Anda di halaman 1dari 9

sejarah Kebudayaan Islam –

Perjalanan Islam
9 April 2017pritamerina

Agama Islam lahir semenjak Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Rasul. Namun
jika dilihat berdasarkan mulainya penghitungan tahun hijriah, Islam dimulai semenjak
Nabi Muhammad melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah karena tahun Islam
(kalender hijriah) dimulai semenjak hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah tepatnya
pada tahun 622 M atau 1 H. Pada masa kepemimpinan Nabi Muhammad, segala
permasalahan tentang Islam selalu dikembalikan kepadanya dan segala perselisihan
yang terjadi diantara umat Islam dapat terselesaikan.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad, umat Islam mulai berselisih dalam beberapa hal
dan tidak ada yang mampu menyelesaikannya. Bagaimana kelanjutan Islam sebagai
agama yang rahmatan lil alamin sehingga kita masih bisa dapat terlahir menjadi
seorang muslim ? Bagaimana perjuangan para sahabat dalam memperjuangkan
Agama Allah ?

A. Islam Pada Masa Nabi Muhammad (610-632 M)


Sesuai dengan periodesasi, Islam pada masa Nabi Muhammad saw terbagi menjadi
dua; yaitu Masa Mekkah dan masa Madinah.[1] Pada masa Rasulullah sedang berada
di Mekkah, beliau beserta para pengikutnya mendapatkan tekanan dari kalangan
Quraisy yang tidak setuju atas ajaran dakwah yang beliau sampaikan.
Awal mula ajaran Islam turun yaitu melalui malaikat Jibril yang ketika itu
menurunkan wahyu kedua yang berisi sebuah perintah kepada Nabi Muhammad untuk
menyeru umat manusia agar menyembah dan mengesakan Allah. Perintah tersebut
terdapat dalam Q.S. Al-Muzammil ayat 1 sampai 5.

Artinya ;
1. Wahai orang yang berselimut(Muhammad)!
2. Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil,
3. (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu.
4. Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.
5. Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kapadamu.
Dari perintah pada ayat tersebut, Nabi Muhammad memulai dakwahnya dengan cara
sembunyi-sembunyi. Dakwah pertama beliau dimulai pada keluarga dan sahabat-
sahabatnya. Orang pertama yang beriman kepada-Nya atau biasa disebut sebagai As-
Sabiqun al-Awwalun antara lain terdiri dari :

1. Khadijah binti Khawalid (Isteri Nabi Muhammad)


2. Zaid bin Haritsah (budak Nabi yang dijadikan anak angkat)
3. Ali bin Abi Thalib (keponakan Nabi Muhammad)
4. Abu Bakr ash-Shiddiq (sahabat Karib Nabi Muhammad)
Dengan berimannya Abu Bakar As-Shidiq maka banyak sekali orang-orang yang
beriman memeluk Islam dengan perantara beliau, antara lain : Ustman bin Affan, Az-
Zubair bin Al-Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abu Waqqash, Ammar bin
Yatsir, dan lain-lain.

Nabi Muhammad melakukan dakwahnya secara sembunyi-sembunyi selama tiga


tahun lamanya. Setelah itu, turunlah wahyu surat al-Hijr ayat 94 yang memerintahkan
agar Rasulullah berdakwah secara terang-terangan.

Dengan adanya dakwah Nabi secara terang-terangan kepada seluruh penduduk


Makkah, maka banyak penduduk Makkah yang mengetahui isi dan kandungan al-
Qur’an yang sangat hebat, memiliki bahasa yang terang (fasihat) serta menarik.
Sehingga lambat laun banyak orang Arab yang masuk Agama Islam. Dengan usaha
yang serius pengikut Nabi SAW bertambah sehingga pemimpin kafir Quraisy yang
tidak suka bila Agama Islam menjadi besar dan kuat berusaha keras untuk
menghalangi dakwah Nabi dengan melakukan penyiksaan-penyiksaan terhadap orang
mukmin.

Ketika tekanan dan siksaan orang Quraisy semakin bertambah, Rasulullah


memerintahkan kaum muslimin berhijrah ke Madinah. Hijrah tersebut dilakukan
secara sembunyi, sedangkan beliau berangkat bersama Abu Bakar setelah kaum
muslimin tiba di Madinah. Berita akan datangnya Nabi Muhammad SAW tersebar di
Madinah, semua penduduk Madinah bersiap-siap menanti kedatangannya.

Ketika beliau sampai di Madinah, beliau disambut demngan syair-syair dan penuh
kegembiraan oleh penduduk Madinah. Hijrah dari Makkah ke Madinah bukan hanya
sekedar berpindah dan menghindarkan diri dari ancaman dan tekanan orang kafir
Quraisy dan penduduk Makkah yang tidak menghendaki pembaharuan terhadap
ajaran nenek moyang mereka, tetapi juga mengandung maksud untuk mengatur
potensi dan menyusun srategi dalam menghadapi tantangan lebih lanjut, sehingga
nanti terbentuk masyarakat baru yang didalamnya bersinar kembali mutiara tauhid
warisan Ibrahim yang akan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW melalui
wahyu Allah SWT.

Islam mendapat lingkungan baru di kota Madinah. Lingkungan yang memungkinkan


bagi Nabi Muhammad SAW untuk meneruskan dakwahnya, menyampaikan ajaran
Islam dan menjabarkan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah tiba dan diterima
penduduk Madinah, Nabi diangkat menjadi pemimpin penduduk Madinah. Sehingga
disamping sebagai kepala atau pemimpin agama, Nabi SAW juga menjabat sebagai
kepala pemerintahan negara Islam.

B. Islam Pada Masa Pemerintahan Al-Khulafaur Rosyidun (632-661 M)


Setelah melalui perjalanan panjang yang di lakukan oleh Nabi Muhammad saw untuk
menyebarkan ajaran agama Islam yang telah di perintahkan Allah SWT melalui
wahyu-Nya yang di sampaikan oleh Malaikat Jibril, kemudian Nabi menjalankan apa
yang telah di perintahkan Allah kepadanya.sampai suatu saat bertepatan pada hari
Senin, tanggal 12 Rabiul Awal 11 H/8 Juni 632 M. Nabi Muhammad SAW wafat di
rumah istrinya Siti Aisyah.

Kemudian setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, Islam di kembangkan oleh


sahabat-sahabat Nabi yakni 4 sahabat nabi yang disebut sebagai Al-Khulafaur
Rosyidun. Khulafaur Rosyidin menurut istilah adalah pemimpin umat dan kepala
negara yang telah mendapat petunjuk dari Allah SWT untuk meneruskan perjuangan
Nabi Muhammad.[2]

Tugas Nabi Muhammad saw selain untuk menyebarkan agama Islam adalah menjadi
pemimpin dan kepala negara di Madinah. Terpilihnya 4 orang Khulafaur Rasyidin ini
akan menggantikan tugas Nabi Muhammad sebagai kepala negara, pemerintahan, dan
pemimpin umat. Berikut ini 4 orang sahabat Nabi yang menjadi Khulafaur Rasyidin,
anatara lain :

1. Abu Bakar As-Shidiq (632-634 M)


2. Umar Bin Khattab (634-644 M)
3. Usman Bin Affan (644-655 M)
4. Ali Bin Abi Thalib (655-661 M)
Perkembangan Islam pada masa Khulafaur Rasyidin mengalami beberapa lika-liku
perjuangan. Diantara perjuangan tersebut antara lain :

1. Masa Pemerintahan Abu Bakar As-Shidiq (632-634 M)


Pada tahun 632 Masehi Abu bakar As-Shidiq diangkatmenjadi khalifah, sementara
Usamah bin Zaid memimpin ekspedisi ke Syira. Pada ekspedisi tersebut terjadi perang
terhadap orang yang murtad yaitu kaum Bani Tamim dan Musailamah al-Kazab yang
mengaku sebagai Nabi. Musailamah al-Kadzab menyatakan perang pada masa
pemerintahan Abu Bakar, namun pasukannya dikalahkan oleh Khalid bin Walid. Pada
pertempuran Yamamah ia dibunuh oleh Wahsyi.[3]
Peperangan Yamamah adalah suatu peperangan yang amat dahsyat. Banyak kalangan
sahabat yang hafal Al-Qur’an dan ahli bacanya mati syahid yang jumlahnya lebih dari
70 orang huffazh ternama. Oleh karenanya kaum muslimin menjadi bingung dan
khawatir. Umar sendiri merasa prihatin lalu beliau menemui Abu Bakar yang sedang
dalam keadaan sedih dan sakit. Umar mengajukan usul (bermusyawarah dengannya)
supaya mengumpulkan Al-Qur’an karena khawatir lenyap dengan banyaknya khufazh
yang gugur, Abu Bakar pertama kali merasa ragu namun akhirnya menyetujui usulan
tersebut. akhirnya pada tahun 633 M, pengumpulan Al-Qur’an dimulai.

Pada tahun 634 M, Abu Bakar As-Shidiq wafat karena sakit. Abu bakar wafat pada
usia yang sama dengan Rasulullah yaitu 63 tahun. Kemudian masa kepemimpinan
beliau pun diteruskan oleh Umar bin Khattab.

2. Masa Pemerintahan Umar Bin Khattab (634-644 M)


Setelah Abu Bakar As-Shidiq wafat, masa kepemimpinan beliau dilanjutkan oleh
Umar Bin Khattab. Kebijakan pertama yang diterapkan oleh beliau adalah merombak
struktur kepemimpinan pasukan Islam. Sehingga pada masa pemerintahan Umar bin
Khattab inilah, tepatnya tahun 635 M Damaskus (ibukota Syiria) berhasil ditaklukan.

Pada tahun 636 M, terjadi perang di Ajnadin terhadap tentara Romawi dan Syria,
Mesopotamia, dan Palestina berhasil ditaklukkan. Perang ini disebut dengan perang
Ajnadin, yaitu perang yang berkobar antara kaum muslimin yang dipimpin oleh Abu
Ubaidah bin Jarrah ra di bawah komando khalifah Umar bin Khattab ra, dengan
pasukan Romawi yang dipimpin oleh panglima Arthabun, seorang panglima yang
ketika di bawah kekuasaannya kekuatan tentara Romawi hancur.[4] Masih di tahun
yang sama Perang dan takluknya Kadasia atas tentara Persia juga terjadi oleh
pimpinan Sa’ad bin Abi Waqqash. Pada saat itu jumlah tentara muslim hanya berkisar
7000 sampai 8000 orang sedangkan tentara Persia berjumlah 30.000 orang.
Pada tahun 638 M, laskar Islam masih tetap dalam semangat juhad untuk
mengembalikan kota Bitul Maqdis (ibu kota Palestina)yang selama itu menjadi kota
suci oleh orang Kristen. Kota ini dikelilingi oleh benteng-benteng yang kuat dan
dipertahankan oleh pasukan besar tentara pengawal kota dibawah pimpinan Arection.
Empat bulan lamanya tentara muslim mengepung kota tersebut hingga akhirnya
Khalifah umar Bin Khattab berangkat ke baitul Maqdis untuk menerima penyerahan
kota Baitul Maqdis yang diajukan oleh pemimpin orang Kristen tersebut. Dengan
demikian seluruh wilayah Syam dan Palestina telah jatuh ke tangan Islam setelah
akhirnya berperang mati-matian selama kurang lebih 6 tahun lamanya.

Setelah pertempuran di Syiria selesai, maka pasukan Islam dipusatkan di Persia untuk
menyelesaikan perang. Perang dimulai dari kota Cadesia pada tahun 639 M. Setelah
kemenangan di Cadesia, pasukan Islam berturut-turut mengalahkan kota Madain (ibu
kota persia), Nahawan dan mengalahkan Kisra Yazdajird III dalam keadaan tewas.

Pada tahun 640 M, kerajaan Islam meulai membuat mata uang Islam yaitu dinar dan
dihram. Pada tahun ini juga tentara Islam juga mengepung dan menaklukan kota Al-
Farma, Mesir. Setelah ummat Islam usai menaklukkan Syam dan Palestina, ‘Amru bin
al-’Ash memohon kepada Khalifah Umar bin Khattab untuk membebaskan Mesir.
Panglima ini menerangkan kepada Khalifah betapa kaya dan suburnya bumi lembah
Nil itu. Hingga pada akhirnya pada tahun 641 M mesir berhasil ditaklukan oleh
tentara Islam.

Pada tahun 642 terjadi pertempuran di Nahawand atas kerajaan Persia. Pertempuran
itu berakhir dengan kemenangan di pihak Islam, walaupun orang Persia telah
berperang mati-matian membela negaranya. Peperangan ini dikenal dengan sebutan
‘Fathul Futuh’ yang berarti ‘Pembebasan dari segala pembebasan’ sehingga wilayah
Persia telah ditaklukan secara keseluruhan.

Pada tahun 644 M, ketika Umar Bin Khattab sedang berusaha sekuat tenaga mengatur
urusan dalam Daulah Islam, bencana menimpa dirinya hingga menyebabkan sampai
ajalnya. Seorang hamba sahaya bangsa Persia yang berasal dari tawanan perang di
Hanawand, hamba sahaya dari Mughirah bin Syu’bah, bernama Fairuz dan biasa
disebut Abu Lu’luah, amat dengki dan sakit hati kepada Khalifah Umar, karena
Umarlah yang menyebabkan kerajaan Persia lenyap dari muka bumi ini. Maka pada
suatu hari ia menikam Khalifah Umar yang bijaksana itu, ketika akan sembahyang
subuh. Umar Bin Khattab wafat pada usia 63 tahun setelah memerintah selama 10
tahun 6 bulan. Setelah itu, masa kepemimpinan beliau dilanjutkanoleh Utsman bin
Affan.
3. Masa Pemerintahan Utsman Bin Affan (644-655 M)
Utsman bin Affan dilantik berkat dukungan umat Islam. Hingga saat-saat terakhir
kepemimpinannya terjadi banyak huru hara dan fitnah terhadap dirinya sampai beliau
akhirnya mati dibunuh.[5] Selama Khalifah Utsman Bin Affan memerintah juga
terdapat beberapa kebijakan-kebijakan yang diterapkan beliau.
Masa pemerintahan khallifah Utsman tidak terputus dengan rangkaian penaklukan
yang dilakukan kaum Muslimin pada masa pemerintahan khalifah Umar. Ketika
Negeri Cyprus telah dikuasai pada tahun 645 M. Kemudian pada tahun 646,
Penyerangan Byzantium terjadi di kota Iskandariyah, Mesir. Pada tahun 647, angkatan
laut didirikan untuk pertama kali pada pemerintahan beliau.[6] Angkatan Tentara Laut
Islam didirikan dan diketuai oleh Muawiyah Abu Sufyan. Perang pun terjadi di laut
melawan angkatan laut Byzantium. Ustman Bin Affan juga mengembangkan
kekuasaan Islam dengan giat hingga ke negeri Khurasan, Narmenia, dan Ghazar.
Selain itu, pada masa ini terjadi kodifikasi Al-Quran menjadi buku dari beberapa
mushaf-mushaf Al-Quran yang dikumpulkan pada masa Abu Bakar As-Shidiq.
Pada tahun 648 M, terjadi pemberotakan menentang pemerintahan Utsman Bin Affan,
banyak orang Islam yang terpengaruh hasutan. Ada kelompok yang marah kepada
beliau, terutama dari Mesir, Kufah, dan Basrah. Pada suatu ketika mereka mengepung
rumah Khalifah Utsman. Mereka ingin mendapatkan kepastian mengenai beberapa
hal. Dari Khalifah Utsman. Karena tidak dapat menahan kesabaran, para pemberontak
menyerbu rumah khalifah.[7] Akhirnya khalifah Utsman Bin Affan tewas dibunuh
oleh Al-Ghafiqi setelah 11 tahun memerintah pada tahun 656 M.
4. Masa Pemerintahan Ali Bin Thalib (656-661 M)
Ali bin Abi Thalib adalah khalifah terakhir yang menggantikan kepemimpinan nabi.
Usianya yang masih muda ketika nabi wafat, tidak memungkinkan Ali untuk menjadi
khalifah. Sehingga sahabat yang pertama dipercaya untuk menjadi khalifah adalah
Abu Bakar Ash-Sidiq. Perjuangan umat Islam untuk memperluas ajarannya dan
memerangi orang kafir diteruskan oleh Ali bin Abu Tholib yang merupakan khalifah
terakhir dari golongan sahabat terdekat nabi.

Setelah dilantiknya Ali menjadi Khalifah pada tahun 656, terjadi beberapa
pemberontakan yang akhirnya timbullah perang Jamal. Dikatakan perang jamal
karena Aisyah ikut dalam peperangan ini dengan mengendarai unta. Aiysah telah
terhasut oleh Abdullah, putra Zubair, yang ingin menjadi khalifah menggantikan Ali.
Abdullah memanfaatkan seseorang yang tepat yaitu Aisyah yang juga tidak suka
dengan khalifah Ali. Khalifah Ali sebenarnya ingin menghindari pertikaian ini, tetapi
hal ini sulit dicapai. Maka kontak senjatapun tidak dapat dihindari. Banyak pasukan
Talhah yang terbunuh. Zubair dan Talhah terbunuh ketika hendak melarikan diri,
sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah.
Pada tahun 657, Ali Bin Abi tahlib memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah
ke Kufah. Kota ini menjadi saksi pergolakan politik antara khalifah Ali dengan
Muawiyah bin Abu Sufyan yang kemudian memantik terjadinya perang Shiffin.

Setelah itu pada tahun 659 M, Ali bin Abi Thalib menyerang kembali Hijaz dan
Yaman dari Muawiyah. Lalu pada tahun 660 M, Khawarij yang pada awalnya
memaksa Ali untuk menerima perjanjian dengan Muawiyah ternyata merasa tidak
puas dengan keadaan setelah perjanjian itu diberlakukan. Maka mereka memutuskan
untuk berperang melawan Ali. Ali yang sebelumnya berencana menyerang Muawiyah
di Damaskus, terpaksa membatalkan niatnya dan berperang melawan Khawarij pada
pertempuran Nahrawan.[8]
Pada tahun 661 M Ali Bin Abi Thalib wafat. Di kota Kufah , Khalifah Ali bin Abi
Thalib tutup usia akibat ditikam oleh Abdurrahman Bin Muljam dengan pedang. Jasad
Ali bin Abi Thalib dimakamkan di Najaf. Bagi penganut Syiah, makam itu begitu
berarti. Kawasan pemakaman Ali amat luas dan diyakini merupakan perkuburan yang
terluas di dunia.

C. Islam Pada Masa Dinasti Umayyah (661-750 M)


Setelah masa para Khulafaur Rasyidin selesai pemerintahan Islam diambil alih oleh
Daulah Umayyahdengan dipimpin oleh khalifah pertamanya yaitu Mu’awiyah bin
Abu Sufyan. Abu Sufyan menjadikan pusat pemerintahan Islam berada di Damaskus
Syria, yaitu tempat dimana ia menjabat manjadi gubernur pada masa pemerintahan
Utsman bin Affan.

Pada masa pemerintahan ini generasi Islam hidup bahkan diantara mereka berhasil
menduduki kursi pemerintahan sehingga pada generasi ini bisa disebut sebagai masa
keemasan Islam. Karena pada masa ini merupakan masa berkumpulnya 3 generasi
terbaik, taitu sahabat, tabi’in, dan tabi’tabi’in.

Dinasti Umayyah mencapai titik kejayaannya pada masa pemerintahan Al Walid I bin
Abdul Malik. Pada masa ini, penyebaran islam mengalami momentumnya tersendiri.
Tercatat suatu peristiwa besar yaitu perluasan wilayah kekuasaan dari Afrika Utara
menuju wilayah Barat daya, yaitu benua eropa, yaitu pada tahun 711 M. Selain itu ada
juga sosok religius yang sangat yang terkenal dalam sejarah Islam yaitu Umar bin
Abdul Aziz. Pada masa pemerintahannya ia sangat berjasa ketika menerapkan
kebijakan kondifikasi hadits-hadits Nabi Saw secara resmi untuk pertama
kalinya.[9]Umar bin Abdul Aziz juga mempunyai perhatian tinggi pada berbagai
cabang ilmu,contohnya saja kedokteran. Ia mengusulkan pemindahan sekolah
kedokteran di Iskandaria Mesir ke Antakiya Turki . Umar juga bersikap agak lunak
terhadap musuh-musuh politiknya. Ia melarang kaum muslimin mengecam Ali Bin
Abi Tholib.
Perselisihan intern yang terjadi di masa Dinasti Umayyah menyebabkan perebutan
kekuasaan hingga terjadinya keruntuhan Maka kepemimpinan dalam Islam kemudian
digantikan oleh dinasti Abbasiyah yang didirikan oleh Abu al-abas dengan dukungan
kamu Mawali.

Kesimpulan
Islam lahir pada saat diutusnya Nabi Muhammad saw, walaupun Nabi Muhammad
telah tiada perjuangan Islam tidak berhenti begitu saja. Empat sahabat Nabi
Muhammad saw adalah pemimpin umat dan kepala negara yang telah mendapat
petunjuk dari Allah SWT untuk meneruskan perjuangan Nabi Muhammad. Kebijakan-
kebijakan yang telah mereka buat menjadi cikal bakal kebijakan kebijakan para
khalifah selanjutnya yang memperjuangkan agama Islam dan melahirkan para
cendekiawan Islam.

Source :

[1] Hammis Syafaq, dkk, Pengantar Studi Islam (Surabaya, : UIN Sunan Ampel Press,
2016), Cet. 6, 31
[2] http://www.masuk-islam.com/pembahasan-khulafaur-rasyidin-lengkap-
pengertiansejarahbiografimasa-kekhalifahan-dll.html , 28 Maret 2017 pukul 20:05
[3] https://id.wikipedia.org/wiki/Musailamah_al-Kazzab , 29 Maret 2017 pukul 04:26
[4] http://www.knrp.org/2015/07/penaklukan-al-quds-pada-zaman-khalifah-umar-bin-khattab-
ra/ , 29 Maret 2017, pukul 15:02
[5] Al-Mawsu’ah Lil-Attal al-Muslimin, Ensiklopedia untuk Anak-Anak Muslim
(Bandung:Pustaka Oasis), 87

[6] Ibid
[7] Ibid
[8] https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_saudara_Islam_pertama , 29 Maret 2017 pukul
19:39
[9] https://www.rangkumanmakalah.com/dinasti-umaiyah/, 29 Maret 2017 pukul 19:39
ADVERTISEMENT
REPORT THIS AD

Bagikan ini:

 Twitter
 Facebook

Terkait
Al-Qur’anku Pedomankudalam "Agama Islam"
Fungsi Investasi dalam Pendekatan Ekonomi Islamdalam "Agama Islam"
Profesionalisme Pengelolaan dan Pendayagunaan Zakatdalam "Agama Islam"

Dengan kaitkata agama islam pada masa Nabi Muhammad, bani umayyah, berdirinya agama
islam, islam, islam rahmatanlilalamin, khulafaur rasyidin, makalah, muslim, pengantar studi
islam, perjalanan agama islam, perkembangan agama islam, sejarah kebudayaan Islam, ski, studi
islam

Diterbitkan oleh pritamerina


a child who always caring and always understanding. Just a simple girl who trying to pursue
#peace #love and live #love #learn and #laugh and give inspiration to others with my story
#PEACE #LOVE #HAPPINESS #LIVE #LOVE #LEARN #LAUGH #StayGold Lihat semua
pos milik pritamerina

Navigasi pos
PREVIOUS POSTFungsi Investasi dalam Pendekatan Ekonomi Islam
NEXT POSTProfesionalisme Pengelolaan dan Pendayagunaan Zakat
Tinggalkan Balasan

BUAT SITUS WEB ATAU BLOG GRATIS DI WORDPRESS.COM.


Tutup dan terima
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web ini, Anda
setuju dengan penggunaan mereka.

Anda mungkin juga menyukai