Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN FORMULA TABLET EKSTRAK KERING DAUN PEPAYA (Carica

papaya L.) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

Yuliana Handayani1, Erni Rustiani1, Almasyhuri1


1
Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan mutu tablet dan
mengetahui kadar flavonoid yang terdapat dalam esktrak dan tablet. Ekstraksi dengan proses
dekoksi menggunakan akuades kemudian dilakukan pengeringan menggunakan vacum dryer untuk
mendapatkan ekstrak kering daun pepaya. Tablet di buat 3 formula dengan konsentrasi PVP 1%
(formula 1), PVP 2% (formula 2) dan PVP 3% (formula 3) dengan bobot per tablet 500 mg.
Evaluasi dilakukan terhadap sifat fisik tablet yang meliputi uji penampilan fisik, keseragaman
ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan penetapan kadar flavonoid.
Hasil evaluasi tablet ke tiga formula memenuhi persyaratan mutu tablet kecuali waktu hancur.
Waktu hancur rata-rata F1, F2 dan F3 berturut turut 23,50; 24,01; 24,25 menit. Waktu hancur F1
adalah yang tercepat sehingga akan digunakan dalam reformulasi selanjutnya. Formula 4
dikembangkan dengan penambahan bobot tablet menjadi 700 mg, Aerosil 1% sebagai adsorben
dan kalsium hidrogen sulfat sebagai bahan pengisi. Hasil evaluasi fisik tablet menunjukkan
formula memenuhi persyaratan mutu tablet yang baik. Waktu hancur rata-rata F4 adalah 14,10
menit. Kadar Flavonoid pada ekstrak sebesar 3,04% sedangkan pada F4 yaitu 1,71%.
Kata kunci: Daun pepaya, tablet, kadar flavonoid.

ABSTRACT

This research purpose to produce tablets which meet the quality requirements of tablets and
determine containt flavonoids contained in the extracts and tablets. Dekoksi extraction method
using distilled water then carried out using vacum drying to obtain a dry extract of papaya leaves.
Tablets made 3 formulas with concentration PVP 1% ( formula 1), PVP 2% (formula 2) dan PVP
3% (formula 3) with weights every tablet 500 mg. Evaluation of the physical properties of tablets
that include physical appearance test, uniformity, hardness, friability, disintegration time, and the
determination containt of flavoniods. Evaluation results to the three formulas meet the
requirements except disintegration time. Evaluation average results disintegration F1, F2 and F3
consecutive is 23,50; 24,01; 24,25 minute. Tablet disintegration time F1 was the fastest that will
be used in next reformulation. Tablet F4 is made by adding weight to 700 mg, 1% aerosil as
absorbent and calcium hydrogen sulfate as filler. Result of evaluation the physical properties of
tablets shows formulas meet the quality requirements of a dood tablet. Disintegration time F4
14,10 minute. The containt of flavonoids in the extract 3,04%, while the F4 tablet is 1,71%.
Keyword : Papay Leaf, tablet, flavonoid Containt

Pendahuluan Berbagai usaha telah dilakukan untuk


Diabetes Mellitus (DM) merupakan mengobati penyakit ini seperti penyuntikan
masalah kesehatan yang serius diseluruh insulin ataupun penggunaan obat antidiabetes
dunia. Laporan statistik dari International yang dijual secara komersil. Mahalnya harga
Diabetic Federation (IDF) 2013 insulin dan obat-obat antidiabetes pada saat
menyebutkan bahwa Indonesia menempati ini menyebabkan sebagian besar masyarakat
urutan ke tujuh di dunia yang memiliki pasien mulai beralih ke penggunaan obat tradisional
diabetes terbanyak. Sekarang sudah ada karena harganya yang lebih murah, mudah
sekitar 382 juta penderita diabetes di dunia, didapat dan tidak menimbulkan efek samping
diperkirakan angka ini akan terus bertambah (BPOM, 2010). Secara ilmiah, daun pepaya
setiap tahunnya. Jumlah penderita diabetes mampu menurunkan kadar gula darah.
diperkirakan akan mencapai 590 juta pada Beberapa bukti ilmiah yang menguatkan
tahun 2035. antara lain penelitian yang dilakukan oleh
2

Fakeye et al (2007), Juarez-Rojob IE et al Pakuan, PAU IPB dan Laboratorium sediaan


(2012) dan Maniyar dan Prabhu (2012). solid Universitas Pancasila.
Juarez-Rojob mengemukakan bahwa
Antioksidan dari flavonoid pada ekstrak air Alat dan Bahan
daun pepaya mampu memicu peningkatan Bahan-bahan yang digunakan antara
sekresi insulin dari sel beta pankreas pada lain daun pepaya, talk, Mg-stearat, laktosa,
tikus diabetes (Juarez-Rojop IE et al, 2012). Aerosil, Kalsium hidrogen sulfat, akuades,
Ekstrak air daun pepaya pada dosis 100 etanol 70%, PVP K-30, Avicel PH 102,
mg/kg bb tikus mampu menurunkan kadar aerosil, kalsium hidrogen sulfat, Na asetat
gula darah pada tikus diabetes (Maniyar dan 1M, Alumunium klorida 10%, kuersetin,
Prabhu, 2012). metanol, HCl 2N, gelatin 1%, NaCl 10%,
Selama ini masyarakat penderita DM kloroform, pereaksi Dragendroff, pereaksi
mengkonsumsi daun pepaya dengan cara Mayer, pereaksi Bouchardat, FeCl3 1%, asam
yang sederhana, dengan perasan air daun asetat 10%, HCl P.
pepaya. Konsumsi daun pepaya dengan cara Alat utama yang digunakan adalah
seperti ini memiliki banyak kekurangan, mesin cetak tablet, Disintegration tester,
antara lain takaran dosis yang tidak dapat Friabilator, Hardness tester (Schleuniger-
ditentukan, tidak praktis, serta rasa yang tidak 2E), neraca analitik, kain batis, lemari
menyenangkan. pengering, ayakan mesh no 8, 12 dan 30,
Perkembangan teknologi farmasi Moisture balance (MX-50), Flowmeter, Tap
diharapkan mampu mengatasi persoalan densitymeter, jangka sorong,
tersebut dengan memunculkan inovasi baru spektrofotometer, alat vacum dryer
dalam formulasi pengolahan bahan alam (Labconco), stop watch,dan alat-alat gelas
menjadi bentuk sediaan yang praktis, yaitu lainnya.
dengan dibuat sediaan tablet. Selain karena
lebih praktis, sediaan tablet mempunyai Metode Penelitian
kestabilan fisika-kimia yang lebih baik bila Determinasi Tanaman
dibandingkan sediaan yang lain, memberikan Bahan yang digunakan dalam penelitian
takaran dosis yang tepat, serta mudah dalam ini yaitu daun pepaya (Carica papaya L.)
pengemasan dan distribusi. Tablet adalah yang diperoleh dari pohon pepaya yang
bentuk sediaan obat solid mengandung zat berasal dari Perkebunan Balai Penelitian
aktif yang dapat diberikan secara oral. Tablet Tanaman Obat dan Aromatika (BALITTRO).
adalah bentuk obat untuk orang dewasa yang Daun yang digunakan adalah daun muda.
paling luas diterima karena terbukti Determinasi tanaman dilakukan di Lembaga
menunjukkan suatu bentuk yang efisien, Ilmu Pengetahuan Indoesia (LIPI) Pusat
sangat praktis dan ideal untuk pemberian zat Konservasi Tumbuhan-Kebun Raya. Jalan Ir.
aktif terapi secara oral (Siregar dan Wikarsa, H. Juanda No 13 PO BOX 309 Bogor 16003
2007).
Mutu tablet dipengaruhi oleh beberapa Serbuk Simplisia Daun Pepaya
faktor, salah satunya adalah bahan pengikat. Daun pepaya 22 kg ditimbang
Bahan pengikat digunakan untuk menaikkan kemudian disortasi dan dicuci dengan air
kekompakkan kohesi pada tablet. mengalir sampai bersih lalu ditiriskan,
Polivinilpirolidon adalah pengikat polimer selanjutnya daun di rajang kasar dikeringkan
serbaguna yang larut dalam air dan alkohol. di dalam oven pada suhu kurang lebih 50oC.
Granulasi yang menggunakan sistem PVP- Simplisia kering dibersihkan kembali dari
alkohol dapat diproses dengan baik, cepat kotoran yang mungkin tercemar pada saat
kering dan sifat kempa yang sangat baik pengovenan (sortasi kering), selanjutnya
(Siregar dan Wikarsa, 2007). simplisia kering digrinder menjadi simplisia
serbuk sehingga diperoleh simplisia dengan
Metode Penelitian ukuran partikel yang lebih kecil. Simplisia
Waktu Dan Tempat Penelitian serbuk disimpan dalam wadah bersih dan
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan tertutup rapat.
mulai dari bulan April sampai Juli 2014 di
Laboratorium Farmasi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Rendemen (%) = x 100%
3

Pengujian Mutu Serbuk Simplisia Daun dilakukan sama dengan pengujian mutu pada
Pepaya simplisia daun pepaya.
a. Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air dilakukan dengan Uji Fitokimia Ekstrak Kering Daun
menggunakan alat moisture balance dengan Pepaya
cara meletakkan sampel pada plat lempengan a. Uji Flavonoid
alat sebanyak 1 g. Kemudian alat diset pada Terdapat tiga metode yang digunakan
suhu 1050C dan hasilnya ditunggu hingga untuk uji flavonoid. Pertama, beberapa tetes
persentase kadar air konstan. Penetapan kadar FeCl3 1% kedalam beberapa bagian larutan
air dilakukan triplo. ekstrak. Warna hijau kehitaman menunjukkan
b. Penetapan Kadar Abu adanya flavonoid. Kedua, beberapa tetes
Sebanyak ± 2 gram simplisia larutan asam asetat 10% ditambahkan
dimasukkan ke dalam krus platina atau silika kedalam beberapa bagian ekstrak. Endapan
yang sudah ditara, kemudian dipijarkan kuning yang terbentuk menandakan adanya
sampai arangnya habis dalam tanur pada suhu flavonoid. Ketiga, sejumlah ekstrak
700oC, dinginkan, ditimbang. Bila arang dilarutkan dalam metanol, lalu ditambahkan
tidak hilang, ditambahkan air panas dan sedikit serbuk Mg dan 1 mL HCl pekat dari
disaring dengan kertas saring bebas abu, sisi tabung. Terbentuknya warna jingga
dipijarkan kertas saring dalam krus yang menunjukkan adanya flavonoid, (Rajendra et
sama, dimasukkan filtrat dalam krus dan al, 2011).
diuapkan, dipijarkan hingga bobot tetap b. Uji Alkaloid
(DepKes RI, 1979). Ditimbang sampai berat Sebanyak 0,5 g ekstrak dilarutkan
konstan dua kali penimbangan berturut-turut dalam 10 mL asam alkohol, didihkan dan
kurang dari 0,25 %. disaring. Sebanyak 5 mL filtrat ditambahkan
2 mL larutan ammonia dan 5 mL kloroform
- lalu dikocok kuat. Lapisan kloroform yang
Kadar abu (%) = x 100% terbentuk diekstrak dengan 10 mL asam
asetat lalu dibagi menjadi tiga bagian:
Ket: a= berat krus kosong 1) Uji Dragendoff (kalium bismuth nitrat):
b= berat serbuk simplisia beberapa tetes larutan Dragendoff
c = berat krus + isi ditambahkan kedalam larutan kloroform,
endapan coklat menunjukkan adanya
Pembuatan Ekstrak Kering Daun Pepaya alkaloid.
Sebanyak 4 kg serbuk simplisia daun 2) Uji Mayer (kalium merkuri iodida):
pepaya dimasukan ke dalam bejana berisi 20 beberapa tetes pereaksi mayer di tambahkan
liter air dan dipanaskan di atas penangas pada ke dalam larutan kloroform, endapan putih
suhu 900C selama 30 menit sambil sekali- kekuningan menunjukkan adanya alkaloid.
sekali diaduk. Setelah 30 menit filtrat 3) Uji Bouchardat (kalium iodida): beberapa
dipisahkan dengan ampasnya kemudian tetes pereaksi bouchardat ditambahkan ke
ampas di dekoksi kembali dengan cara yang larutan kloroform. Endapan coklat
sama sebanyak 2x ulangan dengan jumlah menunjukkan adanya alkaloid, (Rajendra et
pelarut sebanyak 10 liter pada setiap ulangan. al, 2011).
Total jumlah cairan penyari adalah 40 liter c. Uji Tanin
Filtrat yang diperoleh kemudian dikeringkan Test feri klorida: Sebanyak 0,5 g
dengan alat vakum dryer dan disimpan dalam ekstrak yang diperiksa dimasukkan ke dalam
wadah tertutup rapat dan terlindung dari tabung reaksi, ditambahkan 10 ml akuades
cahaya sampai siap untuk digunakan Ekstrak lalu dipanaskan di atas penangas air
yag diperoleh dilakukan uji kadar air, kadar kemudian saring, ditambahkan beberapa tetes
abu dan uji fitokimia. feri klorida jika terbentuk warna hijau
kecoklatan atau biru-kehitaman maka akan
Pengujian Mutu Ekstrak Kering Daun menunjukkan adanya tanin.
Pepaya Tes gelatin: ditambahkan gelatin 1%
Pengujian mutu esktrak meliputi uji dalam NaCl 10% pada ekstrak dan amati, jika
penetapan kadar air, penetapan kadar abu dan terbentuk endapan putih maka menunjukkan
perhitungan rendemen. Prosedur yang adanya tanin (Rajendra et al, 2011).
4

d. Uji Saponin Formulasi Tablet


Sebanyak 0,5 gram sampel yang Pada penelitian ini dibuat sediaan
diperiksa dimasukkan kedalam tabung reaksi, tablet dengan bahan aktif ekstrak daun
tambahkan 10 ml air panas, kemudian kocok pepaya. Masing-masing formula dibuat
kuat selama 10 detik. Hasil positif ditandai sebanyak 500 tablet dengan bobot 500 mg per
dengan terbentuknya buih yang stabil selama tablet dengan perbedaan konsentrasi pengikat
tidak kurang dari 10 menit. Buih yang berbeda. Formula tablet dapat dilihat pada
terbentuk ditambahkan 3 tetes minyak zaitun Tabel 1.
dan dikocok kuat, hasil positif ditandai
dengan pembentukan emulsi (Rajendra et al, Tabel 1. Komposisi Formula Tablet
2011). ekstrak daun pepaya
Bahan FI F2 F3
Penetapan Kadar Flavonoid Total Daun Ekstrak kering 280mg 280 mg 280mg
Pepaya daun pepaya (56%) (56%) (56%)
a. Penentuan Panjang Gelombang Avicel PH 102 15% 15% 15%
Maksimal Kuersetin PVP K-30 1% 2% 3%
Prosedur penetapan kadar flavonoid Laktosa 25,5% 24,5% 23,5%
menggunakan metode Chang dengan Talk 2% 2% 2%
menggunakan pembanding kuersetin. Kurva Mg stearate 0,5% 0,5% 0,5%
kalibrasi yang dibuat dibandingkan dengan Tablet yang sudah jadi akan dievaluasi
pembanding kuersetin. Langkah pertama sifat fisik tablet, apabila belum memenuhi
dilakukan penentuan panjang gelombang syarat maka akan dilakukan reformulasi.
maksimal dengan cara Sebanyak 20 mL
larutan standar kuersetin dalam metanol Evaluasi Granul (Aulton,1988)
konsentrasi 10 ppm, ditambah 1 mL a. Uji Aliran
AlCl310%, 1 mL Na Asetat 1 M dan 28 mL Sebanyak 25 mg granul di timbang
air suling. Dikocok homogen lalu dibiarkan lalu dimasukkan kedalam corong dan
selama 15 menit, diukur absorbannya pada diratakan. Flowmeter dinyalakan dan waktu
panjang gelombang 380-780 nm dengan yang diperlukan seluruh granul untuk
menggunakan spektrofotometer. mengalir melalui corong di catat. Laju alir
b. Pembuatan Kurva Standar Kuersetin dinyatan sebagai banyaknya gram granul
Larutan standar kuersetin di buat dengan yang melewati celah mesin perdetik.
konsentrasi 5,10,15, 20 dan 25 ppm, dari Penentuan uji aliran ini dapat diketahui
setiap konsentrasi diambil 20 mL, ditambah 1 dengan persamaan dan melihat tipe aliran
mL AlCl310%, 1 mL Na Asetat 1 M dan 28 berdasarkan daya alir.
mL air suling. Dikocok homogen lalu Persamaan: a =
dibiarkan selama 15 menit, diukur
Keterangan:
absorbannya pada panjang gelombang
a = daya alir granul (g/detik)
maksimal.
T = waktu alir granul (detik)
c. Penentuan Kadar Flavonoid Dalam
M = masa granul (g)
Ekstrak
b. Sudut Diam
Sebanyak 50 mg ekstrak dimasukkan
Sebanyak 25 gram granul dimasukkan
kedalam 50 ml labu ukur kemudian
ke dalam corong kemudian diratakan. Massa
ditambahkan metanol hingga garis batas labu
yang jatuh akan membentuk kerucut lalu
ukur 50ml. Larutan dipipet 20 ml lalu
diukur tinggi (h) dan diameter kerucut (d).
ditambah 1 mL AlCl310%, 1 mL Na Asetat 1
Kemudian dihitung sudut istirahatnya (α).
M dan 28 mL air suling. Dikocok homogen
α = tan -1 (2 h/d)
lalu dibiarkan selama 15 menit, lalu serapan
c. Uji Kompresibilitas
diukur pada panjang gelombang maksimal.
Sebanyak 50 gram granul dimasukkan
Kemudian dihitung flavonoid total dengan
ke dalam gelas ukur pada alat tap density
menggunakan rumus:
meter. Dicatat volume granul dalam tabung
:
( ) ( ) sebelum dan sesudah penghentakkan.
Kadar (% b/b) =
Kompressibilitas(%) dihitung
dengan persamaan Carr:
5

Kompressibilitas (%) = a: bobot total tablet sebelum diuji (g)


b : bobot total tablet setelah diuji (g)
f. Waktu Hancur
keterangan : Sebanyak 6 tablet dimasukkan ke
g = bobot granul (g) dalam keranjang alat waktu hancur
v = vol 50 g granul (mL) (Disintegration tester), masing-masing
ρ = kerapatan granul (g/mL) keranjang 1 tablet. Masukkan 1 cakram pada
ρ1 = kerapatan granul setelah diketuk (g/mL) tiap tabung dan jalankan alat, gunakan air
ρ0 = kerapatan granul sebelum diketuk bersuhu 370 ± 20 sebagai media kecuali
(g/mL) dinyatakan menggunakan cairan lain dalam
masing-masing monografi, angkat keranjang
Pencetakan Tablet dan amati semua tablet, semua tablet harus
Setelah granul dari semua formula di hancur sempurna. Syarat waktu hancur untuk
evaluasi, selanjutnya dilakukan pencetakan tablet tidak bersalut adalah tidak lebih dari 15
tablet dengan menggunakan mesin pencetak menit. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur
tablet. sempurna, diulangi pengujian dengan 12
tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet
Evaluasi Tablet yang diuji harus hancur sempurna (Depkes
a. Pengujian Penampilan RI, 1995).
Tablet diamati secara visual meliputi g. Penetapan Kadar Flavonoid Tablet
warna, bentuk (bundar, bentuk permukaan Sebanyak 20 tablet ditimbang bobot
rata atau cembung), cetakan (garis patah atau rata-ratanya lalu digerus hingga halus
polos). kemudian serbuk ditimbang setara dengan 50
b. Keseragaman Ukuran mg ekstrak, setelah itu dimasukkan ke dalam
Sebanyak 20 tablet diukur diameter labu ukur 50 ml lalu dilakukan tahapan yang
dan tebal tablet satu per satu menggunakan sama seperti penentuan kadar flavonoid pada
jangka sorong. Syarat menurut FI edisi III: ekstrak kering daun pepaya (Carica papaya
kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak L.).
lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3
tebal tablet. Hasil Dan Pembahasan
c. Keseragaman Bobot Karakteristik Serbuk Siplisia
Sebanyak 20 tablet di timbang satu per Serbuk kering daun pepaya yang
satu kemudian dihitung rata-ratanya. Syarat diperoleh dari simplisia basah sebanyak 20
menurut FI edisi III: untuk bobot rata-rata kg adalah 4,9 kg dengan rendemen sebesar
tablet lebih dari 300 mg adalah tidak lebih 24,5%.
dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot Hasil pengujian kadar air pada serbuk
rata-rata lebih dari 5% dan tidak ada 1 tablet simplisia rata-rata sebesar 3,22%, ini
pun yang menyimpang dari bobot rata-rata menunjukkan bahwa serbuk simplisia
lebih dari 10%. memenuhi syarat untuk simplisia secara
d. Kekerasan Tablet umum yaitu tidak boleh lebih dari 5%.
Kekerasan tablet diukur dengan Pengeringan atau pemanasan sampai kadar
menggunakan alat kekerasan tablet airnya kurang dari 5% bertujuan untuk
(Hardness tester). Nilai kekerasan dapat memperkecil pertumbuhan mikroorganisme
langsung dibaca pada alat. Menurut Parrot dalam serbuk simplisia dan memperpanjang
(1971) bahwa syarat kekerasan tablet oral daya simpan serbuk.
yang baik antara 4-8 Kp. Hasil pengujian kadar abu rata-rata
e. Friabilita sebesar 7,69%, ini menunjukkan bahwa
Sebanyak 20 tablet yang telah dibebas serbuk simplisia memenuhi syarat MMI
debukan ditimbang dan dimasukkan ke dalam untuk kadar abu daun pepaya yaitu tidak
friability tester diputar selama 4 menit boleh lebih dari 12%. Penentuan kadar abu
dengan kecepatan 25 rpm. Bobot tablet yang ini bertujuan untuk mengetahui atau
hilang dihitung dan ditentukan. mengidentifikasi kadar zat anorganik dan
Perhitungan: f = x 100% mineral dalam simplisia. Keakuratan hasil
Keterangan: Pengujian kadar abu dapat diperoleh bila
F: friabilita/keregasan (%) selisih berat abu dari tiap pengukuran tidak
6

lebih dari 0,25%. Serbuk simplisia daun kuersetin, penentuan waktu inkubasi
pepaya dapat dilihat pada Gambar 1. optimum, pembuatan kurva standar kuersetin
dan penentuan kadar flavonoid total.
Panjang gelombang maksimal yang
diperoleh yaitu pada panjang gelombang 440
nm dengan nilai absorban yaitu 0,449.
Gambar 1. Serbuk Simplisia Penetapan panjang gelombang
maksimum bertujuan untuk mendapatkan
Karakteristik Ekstrak Kering Daun serapan yang maksimum dari larutan.
Pepaya Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi
Pembuatan ekstrak kering daun larutan standar pada berbagai konsentrasi
pepaya dilakukan dengan cara dekoksi dari maka didapatkan persamaan regresi linear
serbuk simplisia dan didapatkan ekstrak daun yaitu y = 0,020x + 0,217 dan didapat nilai
pepaya berwarna hijau tua. Rendemen koefisien korelasinya r = 0,999. Hasil
ekstrak yang diperoleh adalah 27,50 % (b/b). tersebut menunjukan hasil validitas terhadap
Perhitungan rendemen dilakukan untuk linieritas memenuhi syarat karena mendekati
melihat persentasi kadar zat aktif yang larut 1. Absorbansi rata-rata flavonoid total pada
dalam pelarut yang digunakan. ekstrak kering daun pepaya sebesar 0,460 A
Hasil perhitungan rata-rata kadar air sehingga diperoleh kadar flavonoid total
dan kadar abu ekstrak kering daun pepaya pada ekstrak sebesar 3,04%.
masing masing 3,27% dan 7,87%. Serbuk
ekstrak kering daun pepaya dapat dilihat pada Pengembangan Formula Tablet.
Gambar 2. a. Perbedaan Konsentrasi PVP dengan
Metode Granulasi Basah
Hasil pengujian sifat fisik granul
disajikan pada tabel 3. Dari data yang
terdapat pada tabel 3 terlihat bahwa granul
dari tiap formula telah memenuhi persyaratan
Gambar 2. Ekstrak Kering
sehingga dapat dilanjutkan ke proses
pencetakan tablet.
Uji Fitokimia Ekstrak Kering Daun
Berdasarkan hasil pengamatan secara
Pepaya
umum, tablet dari ke tiga formula
Pengujian fitokimia dilakukan untuk
menunjukkan persamaan dari segi fisik, tablet
mengetahui golongan senyawa yang
berwarna abu-abu kehijauan dengan bintik-
terkandung dalam ekstrak daun pepaya.
bintik hijau, berbentuk bulat dengan
Hasil uji fitokimia menunjukkan
permukaan cembung, cetakan pada sisi atas
bahwa ekstrak daun pepaya positif
berlogo UP dengan garis patah dan sisi
mengandung senyawa flavonoid, tanin,
bawah polos. Penampilan fisik tablet ekstrak
alkaloid dan saponin. Hasil uji fitokimia
daun pepaya dapat dilihat pada Gambar 3.
dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Uji Fitokimia


Golongan Senyawa Hasil Pengujian
Aktif
Flavonoid +
Tanin + F1 F2 F3
Alkaloid + Gambar 3. Penampilan Fisik Tablet F1,
Saponin +
F2 dan F3
Keterangan : + = Memiliki senyawa aktif
Hasil pengujian sifat fisik tablet
Kadar Flavonoid Total Ekstrak Kering disajikan dalam Tabel 3. Dari data yang
Daun Pepaya terdapat pada Tabel 3 terlihat bahwa tablet
Analisis dilakukan dengan tahapan dari ke tiga formula telah memenuhi
pembuatan larutan standar, yakni dengan persyaratan kecuali waktu hancur, waktu
menggunakan larutan standar kuersetin, hancur F1 merupakan yang tercepat sehingga
penentuan panjang gelombang maksimal akan digunakan dalam reformulasi
7

selanjutnya. Syarat waktu hancur untuk tablet permasalahan tersebut (Siregar dan Wikarsa,
tidak bersalut harus kurang dari 15 menit 2007), Sehingga konsentrasi zat aktif akan
(DepKes RI, 1995). diperkecil dengan memperbesar bobot tablet
Waktu hancur yang lama dapat disebabkan dan sifat zat aktif yang higroskopis akan
oleh tingginya konsentrasi zat aktif dan sifat ditambahkan adsorben. Ekstrak daun pepaya
zat aktif yang higroskopis. Tablet yang bersifat higroskopis mempersulit proses
mengandung zat aktif lebih dari 50% akan pencampuran bahan dan dapat memperlama
menghasilkan tablet yang sukar hancur dan waktu hancur tablet
sifat zat aktif akan mendominasi

Tabel 3. Uji Sifat Fisik Granul Dan Tablet.


Parameter Uji Formula (x ± SD)
F1 F2 F3
Evaluasi Kadar Air (%) 3,55 ± 0,33 3,97 ± 0,11 3,82% ± 0,21
Granul Daya Alir (g/det) 4,06 ± 0,25 4,55 ± 0,24 4,85 ± 0,42
Sudut Diam (0) 16,78 ± 0,88 16,78 ± 0,88 16,66 ± 0,77
Kompressibilitas (%) 6,73 ± 0,83 5,49 ± 0,83 6,63 ± 0,92
Evaluasi Keseragaman Ukuran d:1,02 ± 0 d: 1,02 ± 0 d: 1,02 ± 0
Tablet
t: 0,59 ± 0,01 t: 0,60 ± 0,01 t: 0,6 ± 0,01
Keseragaman Bobot (mg) 511,9 ± 8,77 517,6 ± 5,46 515,7 ± 15,67
Kekerasan (kp) 5,09 ± 0,44 5,63 ± 0,60 6,71 ± 0,59
Friabilita (%) 0,47 ± 0,04 0,39 ± 0,04 0,26 ± 0,04
Waktu Hancur (menit) 23,50 ± 2,62 24,01 ± 2,49 24,25 ± 2,50
Keterangan: F1: PVP 1 %; F2: PVP 2%; F3: PVP 3%; x: nilai rata-rata; SD: Standar Deviasi; d: diameter; t:
tebal

b. Formula Tablet dengan Penambahan persyaratan mutu fisik granul sehingga dapat
Aerosil (F4). dilanjutkan ke proses pencetakan tablet.
Reformulasi dilakukan dengan Bedasarkan hasil pengamatan secara
penambahan aerosil sebagai adsorben yang umum,tablet F4 berwarna abu-abu kehijauan
bertujuan untuk mengurangi sifat zat aktif dengan bintik-bintik hijau, berbentuk bulat
yang higroskopis, Kalsium sulfat dihidrat dengan permukaan rata, cetakan pada sisi atas
sebagai pengisi bertujuan untuk mempercepat polos dengan garis patah dan sisi bawah
waktu hancur, karena menurut anwar (2012) polos. Penampilan fisik tablet dapat dilihat
bahan pengisi yang tidak larut dalam air akan pada Gambar 4.
mempercepat hancurnya tablet, dan
penambahan bobot tablet dari 500 mg
menjadi 700 mg bertujuan untuk
mengoptimalkan kerja bahan tambahan tablet
agar diperoleh tablet dengan mutu yang baik.
Formula dapat di lihat pada Tabel 4. Gambar 8.Penampilan fisik tablet
granulasi basah
Tabel 4. Formula Tablet
Bahan Komposisi Hasil pengujian fisik tablet disajikan
Ekstrak kering daun pepaya 40% (280 mg) pada Tabel 5. Hasil data Tabel 5
Avicel PH102 15% menunjukkan bahwa tablet memenuhi
PVP K-30 1%
persyaratan mutu tablet yang meliputi
Aerosil 1%
Kalsium sulfat dihidrat 41,5% keseragaman ukuran, keseragaman bobot,
Mg stearat 0,5% kekerasan, friabilita dan waktu hancur.
Talk 1% Penambahan aerosil, bobot tablet dan kalsium
hidrogen sulfat sebagai pengisi dapat
Hasil pengujian fisik granul disajikan menghasilkan tablet dengan waktu hancur
pada Tabel 5. Hasil data Tabel 5 yang memnuhi syarat DepKes RI (1995)
menunjukkan bahwa granul memenuhi
8

waktu hancur untuk tablet tidak bersalut


adalah tidak lebih dari 15 menit.

Tabel 5. Hasil Pengujian Sifat Fisik Granul Dan Tablet.


Evaluasi Parameter Uji F4 (x ± sd)

Evaluasi Granul Kadar Air (%) 3,52 ± 0,09


Daya Alir (g/det) 10,17 ± 0,39
Sudut Diam (0) 15,38 ± 0,19
Kompressibilitas (%) 7,41 ± 0,92
Evaluasi Tablet Keseragaman Ukuran d:1,03 ± 0
t: 0,40 ± 0,01
Keseragaman Bobot (mg) 706,3 ± 14,61
Kekerasan (kp) 5,06 ± 0,66
Friabilita (%) 0,4 ± 0,028
Waktu Hancur (menit) 14,10 ± 0,62
Keterangan: x: nilai rata-rata; sd: standar deviasi; d: diameter; t: tebal.
Saran
Hasil Analisis Kadar Flavonoid Dalam 1. Perlu mengganti zat penghancur (avicel)
Tablet dengan zat super disintegran agar
Analisis kadar flavonoid dilakukan menghasilkan tablet dengan waktu hancur
formula terbaik (F4). Analisis kadar yang lebih cepat.
flavonoid dilakukan untuk mengetahui 2. Perlu mengurangi konsentrasi PVP
pengaruh proses pembuatan tablet terhadap dibawah 1% agar menghasilkam tablet
kadar flavonoid yang terkandung dalam daun dengan waktu hancur yang lebih cepat.
pepaya. panjang gelombang maksimal yang
di dapat yaitu 440 nm dengan nilai absorban
yaitu 0,449 A. Persamaan linearnya y = DAFTAR PUSTAKA
0,020x + 0,217 dengan nilai koefisien Anwar, E. 2012. Eksipien Dalam Sediaan
korelasinya r = 0,999. Farmasi: Karakterisasi dan
Hasil pembacaan absorban sampel Aplikasi. Dian Rakyat. Jakarta.
tablet F4 yaitu 0,354 A. Berdasarkan Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope
perhitungan persamaan linear di atas Indonesia. Edisi Keempat.
diperoleh kadar flavonoid total pada F4 yaitu Direktorat Jenderal Pengawas
1,71%. Hasil tersebut bila dibandingkan Obat dan Makanan. Jakarta.
dengan kadar flavonoid pada ekstrak daun ___________________. 2010. Acuan
pepaya sebesar 3,04% mengalami penurunan Sediaan Herbal. Volume Kelima
sebesar 1,33% dan dapat disimpulkan bahwa Edisi Pertama. Badan Pengawas
proses pembuatan tablet mempengaruhi kadar Obat dan Makanan RI. Jakarta.
flavonoid yang terkandung dalam ekstrak International Diabetic Federation, 2013. Map
kering daun pepaya. Hal tersebut diduga of Diabetes
terjadi karena adanya zat aktif yang http://www.idf.org/about-diabetes.
menempel atau tertinggal selama proses Diakses pada tanggal 19 Juni 2014.
pembuatan tablet. Juarez-Rojop IE, Diaz-Zagoya JC, Ble-
Castillo JL, Miranda-Osorio PH,
Kesimpulan Dan Saran Castell-Rodriguez AE, Tovilla-
Kesimpulan Zarate CA, Rodriguez-Hernandez
1. Tablet F4 dengan penambahan aerosil, A, Aguilar-Mariscal H,Ramon-
kalsium sulfat dihidrat, dan bobot menjadi Frias T, Bermudez-Ocana DY.
700 mg menghasilkan tablet yang Hypoglycemic effect of Carica
memiliki mutu yang baik. papaya leaves in streptozotocin-
2. Proses pembuatan tablet dapat induced diabetic rats. BMC
mempengaruhi kadar flavonoid total.
9

Complement Altern Med, 12: 236, Saifudin, A. Viesa, R. Hilman, Y.T., 2011.
(2012). Standarisasi Bahan Obat Alam.
Maniyar, Y and Prabhu B. 2012. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Antihyperglycemic and Siregar, C.J.P. dan S. Wikarsa. 2007.
hypolipidemic activities of aqueous Teknologi Farmasi Sediaan
extract of Carica papaya Linn. Tablet: Dasar-DasarPraktis.
leaves in alloxan-induced diabetic BukuKedokteran EGC. Jakarta.
rats.Journal of Ayurveda and Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi
IntegrativeMedicine. Famasi, diterjemahkan oleh
Parrot, E.Z. 1971. Pharmaceutical Soewandi,S.N., Gadjah Mada
Technology-Fundamental University Press, Yogyakarta.
Pharmaceutics. Burgess
Publishing Company. The United
States of America.

Anda mungkin juga menyukai