OBLIGASI
Oleh :
1. Windi Aisyah (4111415021)
2. Erlinda Permata Fitri (4111415027)
ii
Obligasi merupakan surat utang jangka panjang yang dikeluarkan peminjam
(emiten) kepada pemberi pinjaman (investor). Emiten dapat berupa sebuah
perusahaan setempat, atau pemerintah asing. Khusus untuk obligasi dalam rupiah
yang dikeluarkan Pemerintah Republik Indonesia disebut Surat Utang Negara atau
disingkat SUN. Dengan terbitnya Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), SUN
bersama dengan SBSN menjadi Surat Berharga Negara (SBN). Investor obligasi
umumnya adalah investor yang mengharapkan pendapatan tetap, seperti perusahaan
asuransi, dana pensiun, dan perusahaan lain atau investor pribadi/ individu.
1
maka akan menerima Rp 50.000.000 setiap 6 bulan sehingga yield tepat
𝑗2 = 10%. Jika yang dibayarkan investor lebih dari Rp 1.000.000.000
maka yield yang didapatkan kurang dari 10%, karena bunga obligasi tetap
Rp 50.000.000 setiap 6 bulan. Sebaliknya, jika jumlah yang dibayarkan
investor kurang Rp 1.000.000.000, maka yield menjadi lebih besar dari
10% p.a.
Keterangan
P = harga wajar obligasi
i = yield per periode
C = pembayaran bunga per periode
c = tingkat bunga (kupon) obligasi per periode
F = nilai nominal atau nilai pari obligasi
n = jumlah periode
Contoh 9.1
Sebuah obligasi bernilai nominal Rp 100.000.000 dengan bunga 𝑗2 =
12% jatuh tempo dalam 10 tahun. Tentukan harga wajar obligasi jika
investor menginginkan yield
a. 14% p.a.
b. 10% p.a.
Penyelesaian
a. 𝐹 = 𝑅𝑝 100.000.000
12%
𝑐 = = 6% = 0,06
2
𝐶 = 6% × Rp 100.000.000 = Rp 6.000.000
2
n = 10 tahun = 20 semester
14%
𝑖 = = 7% = 0,07
2
(1−(1+𝑖)−𝑛 )𝐶 𝐹
𝑃= + (1+𝑖)𝑛
𝑖
= 63.564.085,47 + 25.841.900,28
= 89.405.985,75
10%
b. Jika 𝑖 = = 5% = 0,05 , maka
2
(1−(1+𝑖)−𝑛 )𝐶 𝐹
𝑃= + (1+𝑖)𝑛
𝑖
= 74.773.262,05 + 37.688.948,29
= 112.462.210,34
Persamaan harga wajar lainnya dengan cara mencari selisih anatara
bunga yang diharapkan, yaitu sesuai dengan yield dan bunga yang
diharapkan. Kemudian menghitung nilai sekarang dari anuitas selisih
bunga ditambah dengan nilai nominal untuk mendapatkan harga wajar.
(1 − (1 + 𝑖)−𝑛 )
𝑃 = 𝐹 + (𝑐 − 𝑖)𝐹
𝑖
Untuk contoh diatas, maka hasil yang diperoleh:
a. 𝑃 = 100.000.000 + (0,06 − 0,07) × 100.000.000 ×
(1−(1+0,07)−20 )
0,07
3
b. 𝑃 = 100.000.000 + (0,06 − 0,05) × 100.000.000 ×
(1−(1+0,05)−20 )
0,05
(1 − (1,05)−20 )
= 100.000.000 + (0,01) × 100.000.000 ×
0,07
= 100.000.000 + 1.000.000 (12,46221034)
= 100.000.000 + 12.462.210,34
= 112.462.210,34
4
npenebusan = 15 tahun = 30 semester
c = 11% p.a = 5,5% per semester = 0,055
C = 5,5% × 10.000.000.000 = 550.000.000
i = 13% p.a = 6,5% persemester = 0,065
Jika obligasi ditebus setelah 15 tahun, maka harga wajar menjadi
(1−(1+𝑖)−𝑛 )
𝑃 = 𝐹 + (𝑐 − 𝑖)𝐹 𝑖
5
Jika investor membayar Rp 8.694.132.409 untuk obligasi diatas, maka
akan memperoleh yield 𝑗2 = 13%, hanya jika obligasi ditebus setelah 15
tahun. Jika obligasi ditebus pada saat jatuh tempo, yield akan lebih rendah
dari 𝑗2 = 13%
b. 𝐹 = 10.000.000.000
𝑛 = 20 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 40 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟
𝑛𝑝𝑒𝑛𝑒𝑏𝑢𝑠𝑎𝑛 = 15 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 30 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟
𝑐 = 11% 𝑝. 𝑎 = 5,5% 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 = 0,055
𝐶 = 5,5% × 10.000.000.000 = 550.000.000
𝐼 = 9% 𝑝. 𝑎 = 4,5% 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑚𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟 = 0,045
Jika obligasi ditebus setelah 15 tahun, maka harga wajar menjadi
(1−(1+𝑖)−𝑛 )
𝑃 = 𝐹 + (𝑐 − 𝑖)𝐹 𝑖
6
Harga pembelian yang menjamin yield minimum 9% adalah Rp
11.628.888.854.
Contoh 9.3
PT XYZ menerbitkan obligasi dengan nilai pari Rp 1.000.000.000
berjangka waktu 20 tahun dengan bunga 𝑗2 = 12%. Obligasi dapat
ditebus pada akhir tahun ke-10 pada harga 110 atau pada akhir tahun ke-
15 pada harga 105. Berapa harga obligasi yang menjamin investor
memperoleh yield minimum 𝑗2 = 11%?
Penyelesaian
F = P20 = 1.000.000.000
P10 = 1.100.000.000
P15 = 1.050.000.000
n = 20 tahun = 40 semester
npenebusan = 10 tahun (20 semester) dan 15 tahun (30 semester)
c = 12% p.a = 6% per semester = 0,06
C = 6% × 1.000.000.000 = 60.000.000
I = 11% p.a = 5,5% persemester = 0,055
Harga wajar jika obligasi ditebus setelah 10 tahun:
(1−(1+𝑖)−𝑛 )𝐶 𝐹
𝑃 = + (1+𝑖)𝑛
𝑖
= 717.022.949 + 377.001.859,7
= 1.094.024.808,7
Harga wajar jika obligasi ditebus setelah 15 tahun:
(1−(1+𝑖)−𝑛 )𝐶 𝐹
𝑃 = + (1+𝑖)𝑛
𝑖
= 872.024.710,2 + 210.676.216,4
= 1.082.700.926,6
7
Jika obligasi dilunasi saat jatuh tempo setelah 20 tahun, maka harga
wajar:
(1−(1+𝑖)−𝑛 )𝐶 𝐹
𝑃 = + (1+𝑖)𝑛
𝑖
= 962.767.481,1 + 117.463.142,3
= 1.080.230.623,4
Harga yang menjamin yield minimum investor 𝑗2 = 11% adalah harga
terendah di antara ketiga harga diatas, yaitu Rp 1.080.230.623,4
8
Penyelesaian
F = 500.000.000
c = 15% = 0,15
i = 10% = 0,1
n = 10 tahun
(1−(1+𝑖)−𝑛 )
𝑃 = 𝐹 + (𝑐 − 𝑖)𝐹 𝑖
(1−(1+0,1)−10 )
= 500.000.000 + (0,15 − 0,1) × 500.000.000 ×
0,1
(1 − (1,1)−10 )
= 500.000.000 + (0,05) × 500.000.000 ×
0,1
= 500.000.000 + 25.000.000 (6,144567106)
= 500.000.000 + 153.614.177,6
= 653.614.177,6
- - - - Rp653.614.177,60
9
Contoh 9.5
Susun tabel amortisasi sebuah obligasi bernilai nominal Rp 1.000.000.000
yang dikeluarkan 1 Januari 2009 dan jatuh tempo 5 tahun lagi dengan
kupon 𝑗2 = 8% jika investor mengharapkan yield 10% p.a. Hitung juga
nilai buku obligasi per 1 Juli 2011
Penyelesaian
F = 1.000.000.000
c = 8% p.a = 4% per semester = 0,04
i = 10% p.a = 5% per semester = 0,05
n = 5 tahun = 10 semester
(1−(1+𝑖)−𝑛 )
𝑃 = 𝐹 + (𝑐 − 𝑖)𝐹 𝑖
(1−(1+0,05)−10 )
= 1.000.000.000 + (0,04 − 0,05) × 1.000.000.000 × 0,05
(1 − (1,05)−10 )
= 1.000.000.000 + (−0,01) × 1.000.000.000 ×
0,05
= 500.000.000 − 10.000.000 (7,721734929)
= 500.000.000 − 77.217.349,3
= 922.782.650,7
Tabel amortisasi sebagai berikut
Bunga Amortisasi
Periode Bunga Efektif Nilai Buku
Dibayarkan Diskon
01-Jan-09 - - - Rp922.782.650,70
10
01-Jan-13 Rp40.000.000,00 Rp48.638.375,98 Rp8.638.375,98 Rp981.405.895,68
Berdasarkan tabel diatas, nilai buku obligasi per 1 Juli 2011 adalah Rp
956.705.233,3
11
100.000.000
= (1+0,07)20
= 25.841.900,28
12
Penyelesaian
184 hari
17 hari
c = 4,75% = 0,0475
F = 1.000.000.000
Pq = 1.032.500.000
AI = f ×C
=f×c×F
17
= 184 ×0,0475 × 1.000.000.000
= 4.388.587
Harga yang dibayarkan pembeli
P = Pq +AI
= 1.032.500.000 + 4.388.587
= 1.036.888.587
Contoh 9.8
Sebuah Surat Utang Negara (SUN) bernilai nominal Rp 2.000.000.000
dengan kupon 𝑗2 = 8% jatuh tempo pada tanggal 1 Februari 2023. Jika
investor mengharapkan yield 9%, berapa harga penawaran pasar pada
tanggal 15 November 2014? Berapa harga yang harus dibayarkan pembeli
SUN pada tanggal itu?
13
Penyelesaian
184 hari
106 hari
Jumlah periode bunga hingga jatuh tempo adalah 8,5 tahun = 17 semester
8%
c = = 4%=0,04
2
9%
i = = 4,5%=0,045
2
(1−(1,045)−17 )
= 2.000.000.000 + (−0,005) × 2.000.000.000 × 0,045
(1−(1,045)−16 )
= 2.000.000.000 + (−0,005) × 2.000.000.000 × 0,045
14
= 1.887.659.849,5
Jumlah hari antara tanggal 1 Agustus 2014 dan 1 Februari 2015 adalah 184
hari.
Jumlah hari dari tanggal 1 Agustus 2014 hingga 15 November 2014 adalah
106 hari
𝑃𝑞 = 𝑃0 + 𝑓(𝑃1 − 𝑃0)
106
= 1.882.928.085,7 + × (1.887.659.849,5
184
− 1.882.928.085,7)
= 1.882.928.085,7 + 2.725.907,4
= 1.885.653.993,1
1.885.653.993,1
Jadi, harga penawaran di pasar adalah × 100 = 94,283
2.000.000.000
= 46.086.956,5
Harga yang dibayarkan pembeli
𝑃 = 𝑃𝑞 + 𝐴𝐼
= 1.885.653.993,1 + 46.086.956,5
= 1.931.740.949,6
15
ORI 005 yang berkupon 11,45% p.a ditawarkan pada harga 102 pada Juni
2009. Hitung yield sekarang obligasi ini
Penyelesaian
𝐾𝑢𝑝𝑜𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛
𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑂𝑏𝑙𝑖𝑔𝑎𝑠𝑖
11,45%
= 102%
= 11,23%
Yield kedua adalah yield hingga tanggal penebusan (yield to call-YTC).
Yield ini hanya ada dalam obligasi yang dapat ditebus (callable bond).
Adanya hak tebus oleh emiten ini merugikan investor karena obligasi akan
ditebus jika tingkat bunga untuk obligasi korporasi yang sama di pasar
lebih rendah, karena rendahnya inflasi dan acuan. Dalam kondisi ini, dapat
dipastikan emiten akan melakukan pembiayaan kembali obligasi (bond
refinancing), yaitu mengeluarkan obligasi baru dengan suku bunga lebih
rendah untuk menebus obligasi lama. Oleh karena itu penebusan
sewajarnya harus diatas 100 dan umumnya hanya dapat dilakukan di
tahun-tahun terakhir sebuah obligasi.
Akan tetapi, tidak semua obligasi dapat ditebus emitennya. Namun, semua
obligasi mempunyai tanggal jatuh tempo. Oleh karena itu, yield yang
paling penting adalah yield to maturnity-YTM
Persamaan untuk menghitung yield to call atau yield to maturnity adalah
𝑅−𝑃
𝐶+ 𝑛
𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 =
𝑅+𝑃
2
𝑅−𝑃
𝐶
= + 𝑛
𝑅+𝑃 𝑅+𝑃
2 2
2𝐶 2(𝑅 − 𝑃)
= +
𝑅 + 𝑃 𝑛(𝑅 + 𝑃)
Bagian pertama pada ruas kanan dari persamaan terakhir adalah current
yield, yaitu kupon obligasi (C) dibagi harga rata-rata sejak dibeli (P)
16
hingga tanggal penebusan pada harga R (redemption) atau jatuh tempo
pada harga F (nilai nominal). Sedangkan bagian kedua merupakan
komponen capital gain/loss tahunan yang diberikan sebuah obligasi.
Variabel C,R,F. dan P harus dinyatakan dalam persen.
17