Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disadari atau tidak, penggunaan bahasa akan berubah sesuai dengan kebutuhan
penuturnya. Sebagai contoh, bahasa yang digunakan saat seseorang berpidato atau
berceramah dalam sebuah seminar akan berbeda dengan bahasa yang digunakannya saat
mengobrol atau bercengkrama dengan keluarganya. Bahasa itu akan berubah lagi saat ia
menawar atau membeli sayuran di pasar. Kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya ini
disebut ragam bahasa. Dalam penggunaan bahasa (Indonesia) dikenal berbagai macam ragam
bahasa dengan pembagiannya masing-masing, seperti ragam formal-semi, formal-nonformal;
ujarantulisan; jurnalistik; iklan; populer dan ilmiah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2001) dijelaskan bahwa ilmiah adalah bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi
syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa karya
tulis ilmiah adalah karya tulis yang bersifat keilmuan. Sifat keilmuan ini terlihat pula dalam
penggunaan bahasanya. Ragam bahasa yang digunakan dalam sebuah karya tulis ilmiah
adalah ragam bahasa ilmiah.Ragam bahasa ilmiah merupakan bahasa dalam dunia
pendidikan. Karena penutur ragam bahasa ini adalah orang yang berpendidikan, bahasa yang
digunakan adalah bahasa yang dipelajari di sekolah/institusi pendidikan. Ragam bahasa ini
dikenal pula dengan istilah ragam bahasa baku/standar. Menurut Hasan Alwi dkk. (2003),
ragam bahasa ini memiliki dua ciri, yaitu kemantapan dinamis dan kecendikiawan.
Kemantapan dinamis berarti aturan dalam ragam bahasa ini telah berlaku dengan mantap,
tetapi bahasa ini tetap terbuka terhadap perubahan (terutama dalam kosakata dan istilah). Ciri
kecendikiawan terlihat dalam penataan penggunaan bahasa secara teratur, logis, dan masuk
akal. Ragam bahasa ini bersifat kaku dan terikat pada aturan-aturan bahasa yang berlaku.
Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan ragam
bahasa ilmiah. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia
baku. Tata bahasa Indonesia yang baku meliputi penggunaan kata, kalimat, dan paragraf yang
sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata
bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa
Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan
bahasa Indonesia yang disempurnakan. Sesuai dengan ragam bahasanya, aturanaturan ini
mengikat penggunaan bahasa dalam karya tulis ilmiah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pilihan kata atau Diksi ?
2. Apa saja ketetapan dan kesesuaian kata ?
3. Apa syarat-syarat pemilihan kata dan makna kata ?
4. Bagaimana pemilihan kata dan kegunaanya ?
5. Apa prinsip pemilihan kata?

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dan memahami Pilihan kata atau Diksi
2. Untuk mengetahui dan memahami ketetapan dan kesesuaian kata
3. Untuk mengetahui dan memahami sayarat-syarat pemilihan kata dan makna kata
4. Untuk mengetahui dan memahami pemilihan kata dan cara penggunaanya
5. Untuk mengetahui prinsip pemilihan kata

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pilihan Kata


Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan selaras
untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu.
Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-
mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di
antaranya adalah membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak
salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, untuk
mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan yang diekspresikan
secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi,
tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.1
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi
oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan
dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami
hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan
pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Harimurti (1984) dalam
kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal
untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam karang mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan
selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek
tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis
dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa. 2
Pilihan Kata (Diksi) Pilihan kata atau diksi dalam sebuah karya tulis ilmiah
akan mempengaruhi kesan dan makna yang ditimbulkan. Hal ini merupakan salah
satu unsur dalam artikel ilmiah. Pemilihan kata dalam satu ragam bahasa berkaitan
dengan ketepatan pemilihan kata dan kesesuaian pemilihan kata. Menurut Gorys
Keraf (2005: 87), ketepatan pemilihan kata berkaitan dengan menggunakan kata
secara tepat yang berarti menggunakan kata sesuai dengan makna yang ingin dicapai.
Sementara itu, kesesuaian pemilihan kata berkaitan dengan suasana dan lingkungan
berbahasa.
B. Ketetapan dan Kesesuaian Kata
Dalam artikel ilmiah, suasana dan lingkungan bahasa yang digunakan adalah
formal dengan bahasa standar/baku. Dalam makalah ini, dibahas beberapa hal yang

1
Azwardi, Menulis Ilmiah, (Banda Aceh: Bina Karya Akademika, 2018) hal. 91

2
Diknas RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka. Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2003) hal. 34

3
berkaitan dengan ketepatan dan kesesuaian pemilihan kata dalam artikel ilmiah,
yaitu3:
1. Sinonim
Kata bersinonim adalah kata yang bentuknya berbeda namun pada dasarnya
memiliki makna yang hampir mirip atau serupa. Dalam penggunaan kata bersinonim
harus memilih kata yang tepat dalam kalimat ragam formal. Karena meskipun
bersinonim pada dasarnya memiliki perbedaan dalam konteks penggunaannya.
a. air kencing—air pipis—air seni—urin Air kencing adik berwarna keruh. Air
pipis adik berwarna keruh. Air seni adik berwarna keruh. Urin adik berwarna
keruh. Sinonim merujuk pada kata-kata dengan makna yang (hampir) serupa.
Pada contoh penggunaan sinonim di atas, bahasa yang standar (baku) adalah
air seni dan atau urin (dalam bidang kedokteran).
b. mengemukakan—mengatakan—menyuarakan. Ia mengemukakan
pendapatnya. Ia mengatakan pendapatnya. Ia menyuarakan pendapatnya.
Untuk menhindari kebosanan karena menggunakan kata yang itu-itu saja,
dapat dipilih sinonim yang penggunaannya tepat (sesuai konteks).
2. Kata Umum
kata khususnya yaitu Kendaraan—Kendaraan bermotor—Kendaraan (bermotor)
umum—Angkot
a. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan dianggap berhasil.
b. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan bermotor dianggap
berhasil.
c. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan kendaraan umum dianggap berhasil.
d. Penelitian terhadap gas yang dihasilkan angkot dianggap berhasil.

Setiap kata yang digunakan pada kalimat-kalimat di atas, semakin lama


semakin khusus. Hal ini terlihat dari semakin khusus (sempit) makna yang digunakan
pada kata-kata di atas (sesuai urutannya). Kata yang semakin sempit tujuannya itulah
yang disebut dengan kata khusus.
3. Kata Indria
Kata indria merupakan kata yang menunjukkan perasaan/ pengalaman dengan
pancaindra, seperti panas, manis, keras, apak, desing, dan mengilat. Penggunaan kata-
kata indria ini dapat saling tumpang tindih. Gejala seperti ini disebut dengan
sinestesia. Perhatikan contoh berikut:
a. Ibu membuat teh manis.
b. Gadis itu manis sekali.
4. Kelangsungan Pilihan Kata
Kelangsungan pilihan kata berkaitan kata demi kata yang dipilih sehingga
dapat menyampaikan gagasan secara tepat, efektif, dan efisien. Hal ini menyangkut
penghamburan kata, ambiguitas makna, kesalahan ejaan, dsb.

3
Diknas RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia…, hal. 35-36

4
5. Istilah dan Jargon
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang secara cermat mengungkapkan
makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang ilmu tertentu.
Sementara itu, jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu
tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia, atau kelompok-
kelompok khusus lainnya (Keraf, 2005: 107). Antara istilah dan jargon, terdapat
ketumpangtindihan makna. Pada dasarnya, jargon merupakan bahasa atau kata yang
khusus sekali.
6. Kata Populer dan Ilmiah
Kata populer adalah kata yang lazim digunakan oleh masyarakat luas dalam
kegiatan sehari-hari. Kata ini tentu berbeda dengan kata ilmiah yang merujuk pada
bahasa ilmiah.
7. Kata Slang
Kata slang adalah kata yang digunakan pada ragam percakapan yang khas.
Misalnya, bahasa gaul. Bahasa seperti ini tidak bisa digunakan dalam karya tulis
ilmiah karena merupakan bahasa nonstandar.
8. Idiom
Idiom adalah pola-pola struktural yang menyimpang dari kaidah-kaidah
bahasa yang umum, biasanya berbentuk frase, sedangkan artinya tidak bisa
diterangkan secara logis atau gramatikal dengan bertumpu pada makna-makna yang
membentuknya (Keraf, 2005: 109) Contohnya, makan garam, banting tulang. Selain
itu, dalam menulis karya tulis ilmiah perhatikan pula penggunaan kata depan yang
dilekatkan secara idiomatis pada kata kerja tertentu, seperti berbahaya bagi, selaras
dengan, terdiri atas.

C. Syarat-Syarat Pemilihan Kata dan Makna Kata


Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu
persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat
mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan
itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan
apa yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan
kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan :4
a. Kaidah kelompok kata/ frase
b. Kaidah makna kata
c. Kaidah lingkungan sosial
d. Kaidah karang-mengarang
Adapun makna dari pemilihan kata adalah :5
1. Makna Denotatif dan Konotatif
Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara
objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan
misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan.

4
Azwardi, Menulis Ilmiah…, hal. 97
5
Azwardi, Menulis Ilmiah…, hal. 98-100

5
Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna konotatif adalah makna
asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan
kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam
makna konotatif dapat berarti untung atau pukul. Makna konotatif berbeda dari zaman
ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil
(denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif).
2. Makna Umum dan Khusus
Kata ikan memiliki acuan yang lebih luas daripada kata mujair atau tawes.
Ikan tidak hanya mujair atau tidak seperti gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila,
ikan koki dan ikan mas. Sebaliknya, tawes pasti tergolong jenis ikan demikian juga
gurame, lele, sepat, tuna, dan baronang pasti merupakan jenis ikan. Dalam hal ini kata
acuannya lebih luas disebut kata umum, seperti ikan, sedangkan kata yang acuannya
lebih khusus disebut kata khusus, seperti gurame, lele, tawes, dan ikan mas.
3. Kata Abstrak dan Kata Konkret.
Kata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindra disebut kata konkret,
seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Jika acuan sebuah kata
tidak mudah diserap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak, seperti gagasan dan
perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata
abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan
tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu
karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.
4. Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna
yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada
kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua kata itu
bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar. Kesinoniman kata
masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu kata.
5. Kata Ilmiah dan Kata Popular
Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh
kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi,
serta diskusi-diskusi khusus. Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata
populer adalah bila kata populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dari
pernyataan diatas dapat disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan
yang berbau pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah,
laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.

D. Pilihan Kata dan Penggunaanya


Berikut adalah pilihan kata dan cara penggunaanya, ialah:6

6
Sugono, Dendy, Buku Praktis Bahasa Indonesia, (Pusat Bahasa, Jakarta, 2003) hal.
81

6
1. Kata dari dan daripada
Contoh :
 Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)
 Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan sebab)
 Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan alasan)
2. Kata pada dan kepada
Contoh :
 Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)
 Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)
3. Kata di dan ke
Contoh :
 Atik sedang berada di luar kota (fungsi kata depan di)
 Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan
waktu)
4. Kata dan dan dengan
Contoh :
 Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin
 Ibu memotong kue dengan pisau
5. Kata antar dan antara
Contoh :
 Kabar ibu belum pasti, antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)
 Dia akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)

E. Prinsip Pemilihan Kata


Ada sepuluh prinsip pemilihan kata yang harus diperhatikan dalam penulisan
ilmiah. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut :7
1. Kata yang Digunakan Merupakan Kosakata yang Baku
Contoh baku : sistem, analisis, hierarki, standardisasi, hipotesis, komoditas, jadwal,
legalisasi, karier, kualitas, nasihat, salat, teoretis, dsb.
Contoh tidak baku : sistim, analisa, hirarki, standarisasi, hipotesa, kommoditi, jadual,
legalisir, karir, kwalitas, nasehat, shalat, teoritis, dsb.
2. Kata yang Dipilih Harus Dapat Mengungkapkan Pengertian yang Tepat
Kata yang dipilih untuk mengemukakan suatu pengertian harus mampu
mengungkapkan pengertian tersebut secara cermat.
Contoh : Bank pembangunan Daerah Jawa Timur menambahkan satu produk baru
dengan meluncurkan sertifikat deposito. (Kata meluncurkan diganti dengan
menerbitkan.)

7
Azwardi. 2018. Menulis Ilmiah. Hal 94-99.

7
3. Kata dan Pembentukannya Harus Sesuai dengan Kaidah Bahasa Indonesia
Contoh : Pemerintah perlu pikirkan nasib rakyat Aceh. (Kata pikirkan diganti dengan
memikirkan.)
4. Kata atau Kelompok Kata yang Digunakan Harus Sesuai dengan Maksud yang
Diinginkan
Contoh : Pemerintah akan menyesuaikan kembali tarif BBM. (Kata menyesuaikan
diganti dengan menaikkan.)
5. Kata yang Digunakan Merupakan Kosakata yang Lazim Dipakai dalam Bidang
Tersebut
Kata yang digunakan adalah kosakata yang umum dikenal oleh pemakai
bahasa Indonesia. Jika digunakan istilah tertentu, istilah hendaknya merupakan istilah
yang standar digunakan dalam bidang tersebut.
Contoh : Upah merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kelangsungan hidup
pegawai negeri dan keluarganya. (Kata gaji lebih lazim dari pada upah.)
6. Kata yang Digunakan Bersifat Netral
Contoh : Iyem adalah babu di rumah kami. (Kata pembantu lebih netral daripada
babu.)
7. Kata atau Istilah dari Bahasa Asing Sedapat Mungkin Dihindarkan
Contoh : Banyak kendala akan ditemukan oleh pemerintah pada saat pemerintah
menerapkan konsep otonomi daerah. (Kata kendala dapat menggantikan constraint.)
8. Kata atau Istilah dalam Bidang Ilmu Harus Digunakan
Contoh : Data yang ada menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini ditolak. (Kata
hipotesis menggantikan dugaan.)
9. Pengertian Kata atau Istilah dari Bahasa Asing Harus Konsisten
Contoh : Pengembangan kecerdasan buatan seperti pada robot mempunyai tiga
karakteristik utama, yaitu kemampuan bernalar, menghindari, dan berkomunikasi.
(Misalnya, sekali menggunakan kata bernalar untuk reasoning, kata bernalar harus
secara konsisten digunakan terus menerus dalam karya itu.)
10. Penggunaan Kata dari Bahasa Indonesia yang Belum Umum Untuk Pengganti
Kata atau Istilah Asing Sebaiknya Menyertakan Kata atau Istilah Asing itu di
Dalam Tanda Kurung, dan Cukup Sekali Saja
Contoh : Penelitian ini akan mencakup ranah (domain) masalah yang cukup luas.

8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Diksi ialah pilihan kata yang tepat dan selaras atau cocok penggunaannya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
Dengan kata lain, diksi ialah pilihan kata. Kreativitas dalam memilih kata merupakan kunci
utama pengarang dalam menulis gagasan atau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahan kata
juga merupakan kunci utama dalam menghasilkan tulisan yang indah, dapat dibaca serta ide
yang ingin disampaikan penulis dapat dipahami dengan baik.
Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang
ingin disampaikannya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Pemilihan kata juga harus
sesuai dengan situasi kondisi dan tempat penggunaan kata–kata itu. Pembentukan kata atau
istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas
dalam bidang tertentu.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diksi mempunyai
persamaan yaitu sama-sama penulis ingin menyampaikan sesuatu di hasil karya tulisannya
dengan maksud agar pembaca dapat memahami maksud dan tujuan penulis.

B. SARAN
Demikianlah makalah tentang “Pilihan Kata atau Diksi ” yang dapat kami
bahas, kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Namun, kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun dari semua para pembaca sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan dalam penyususnan makalah kami.

9
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Tri. 2007. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta : CV Andi Offset.

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Balai Pustaka.

Amran, Tasai. 2010 . Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta : CV Akademika Pressindo.

Azwardi. 2018. Menulis Ilmiah, Banda Aceh : Bina Karya Akademika.

Diknas RI. 1998. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta : Balai Pustaka.

Diknas RI. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Keraf, Gorys. 1997. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. EndeFlores : Penerbit
Nusa Indah.

Keraf, Gorys. 2005. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Rahaedi, Kunjana. 2003. Bahasa Indonesia perguruan tinggi. Jakarta : Erlangga.

Sugono, Dendy. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa.

10

Anda mungkin juga menyukai