semakin
berkembang seiring dengan perkembangan usia dari manusia itu sendiri. Di dalam
konsep penjemputan rezeki, terdapat dua elemen yang saling terkait antara satu
dengan yang lainnya, yaitu antara ruang dan waktu. Manusia secara keruangan
berpindah dari satu ruang ke ruang yang lainnya. Sedangkan menurut waktu,
manusia membutuhkan sejumlah waktu untuk dapat berpindah dari satu tempat ke
tempat yang lain.

“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala
penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah
kamu (kembali setelah) dibangkitkan” (Q.S.Al-Mulk : 15)
Ibnu Katsir (8 H/630 M), menjelaskan secara lebih rinci mengenai rezeki
dan penyabab datangnya rezeki itu sendiri, bahwa Allah menyebutkan nikmat
yang Dia anugerahkan kepada Makhluk-Nya dengan menyediakan bumi bagi
mereka dan membentang-kannya untuk mereka, di mana Dia membuatnya
sebagai tempat menetap yang tenang, tidak miring dan tidak juga bergoyanag,
karena Dia telah menciptakan gunung – gunung padanya. Dan Dia alirkan di dalamnya
dari mata air. Dan bentangkan jalan – jalan serta menyediakan pula di dalamnya
berbagai manfaat, tempat bercocok tanam dan buah – buahan. “Dialah Yang
menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya”
Maksudnya, berjalanlah kalian ke mana pun yang kamu kehendaki di berbagai
kawasannya, serta lakukanlah perjalanan mengelilingi semua daerah dan
kawasannya untuk keperluan mata pencaharian dan perniagaan. Dan ketahuilah
bahwa upaya kalian tidak dapat memberi manfaat sesuatu pun bagi kalian kecuali bila
Allah memudahkannya bagi kalian. Dan ketahuilah, bahwa usaha kalian tidak akan
membawa manfaat bagi kalian sama sekali kecuali jika Allah memudahkannya untuk
kalian. Oleh karena itu, Allah berfirman ”Dan makanlah sebagian dari rezekinya”, dan
dengan demikian, usaha yang merupakan sarana sama sekali tidak bertentangan
dengan Tawakkal. “Dan hanya kepada Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”
Maksudnya, tempat kembali pada hari kiamat kelak. (Tafsir Ibnu Katsir, 2004, Jilid
8,hal 242).
Menurut Imam An-Nawawi (43 H/665 M) dalam bukunya Syarah Shahih
Muslim, diisyaratkan bahwa hakikat rezeki tidak hanya berwujud harta atau
materi belaka seperti asumsi kebanyakan orang. Tetapi, yang dimaksud rezeki
adalah yang bersifat lebih umum daripada itu. Semua kebaikan dan maslahat
yang dinikmati seorang hamba terhitung sebagai rezeki. (Kitab Syarah Shahih
Muslim, 16/141). Disini peneliti menyimpulkan bahwa pergerakan manusia dari

10070314098 | Muhammad Ihsan P.S. Halaman 1


Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Islam Bandung
Kerangka Acuan Kerja
Analisis Kebutuhan Angkutan Umum
di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat

rumah ke sistem aktivitas lain yang bermaslahat bagi dirinya, terhitung sebagai
upaya mencari rezeki. Manusia pada dasarnya melakukan pergerakan adalah
untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Menurut Abraham Maslow (1970) di dalam
konsepnya mengenai hierarki kebutuhan, kebutuhan dasar atau kebutuhan
fisiologis adalah kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik.
Kebutuhan – kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat
berteduh, tidur, dan oksigen (sandang, pangan, dan papan). Manusia akan
mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan
fisiologisnya itu terpuaskan. Fakta di kehidupan sehari – hari mengkonfirmasi teori
tersebut, yaitu manusia memenuhi kebutuhan dasarnya adalah dengan cara
bekerja untuk mencari penghasilan, berbelanja untuk membeli bahan makanan dan
minuman, dan kembali ke rumah untuk memenuhi kebutuhan makan, minum
tersebut, serta beristirahat. Di dalam hierarki yang lebih tinggi, terdapat kebutuhan
akan aktualisasi diri (self – actualization needs) yaitu kebutuhan untuk
menunjukkan potensi diri sendiri. Kegiatan seperti belajar dan berwisata
merupakan kebutuhan aktualisasi diri, karena pada zaman ini kegiatan belajar dan
berwisata sudah menjadi rutinitas di dalam perikehidupan seseorang. Upaya
manusia memenuhi kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan kompleksnya
pergerakan yang dilakukan manusia. Sejatinya, manusia tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya jika tidak berpindah dari tempat satu kepada tempat yang
lain (Konsep Keruangan). Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk
melakukan sebuah penelitian yang berkaitan tentang perjalanan manusia dalam
upaya mencari rezeki untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sebagai dasar
manusia melakukan pergerakan.
Daerah penelitian yang dipilih adalah kecamatan Lembang, Kabupaten
Bandung Barat. Kecamatan Lembang sudah terkenal sebagai daerah yang kerap
dikunjungi oleh masyarakat di wilayah regional Bandung Metropolitan Area maupun
di luar wilayah tersebut. Pergerakan ulang – alik dari dan menuju kecamatan
Lembang dapat terlihat dari besarnya intensitas pergerakan di kecamatan ini,
sehingga kondisi tersebut memunculkan pola pergerakan yang kompleks karena
selain terdapatnya pergerakan dari dan menuju kecamatan Lembang, terdapat juga
pergerakan internal di kecamatan Lembang itu sendiri. Pergerakan puncak pada
wilayah ini pada khususnya terjadi pada libur akhir pekan maupun pada saat liburan
panjang, yang bercampur dengan pola pergerakan harian seperti bekerja, sekolah,
berbelanja, dan pergerakan non harian seperti wisata yang secara keseluruhan
terkonsentrasi di dalam kecamatan Lembang. Pergerakan harian di kecamatan
Lembang ini dipengaruhi oleh pola penggunaan lahan yang beragam di kecamatan
ini. Pergerakan harian tersebut menghasilkan pola pergerakan asal – tujuan yang
kemudian akan dianalisis seberapa besar pergerakan harian yang terjadi,
sehingga akan memunculkan tingkat kebutuhan dari angkutan umum yang
digunakan oleh masyarakat dalam beraktivitas di sistem aktivitas yang satu dengan
yang lainnya. Sistem aktivitas ini diterminologikan kepada batas – batas administratif,
yaitu mencakup lingkup internal dan lingkup eksternal. Lingkup internal adalah
kecamatan Lembang yang terdiri dari 16 desa, sedangkan lingkup eksternal adalah
kecamatan lain di kabupaten bandung barat, serta daerah – daerah di dalam Bandung
Metropolitan Area. Atas dasar itulah, peneliti melakukan kajian dengan judul Analisis
Kebutuhan Angkutan Umum di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

10070314098 | Muhammad Ihsan P.S. Halaman 2


Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Islam Bandung
Kerangka Acuan Kerja
Analisis Kebutuhan Angkutan Umum
di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat

Perencanaan transportasi tidak dapat terlepas dari unsur – unsur pokok


transportasi itu sendiri. Tamin (2000), mengemukakan bahwa konsep
perencanaan transportasi yang paling popular adalah model perencanaan
transportasi empat tahap, yang terdiri dari bangkitan dan tarikan perjalanan (Trip
Generation), distribusi perjalanan (Trip Distribution), pemilihan moda (Modal
Choice atau Modal Split), dan pembebanan lalu lintas (Trip Assignment). Bangkitan
dan terikan perjalanan berkait erat dengan zona asal dan zona tujuan. Zona asal
merupakan zona – zona yang menjadi potensi bangkitan pergerakan, sedangkan zona
tujuan merupakan zona yang menjadi tarikan dari suatu pergerakan. Distribusi
pergerakan adalah sebaran dari perjalanan dari zona asal ke zona tujuan tertentu.
Sedangkan pemilihan moda adalah pilihan jenis kendaraan untuk mencapai tujuan
pergerakan tertentu, manakala trip assignment adalah sebuah perkiraan rute yang
dilewati pengguna jalan. Di dalam ini, peneliti lebih mengkaji mengenai trip
generation dan modal choice. Analisis ini dilakukan dengan cara mengetahui
pergerakan harian dari satu sistem aktivitas kepada sistem aktivitas lainnya. Di dalam
penelitian ini, sistem aktivitas sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya adalah pada
16 desa di kecamatan Lembang, dan juga terdiri dari sistem aktivitas di wilayah
eksternal, yaitu daerah lain di Bandung Metropolitan Area. Pergerakan antar sistem
aktivitas tersebut akan memunculkan sebuah pola pergerakan asal dan tujuan
tertentu, sehingga akan didapatkan jumlah pergerakan yang diketahui melalui
matriks asal tujuan, dan akan terlihat bagaimana pergerakan harian masyarakat
antar lingkup internal dan juga pergerakan dari lingkup internal kepada lingkup
eksternal di kecamatan Lembang. (Trip Generation). Di dalam hal ini, pola
penggunaan lahan menjadi aspek yang penting untuk ditelaah, karena pergerakan
harian masyarakat tidak terlepas dari kemanakah tujuan dari pergerakan tersebut,
yang tidak lain adalah pada penggunaan lahan tertentu. Adapun untuk melihat
kebutuhan pergerakan harian masyarakat, perlu dilihat pula mengenai cara
masyarakat dalam melakukan pergerakah harian.
Di dalam melakukan pergerakan, manusia dihadapkan kepada dua jenis
angkutan, yaitu angkutan pribadi dan angkutan umum (Modal Choice). Persoalan
pergerakan yang umumnya terjadi adalah mengenai bagaimana seseorang
melakukan pergerakan dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal tersebut akan
dikaji dalam penelitian ini, yaitu dengan mengetahui seberapa besar persentase
pergerakan asal – tujuan yang menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan
umum di kecamatan Lembang. Setelah didapatkan persentase tersebut, peneliti lebih
mendalami tentang bagaimana masyarakat membutuhkan moda angkutan umum
untuk melakukan pergerakan asal tujuan karena peneliti merasa angkutan umum
merupakan solusi dari permasalahan lalu lintas di kebanyakan daerah di
Indonesia, lebih khususnya pada daerah kajian. Kebutuhan akan angkutan umum
tersebut akan disandingkan dengan realitas penyediaan angkutan umum yang
melewati kecamatan Lembang, yang nantinya akan berguna untuk melihat berapa
persen masyarakat terlayani oleh angkutan umum di kecamatan Lembang. Aspek
lain yang penting adalah aspek kependudukan, karena kependudukan berkaitan
erat dengan masyarakat yang menjadi subyek dari analisis ini. kependudukan akan
dijadikan dasar dalam proses pencarian sampel, yang dilakukan melalui metode
Home Interview, yaitu sebuah metodologi untuk mengetahui bangkitan yang
dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung ke rumah subyek.

10070314098 | Muhammad Ihsan P.S. Halaman 3


Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Islam Bandung
Kerangka Acuan Kerja
Analisis Kebutuhan Angkutan Umum
di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat

Analisis ini menjadi penting untuk diteliti, karena dengan dilakukan analisis
ini, maka akan memunculkan gambaran mengenai kondisi pergerakan harian
masyarakat dari sistem aktivitas satu ke sistem aktivitas lainnya, serta bagiamana
peranan transportasi umum sebagai moda perjalanan dapat mengakomodir
peegerakan – pergerakan berbeda dari masyarakat. Dari situ akan didapatkan sebuah
rekomendasi mengenai kemungkinan peningkatan sarana angkutan umum yang
dipengaruhi oleh semakin tingginya pergerakan ke suatu tujuan tertentu pada masa
yang akan datang. Semoga Allah SWT memudahkan dalam kegiatan penelitian ini
yang Insya Allah akan bermanfaat bagi peneliti, pemerintah, dan masyarakat
khususnya.
Tahapan Pendekatan
Kegiatan Analisis Kebutuhan Angkutan Umum di Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat dilakukan dengan pendekatan disagregat. Pendekatan
disagregat adalah pendekatan yang dilakukan per individu dengan memahami
langsung atribut – atribut elemen yang menimbulkan perjalanan namun yang melekat
pada diri seseorang yang melakukan perjalanan. Misalnya pendapatan pelaku
perjalanan, jumlah kendaraan yang dimiliki dan lainnya.
Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari analisis ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kondisi angkutan umum eksisting pada daerah kajian.
2. Mengetahui matriks asal dan tujuan dari pergerakan harian pada daerah
kajian.
3. Mengetahui kebutuhan angkutan umum pada daerah kajian.
Manakala sasaran dari analisis ini adalah sebagai berikut :
1. Diketahuinya kondisi angkutan umum eksisting pada daerah kajian.
2. Diketahuinya matriks asal dan tujuan dari pergerakan harian pada daerah
kajian.
3. Diketahuinya kebutuhan angkutan umum pada daerah kajian.

10070314098 | Muhammad Ihsan P.S. Halaman 4


Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Islam Bandung
Kerangka Acuan Kerja
Analisis Kebutuhan Angkutan Umum
di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat

Bagian B
B Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Wilayah


Ruang lingkup wilayah pada analisis kebutuhan angkutan umum di
kecamatan Lambang, Kabupaten Bandung Barat terdiri dari lingkup makro dan
lingkup mikro.
a. Lingkup Mikro, atau yang disebut sebagai daerah Internal yaitu daerah yang
merupakan obyek dari penelitian ini yaitu Kecamatan Lembang, yang terdiri
dari 16 desa, diantaranya :
1. Desa Cibodas
2. Desa Cibogo
3. Desa Cikahuripan
4. Desa Cikidang
5. Desa Cikole
6. Desa Gudangkahuripan
7. Desa Jayagiri
8. Desa Kayuambon
9. Desa Langensari
10. Desa Lembang
11. Desa Mekarwangi
12. Desa Pagerwangi
13. Desa Sukajaya
14. Desa Sunterjaya
15. Desa Wangunharja
16. Desa Wangunsari
b. Lingkup makro, atau yang disebut sebagai daerah Eksternal. Adapaun daerah
eksternal ini adalah sebagai berikut :
1. Kawasan Bandung Metropolitan Area
a) Kecamatan lain di Kabupaten Bandung Barat selain Kecamatan
Lembang
b) Kota Bandung
c) Kota Cimahi
d) Kabupaten Bandung
2. Luar Kawasan Bandung Metropolitan Area
a) Kabupaten Subang
b) Kabupaten Sumedang
Adapun untuk melihat lebih jelas mengenai lingkup wilayah dari penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Ruang Lingkup Substansi
Kegiatan penelitian mengenai Analisis Kebutuhan Angkutan Umum di
Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, mempunyai substansi pokok, yaitu:
a. Kondisi penggunaan lahan, dengan melakukan survey untuk melihat
bagaimana peranan penggunaan lahan terhadap pola pergerakan harian
masyarakat.
b. Fenomena tematik yang mencakup aspek kependudukan dan aspek sarana
dan prasarana angkutan umum, yang dijelaskan sebagai berikut :

10070314098 | Muhammad Ihsan P.S. Halaman 5


Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Islam Bandung
Kerangka Acuan Kerja
Analisis Kebutuhan Angkutan Umum
di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat

• Kependudukan
Digunakan untuk melihat proyeksi penduduk pada 20 tahun mendatang,
dan kaitannya dengan kebutuhan sarana transportasi pada daerah kajian.
• Sarana dan Prasarana Angkutan Umum
Digunakan untuk melihat kondisi eksisting serta rencana sarana dan
prasarana transportasi yang mencakup angkutan umum sebagai sarana
transportasinya, dan terminal sebagai prasarana transportasinya.
c. Fenomena Pergerakan Masyarakat, yaitu dengan data hasil temuan lapangan
yang mencakup :
• Moda yang sering digunakan
• Kemana sajakah masyarakat melakukan pergerakan.
• Berapa kali masyarakat melakukan pergerakan pada masing – masing
sistem aktivitas.
d. Analisis mengenai Matriks Asal Tujuan (MAT), dilakukan dengan melihat data
fenomena tematik dan fenomena pergerakan masyarakat, sehingga diketahui
karakteristik pergerakan masyarakat pada koridor jalan Bandung – Lembang.
e. Analisis kebutuhan masyarakat akan angkutan umum, yaitu analisis yang
dilakukan dengan melihat kebutuhan masyarakat terhadap angkutan umum
yang diketahui dari penggunaan lahan, fenomena tematik, fenomena
pergerakan masyarakat, maupun matriks asal tujuan, dan menghasilkan
output berupa kebutuhan angkutan umum untuk menunjang kegiatan
pergerakan harian.

10070314098 | Muhammad Ihsan P.S. Halaman 6


Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Islam Bandung
Kerangka Acuan Kerja
Analisis Kebutuhan Angkutan Umum
di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat

Bagian C
C Gambaran Umum Kegiatan Penelitian

C.1 Tahapan Kajian


Untuk memperoleh sasaran yang diharapkan, beberapa tahapan pekerjaan
yang diperlukan, antara lain berkaitan dengan :
1. Membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK)
KAK disusun sebagai dasar dalam melakukan penelitian, yang berfungsi
sebagai titik acuan dari penelitian ini.
2. Membuat Usulan Teknis
Usulan teknis disusun sebagai acuan teknis dalam melaksanakan penelitian
dan berisi tahapan – tahapan pelaksanaan penelitian, serta bagaimana setiap
tahapan tersebut hendak dilakukan mulai dari rencana awal, metodologi,
analisis, serta bagaimana produk yang akan dihasilkan tersebut akan
mempengaruhi penelitian secara keseluruhannya.
3. Melaksanakan Survey Awal
Dilakukan untuk menemukan gambaran secara kasar mengenai kondisi
daerah penelitian, dan merupakan tahap pengurusan izin dan surat –
menyurat.
4. Melaksanakan Survey Sekunder
Dilakukan dalam rangka pengumpulan data – data dari instansi atau lembaga
terkait dengan penelitian.
5. Melaksanakan Survey Primer
Dilakukan dalam rangka pengumpulan data temuan – temuan lapangan pada
daerah penelitian.
6. Membuat Kompilasi Data
Dilakukan sebagai pembuatan database hasil temuan data primer dan
sekunder pada daerah penelitian, dan disusun dalam bentuk laporan hasil
survey (LHS)
7. Melakukan Analisis
Dilakukan untuk membuat hasil kompilasi data menjadi suatu data yang
kuantitatif, sehingga didapatkan hasil analisis yang dibutuhkan.
8. Melaporkan Hasil Kajian
Dilakukan untuk melaporkan hasil dari penelitian dan disusun sebagai
pertanggung jawaban kepada pihak Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota,
Universitas Islam Bandung.
9. Membuat Publikasi
Merupakan pelaporan dengan bahasa yang informatif, dilakukan sebagai
upaya agar penelitian yang dilaksanakan dapat bermanfaat bagi masyarakat
luas, serta dapat digunakan pada kajian – kajian seterusnya agar
berkelanjutan.

10070314098 | Muhammad Ihsan P.S. Halaman 7


Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Islam Bandung
Kerangka Acuan Kerja
Analisis Kebutuhan Angkutan Umum
di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat

C.2 Kebutuhan Tenaga


Kegiatan penelitian Analisis Kebutuhan Angkutan Umum di Kecamatan
Lembang, Kabupaten Bandung Barat ini dilakukan dengan rincian beberapa tenaga,
yaitu :
1. Tenaga Pembimbing
Tenaga Pembimbing merupakan seluruh dosen Stream Perencanaan
Transportasi dan Infrastruktur, Universitas Islam Bandung.
2. Tenaga Pelaksana
Tenaga Pelaksana merupakan seluruh mahasiswa Stream Perencanaan
Transportasi dan Infrastruktur, Universitas Islam Bandung.
C.3 Waktu Pelaksanaan
Di dalam pelaksanaan analisis kebutuhan angkutan umum di Kecamatan
Lembang, Kabupaten Bandung Barat ini, dilakukan dalam ruang lingkup waktu 6
bulan, yang dijelaskan dalam Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Jadwal dan Tahapan Penelitian
Waktu
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
No. Kegiatan
Minggu Ke -Minggu Ke -Minggu Ke -Minggu Ke -Minggu Ke -Minggu Ke - Minggu Ke - Minggu Ke -
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. PERSIAPAN
1. Penyusunan KAK
2. Penyusunan Ustek
II. PENGUMPULAN DATA
3. Survey Awal
4. Suurvey Instansional
5. Survey Lapangan
6. Kompilasi Data
III. ANALISIS
Identifikasi Kondisi
11.
Angkutan Umum
12. Analisis Kependudukan
Analisis Bangkitan dan
13.
Tarikan Pergerakan
Analisis Matriks Asal
14.
dan Tujuan
Analisis Sarana dan
15. Prasarana Angkutan
Umum
Analisis Kebutuhan
16.
Angkutan Umum
IV. FINALISASI
Penyusunan Draft Hasil
18.
Penelitian
19. Pembuatan Bahan Paparan
20. Presentasi
Publikasi Hasil Penelitian
21.
dalam Bentuk Buku
Sumber : Hasil Pemikiran, 2017

10070314098 | Muhammad Ihsan P.S. Halaman 8


Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Islam Bandung
Kerangka Acuan Kerja
Analisis Kebutuhan Angkutan Umum
di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat

Bagian D
C Kerangka Pemikiran

Gambar 1 Kerangka Berpikir Kegiatan Penelitian


Sumber : Hasil Pemikiran, 2017

10070314098 | Muhammad Ihsan P.S.


Program Studi Perencanaan Wilayah & Kota Universitas Islam Bandung

Anda mungkin juga menyukai