Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MATEMATIKA KEUANGAN

OBLIGASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi


tugas mata kuliah Matematika Keuangan
Dosen pengampu Dr. Scolastika Mariani, M.Si

Oleh :
1. Windi Aisyah (4111415021)
2. Erlinda Permata Fitri (4111415027)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
Daftar Isi

1.1 Obligasi Berbunga ........................................................................................ 1


1.2 Penentuan Harga Wajar................................................................................ 2
1.3 Obligasi Dapat Ditebus ................................................................................ 4
1.4 Amortisasi Premium dan Diskon Obligasi ................................................... 8
1.5 Obligasi Tak Berbunga .............................................................................. 11
1.6 Harga Obligasi di antara Dua Tanggal Pembayaran Bunga....................... 12
1.7 Pencarian Yield ........................................................................................... 15

ii
Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang dikeluarkan peminjam
(emiten) kepada pemberi pinjaman (investor). Emiten dapat berupa sebuah
perusahaan setempat, atau pemerintah asing. Khusus untuk obligasi dalam rupiah
yang dikeluarkan Pemerintah Republik Indonesia disebut Surat Utang Negara atau
disingkat SUN. Dengan terbitnya Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), SUN
bersama dengan SBSN menjadi Surat Berharga Negara (SBN). Investor obligasi
umumnya adalah investor yang mengharapkan pendapatan tetap, seperti perusahaan
asuransi, dana pensiun, dan perusahaan lain atau investor pribadi/ individu.

1.1 Obligasi Berbunga


Pada umumnya, obligasi adalah obligasi berbunga. Obligasi berbunga
(coupon bond) merupakan obligasi yang memberikan bunga periodik
kepada pemegangnya. Setiap obligasi berbunga sebagai surat utang jangka
panjang memuat:
1. Nilai nominal, yaitu besarnya utang yang akan dilunasi padasaat
jatuh tempo
2. Tanggal jatuh tempo, yaitu tanggal pelunasan utang obligasi
3. Tingkat bunga obligasi, taua kupon yang dinyatakan per tahun (p.a)
4. Tanggal pembayaran bunga, penjelasan pembayaran bunga
obligasi
Daya tarik lain obligasi sebagai surat utang adalah sifatnya yang cukup
likuid, yaitu dapat diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia setiap harinya.
Investor mengharapkan adanya imbal balik dari investasinya pada obligasi
yang disebut dengan yield. Harga obligasi yang diperdagangkan biasanya
dinyatakan dengan angka persentase (tanpa%).
Contoh
Misalkan sebuah obligasi Rp 1.000.000.000 yang jatuh tempo lima
tahun lagi membayar bunga 10% p.a. dan bunga dibayar setiap 6 bulan
(𝑗2 = 10%). Yield yang diperoleh investor tergantung harga pembelian
yang dibayarkan investor. Jika investor membayar Rp 1.000.000.000,

1
maka akan menerima Rp 50.000.000 setiap 6 bulan sehingga yield tepat
𝑗2 = 10%. Jika yang dibayarkan investor lebih dari Rp 1.000.000.000
maka yield yang didapatkan kurang dari 10%, karena bunga obligasi tetap
Rp 50.000.000 setiap 6 bulan. Sebaliknya, jika jumlah yang dibayarkan
investor kurang Rp 1.000.000.000, maka yield menjadi lebih besar dari
10% p.a.

1.2 Penentuan Harga Wajar


Harga wajar obligasi adalah jumlah nilai sekarang (present value) dari
anuitas bunga yang dibayarkan dan nilai sekarang dari nilai nominalnya.
Persamaan harga wajar adalah sebagai berikut:
(1 − (1 + 𝑖)−𝑛 )𝐶 𝐹
𝑃= +
𝑖 (1 + 𝑖)𝑛

Keterangan
P = harga wajar obligasi
i = yield per periode
C = pembayaran bunga per periode
c = tingkat bunga (kupon) obligasi per periode
F = nilai nominal atau nilai pari obligasi
n = jumlah periode
Contoh 9.1
Sebuah obligasi bernilai nominal Rp 100.000.000 dengan bunga 𝑗2 =
12% jatuh tempo dalam 10 tahun. Tentukan harga wajar obligasi jika
investor menginginkan yield
a. 14% p.a.
b. 10% p.a.
Penyelesaian
a. 𝐹 = 𝑅𝑝 100.000.000
12%
𝑐 = = 6% = 0,06
2

𝐶 = 6% × Rp 100.000.000 = Rp 6.000.000

2
n = 10 tahun = 20 semester
14%
𝑖 = = 7% = 0,07
2

(1−(1+𝑖)−𝑛 )𝐶 𝐹
𝑃= + (1+𝑖)𝑛
𝑖

(1−(1+0,07)−20 )× 6.000.000 100.000.000


= + (1+0,07)20
0,07

= 63.564.085,47 + 25.841.900,28
= 89.405.985,75
10%
b. Jika 𝑖 = = 5% = 0,05 , maka
2
(1−(1+𝑖)−𝑛 )𝐶 𝐹
𝑃= + (1+𝑖)𝑛
𝑖

(1−(1+0,05)−20 )× 6.000.000 100.000.000


= + (1+0,05)20
0,05

= 74.773.262,05 + 37.688.948,29
= 112.462.210,34
Persamaan harga wajar lainnya dengan cara mencari selisih anatara
bunga yang diharapkan, yaitu sesuai dengan yield dan bunga yang
diharapkan. Kemudian menghitung nilai sekarang dari anuitas selisih
bunga ditambah dengan nilai nominal untuk mendapatkan harga wajar.
(1 − (1 + 𝑖)−𝑛 )
𝑃 = 𝐹 + (𝑐 − 𝑖)𝐹
𝑖
Untuk contoh diatas, maka hasil yang diperoleh:
a. 𝑃 = 100.000.000 + (0,06 − 0,07) × 100.000.000 ×
(1−(1+0,07)−20 )
0,07

= 100.000.000 + (−0,01) × 100.000.000


(1 − (1,07)−20 )
×
0,07
= 100.000.000 − 1.000.000 (10,59401425)
= 100.000.000 − 10.594.014,25
= 89.405.985,75

3
b. 𝑃 = 100.000.000 + (0,06 − 0,05) × 100.000.000 ×
(1−(1+0,05)−20 )
0,05

(1 − (1,05)−20 )
= 100.000.000 + (0,01) × 100.000.000 ×
0,07
= 100.000.000 + 1.000.000 (12,46221034)
= 100.000.000 + 12.462.210,34
= 112.462.210,34

1.3 Obligasi Dapat Ditebus


Obligasi yang dapat ditebus sebelum jatuh tempo disebut callable
bonds. Hak penebusan sebelum jatuh tempo akan digunakan emiten jika
menguntungkan misalkan dalam keadaan tingkat bunga pasar sudah turun
dan lebih rendah daripada tingkat bunga obligasi. Sebaliknya, hak
penebusan tidak akan digunakan jika tingkat bunga pasar lebih tinggi
daripada tingkat bunga obligasi. Oleh karena itu, callable bonds
menguntungkan emiten dan merugikan investor.
Callable bonds menimbulkan masalah dalam perhitungan harga wajar
karena jangka waktu obligasi hingga dilunasi menjadi tidak pasti. Dengan
adanya hak tebus ini, emiten yang menentukan kapan obligasinya dilunasi.
Oleh karena itu, investor harus menghitung harga obligasi yang menjamin
yield.
Contoh 9.2
Obilgasi PT CBA dengan nilai nominal Rp 10.000.000.000 berjangka 20
tahun dengan kupon 𝑗2 = 11%, tetapi dapat ditebus pada nilai pari setelah
15 tahun. Hitung harga pembelian yang menjamin investor mendapatkan
yield minimum:
a. 𝑗2 = 13%
b. 𝑗2 = 9%
Penyelesaian
a. F = 10.000.000.000
n = 20 tahun = 40 semester

4
npenebusan = 15 tahun = 30 semester
c = 11% p.a = 5,5% per semester = 0,055
C = 5,5% × 10.000.000.000 = 550.000.000
i = 13% p.a = 6,5% persemester = 0,065
 Jika obligasi ditebus setelah 15 tahun, maka harga wajar menjadi
(1−(1+𝑖)−𝑛 )
𝑃 = 𝐹 + (𝑐 − 𝑖)𝐹 𝑖

= 10.000.000.000 + (0,055 − 0,065) × 10.000.000.000 ×


(1−(1+0,065)−30 )
0,065

= 10.000.000.000 + (−0,01) × 10.000.000.000


(1 − (1,065)−30 )
×
0,065
= 10.000.000.000 − 100.000.000 (13,05867591)
= 10.000.000.000 − 1.305.867.591
= 8.694.132.409
 Jika obligasi ditebus setelah 20 tahun, maka harga wajar menjadi
(1−(1+𝑖)−𝑛 )
𝑃 = 𝐹 + (𝑐 − 𝑖)𝐹 𝑖

= 10.000.000.000 + (0,055 − 0,065) × 10.000.000.000 ×


(1−(1+0,065)−40 )
0,065

= 10.000.000.000 + (−0,01) × 10.000.000.000


(1 − (1,065)−40 )
×
0,065
= 10.000.000.000 − 1.414.552.687
= 8.585.447.313

Harga pembelian yang menjamin yield 𝑗2 = 13% adalah yang lebih


rendah antara dua harga diatas, yaitu Rp 8.585. 447.313. Dengan
membayar sebesar ini dan obligasi dilunasi pada saat jatuh tempo, yield
investor akan tepat 𝑗2 = 13%. Jika ternyata obligasi ditebus setelah 15
tahun, yield yang diterima investor adalah lebih besar dari 𝑗2 = 13%.

5
Jika investor membayar Rp 8.694.132.409 untuk obligasi diatas, maka
akan memperoleh yield 𝑗2 = 13%, hanya jika obligasi ditebus setelah 15
tahun. Jika obligasi ditebus pada saat jatuh tempo, yield akan lebih rendah
dari 𝑗2 = 13%
b. 𝐹 = 10.000.000.000
𝑛 = 20 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 40 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟
𝑛𝑝𝑒𝑛𝑒𝑏𝑢𝑠𝑎𝑛 = 15 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 30 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟
𝑐 = 11% 𝑝. 𝑎 = 5,5% 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 = 0,055
𝐶 = 5,5% × 10.000.000.000 = 550.000.000
𝐼 = 9% 𝑝. 𝑎 = 4,5% 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 = 0,045
 Jika obligasi ditebus setelah 15 tahun, maka harga wajar menjadi
(1−(1+𝑖)−𝑛 )
𝑃 = 𝐹 + (𝑐 − 𝑖)𝐹 𝑖

= 10.000.000.000 + (0,055 − 0,045) × 10.000.000.000 ×


(1−(1+0,045)−30 )
0,045

= 10.000.000.000 + (0,01) × 10.000.000.000


(1 − (1,065)−30 )
×
0,065
= 10.000.000.000 + 100.000.000 (16,28888854)
= 10.000.000.000 + 1.628.888.854
= 11.628.888.854
 Jika obligasi ditebus setelah 20 tahun, maka harga wajar menjadi
(1−(1+𝑖)−𝑛 )
𝑃 = 𝐹 + (𝑐 − 𝑖)𝐹 𝑖

= 10.000.000.000 + (0,055 − 0,045) × 10.000.000.000 ×


(1−(1+0,045)−40 )
0,045

= 10.000.000.000 + (0,01) × 10.000.000.000


(1 − (1,045)−40 )
×
0,045
= 10.000.000.000 + 1.840.158.442
= 11.840.158.442

6
Harga pembelian yang menjamin yield minimum 9% adalah Rp
11.628.888.854.

Contoh 9.3
PT XYZ menerbitkan obligasi dengan nilai pari Rp 1.000.000.000
berjangka waktu 20 tahun dengan bunga 𝑗2 = 12%. Obligasi dapat
ditebus pada akhir tahun ke-10 pada harga 110 atau pada akhir tahun ke-
15 pada harga 105. Berapa harga obligasi yang menjamin investor
memperoleh yield minimum 𝑗2 = 11%?
Penyelesaian
F = P20 = 1.000.000.000
P10 = 1.100.000.000
P15 = 1.050.000.000
n = 20 tahun = 40 semester
npenebusan = 10 tahun (20 semester) dan 15 tahun (30 semester)
c = 12% p.a = 6% per semester = 0,06
C = 6% × 1.000.000.000 = 60.000.000
I = 11% p.a = 5,5% persemester = 0,055
 Harga wajar jika obligasi ditebus setelah 10 tahun:
(1−(1+𝑖)−𝑛 )𝐶 𝐹
𝑃 = + (1+𝑖)𝑛
𝑖

(1−(1+0,055)−20 )× 60.000.000 1.100.000.000


= + (1+0,055)20
0,055

= 717.022.949 + 377.001.859,7
= 1.094.024.808,7
 Harga wajar jika obligasi ditebus setelah 15 tahun:
(1−(1+𝑖)−𝑛 )𝐶 𝐹
𝑃 = + (1+𝑖)𝑛
𝑖

(1−(1+0,055)−30 )× 60.000.000 1.050.000.000


= + (1+0,055)30
0,055

= 872.024.710,2 + 210.676.216,4
= 1.082.700.926,6

7
 Jika obligasi dilunasi saat jatuh tempo setelah 20 tahun, maka harga
wajar:
(1−(1+𝑖)−𝑛 )𝐶 𝐹
𝑃 = + (1+𝑖)𝑛
𝑖

(1−(1+0,055)−40 )× 60.000.000 1.000.000.000


= + (1+0,055)40
0,055

= 962.767.481,1 + 117.463.142,3
= 1.080.230.623,4
Harga yang menjamin yield minimum investor 𝑗2 = 11% adalah harga
terendah di antara ketiga harga diatas, yaitu Rp 1.080.230.623,4

1.4 Amortisasi Premium dan Diskon Obligasi


Setiap obligasi yang diperdagangkan, harga wajar ditentukan oleh
yield yang diharapkan investor. Jika yield sama dengan bunga obligasi
yang dibayarkan maka harga wajar obligasi adalah sebesar nilai
nominal/pari obligasi tersebut. Jika yield lebih rendah dari bunga obligasi
maka obligasi menjadi relatif menarik sehingga investor bersedia
membayar di atas nilai nominal dan dikatakan obligasi dengan harga
premium. Sebaliknya, jika yield investor lebih besar dari bunga obligasi
maka obligasi menjadi kurang menarik sehingga harus dijual dengan
diskon.
Jadi, sebuah obligasi dapat diperdagangkan pada nilai pari, dengan
premium atau dengan diskon. Walaupum demikian, pada saat jatuh tempo,
semua obligasi akan dilunasi pada nilai parinya. Dengan kata lain,
premium dan diskon obligasi yang ada harus menjadi nol atau habis pada
saat jatuh tempo. Penyesuaian nilai premium dan diskon obligasi secara
periodik hingga tidak ada lagi pada saat jatuh tempo disebut amortisasi
premium/diskon atau amortisasi agio/disagio.
Contoh 9.4
Susun tabel amortisasi sebuah obligasi bernilai nominal Rp 500.000.000,
jatuh tempo 10 tahun lagi dengan kupon 𝑗1 = 15% jika investor
mengharapkan yield 10% p.a.

8
Penyelesaian
F = 500.000.000
c = 15% = 0,15
i = 10% = 0,1
n = 10 tahun
(1−(1+𝑖)−𝑛 )
𝑃 = 𝐹 + (𝑐 − 𝑖)𝐹 𝑖
(1−(1+0,1)−10 )
= 500.000.000 + (0,15 − 0,1) × 500.000.000 ×
0,1

(1 − (1,1)−10 )
= 500.000.000 + (0,05) × 500.000.000 ×
0,1
= 500.000.000 + 25.000.000 (6,144567106)
= 500.000.000 + 153.614.177,6
= 653.614.177,6

Berikut tabel amortisasi

Periode Bunga Dibayarkan Bunga Efektif Amortisasi Premium Nilai Buku

- - - - Rp653.614.177,60

1 Rp75.000.000,00 Rp65.361.417,76 Rp9.638.582,24 Rp643.975.595,36

2 Rp75.000.000,00 Rp64.397.559,54 Rp10.602.440,46 Rp633.373.154,90

3 Rp75.000.000,00 Rp63.337.315,49 Rp11.662.684,51 Rp621.710.470,39

4 Rp75.000.000,00 Rp62.171.047,04 Rp12.828.952,96 Rp608.881.517,42

5 Rp75.000.000,00 Rp60.888.151,74 Rp14.111.848,26 Rp594.769.669,17

6 Rp75.000.000,00 Rp59.476.966,92 Rp15.523.033,08 Rp579.246.636,08

7 Rp75.000.000,00 Rp57.924.663,61 Rp17.075.336,39 Rp562.171.299,69

8 Rp75.000.000,00 Rp56.217.129,97 Rp18.782.870,03 Rp543.388.429,66

9 Rp75.000.000,00 Rp54.338.842,97 Rp20.661.157,03 Rp522.727.272,63

10 Rp75.000.000,00 Rp52.272.727,26 Rp22.727.272,74 Rp499.999.999,89

9
Contoh 9.5
Susun tabel amortisasi sebuah obligasi bernilai nominal Rp 1.000.000.000
yang dikeluarkan 1 Januari 2009 dan jatuh tempo 5 tahun lagi dengan
kupon 𝑗2 = 8% jika investor mengharapkan yield 10% p.a. Hitung juga
nilai buku obligasi per 1 Juli 2011
Penyelesaian
F = 1.000.000.000
c = 8% p.a = 4% per semester = 0,04
i = 10% p.a = 5% per semester = 0,05
n = 5 tahun = 10 semester
(1−(1+𝑖)−𝑛 )
𝑃 = 𝐹 + (𝑐 − 𝑖)𝐹 𝑖
(1−(1+0,05)−10 )
= 1.000.000.000 + (0,04 − 0,05) × 1.000.000.000 × 0,05

(1 − (1,05)−10 )
= 1.000.000.000 + (−0,01) × 1.000.000.000 ×
0,05
= 500.000.000 − 10.000.000 (7,721734929)
= 500.000.000 − 77.217.349,3
= 922.782.650,7
Tabel amortisasi sebagai berikut
Bunga Amortisasi
Periode Bunga Efektif Nilai Buku
Dibayarkan Diskon
01-Jan-09 - - - Rp922.782.650,70

01-Jul-09 Rp40.000.000,00 Rp46.139.132,54 Rp6.139.132,54 Rp928.921.783,24

01-Jan-10 Rp40.000.000,00 Rp46.446.089,16 Rp6.446.089,16 Rp935.367.872,40

01-Jul-10 Rp40.000.000,00 Rp46.768.393,62 Rp6.768.393,62 Rp942.136.266,02

01-Jan-11 Rp40.000.000,00 Rp47.106.813,30 Rp7.106.813,30 Rp949.243.079,32

01-Jul-11 Rp40.000.000,00 Rp47.462.153,97 Rp7.462.153,97 Rp956.705.233,28

01-Jan-12 Rp40.000.000,00 Rp47.835.261,66 Rp7.835.261,66 Rp964.540.494,95

01-Jul-12 Rp40.000.000,00 Rp48.227.024,75 Rp8.227.024,75 Rp972.767.519,69

10
01-Jan-13 Rp40.000.000,00 Rp48.638.375,98 Rp8.638.375,98 Rp981.405.895,68

01-Jul-13 Rp40.000.000,00 Rp49.070.294,78 Rp9.070.294,78 Rp990.476.190,46

01-Jan-14 Rp40.000.000,00 Rp49.523.809,52 Rp9.523.809,52 Rp999.999.999,99

Berdasarkan tabel diatas, nilai buku obligasi per 1 Juli 2011 adalah Rp
956.705.233,3

1.5 Obligasi Tak Berbunga


Obligasi tak berbunga (zero-coupon bond) merupakan obligasi yang tidak
memberikan bunga sama sekali tetapi hanya pembayaran atau pelunasan
sebesar nominal pada saat jatuh tempo. Untuk menarik investor, obligasi
jenis ini harus dijual dengan diskon sangat besar sehingga sering disebut
deep-discount bond. Harga wajar obligasi tak berbunga adalah nilai
sekarang dari nilai nominal obligasi.
𝐹
𝑃=
(1 + 𝑖)𝑛
Keterangan:
P = harga wajar obligasi
i = yield per periode
F = nilai nominal atau nilai pari obligasi
n = jumlah periode
Contoh 9.6
Sebuah obligasi tak berbunga yang bernilai nominal Rp 100.000.000
jatuh tempo dalam 10 tahun. Tentukan harga wajar obligasi jika investor
mengharapkan yield 𝑗2 = 14%
Penyelesaian
F = 100.000.000
n = 10 tahun = 20 semester
14%
i = = 7% = 0,07
2
𝐹
𝑃 = (1+𝑖)𝑛

11
100.000.000
= (1+0,07)20

= 25.841.900,28

1.6 Harga Obligasi di antara Dua Tanggal Pembayaran Bunga


Bunga terutang (accured interest) adalah bunga dimana pembeli
membayar kapada penjual bunga yang terkandung dalam obligasi yaitu
bunga yang belum dibayar dari tanggal pembayaran bunga terakhir hingga
tanggal transaksi. Pembeli bersedia membayarkan bunga secara penuh
pada tanggal pembayaran bunga berikutnya.
Untuk menghitung harga wajar obligasi yang diperjualbelikan diantara dua
tanggal pembayaran bunga, maka persamaannya sebagai berikut:
Persamaan harga obligasi
𝑃𝑞 = 𝑃0 + 𝑓(𝑃1 − 𝑃0 )
Bunga Terutang
𝐴𝐼 = 𝑓. 𝐶
𝑃 = 𝑃𝑞 + 𝐴𝐼
Keterangan :
P0 = harga wajar obligasi pada tanggal pembayaran bunga terakhir
P1 = harga wajar obligasi pada tanggal pembayaran bunga berikutnya
f = jumlah hari yang telah lewat sejak tanggal pembayaran bunga
terakhir dibagi dengan total jumlah hari antara dua tanggal pembayaran
bunga (yang lalu dan yang berikutnya)
Pq = harga penawaran obligasi di pasar (market quatation) dan tidak
termasuk bunga.
P = harga yang harus dibayarkan pembeli
Contoh 9.7
Sebuah obligasi bernilai nominal Rp 1.000.000.000 dengan kupon 𝑗2 =
9,5% dan jatuh tempo pada 15 Agustus 2009. Obligasi ini dijual pada
tanggal 1 September 2009 dengan harga penawaran pasar (market
quatation) 103,25. Berapa yng harus dibayar pembeli?

12
Penyelesaian

184 hari

17 hari

15 Agustus 2009 1 September 2009 15 Februari 2010

Tanggal-tanggal pembayaran: 15 Februari dan 15 Agustus


Jumlah hari antara 15 Agustus 2009 dan 15 Februari 2010 adalah 184 hari
Jumlah hari dari tanggal 15 Agustus 2009 hingga 1 September 2009 adalah
17 hari
Jadi, bunga terutang adalah
17
f = 184

c = 4,75% = 0,0475
F = 1.000.000.000
Pq = 1.032.500.000
AI = f ×C
=f×c×F
17
= 184 ×0,0475 × 1.000.000.000

= 4.388.587
Harga yang dibayarkan pembeli
P = Pq +AI
= 1.032.500.000 + 4.388.587
= 1.036.888.587
Contoh 9.8
Sebuah Surat Utang Negara (SUN) bernilai nominal Rp 2.000.000.000
dengan kupon 𝑗2 = 8% jatuh tempo pada tanggal 1 Februari 2023. Jika
investor mengharapkan yield 9%, berapa harga penawaran pasar pada
tanggal 15 November 2014? Berapa harga yang harus dibayarkan pembeli
SUN pada tanggal itu?

13
Penyelesaian

184 hari

106 hari

1 Agustus 2014 15 November 2014 1 Februari 2015


Rp 1.882.928.085,7 Rp 1.885.653.994,7 Rp 1.887.659.894,5

Jumlah periode bunga hingga jatuh tempo adalah 8,5 tahun = 17 semester
8%
c = = 4%=0,04
2
9%
i = = 4,5%=0,045
2

P0 = harga SUN pada 1 Agustus 2014


(1−(1+𝑖)−𝑛 )
𝑃0 = 𝐹 + (𝑐 − 𝑖)𝐹 𝑖

= 2.000.000.000 + (0,04 − 0,045) × 2.000.000.000 ×


(1−(1+0,045)−17 )
0,045

(1−(1,045)−17 )
= 2.000.000.000 + (−0,005) × 2.000.000.000 × 0,045

= 2.000.000.000 − 10.000.000 (11,70719143)


= 2.000.000.000 − 117.071.914,3
= 1.882.928.085,7
Jumlah periode bunga hingga jatuh tempo adalah 8 tahun = 16 semester
P1 = harga SUN pada 1 Februari 2015
(1−(1+𝑖)−𝑛 )
𝑃0 = 𝐹 + (𝑐 − 𝑖)𝐹 𝑖

= 2.000.000.000 + (0,04 − 0,045) × 2.000.000.000 ×


(1−(1+0,045)−16 )
0,045

(1−(1,045)−16 )
= 2.000.000.000 + (−0,005) × 2.000.000.000 × 0,045

= 2.000.000.000 − 10.000.000 (11,23401505)


= 2.000.000.000 − 112.340.150,5

14
= 1.887.659.849,5
Jumlah hari antara tanggal 1 Agustus 2014 dan 1 Februari 2015 adalah 184
hari.
Jumlah hari dari tanggal 1 Agustus 2014 hingga 15 November 2014 adalah
106 hari
𝑃𝑞 = 𝑃0 + 𝑓(𝑃1 − 𝑃0)
106
= 1.882.928.085,7 + × (1.887.659.849,5
184
− 1.882.928.085,7)
= 1.882.928.085,7 + 2.725.907,4
= 1.885.653.993,1
1.885.653.993,1
Jadi, harga penawaran di pasar adalah × 100 = 94,283
2.000.000.000

Bunga terutang adalah


𝐴𝐼 = 𝑓 ×𝐶
= 𝑓 × 𝑐 × 𝐹
106
= × 0,04 × 2.000.000.000
184

= 46.086.956,5
Harga yang dibayarkan pembeli
𝑃 = 𝑃𝑞 + 𝐴𝐼
= 1.885.653.993,1 + 46.086.956,5
= 1.931.740.949,6

1.7 Pencarian Yield


Ada tiap konsep yield dalam investasi obligasi. Pertama adalah yield
sekarang (current yield), yaitu imbal hasil yang diberikan obligasi pada
saat ini. Yield sekarang menghubungkan kupon tahunan yang diperoleh
investor obligasi dengan yang dibayarkan atau harga pasar obligasi.
𝐾𝑢𝑝𝑜𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛
𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 =
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖
Contoh 9.9

15
ORI 005 yang berkupon 11,45% p.a ditawarkan pada harga 102 pada Juni
2009. Hitung yield sekarang obligasi ini
Penyelesaian
𝐾𝑢𝑝𝑜𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛
𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖
11,45%
= 102%

= 11,23%
Yield kedua adalah yield hingga tanggal penebusan (yield to call-YTC).
Yield ini hanya ada dalam obligasi yang dapat ditebus (callable bond).
Adanya hak tebus oleh emiten ini merugikan investor karena obligasi akan
ditebus jika tingkat bunga untuk obligasi korporasi yang sama di pasar
lebih rendah, karena rendahnya inflasi dan acuan. Dalam kondisi ini, dapat
dipastikan emiten akan melakukan pembiayaan kembali obligasi (bond
refinancing), yaitu mengeluarkan obligasi baru dengan suku bunga lebih
rendah untuk menebus obligasi lama. Oleh karena itu penebusan
sewajarnya harus diatas 100 dan umumnya hanya dapat dilakukan di
tahun-tahun terakhir sebuah obligasi.
Akan tetapi, tidak semua obligasi dapat ditebus emitennya. Namun, semua
obligasi mempunyai tanggal jatuh tempo. Oleh karena itu, yield yang
paling penting adalah yield to maturnity-YTM
Persamaan untuk menghitung yield to call atau yield to maturnity adalah
𝑅−𝑃
𝐶+ 𝑛
𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 =
𝑅+𝑃
2
𝑅−𝑃
𝐶
= + 𝑛
𝑅+𝑃 𝑅+𝑃
2 2
2𝐶 2(𝑅 − 𝑃)
= +
𝑅 + 𝑃 𝑛(𝑅 + 𝑃)

Bagian pertama pada ruas kanan dari persamaan terakhir adalah current
yield, yaitu kupon obligasi (C) dibagi harga rata-rata sejak dibeli (P)

16
hingga tanggal penebusan pada harga R (redemption) atau jatuh tempo
pada harga F (nilai nominal). Sedangkan bagian kedua merupakan
komponen capital gain/loss tahunan yang diberikan sebuah obligasi.
Variabel C,R,F. dan P harus dinyatakan dalam persen.

17

Anda mungkin juga menyukai