Anda di halaman 1dari 12

TRAUMA MUSKULOSKELETAL

Makalah
Disusun Guna Melengkapi Tugas Keperawatan Gawat Darurat

Di susun oleh
Kelompok 3
Firda Dwi Anugrah (16010112)
Muhammad Fauzi (16010126)
Regita Yuniar Darmawanti (16010132)
Rizki Ardani (16010134)
Siti Nur Latifah (16010137)

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DR. SOEBANDI JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah swt, karena berkat rahmat dan inayah-Nya sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas gawat darurat dengan materi “Trauma Muskuloskeletal”.

Shawalat serta salam selalu kami panjatkan kepada nabi akhirul zaman Muhammad
saw. Yang mana berkat perjuangan beliaulah kita dapat merasakan indahnya dinul islam.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang karena kami memiliki
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan
saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini

Jember, 04 maret 2019

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ........................... ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I. PENDAHLUAN
1.1 Latar belakang ..........................................................................................................
1.2 Rumusan masalah .....................................................................................................
1.3 Tujuan.......................................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN


2.1 Pengertian .................................................................................................................
2.2 Etiologi .....................................................................................................................
2.3 klasifikasi .................................................................................................................
2.4 patofisiologi ..............................................................................................................
2.5 manifestasi klinis ......................................................................................................
2.6 terapi farmakologi ....................................................................................................
BAB III PATWAY.......................................................................................................

BAB IV. PENUTUP


4.1 Kesimpulan...............................................................................................................
4.2 Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Trauma muskuloskeletal adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami cedera


pada tulang, sendi dan otot karena salah satu sebab. Kecelakaan lalu lintas, olahraga dan
kecelakaan industri merupakan penyebab utama dari trauma muskuloskeletal. Seorang
perawat dituntut untuk mengetahui bagaimana perawatan klien dengan trauma
muskuluskoletal yang mungkin dijumpai di jalanan maupun selama melakukan asuhan
keperawatan di rumah sakit. Pengangan untuk klien dengan trauma muskuloskeletal
memerlukan peralatan serta ketrampilan khusus yang tidak semuanya dapat dilakukan
oleh perawat. Trauma muskuloskeletal biasanya menyebabkan difungsi struktur
disekitarnya dan struktur pada bagian yang dilindungi atau disanggahnya.
1.2 rumusan masalah
1. Apa pengertian dari trauma muskuloskletal ?
2. Apa saja etiologi dari trauma muskuloskletal ?
3. Apa saja klasifikasi trauma muskuloskletal ?
4. Bagaimana patofisiologi dari trauma muskuloskletal ?
5. Apa saja manifestasi klinis dari trauma muskuloskletal ?
6. Apa saja terapi farmakologi dan diet trauma muskuloskletal ?

1.3 tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari trauma muskuloskletal


2. Untuk mengetahui dan memahami etiologi dari trauma muskuloskletal
3. Untuk mengetahui dan memahami klasifikasi trauma muskuloskletal
4. Untuk mengetahui dan memahami patofisiologi dari trauma muskuloskletal
5. Untuk mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari trauma muskuloskletal
6. Untuk mengetahui dan memahami terapi farmakologi dan diet trauma
muskuloskletal
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian
Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot dan tendon. Secara
fisiologis, sistem muskuloskeletal memungkinkan perubahan pada pergerakan dan
posisi. Otot terbagi atas tiga bagian yaitu ; otot rangka, otot jantung dan otot polos
(M.Black & Jane, 2014) Trauma muskuloskeletal adalah suatu keadaan ketika
seseorang mengalami cedera pada tulang, sendi dan otot karena salah satu sebab.
Kecelakaan lalu lintas, olahraga dan kecelakaan industri merupakan penyebab utama
dari trauma muskuloskeletal. Sedangkan tulang dapat diklasifikasikan berdasarkan
bentuknya, yaitu:
a) Tulang panjang
Merupakan tulang yang lebih panjang dari lebarnya dan ditemukan di
ekstermitas atas dan bawah. Seperti humerus, radius, ulna, femur, tibia,
fibula, metatarsal, metakarpal dan falangs merupakan tulang panjang.
b) Tulang pendek
Misalnya karpal dan tarsal yang tidak memiliki axis yang panjang serta
berbentuk kubus.
c) Tulang pipih
Misalnya rusuk, kranium, skapula dan beberapa bagian dari pelvis girdle
dimana tulang ini melindungi bagian tubuh yang lunak dan memberikan
permukaan yang luas untuk melekatnya otot.
d) Tulang iregular
Memiliki berbagai macam bentuk, seperti tulang belakang, osikel telinga,
tulang wajah dan pelvis. Tulang ireguler mirip dengan tulang lain dalam
struktur dan komposisi (M.Black & Jane, 2014)
Ada beberapa jenis dari trauma muskuloskeletal dimana tergantung letak dari trauma.
Trauma muskuloskeletal yang umum terjadi yaitu fraktur, strain, sprain, dislokasi dan
amputasi
1. Fraktur
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut serta keadaan tulang dan jaringan lunak
disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak
lengkap. Fraktur adalah gangguan dari kontinuitas yang normal dari suatu tulang.
Jika terjadi fraktur, maka jaringan lunak disekitarnya juga akan terganggu. (M.Black
& Jane, 2014)
1) Fraktur terbuka
Fraktur terbuka dicirikan oleh robeknya kulit diatas cedera tulang.
Fraktur terbuka adalah fraktur yang mempunyai hubungan dengan
dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak sehingga terjadi
kontaminasi bakteri
2) Fraktur tertutup
Fraktur tertutup adalah fraktur dimana kulit tidak ditembus oleh
fragmen tulang. Jadi pada fraktur tertutup kulit masih utuh diatas lokasi
cedera (Sudahrt, 2001)
2. Strain
Strain merupakan suatu puntiran atau tarikan, robekan otot dan tendon. Strain
adalah tarikan otot akibat penggunaan berlebihan, peregangan berlebihan atau
stres yang berlebihan. (Sudahrt, 2001)
3. Sprain
Sprain adalah cedera struktur ligamen di sekitar sendi, akibat gerakan
mengepit atau memutar. Fungsi ligamen adalah menjaga stabilitas namun masih
menmungkinkan mobilitas. Ligamen yang robek akan kehilangan kemampuan
stabilitasnya. Sprain merupakan peregangan atau robekan ligamen, fibrosa dari
jaringan ikat yang menggabungkan ujung satu tulang dengan tulang lainnya.
(M.Black & Jane, 2014)
2.2.Etiologi
Penyebab umum dari truma muskuloskeletal adalah kecelekaan lalu lintas,
olahraga, jatuh dan kecelakaan industri.
1. Fraktur
Etiologi atau penyebab dari fraktur adalah kelebihan beban mekanis
pada suatu tulang, saat tekanan yang diberikan pada tulang terlalu banyak
dibandingkan yang mampu ditanggunya (M.Black & Jane, 2014)
1) Trauma langsung
Tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan
misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang
radius dan ulna.
2) Trauma tidak langsung
Trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur
dimana pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh. Misalnya,
jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau
radius distal patah.
2. Strain
Penyebab dari strain bisa dari trauma langsung maupun tidak langsung
misalnya (jatuh dan tumbukan pada badan) yang mendorong sendi keluar dari
posisinya kemudian meregang.
3. Sprain
Penyebab sprain sama dengan strain yaitu trauma langsung dan trauma tidak
langsung.
2.3.Klasifikasi
A. Berdasarkan sifat fraktur ( luka yang ditimbulkan )
a. Fraktur tertutup (close fraktur) bila tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar disebut juga fraktur besih karna kulit
masih utuh dan tanpa komplikasi
b. Fraktur terbuka (open fraktur) bila ada hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar
B. Berdasarkan komplit dan ketidakomplitan fraktur
a. Fraktur komplit, bila garis fraktur melalui seluruh penampang tulang
atau kedua kortek tulang.
b. Fraktur inkomplit, bila garis fraktur tidak melalui seluruh penampang
tulang
C. Berdasarkan garis patah dan hbungana dengan mekanisme trauma
a. Fraktur tranversal, fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan
merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
b. Fraktur oblik, fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut
sumbu tulang
c. Fraktur spiral, fraktur yang arah garis patahya yan berbentuk spiral
yang disebabkan taruma rotasi.
d. Fraktur kompresi, fraktur yang terjadi kaena trauma aksial fleksi yang
mendorong tulang kearah permukaan lainnya.
e. Fraktur evulsi, fraktur yang di akibatkan karena trauma tarikan
D. Berdasarkan jumlah garis patah
a. Fraktur komunitif, fraktur yang garis patahnya lebih dari satu dan
saling berhubngan.
b. Fraktur segmental, faraktur garis patahnya lebih dari satu dan tidak
saling berhubungan.
c. Fraktue multiple, fraktur garis patahnya lebih dari satu tapi tidak
padatulang yang sama.
E. Berdasarkan pergeseran tulang
a. Fraktur undisplesed, garis patahnya lengkap tetapi kedu frakmne tidak
bergeser
b. Fraktur dispesed, terjadi pergeseran tulang
F. Berdasarkan posisi tulang
a. 1/3 proksimal
b. 1/3 medial
c. 1/3 distal
G. Berdasarkan kelelahan
Fraktur akibat tekanan yang berulang – ulang
H. Fraktur patologis
2.4.Patofisiologi
A. Fraktur
Keparahan dari fraktur bergantung pada gaya yang menyebabkan
fraktur, jika ambang fraktur suatu tulang hanya sedikit terlewati, maka tulang
mungkin hanya retak saja dan bukan patah. Jika gayanya sangat ekstrem,
seperti tabrakan mobil, maka tulang dapat pecah berkeping-keping. Saat
terjadi fraktur, otot yang melekat pada ujung tulang akan terganggu. Otot
dapat mengalami spasme dan menarik fragmen fraktur keluar posisi.
Kelompok otot yang besar dapat menciptakan spasme yang kuat dan bahkan
mampu menggeser tulang besar, seperti femur. Perdarahan terjadi karena
cedera jaringan lunak atau cedera pada tulang itu sendiri. Pada saluran
sumsum (medula), hemotoma terjadi diantara fragmen-fragmen tulang dan
dibawah periosteum. Jaringan tulang disekitar lokasi fraktur akan mati dan
menciptakan respon peradangan yang hebat. Akan terjadi vasodilatasi, edema,
nyeri, kehilangan fungsi, esudasi plasma dan leukosit (M.Black & Jane, 2014)
B. Strain
Kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung maupun trauma
tidak langsung, cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah,
kontraksi otot yang berlebihan, otot yang belum siap terjadi pada bagian groin
muscles (otot pada kunci paha) dan otot guadriceps. Fleksibilitas otot yang
baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak.
C. Sprain
Adanya tekanan eksternal yang berlebihan menyebabkan suatu
masalah yang disebut sprain yang terutama terjadi pada ligamen. Ligamen
akan mengalami robek dan kemudian akan kehilangan kemampuan
stabilitasnya. Hal tersebut akan membuat pembuluh darah pecah dan akan
menyebabkan hemotama serta nyeri.
2.5.Manifestasi klinis
1. Fraktur
a) Deformitas
Pembengkakkan dari perdarahan lokal dapat menyebabkan deformitas pada
lokasi fraktur. Deformitas adalah perubahan bentuk, pergerakan tulang jadi
memendek karena kuatnya tarikan otot-otot ekstermitas
b) Nyeri
Nyeri biasanya terus menerus menigkat jika fraktur tidak diimobilisasi
(Sudahrt, 2001)
c) Pembengkakkan atau edema
Edema terjadi akibat akumulasi cairan serosa pada lokasi fraktur serta
ekstravasasi cairan serosa pada lokasi fraktur ekstravasi darah ke jaringan
sekitar.
d) Hematom atau memar
Memar terjadi karena perdarahan subkutan pada lokasi fraktur.
Kehilangan fungsi dan kelainan gerak (M.Black & Jane, 2014)
2. Strain
a) Nyeri
b) Kelemahan otot
c) Pada sprain parah, otot atau tendon mengalami ruptur secara parsial atau
komplet bahkan dapat menyebabkan kelumpuhan pasien akibat hilangya
fungsi otot.
3. Sprain
a) Adanya robekan pada ligamen
b) Nyeri
c) Hematoma atau memar.
2.6.Terapi farmakologi
Penanganan terapi farmakologi melengkupi penurunan rasa nyeri yang timbul,
mengoreksi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi menifestasi klinis dari
ketidakstabilan sendi.
1. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (AINS), Inhibitor Siklooksigenase-2 (COX-2),
Dan Asetaminofen
Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan obat
AINS dan COX-2 dinilai lebih efektif dari pada penggunaan asetaminofon.
Namun karna resio toksisitas obat AINS lebih tinggi dari pada asetaminofon
tetap menjadi obat pilihanpertama dalam penanganan rasa nyeri pada OA. cara
lain untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat AINS adalah dengan ara
mengombinasikannya denganmenggnakan inhibitor COX-2
2. Chondroprotective agent
Chondroprotective agent adalah obat oabatan yang dapat menjaga atau
merangsang perbaikandari kartilago padapasie OA. obat obatan yang termasuk
dalam kelompok ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat,
glikosaminoglikan, vitamin C, dan sebagainya.
BAB III

PATHWAY

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ketika terjadi trauma muskuloskeletal harus segera di tangani karena jika tidak
ditangani secara dini maka akan menyebabkan kerusakan yang lebih parah.
Imobilisasi, reduksi dan traksi untuk fraktur merupakan penatalaksanaan untuk pasien
fraktur. Imobilisasi dini harus dilakukan untuk mencegah deformitas dan sebagai
penyangga tulang yang patah. Ketika dicurigai adanya fraktur cervical, maka pasang
neck collar untuk membatasi gerakkan leher sehingga tidak memperburuk keadaan
leher. Jika fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut bersih (steril) untuk
mencegah kontaminasi bakteri.
4.2 Saran
a. Untuk mahasiswa, agar melakukan tindakan sesuai dengan prosedur dan
mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan tindakan agar tidak
terjadi kesalahan yang fatal
b. Untuk dosen, agar lebih memperhatikan mahasiswa dan mampu memberi
pemahaman yang lebih jelas kepada mahasiswa tentang materi prasat yang
dibawakan.
c. Untuk tenaga kesehatan (perawat), ketika memberikan pelayanan kesehatan
pada pasien selalu mengutamakan keamanan penolong kemudian aman yang
ditolong dengan selalu menggunakan APD.
DAFTAR PUSTAKA
M.Black, J., & Jane, H. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah manajement klinis untuk hasil yang
diharapkan. jakarta: CV. pentasada media edukasi.

Sudahrt, B. a. (2001). Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah. jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai