149 291 1 SM
149 291 1 SM
ABSTRAK
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue yang penyebarannya paling cepat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan
Ae.albopictus. Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat dan endemis di daerah kabupaten kota di Indonedia. Hampir setiap tahun
terjadi Kejadian Luar Biasa ( KLB ) di beberapa daerah yang biasa terjadi pada awal musim
penghujan dan pada awal musim panas. Jumlah penderita cenderung meningkat, penyebarannya
semakin meluas, menyerang tidak hanya anak-anak akan tetapi juga golongan umur yang lebih
tua.
Tujuan dari penelitian ini adalah hubungan antara pengetahuan, jenis kelamin,
kepadatan hunian, riwayat keluarga dan hygiene perorangan dengan kejadian penyakit kusta di
wilayah kerja puskesmas Kalumata Kota Ternate Selatan . Jenis penelitian ini adalah penelitian
dengan menggunakan metode kuantitatif observasional analitik dengan rancangan kasus kontrol
(Case Control study) dimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan
retrospektif. Kasus yakni subyek dengan karakter efek positif, sedangkan kontrol ialah subjek
dengan karakter efek negatif. Subyek kontrol dipilih dari subjek yang sama kondisinya dengan
kasus. Sampel dalam penelitian ini adalah dimulai dari bulan Januari – Desember 2014 sebanyak
41 orang dan bulan Januari – Mei 2015 sebanyak 8 orang, sehingga jumlah sampel sebanyak 49
orang penderita kusta dan sampel dalam penelitian adalah dibagi dalam dua kelompok yaitu
kasus dan kontrol. Analisis data menggunakan uji Chi-Square untuk melihat risk estimate,
penghitungan Odd Ratio (OR), dan Uji regresi logistic.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan bermakna antara riwayat keluarga
p = 0,000 (p < 0,05), kepadatan hunian p=0,002 (p<0,05), pengetahuan p=0,000 (p<0,05),
dengan kejadian penyakit kusta dan tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin
p=0,206 (p>0,05) dan higiene perorangan p=0.802 (p>0,05) dengan kejadian Kusta. Hasil Uji
regresi logistic menunjukkan bahwa riwayat keluarga merupakan variabel yang paling berperan
terhadap kejadian penyakit kusta dengan nilai OR = 12.191 (CI 95% = 3.729 - 39,856). Hal ini
berarti bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian penyakit kusta yaitu
variabel riwayat keluarga. Jadi responden dengan riwayat keluaraga berisiko tinggi lebih
berpeluang. Kesimpulan penelitian ini yaitu riwayat keluarga, kepadatan hunian dan pengetahuan
berhubungan dengan kejadian penyakit kusta. Jenis Kelamin dan hygiene perorangan tidak
mempunyai hubungan dengan kejadian penyakit kusta.
1
ABSTRACT
Leprosy is a chronic infectious disease caused by the leprosy bacterium (Mycobacterium leprae)
that attacks the peripheral nerves , skin and other body tissues except the central nervous system.
Indonesia is known as one of the three countries most particularly a leper . Two other countries
are India and Brazil . Generally leprosy found in the country was developing , and the bulk of
sufferers are from economically weak groups .
The aim of this study is the relationship between knowledge , gender , residential density , family
history and personal hygiene with the incidence of leprosy in the region of South Ternate City
Kalumata health centers. This type of research is research using quantitative methods analytic
observational case-control design (case-control study) where the risk factors studied using
retrospective approach . Cases that subjects with the character of a positive effect , while the
control is subject to the character of the negative effects . Selected control subjects of the same
subject with the case condition. The sample in this study was started from January - December
2014 as many as 41 people and in January - May 2015 8 peopl , so the total sample of 49
patients with leprosy and the sample was divided into two groups: cases and controls. Data
analysis using Chi - Square test to see risk estimate , counting Odd Ratio ( OR ) , and logistic
regression.
The results showed that there was a significant association between a family history of p = 0.000
(p< 0.05 ) , residential density p = 0.002 ( < 0.05 ) ,knowledge of p = 0.000 (p <0.05),with the
incidence of leprosy and there is no significant relationship between the sexes p= 0.206 ( p > 0.05
) and personal hygiene p = 0802 ( p > 0.05 ) with the incidence of leprosy . Results of logistic
regression test showed that family history is the variable that most contributes to the incidence of
leprosy with OR = 12 191 ( CI 95 % = 3729 to 39.856 ) . This means that the most dominant
variable effect on the incidence of leprosy variable family history . So the respondents with a
history of high-risk keluaraga more likely . The conclusion of this study is a family history ,
population density and knowledge related to the incidence of leprosy . Gender and personal
hygiene does not have a relationship with the incidence of leprosy .
2
PENDAHULUAN Tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini Untuk menganalisis
World Health Organization (WHO,
hubungan antara pengetahuan, jenis
2011) melaporkan terdapat penyakit
kelamin, kepadatan hunian, riwayat
219.075 kasus kusta di dunia dengan
keluarga dan hygiene perorangan
prevalensi 4,06 per 10.000 penduduk,
dengan kejadian Penyakit kusta serta
sedangkan data World Health
menentukan faktor yang paling dominan
Organization (WHO, 2013) melaporkan
dengan kejadian Penyakit kusta.
jumlah kasus penderita kusta di dunia
pada tiga bulan pertama terdaftar
METODE
sebanyak 189.018 kasus. Menurut profil
data kesehatan Indonesia tahun 2011, Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
terdapat 19.371 kasus baru kusta di Puskesmas Kalumata Kota Ternate
Indonesia dengan prevalensi 8,03 per Selatan Penelitian ini berlangsung dari
100.000 dan pada tahun 2012 Direktorat bulan Febuari 2015 sampai bulan Maret
Jenderal Pengendalian Penyakit dan 2015. Jenis penelitian ini ialah penelitian
Penyehatan Lingkungan (Ditjen metode kuantitatif observasional analitik
PP&PL) Kemenkes RI melaporkan di dengan rancangan kasus kontrol (Case
Indonesia terdapat jumlah kasus baru Control study). Besar populasi dalam
kusta sebanyak 23.169 kasus, sedangkan penelitian ini mulai dari bulan Januari –
di provinsi Maluku Utara pada tahun Desember 2014 sebanyak 41 Penderita
2012 (Prevalensi 8,5/10.000) dan dan bulan Januari – Mei 2015 sebanyak
distribusi Penyakit kusta di Ternate 8 Penderita, sehingga jumlah sampel
tahun 2013 (Prevalensi 9,8/10.000) sebanyak 49 penderita kusta. Sampel
untuk Kota Ternate terhitung mulai dalam penelitian ini dibagi dalam dua
tahun 2011 mengalami peningkatan kelompok yaitu kasus dan kontrol.
kasus data yang diperoleh dari Dinas Analisis data menggunakan Analisis
kesehatan kota Ternate pada tahun 2011 Multivariat Analisis dilakukan dengan
sebanyak 145 kasus dan pada tahun uji regresi logistik dan sebagai variabel
2014 terhitung mulai bulan Januari - terikatnya Ialaha penderita kusta. Hasil
oktober 2014 sebanyak 172 kasus. dari analisis bivariat, bila didapatkan
Berdasarkan data Puskesmas nilai p<0,25 maka variabel tersebut
Kalumata Kota Ternate Selatan pada masuk dalam analisis multivariat. Hasil
bulan Januari sampai september 2014 analisis bivariat selanjutnya akan
3/10.000 penduduk atau terdapat 49 dilakukan analisis multivariat secara
kasus yang tersebar di 13 kelurahan bersama-sama, kemudian dari hasil
(laporan tahunan Penyakit kusta tersebut, variabel yang memiliki nilai
puskesmas Kalumata, 2011-2014). p>0,05 akan dikeluarkan secara bertahap
Berdasarkan data di atas maka penulis dimulai dari p yang paling besar.
berkeinginan untuk melakukan
penelitian mengenai ”Hubungan HASIL DAN PEMBAHASAN
pengetahuan, jenis kelamin, kepadatan Risiko Jenis Kelamin Terhadap
hunian, riwayat keluarga, dan hygiene kejadian Penyakit kusta dapat dilihat
perorangan dengan kejadian Penyakit pada Tabel 1 di bawah
kusta.
3
Tabel 1. Risiko Jenis Kelamin Terhadap kejadian Penyakit Kusta
4
penyakit kusta. Nilai OR sebesar .
=10.800. Artinya Responden dengan
riwayat keluarga berpeluang 10.800 kali
Risiko Higiene Perorangan Terhadap
lebih besar menderita kusta
kejadian Kusta dapat dilihat pada Tabel
dibandingkan dengan responden yang
3 di bawah
tidak menderita kusta.
Total 49 50 49 50 98 100
5
rincian kepadatan hunian kategori hubungan bermakna antara kepadatan
padat sebanyak 41 orang (41.8 %) dan hunian dengan kejadian penyakit kusta.
kepadatan hunian kategori tidak padat Nilai OR sebesar = 4.534 (C1 95% :
sebanyak 8 orang (8.2 %). Pihak lain 11.637 – 1.766). Artinya Responden
kontrol dari 49 responden yang tidak dengan kepadatan hunian berpeluang 4.5
menderita penyakit kusta dengan rincian kali lebih besar menderita kusta
kepadatan hunian kategori padat dibandingkan dengan responden yang
sebanyak 26 orang (26.5 %) dan tidak berkepadatan hunian
kepadatan hunian kategori tidak padat
Risiko Pengetahuan terhadap
sebanyak 23 orang (23.5 %).
Kejadian Kusta dapat dilihat pada Tabel
Berdasarkan hasil analisis uji Chi-
5 di bawah
Square didapatkan hasil dengan nilai p =
0.002 < 0,05 yang menunjukan terdapat
6
Tabel 6. Hasil Akhir Analisis Regresi Logistik
95% C.I
Variabel S. E Sig OR
Lower Upper
Riwayat Keluarga ,604 0,000 12,191 3,729 39,856
7
penyakit Kusta di Kota Makasar Kedokteran Universitas Indonesia;
2013; Tesis Universitas Hasanudin, 2005
Makasar hal 97-99
Djuanda, Ahdi., Ilmu penyakit Kulit dan
kelamin, Jakarta ; Fakultas