OLEH :
Farmakodinamik Aminoglikosida
Aminoglikosida dulu diberikan dalam dosis beberapa kali sehari
(konvensional) selama dekade terakhir ini, berbagai investigasi terhadap sifat
farmakodinamik aminoglikosida telah menghasilkan data yang mendukung pemberian
obat dalam interval yang diperpanjang. Aktivitas bakterisida aminoglikosida telah
dibuktikan bergantung pada konsentrasi [yaitu konsentrasi plasma sepuluh kali lebih
tinggi dari konsentrasi hambatan minimum (KHM) atau Minimum Inhibitory
Concentration (MIC) untuk bakteri tertentu lebih efektif dari pada konsentrasi sedikit
di atas KHM]. Selain daya bunuh yang bergantung pada konsentrasi, aminoglikosida
juga memiliki efek pasca-penggunaan antibiotik yang menyebabkan pertumbuhan
bakteri ditekan setelah konsentrasi plasma berada dibawah KHM. Secara keseluruhan,
sifat farmakodinamik aminoglikosida menunjukan bahwa pemberian dosis besar
dengan frekuensi lebih kecil dapat menghasilkan aktivitas bakterisida aminoglikosida.
Selain itu, mekanisme ambilan yang dapat menjadi jenuh di dalam korteks ginjal dan
telinga bagian dalam mengindikasikan bahwa pendosisan dengan interval yang
diperpanjang dapat pula meminimalkan kecenderungan terjadi nefrotoksisitas dan
ototoksisitas. Pengalaman dari percobaan terkontrol acak (randomize controlled trial)
menyatakan bahwa pemberuian aminoglikosida sekali sehari menghasilkan efikasi
yang sama dan mungkin resiko toksisitas yang lebih kecil dibandingkan dengan metode
pendosisan konvensional.
Bioavailabilitas (F)
Antibiotik aminoglikosida merupakan senyawa yang sangat larut dalam air dan
sukar larut dalam lipid. Akibatnya, obat-obat ini sukar diabsorbsi bila diberikan secara
oral dan harus diberikan secara parenteral untuk mengobati infeksi sistemik.
Klirens (Cl)
Antibiotik aminoglikosida dieliminasi hamprr semuanya melalui rute renal.
Karena klirens aminoglikosida dan klirens kreatinin memiliki nilai yang mirip pada
berbagai kondisi fungsi ginjal, klirens aminoglikosida dapat diestimasi dengan
persamaan yang digunakan untuk mengestimasi klirens kreatinin apabila konsentrasi
aminoglikosida berada dalam rentang terapeutik.
140−𝑈𝑠𝑖𝑎)(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛)
ClCr untuk pria (mL/menit) = (72) (𝑆𝐶𝑟𝑠𝑠)
140−𝑈𝑠𝑖𝑎)(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛)
ClCr untuk wanita (mL/menit) = (0,85) (72) (𝑆𝐶𝑟𝑠𝑠)
Klirens Non-Renal
Faktor lain yang harus dipertimbangkan ketika mengestimasi klirens
aminoglikosida adalah klirens non-renal, yaitu ≈ 0,0021 L/kg/jam (atau ≈ 2,5
mL/menit/70 kg). Klirens non-renal aminoglikosida umumnya diabaikan pada
kebanyakan pasien, namun nilai klirens ini signifikan pada pasien dengan gangguan
fungsi ginjal yang signifikan. Pada pasien anefrik fungsional yang menjalani
hemodialisis secara intermiten, nilai klirens ≈ 0,0043 L/kg/jam (5 mL/menit/70 kg)
menunjukkan klirens renal yang tersisa dan klirens non-renal.
Studi Kasus
1) Seorang pasien IM adalah seorang pria berusia 57 tahun dengan tinggi badan 170
cm yang mengalami obesitas dengan berat badan 107 kg dan memiliki serum
kreatinin 1 mg/dl. Dosis gentamisin awal sebesar 100 mg diberikan selama kurang
lebih 30 menit dalam bentuk infus intravena. Hitunglah konsentrasi plasma
gentamisin 1½ jam setelah infus dimulai (setengah jam setelah infus selesai).
Jawab:
Diketahui :
Usia : 57 tahun
Tinggi : 170 cm
BB : 107 kg
Serum Kreatinin : 1 mg/dL
Dosis Awal : 100 mg (diinfuskan 30 menit)
Konsentrasi plasma : 1½ jam
Ditanya :
Hitunglah konsentrasi plasma gentamisin 1½ jam setelah infus dimulai (setengah
jam setelah infus selesai)?
Penyelesaian :
1. Berat Badan Ideal
50 + 2,3 . (Tinggi dalam inch > 60)]
170 𝑐𝑚
= 50 + 2,3 . 2,54 𝑖𝑛𝑐ℎ
= 7,4 L/jam
4. Konstanta Laju (K)
𝐶𝑙
K=
𝑉
7,4 𝐿/𝑗𝑎𝑚
= 20,591 𝐿
= 0,359/jam
5. C1
(𝑠)(𝑓)(𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑀𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛) (1) . (1) . (100 𝑚𝑔) −0,359 . 1,5
C1= (𝑣)
𝑒 −𝑘.𝑡 = 𝑒 = 2,831 𝑚𝑔/𝐿
20,591 𝐿
= 5,3 L/jam
2. Konstanta Laju (K)
𝐶𝑙 5,3 𝐿/𝑗𝑎𝑚
K= 𝑉 = = 0,312/jam
17 𝐿
3. C1
(𝑆)(𝑓)(𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑚𝑢𝑎𝑡𝑎𝑛) (1)(1)(120 𝑚𝑔)
C1= 𝑒 −𝑘𝑡 = 𝑒 −0,312/𝑗𝑎𝑚 . 2
= 3,77 mg/L
𝑣 17
3) Dengan mengunakan klirens 7,4 L/jam, volume distribusi 20,5 L, konstanta laju
eliminasi 0,359/jam, dan model infusi singkat. Hitunglah konsentrasi gentamisin
yang diharapkan pada 1 jam setelah infusi setengah jam dengan dosis 100 mg
diberikan.
Jawab:
Diketahui:
Cl : 7,4 L/jam
V : 20,5 L
K : 0,359/jam
Ditanya:
Hitunglah konsentrasi gentamisin yang diharapkan pada 1 jam setelah infusi
setengah jam dengan dosis 100 mg diberikan?
Penyelesaian:
(𝑆)(𝐹)(𝐷/𝑡𝑖𝑛 )
C= (1 − 𝑒 −𝑘𝑡𝑖𝑛 )(𝑒 −𝑘𝑡2 ).
𝐶𝑙
(1)(1)(100𝑚𝑔/0,5 𝑗𝑎𝑚)
= (1 − 𝑒 −(0,359/𝑗𝑎𝑚)(0,5 𝑗𝑎𝑚) )(𝑒 −(0,359/𝑗𝑎𝑚)(0,5 𝑗𝑎𝑚) )
7,4 𝐿/𝑗𝑎𝑚
4) DK adalah seorang pasien berusia 55 tahun dengan berat badan 73 kg. Pasien
tersebut memiliki kadar kreatinin serum sebesar 1,2 mg/dL dan telah mendapatkan
tobramisin sebanyak 100 mg dalam bentuk intravena setengah jam setiap 8 jam
selama beberapa hari. Konsentrasi plasma puncak yang diperoleh 1 jam setelah
infusi diberikan adalah 14 mg/L, konsentrasi palung yang diperoleh sesaat sebelum
suatu dosis diberikan adalah 7 mg/L. Estimasikan nilai konstanta laju eliminasi
nyata (K), klirens (Cl), dan volume distribusi (V) untuk tobramisin pada pasien DK.
Jawab:
Diketahui:
Usia : 55 tahun
BB : 73 kg
C1 : 14 mg/L
C2 : 7 mg/L
Kadar Kreatinin : 1,2 mg/dL
t : 7 jam
Dosis : 100 mg
Ditanya:
Estimasikan nilai konstanta laju eliminasi nyata (K), klirens (Cl), dan volume
distribusi (V) untuk tobramisin pada pasien DK?
Penyelesaian:
1. Konstanta Laju Eliminasi Nyata (K)
𝑐1
ln( )
𝑐2
K= 𝑡
14
ln( )
7
= 7 𝑗𝑎𝑚
0,693
= 7
= 0,1/jam
2. Volume Distribusi (V)
(𝑆)(𝐹)(𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠)
V= 𝐶𝑠𝑠1
(1−𝑒 −𝑘𝜏 )
𝑒 −𝑘𝑡1
(1)(1)(100 𝑚𝑔)
𝑚𝑔
14
= 𝐿
(1−𝑒 −0,1 . 8 )
𝑒 −0,1 . 1
7,14𝐿
= 0,9 = 14,28 L
0,45
3. Klirens (Cl)
Cl = (K) . (V)
= (0,1/jam) . (14,28 L)
= 1,4 L/jam
Daftar Pustaka
Winter, Michael, 2012. Farmakokinetika Klinik Dasar. Penerbit Buku Kedokteran
EGC.