E-Jurnal Yuliana 066110044 PDF
E-Jurnal Yuliana 066110044 PDF
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan mutu tablet dan
mengetahui kadar flavonoid yang terdapat dalam esktrak dan tablet. Ekstraksi dengan proses
dekoksi menggunakan akuades kemudian dilakukan pengeringan menggunakan vacum dryer untuk
mendapatkan ekstrak kering daun pepaya. Tablet di buat 3 formula dengan konsentrasi PVP 1%
(formula 1), PVP 2% (formula 2) dan PVP 3% (formula 3) dengan bobot per tablet 500 mg.
Evaluasi dilakukan terhadap sifat fisik tablet yang meliputi uji penampilan fisik, keseragaman
ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan penetapan kadar flavonoid.
Hasil evaluasi tablet ke tiga formula memenuhi persyaratan mutu tablet kecuali waktu hancur.
Waktu hancur rata-rata F1, F2 dan F3 berturut turut 23,50; 24,01; 24,25 menit. Waktu hancur F1
adalah yang tercepat sehingga akan digunakan dalam reformulasi selanjutnya. Formula 4
dikembangkan dengan penambahan bobot tablet menjadi 700 mg, Aerosil 1% sebagai adsorben
dan kalsium hidrogen sulfat sebagai bahan pengisi. Hasil evaluasi fisik tablet menunjukkan
formula memenuhi persyaratan mutu tablet yang baik. Waktu hancur rata-rata F4 adalah 14,10
menit. Kadar Flavonoid pada ekstrak sebesar 3,04% sedangkan pada F4 yaitu 1,71%.
Kata kunci: Daun pepaya, tablet, kadar flavonoid.
ABSTRACT
This research purpose to produce tablets which meet the quality requirements of tablets and
determine containt flavonoids contained in the extracts and tablets. Dekoksi extraction method
using distilled water then carried out using vacum drying to obtain a dry extract of papaya leaves.
Tablets made 3 formulas with concentration PVP 1% ( formula 1), PVP 2% (formula 2) dan PVP
3% (formula 3) with weights every tablet 500 mg. Evaluation of the physical properties of tablets
that include physical appearance test, uniformity, hardness, friability, disintegration time, and the
determination containt of flavoniods. Evaluation results to the three formulas meet the
requirements except disintegration time. Evaluation average results disintegration F1, F2 and F3
consecutive is 23,50; 24,01; 24,25 minute. Tablet disintegration time F1 was the fastest that will
be used in next reformulation. Tablet F4 is made by adding weight to 700 mg, 1% aerosil as
absorbent and calcium hydrogen sulfate as filler. Result of evaluation the physical properties of
tablets shows formulas meet the quality requirements of a dood tablet. Disintegration time F4
14,10 minute. The containt of flavonoids in the extract 3,04%, while the F4 tablet is 1,71%.
Keyword : Papay Leaf, tablet, flavonoid Containt
Pengujian Mutu Serbuk Simplisia Daun dilakukan sama dengan pengujian mutu pada
Pepaya simplisia daun pepaya.
a. Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air dilakukan dengan Uji Fitokimia Ekstrak Kering Daun
menggunakan alat moisture balance dengan Pepaya
cara meletakkan sampel pada plat lempengan a. Uji Flavonoid
alat sebanyak 1 g. Kemudian alat diset pada Terdapat tiga metode yang digunakan
suhu 1050C dan hasilnya ditunggu hingga untuk uji flavonoid. Pertama, beberapa tetes
persentase kadar air konstan. Penetapan kadar FeCl3 1% kedalam beberapa bagian larutan
air dilakukan triplo. ekstrak. Warna hijau kehitaman menunjukkan
b. Penetapan Kadar Abu adanya flavonoid. Kedua, beberapa tetes
Sebanyak ± 2 gram simplisia larutan asam asetat 10% ditambahkan
dimasukkan ke dalam krus platina atau silika kedalam beberapa bagian ekstrak. Endapan
yang sudah ditara, kemudian dipijarkan kuning yang terbentuk menandakan adanya
sampai arangnya habis dalam tanur pada suhu flavonoid. Ketiga, sejumlah ekstrak
700oC, dinginkan, ditimbang. Bila arang dilarutkan dalam metanol, lalu ditambahkan
tidak hilang, ditambahkan air panas dan sedikit serbuk Mg dan 1 mL HCl pekat dari
disaring dengan kertas saring bebas abu, sisi tabung. Terbentuknya warna jingga
dipijarkan kertas saring dalam krus yang menunjukkan adanya flavonoid, (Rajendra et
sama, dimasukkan filtrat dalam krus dan al, 2011).
diuapkan, dipijarkan hingga bobot tetap b. Uji Alkaloid
(DepKes RI, 1979). Ditimbang sampai berat Sebanyak 0,5 g ekstrak dilarutkan
konstan dua kali penimbangan berturut-turut dalam 10 mL asam alkohol, didihkan dan
kurang dari 0,25 %. disaring. Sebanyak 5 mL filtrat ditambahkan
2 mL larutan ammonia dan 5 mL kloroform
- lalu dikocok kuat. Lapisan kloroform yang
Kadar abu (%) = x 100% terbentuk diekstrak dengan 10 mL asam
asetat lalu dibagi menjadi tiga bagian:
Ket: a= berat krus kosong 1) Uji Dragendoff (kalium bismuth nitrat):
b= berat serbuk simplisia beberapa tetes larutan Dragendoff
c = berat krus + isi ditambahkan kedalam larutan kloroform,
endapan coklat menunjukkan adanya
Pembuatan Ekstrak Kering Daun Pepaya alkaloid.
Sebanyak 4 kg serbuk simplisia daun 2) Uji Mayer (kalium merkuri iodida):
pepaya dimasukan ke dalam bejana berisi 20 beberapa tetes pereaksi mayer di tambahkan
liter air dan dipanaskan di atas penangas pada ke dalam larutan kloroform, endapan putih
suhu 900C selama 30 menit sambil sekali- kekuningan menunjukkan adanya alkaloid.
sekali diaduk. Setelah 30 menit filtrat 3) Uji Bouchardat (kalium iodida): beberapa
dipisahkan dengan ampasnya kemudian tetes pereaksi bouchardat ditambahkan ke
ampas di dekoksi kembali dengan cara yang larutan kloroform. Endapan coklat
sama sebanyak 2x ulangan dengan jumlah menunjukkan adanya alkaloid, (Rajendra et
pelarut sebanyak 10 liter pada setiap ulangan. al, 2011).
Total jumlah cairan penyari adalah 40 liter c. Uji Tanin
Filtrat yang diperoleh kemudian dikeringkan Test feri klorida: Sebanyak 0,5 g
dengan alat vakum dryer dan disimpan dalam ekstrak yang diperiksa dimasukkan ke dalam
wadah tertutup rapat dan terlindung dari tabung reaksi, ditambahkan 10 ml akuades
cahaya sampai siap untuk digunakan Ekstrak lalu dipanaskan di atas penangas air
yag diperoleh dilakukan uji kadar air, kadar kemudian saring, ditambahkan beberapa tetes
abu dan uji fitokimia. feri klorida jika terbentuk warna hijau
kecoklatan atau biru-kehitaman maka akan
Pengujian Mutu Ekstrak Kering Daun menunjukkan adanya tanin.
Pepaya Tes gelatin: ditambahkan gelatin 1%
Pengujian mutu esktrak meliputi uji dalam NaCl 10% pada ekstrak dan amati, jika
penetapan kadar air, penetapan kadar abu dan terbentuk endapan putih maka menunjukkan
perhitungan rendemen. Prosedur yang adanya tanin (Rajendra et al, 2011).
4
lebih dari 0,25%. Serbuk simplisia daun kuersetin, penentuan waktu inkubasi
pepaya dapat dilihat pada Gambar 1. optimum, pembuatan kurva standar kuersetin
dan penentuan kadar flavonoid total.
Panjang gelombang maksimal yang
diperoleh yaitu pada panjang gelombang 440
nm dengan nilai absorban yaitu 0,449.
Gambar 1. Serbuk Simplisia Penetapan panjang gelombang
maksimum bertujuan untuk mendapatkan
Karakteristik Ekstrak Kering Daun serapan yang maksimum dari larutan.
Pepaya Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi
Pembuatan ekstrak kering daun larutan standar pada berbagai konsentrasi
pepaya dilakukan dengan cara dekoksi dari maka didapatkan persamaan regresi linear
serbuk simplisia dan didapatkan ekstrak daun yaitu y = 0,020x + 0,217 dan didapat nilai
pepaya berwarna hijau tua. Rendemen koefisien korelasinya r = 0,999. Hasil
ekstrak yang diperoleh adalah 27,50 % (b/b). tersebut menunjukan hasil validitas terhadap
Perhitungan rendemen dilakukan untuk linieritas memenuhi syarat karena mendekati
melihat persentasi kadar zat aktif yang larut 1. Absorbansi rata-rata flavonoid total pada
dalam pelarut yang digunakan. ekstrak kering daun pepaya sebesar 0,460 A
Hasil perhitungan rata-rata kadar air sehingga diperoleh kadar flavonoid total
dan kadar abu ekstrak kering daun pepaya pada ekstrak sebesar 3,04%.
masing masing 3,27% dan 7,87%. Serbuk
ekstrak kering daun pepaya dapat dilihat pada Pengembangan Formula Tablet.
Gambar 2. a. Perbedaan Konsentrasi PVP dengan
Metode Granulasi Basah
Hasil pengujian sifat fisik granul
disajikan pada tabel 3. Dari data yang
terdapat pada tabel 3 terlihat bahwa granul
dari tiap formula telah memenuhi persyaratan
Gambar 2. Ekstrak Kering
sehingga dapat dilanjutkan ke proses
pencetakan tablet.
Uji Fitokimia Ekstrak Kering Daun
Berdasarkan hasil pengamatan secara
Pepaya
umum, tablet dari ke tiga formula
Pengujian fitokimia dilakukan untuk
menunjukkan persamaan dari segi fisik, tablet
mengetahui golongan senyawa yang
berwarna abu-abu kehijauan dengan bintik-
terkandung dalam ekstrak daun pepaya.
bintik hijau, berbentuk bulat dengan
Hasil uji fitokimia menunjukkan
permukaan cembung, cetakan pada sisi atas
bahwa ekstrak daun pepaya positif
berlogo UP dengan garis patah dan sisi
mengandung senyawa flavonoid, tanin,
bawah polos. Penampilan fisik tablet ekstrak
alkaloid dan saponin. Hasil uji fitokimia
daun pepaya dapat dilihat pada Gambar 3.
dapat dilihat pada tabel 2.
selanjutnya. Syarat waktu hancur untuk tablet permasalahan tersebut (Siregar dan Wikarsa,
tidak bersalut harus kurang dari 15 menit 2007), Sehingga konsentrasi zat aktif akan
(DepKes RI, 1995). diperkecil dengan memperbesar bobot tablet
Waktu hancur yang lama dapat disebabkan dan sifat zat aktif yang higroskopis akan
oleh tingginya konsentrasi zat aktif dan sifat ditambahkan adsorben. Ekstrak daun pepaya
zat aktif yang higroskopis. Tablet yang bersifat higroskopis mempersulit proses
mengandung zat aktif lebih dari 50% akan pencampuran bahan dan dapat memperlama
menghasilkan tablet yang sukar hancur dan waktu hancur tablet
sifat zat aktif akan mendominasi
b. Formula Tablet dengan Penambahan persyaratan mutu fisik granul sehingga dapat
Aerosil (F4). dilanjutkan ke proses pencetakan tablet.
Reformulasi dilakukan dengan Bedasarkan hasil pengamatan secara
penambahan aerosil sebagai adsorben yang umum,tablet F4 berwarna abu-abu kehijauan
bertujuan untuk mengurangi sifat zat aktif dengan bintik-bintik hijau, berbentuk bulat
yang higroskopis, Kalsium sulfat dihidrat dengan permukaan rata, cetakan pada sisi atas
sebagai pengisi bertujuan untuk mempercepat polos dengan garis patah dan sisi bawah
waktu hancur, karena menurut anwar (2012) polos. Penampilan fisik tablet dapat dilihat
bahan pengisi yang tidak larut dalam air akan pada Gambar 4.
mempercepat hancurnya tablet, dan
penambahan bobot tablet dari 500 mg
menjadi 700 mg bertujuan untuk
mengoptimalkan kerja bahan tambahan tablet
agar diperoleh tablet dengan mutu yang baik.
Formula dapat di lihat pada Tabel 4. Gambar 8.Penampilan fisik tablet
granulasi basah
Tabel 4. Formula Tablet
Bahan Komposisi Hasil pengujian fisik tablet disajikan
Ekstrak kering daun pepaya 40% (280 mg) pada Tabel 5. Hasil data Tabel 5
Avicel PH102 15% menunjukkan bahwa tablet memenuhi
PVP K-30 1%
persyaratan mutu tablet yang meliputi
Aerosil 1%
Kalsium sulfat dihidrat 41,5% keseragaman ukuran, keseragaman bobot,
Mg stearat 0,5% kekerasan, friabilita dan waktu hancur.
Talk 1% Penambahan aerosil, bobot tablet dan kalsium
hidrogen sulfat sebagai pengisi dapat
Hasil pengujian fisik granul disajikan menghasilkan tablet dengan waktu hancur
pada Tabel 5. Hasil data Tabel 5 yang memnuhi syarat DepKes RI (1995)
menunjukkan bahwa granul memenuhi
8
Complement Altern Med, 12: 236, Saifudin, A. Viesa, R. Hilman, Y.T., 2011.
(2012). Standarisasi Bahan Obat Alam.
Maniyar, Y and Prabhu B. 2012. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Antihyperglycemic and Siregar, C.J.P. dan S. Wikarsa. 2007.
hypolipidemic activities of aqueous Teknologi Farmasi Sediaan
extract of Carica papaya Linn. Tablet: Dasar-DasarPraktis.
leaves in alloxan-induced diabetic BukuKedokteran EGC. Jakarta.
rats.Journal of Ayurveda and Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi
IntegrativeMedicine. Famasi, diterjemahkan oleh
Parrot, E.Z. 1971. Pharmaceutical Soewandi,S.N., Gadjah Mada
Technology-Fundamental University Press, Yogyakarta.
Pharmaceutics. Burgess
Publishing Company. The United
States of America.