412 1754 1 PB PDF
412 1754 1 PB PDF
Jurnal Ilmiah Arsitektur, Volume 5, Nomor 2, Desember 2017, p-‐ISSN 2338-‐0454 (printed), e-‐ISSN 2581-‐2211 (online)
ABSTRACT
Architecture
is
one
kind
element
of
culture.
As
one
kind
element
of
culture,
architecture
is
created
from
ideas
(ideas),
how
to
realize
the
ideas
and
results
of
the
idea.
These
three
aspects
changes
with
the
development
and
along
of
the
times.
The
statement
is
seen
from
the
architectural
form
of
angkul-‐angkul
of
residential
houses
in
Denpasar
City
experienced
by
physical
changes
of
architectural
and
function
which
generally
influenced
by
social
economy
level,
lifestyle
and
architectural
trend
of
form
and
finishing
material
of
angkul-‐angkul.
Angkul-‐angkul
is
the
architecture
of
the
entrance
of
the
balinese
house
which
has
function
as
a
circulation
room
for
humans
or
residents
of
the
house.
But
in
this
era
the
function
of
angkul-‐angkul
not
only
as
a
human
circulation
but
also
for
the
motor
vehicles
circulation.
The
purpose
of
this
research
is
the
identification
of
changes
in
the
form
of
angkul-‐angkul
and
the
factors
behind
the
changes.
The
results
of
this
research
are
useful
to
exploring
local
wisdom
in
traditional
Balinese
architecture
to
know
the
elements
that
are
maintained
and
elements
changes.
This
research
uses
rationalistic
method,
analysis
process
based
on
the
form
and
function
of
angkul-‐angkul
of
the
house
and
theoritical
study
as
a
grand
concept
to
look
the
phenomena.
Data
collection
methods
are
qualitative
naturalistic
that
comes
from
information
that
is
empirical.
40
Perubahan
Wujud
Arsitektur
Angkul-‐Angkul
pada
Rumah
Tinggal
Etnik
Bali
di
Denpasar
UNDAGI
Jurnal
Ilmiah
Arsitektur,
Volume
5,
Nomor
2,
Desember
2017,
p-‐ISSN:
2338-‐0454
(printed),
e-‐ISSN:
2581-‐2211(online)
yang
berkasta
atau
masyarakat
yang
memiliki
hunian
tempat
tinggal.
Gambaran
fenomena
tingkat
perekonomian
menengah
ke
atas,
tersebut
terjadi
di
Kota
Denpasar
yang
tentunya
memiliki
wujud
arsitektur
angkul-‐ mengalami
perkembangan
yang
sangat
pesat
angkulnya
lebih
bagus
dan
megah
dibandingkan
sebagai
kota
terbesar
di
Pulau
Bali.
Masyarakat
masyarakat
menengah
ke
bawah.
Gambaran
rata-‐rata
memiliki
kendaraan
bermotor
roda
dua
tersebut
lazimnya
terdapat
pada
permukiman
maupun
roda
empat,
pengaruh
tren
material
rumah
tinggal
masyarakat
di
daerah
dataran
bangunan
dan
tampilan
serta
ornamen
yang
rendah.
Berbeda
halnya
dengan
masyarakat
yang
sifatnya
prototipe
serta
mahalnya
lahan
di
Kota
tinggal
dataran
tinggi
(pegunungan),
wujud
Denpasar.
arsitektur
angkul-‐angkul
memiliki
tipe
yang
sama
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengkaji
dan
kompak,
seperti
desa
tradisional
perubahan
wujud
angkul-‐angkul
rumah
tinggal
di
Pengelipuran,
Tenganan
dan
desa
pegunungan
Kota
Denpasar
serta
faktor-‐faktor
yang
yang
lainnya.
mempengaruhi
perubahan
wujud
tersebut.
Dalam
arsitektur
tradisional
Bali,
angkul-‐ Dalam
kajian
tersebut,
metode
penelitian
yang
angkul
sebagai
pintu
masuk
pekarangan
rumah
dipergunakan
adalah
rasionalistik
kualitatif
tinggal
merupakan
hal
yang
sangat
penting
dengan
menggunakan
grand
concept
yaitu
wujud
dalam
sistem
kepercayaan
masyarakat
Hindu
Bali
dan
fungsi
angkul-‐angkul
dan
metode
pada
umumnya.
Konsep
tata
letak
dan
lebar
pengumpulan
data
secara
naturalistik
kualitatif.
pintu
angkul-‐angkul
merupakan
aspek
penting
yang
dipertimbangkan
dalam
perencanaan
pintu
B.
KAJIAN
PUSTAKA
masuk
etnik
Bali.
Tata
letak
pintu
masuk
akan
1. Konsep
Arsitektur
Angkul-‐angkul
mempengaruhi
kelangsungan
kehidupan
Bentuk,
dimensi
dan
struktur
angkul-‐angkul
penghuni
rumah
yang
bersangkutan,
seperti
adalah
sebagai
berikut
(Dwijendra,
2007).
berpengaruh
positif
atau
negatif
terhadap
a) Bentuk
angkul-‐angkul:
(1)
yang
hanya
penghuni.
Sehingga
dalam
pembangunannya
memiliki
halaman
depan
(lebuh);
(2)
perlu
memperhatikan
tata
letak
yang
tepat
memiliki
lebuh
berbentuk
mulut
kodok
sesuai
dengan
konsep
asta
kosala
kosali
(cangkem
kodok);
(3)
bagian
depan
angkul-‐
angkul
berupa
jaba
sisi;
dan
(4)
angkul-‐
(pedoman
dalam
mendirikan
sebuah
bangunan
angkul
yang
dilengkapi
dengan
anjak
saji
tradisional
Bali).
(ruang
transisi
pada
bagian
depan
angkul-‐
Angkul-‐angkul
memiliki
fungsi
utama
sebagai
angkul)
akses
keluar
masuk
pekarangan
rumah.
Fungsi
b) Dimensi
Angkul-‐angkul:
(1)
dimensi
sebagai
akses
keluar
dan
masuk
penghuni,
horizontal
berupa
lubang
pintu
masuk
tentunya
memiliki
lebar
pintu
menyesuaikan
selebar
orang
bertolak
pinggang
(50
–
80
cm);
dan
(2)
dimensi
vertikal
yaitu
tinggi
dengan
ukuran
tubuh
pemilik
rumah
tersebut.
lubang
pintu
masuk
yaitu
2,5
x
lebar
lubang
Akses
ini
ditandai
oleh
perwujudan
arsitektur
pintu
angkul-‐angkul
atu
setinggi
orang
yaitu
terdapat
tangga
sebagai
akses
masuk
dan
berdiri
dengan
tangan
ke
atas.
keluar,
tinggi
pintu
lebih
rendah
dari
tinggi
c) Struktur
Angkul-‐angkul:
(1)
struktur
penghuni,
umumnya
memiliki
atap
serta
cecandian
di
mana
bangunan
ini
memiliki
terdapat
aling-‐aling
(tembok
setengah
badan)
struktur
massif
dari
bawah
sampai
atas;
dan
yang
berada
pada
bagian
tengah
dari
posisi
(2)
struktur
massif
dari
bataran
sampai
pengawak
(badan)
dan
bagian
atap
berupa
angkul-‐angkul.
Wujud
fisik
tersebut
merupakan
atap
rangka.
gambaran
angkul-‐angkul
pada
jaman
dahulu
yang
mana,
masyarakat
belum
mengenal
atau
2. Tipologi
dalam
Arsitektur
berpengaruh
terhadap
budaya
modern.
Seiring
Tipologi
dalam
arsitektur
digunakan
perkembangan
jaman,
wujud
angkul-‐angkul
untuk
menemukan
karakteristik
dari
suatu
karya
mengalami
perubahan
yang
sangat
signifikan
arsitektur
baik
pada
aspek
fisik
maupun
non
fisik.
dalam
penyesuaian
terhadap
tren
hidup,
Pemahaman
tentang
tipologi
dalam
arsitektur
dapat
diuraikan
pada
pengertian-‐pengertian
perkembangan
arsitektur,
tingkat
perekonomian
tipologi
di
bawah
ini.
masyarakat
yang
semakin
meningkat
dan
lahan
41
Perubahan
Wujud
Arsitektur
Angkul-‐Angkul
pada
Rumah
Tinggal
Etnik
Bali
di
Denpasar
UNDAGI
Jurnal
Ilmiah
Arsitektur,
Volume
5,
Nomor
2,
Desember
2017,
p-‐ISSN:
2338-‐0454
(printed),
e-‐ISSN:
2581-‐2211(online)
a) Menurut
Rafael
Moneo
(1979),
tipologi
konfigurasi
susunan
atau
komposisi
massa
dalam
merupakan
konsep
dalam
mengelompokan
ruang
tersebut.
objek-‐objek
(arsitektur)
berdasarkan
sifat-‐
sifat
dasar
yang
dimilikinya
melalui
tiga
pendekatan
yaitu:
(1)
pendekatan
sejarah;
(2)
pendekatan
fungsi,
dan
(3)
pendekatan
bentuk
dan
sifat
dasar.
b) Menurut
Budi
A.
Sukada
dalam
Budihardjo
C.
METODE
PENELITIAN
(1991),
tipologi
merupakan
studi
dalam
1. Lokus,
Fokus
dan
Paradigma
Penelitian
mengelompokan,
dan
mengklasifikasi
suatu
objek
yang
didasari
oleh
asal-‐usul
objek,
Penelitian
ini
berlokasi
di
wilayah
Kota
yaitu
bentuk
dasar,
sifat
dasar
dan
Denpasar
yaitu
Kecamatan
Denpasar
Utara,
perkembangan
bentuk
dasar
sampai
Selatan,
Barat
dan
Timur.
Pemilihan
Kota
perwujudannya
sampai
sekarang
Denpasar
sebagai
lokus
penelitian
karena
3. Wujud
Dalam
Arsitektur
fenomena
perubahan
wujud
angkul-‐angkul
lebih
a) Menurut
Ching
(2000),
wujud
merupakan
banyak
ditemukan
di
bandingkan
dengan
daerah
penampilan
luar
suatu
objek
arsitektur
yang
lain
yang
kehidupan
masyarakatnya
tidak
begitu
dapat
dikenali
melali
ciri-‐ciri
khas
atau
heterogen
dan
modern.
Paradigma
penelitian
khusus.
Dalam
perancangan
arsitektur,
yang
digunakan
adalah
rasionalistik
kualitatif
terdapat
unsur-‐unsur
yang
membentuk
dengan
fokus
pada
perkembangan
wujud
dalam
suatu
bangunan,
membedakan
bagian
ruang
konteks
fungsi
serta
latar
belakang
yang
dalam
dengan
ruang
luar
melalui
batas-‐
batas
yaitu
kolom,
atap,
dinding
dan
lantai.
mempengaruhi
perubahan
tersebut.
b) Menurut
Hendraningsih
(1982),
ekspresi
suatu
objek
arsitektur
yang
merupkan
kombinasi
keseluruhan
dari
unsur
garis,
Denpasar
lapisan,
volume,
tekstur
dan
warna.
Utara
c) Menurut
Habraken
(1988),
wujud
dapat
dikelompokan
berdasarkan
3
aspek
yaitu:
1) Sistem
spasial,
yaitu
bentuk
denah,
Denpasar
organisasi
ruang,
orientasi
dan
hierarki
Timur
ruang.
2) Sistem
fisik,
yaitu
penggunaan
material
Denpasar
penyusun
bangunan
seperti
atap,
Barat
dinding,
lantai
dan
juga
kolom
pembentuk
fisik
bangunan
tersebut.
Denpasar
3) Sistem
tampilan,
yaitu
berkaitan
dengan
Selatan
tampak
depan
dan
elemen-‐elemen
penyusun
tampilan
tersebut.
4. Perubahan
Wujud
Dalam
Arsitektur
Menurut
Habraken
(1988),
terjadinya
perubahan
wujud
dalam
arsitektur
karena:
a) Penambahan
(addition),
penambahan
Gambar
1.
Lokasi
Kajian
elemen
bentuk
pada
suatu
ruang
atau
pada
(Sumber:
hasil
survey,
2017)
elemen
lain
menyebabkan
terjadinya
perubahan
fisik
pada
ruang
maupun
bentuk
2. Langkah-‐langkah
Penelitian
tersebut.
a) Formulasi
konsep
wujud
dan
fungsi
b) Pengurangan
(elimination),
yaitu
angkul-‐angkul
yang
bersumber
dari
menghilangkan
suatu
elemen
pada
objek
literatur
atau
referensi
arsitektur
sehingga
merubah
tampilan
fisik
b) Survey
dan
observasi
ke
lapangan
dari
objek
arsitektur
tersebut.
melalui
pemilihan
kasus
secara
Perpindahan
(movement),
pergeseran
elemen-‐ purposive
sampling
elemen
dalam
suatu
ruang
akan
merubah
42
Perubahan
Wujud
Arsitektur
Angkul-‐Angkul
pada
Rumah
Tinggal
Etnik
Bali
di
Denpasar
UNDAGI
Jurnal
Ilmiah
Arsitektur,
Volume
5,
Nomor
2,
Desember
2017,
p-‐ISSN:
2338-‐0454
(printed),
e-‐ISSN:
2581-‐2211(online)
c) Menganalisis
perubahan
yang
terjadi
Gambar
3.
Angkul-‐angkul
untuk
Akses
Manusia
dan
berdasarkan
konsep
yang
telah
Kendaraan
Roda
Dua
(Sumber:
hasil
survey,
2017)
ditetapkan
d) Mentipologikan
angkul-‐angkul
Wujud
tipe
angkul-‐angkul
ini
seperti
angkul-‐
berdasarkan
fungsinya
angkul
pada
awalnya.
Bentuknya
terdiri
dari
e) Menarik
kesimpulan
dari
analisis
yang
bagian
atap,
badan
dan
kaki
bangunan,
lubang
telah
dilakukan
pintu
masuk
yang
tidak
lebar,
memiliki
ornamen
yang
sederhana
atau
kompleks,
menggunakan
D.
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
material
alami
maupun
cetakan
(buatan),
memiliki
tinggi
lubang
pintu
yang
lebih
tinggi
dari
1. Identifikasi
Tipologi
Angkul-‐angkul
di
Kota
ukuran
awalnya,
daun
pintu
menggunakan
Denpasar
material
kayu
ataupun
pintu
besi
dan
tidak
Wujud
angkul-‐angkul
pada
awalnya
berupa
terdapat
tangga
namun
berupa
ramp
untuk
bangunan
pintu
masuk
yang
memiliki
atap
dan
kendaraan
beroda
dua.
akses
yang
dilengkapi
dengan
anak
tangga
Perubahan
wujud
yang
terdapat
pada
tipe
1
sebagai
akses
penghuni
rumah
serta
terdapat
tidak
signifikan
yaitu
pada
fungsi
akses
pintu
itu
tembok
aling-‐aling
pada
bagian
dalam
dari
posisi
difungsikan
tidak
hanya
untuk
akses
manusia
angkul-‐angkul.
Perkembangan
selanjutnya
yaitu
namun
juga
akses
kendaraan
beroda
dua.
khususnya
di
Kota
Denpasar,
wujud
angkul-‐ Sedangkan
perubahan
material,
ornamen
dan
angkul
dipengaruhi
oleh
perubahan
fungsi
akses
bentuk
umum
yang
berkembang
adalah
yang
pada
mulanya
diperuntukan
sebagai
akses
dipengaruhi
oleh
modernisasi,
mudah
dan
murah
manusia
menjadi
akses
kendaraan
beroda
dua
dalam
mendapatkan
material,
mudah
dalam
dan
empat.
pengerjaannya,
dan
dengan
konstruksi
yang
bertahan
lama.
Perubahan
ini
terjadi
karena
konsumsi
akan
kebutuhan
kendaraan
bermotor
yaitu
roda
dua
sebagai
sarana
transportasi
kota,
menuntut
penghuni
rumah
yang
bersangkutan
menyesuaikan
jalur
akses
angkul-‐angkul
yang
pada
mulanya
berupa
anak
tangga
(undag)
berubah
menjadi
ramp.
Penggunaan
material
modern
dilatarbelakangi
oleh
sulit
dan
mahalnya
material
asli
serta
ketahanan
material
asli
lebih
Gambar
2.
Angkul-‐angkul
Model
Lama
rendah
dibandingkan
dengan
material
modern.
(Sumber:
hasil
survey,
2017)
b. Angkul-‐angkul
Tipe
2
Hal
tersebut
menghasilkan
varian
wujud
Tipe
angkul-‐angkul
yang
kedua
mengalami
angkul-‐angkul
yang
dapat
dibagi
menjadi
tiga
perkembangan
yang
signifikan
dibandingkan
tipe
yaitu:
dengan
Angkul-‐angkul
Tipe
1.
Wujud
angkul-‐
a. Angkul-‐angkul
Tipe
1
angkul
ini
tetap
memiliki
proporsi
kepala
(atap),
badan
bangunan
dan
bagian
dasar
bangunan,
material
dan
struktur
konstruksi
berubah
ke
konstruksi
modern
serta
memiliki
lebar
pintu
angkul-‐angkul
tiga
kali
lipat
dibandingkan
dengan
Tipe
1.
Apabila
dibandingkan
dengan
Angkul-‐
angkul
Tipe
1,
wujud
arsitektur
Tipe
2
mengalami
transpormasi
pelebaran
dengan
dimensi
pelebaran
sesuai
dengan
tipe
kendaraan
roda
empat
yang
menggunakan
akses
angkul-‐angkul
43
Perubahan
Wujud
Arsitektur
Angkul-‐Angkul
pada
Rumah
Tinggal
Etnik
Bali
di
Denpasar
UNDAGI
Jurnal
Ilmiah
Arsitektur,
Volume
5,
Nomor
2,
Desember
2017,
p-‐ISSN:
2338-‐0454
(printed),
e-‐ISSN:
2581-‐2211(online)
tersebut.
Lazimnya
lebar
angkul-‐angkul
ini
menonjol
dalam
mengidentifikasi
tingkat
berkisaran
antara
2,5
s/d
3
Meter.
perekonomian
masyarakat.
Berkaitan
dengan
pernyataan
tersebut,
tipe
angkul-‐angkul
yang
ke-‐
3
merupakan
salah
satu
perubahan
yang
didasari
atau
dilatarbelakangi
oleh
faktor
ekonomi
atau
kesejahteraan.
Pada
awalnya,
model
angkul-‐
angkul
ini
dimiliki
oleh
masyarakat
berkasta
(masyarakat
puri)
yaitu
pintu
masuk
terdiri
dari
dua
yaitu
pintu
masuk
utama
dan
pintu
masuk
samping.
Pintu
masuk
utama
memiliki
wujud
yang
lebih
megah
dibandingkan
dengan
pintu
masuk
disampingnya.
Pintu
masuk
utama
difungsikan
atau
dibuka
ketika
berlangsung
Gambar
4.
Angkul-‐angkul
untuk
Akses
Manusia
upacara
adat
di
puri
atau
sebagai
akses
raja
atau
Kendaraan
Roda
Dua
dan
Empat
(Sumber:
hasil
survey,
2017)
yang
dipandang
berkuasa
di
puri
tersebut.
Sedangkan
pintu
masuk
di
sampingnya
Angkul-‐angkul
ini
umumnya
dimiliki
oleh
merupakan
pintu
yang
sering
dipergunakan
masyarakat
Kota
Denpasar
yang
memiliki
untuk
kegiatan
rutin
serta
dipergunakan
untuk
kemampuan
ekonomi
menengah
ke
atas.
akses
bagi
pengikut
raja
dan
akses
untuk
sarana
Masyarakat
tersebut
umumnya
memiliki
lahan
perlengkapan
puri.
hunian
rumah
yang
luas
serta
memiliki
kendaraan
bermotor
roda
dua
dan
empat.
Gaya
hidup
masyarakat
akan
kendaraan
bermotor
khususnya
roda
empat,
menuntut
perubahan
pintu
masuk
yang
awalnya
hanya
dimanfaatkan
untuk
akses
pejalan
kaki
menjadi
akses
yang
diperuntukan
untuk
kendaraan
roda
empat.
Perubahan
ini
juga
akan
sangat
berdampak
pada
struktur
dan
konstruksi
bangunan
angkul-‐
angkul
tersebut
dengan
tetap
mempetahankan
tiga
proporsi
bangunan
tradisional
Bali
yaitu
bagian
kepala,
badan
dan
kaki.
Di
samping
itu,
Gambar
5.
Rumah
dengan
Dua
Pintu
Masuk
masyarakat
yang
memiliki
tingkat
perekonomian
(Sumber:
hasil
survey,
2017)
yang
tinggi
menunjukan
eksistensinya
melalui
penggunakan
material
yang
mewah,
penggunaan
Perkembangan
saat
ini,
wujud
angkul-‐angkul
ornamen
sebagai
identitas
diri.
Hal
ini
tentunya
atau
pintu
masuk
yang
telah
diuraikan
di
atas
berpengaruh
terhadap
tampilan
bangunan
tidak
hanya
dimiliki
oleh
masyarakat
berkasta
angkul-‐angkul
yang
modern.
Penggunaan
tinggi,
namun
juga
masyarakat
yang
memiliki
struktur
dan
konstruksi
beton
bertulang,
tingkat
perekonomian
yang
tinggi.
Wujud
ornamen
modern
(cetakan)
atau
ornamen-‐ bangunan
terdiri
dari
dua
pintu
masuk
yaitu
ornamen
tempelan
yang
sedang
menjadi
tren
di
pintu
masuk
utama
dengan
wujud
bangunan
Kota
Denpasar.
berupa
angkul-‐angkul
yang
memiliki
atap,
badan
dan
bagian
dasar
bangunan,
daun
pintu
dari
kayu
c. Angkul-‐angkul
Tipe
3
yang
diukir,
ornamen-‐ornamen
berupa
ukiran
pada
bagian
atas
atap,
badan
bangunan
dan
Tingkat
kesejahteraan
masyarakat
Kota
dasar
bangunan,
material
yang
dipergunakan
Denpasar
yang
semakin
meningkat
berpengaruh
adalah
material
alam
dengan
sistem
konstruksi
terhadap
perwujudan
arsitektur
rumah
adalah
tempelan,
terdapat
tangga
sebagai
akses
tinggalnya.
Angkul-‐angkul
sebagai
identitas
akan
masuk.
Umumnya
angkul-‐angkul
ini
tidak
eksistensi
pemilik
rumah
menjadi
hal
yang
sangat
44
Perubahan
Wujud
Arsitektur
Angkul-‐Angkul
pada
Rumah
Tinggal
Etnik
Bali
di
Denpasar
UNDAGI
Jurnal
Ilmiah
Arsitektur,
Volume
5,
Nomor
2,
Desember
2017,
p-‐ISSN:
2338-‐0454
(printed),
e-‐ISSN:
2581-‐2211(online)
digunakan
setiap
saat,
namun
akan
dibuka
pada
untuk
akses
pejalan
kaki,
kendaraan
roda
waktu
kegiatan
upacara
di
rumah
yang
dua
dan
empat;
dan
(c)
tipe
3:
angkul-‐angkul
bersangkutan.
Angkul-‐angkul
yang
sering
yang
terdiri
dari
dua
wujud
yaitu
angkul-‐
dipergunakan
adalah
bagan
sampingnya.
Pintu
ini
angkul
yang
dipergunakan
ketika
terdapat
memiliki
kemiripan
dengan
Angkul-‐angkul
Tipe
2
upacara
adat
atau
agama
dan
angkul-‐angkul
yang
difungsikan
untuk
akses
manusia,
yang
bersifat
rutin
yang
difungsikan
sebagai
akses
pejalan
kaki
dan
kendaraan
beroda
kendaraan
roda
dua
dan
empat.
Dengan
dua
dan
empat.
demikian,
angkul-‐angkul
tipe
3
terdiri
dari
dua
b) Perubahan
wujud
angkul-‐angkul
di
Kota
pintu
masuk,
yaitu
dipergunakan
untuk
akses
Denpasar
dilatarbelakangi
oleh
tingkat
yang
sifatnya
insidentil
dan
rutin.
perekonomian
masyarakat
dan
budaya
modern
yang
berkembang.
Tuntutan
akan
2. Latar
Belakang
Perubahan
Wujud
Angkul-‐ berkendaraan
bermotor
baik
itu
roda
dua
angkul
di
Kota
Denpasar
maupun
empat,
menuntut
akses
pintu
a) Tingkat
perekonomian
dan
masuk
menyesuikan
dengan
kebutuhan
perkembangan
jaman.
Tingkat
tersebut.
Di
samping
itu
juga,
penggunaan
material
dan
ornamen
yang
modern
menjadi
perekonomian
yang
semakin
meningkat
pilihan
dalam
perwujudan
arsitekturnya
yang
dan
tuntutan
akan
kebutuhan
kendaraan
memiliki
proporsi
yang
berbeda
dengan
beroda
dua
dan
empat,
secara
langsung
proporsi
aslinya.
mempengaruhi
perwujudan
angkul-‐
angkul
yaitu
dimensi
lebar
lubang
pintu
2.
Saran
masuknya.
a) Bagi
para
peneliti
bidang
arsitektur
etnik
Bali
untuk
dapat
mengkaji
konsep
arsitektur
b) Tren
perkembangan
gaya
arsitektur
yang
angkul-‐angkul
di
Denpasar
yang
semakin
sifatnya
popular
dan
kontemporer.
mengalami
suatu
perubahan
yang
berarti
Perkembangan
model-‐model
ornamen
bagi
identitas
setempat.
yang
sifatnya
tempelan
menjadi
tren
di
b) Konsep
perubahan
angkul-‐angkul
di
kalangan
masyarakat
Kota
Denpasar
dan
Denpasar
dapat
menambah
khazanah
kurang
memahami
esensi
dari
pengetahuan
arsitektur
tradisional
Bali
penempatan
dan
penggunaan
jenis
tentang
dinamika
perkembangan
arsitektur
tradisional
Bali.
ornamen
tersebut,
sehingga
c) Bagi
pemerintah
Kota
Denpasar
yaitu
bermunculan
ornamen-‐ornamen
yang
sebagai
masukan
dalam
pengambilan
modern
dan
mudah
dalam
kebijakan
mengenai
peraturan
mendirikan
pengerjaannya.
bangunan,
untuk
tetap
memperhatikan
c) Semakin
berkurangnya
dan
mahalnya
elemen-‐elemen
setempat
sebagai
identitas
bahan
atau
material
batu
bata
dan
paras
Kota
Denpasar.
abu-‐abu,
menyebabkan
masyarakat
3.
Ucapan
Terimkasih
beralih
pada
material
yang
murah,
a) Direktorat
Riset
dan
Pengabdian
kepada
mudah
dalam
pengerjaannya
dan
tahan
Masyarakat
(DRPM)
Kemenristek
Dikti
lama.
sebagai
penyedia
hibah
Penelitian
Dosen
Pemula
(PDP)
tahun
pelaksanaan
2017.
b) Lembaga
Penelitian
Universitas
Warmadewa
E.
PENUTUP
yang
telah
mefasilitasi
kegiatan
hibah
Penelitian
Dosen
Pemula
tahun
pelaksanaan
1.
Simpulan
2017
a) Perubahan
wujud
arsitektur
angkul-‐angkul
di
c) Kopertis
Wilayah
VIII
sebagai
lembaga
yang
Kota
Denpasar
pada
umumnya
menaungi
Universitas
Warmadewa
yang
diperioritaskan
pada
fungsi
akses
angkul-‐
merupakan
salah
satu
universitas
swasta
di
angkul
tersebut.
Terdapat
tiga
tipe
wujud
Bali.
angkul-‐angkul
di
Kota
Denpasar
yaitu
(a)
tipe
d) Mahasiswa-‐mahasiswa
angkatan
2014
dan
1:
angkul-‐angkul
yang
difungsikan
untuk
2015
Program
stdudi
Teknik
Arsitektur
yang
akses
pejalan
kaki
dan
kendaraan
roda
dua;
telah
membantu
dalam
mengumpulan
data
(b)
tipe
2:
angkul-‐angkul
yang
difungsikan
lapangan.
45
Perubahan
Wujud
Arsitektur
Angkul-‐Angkul
pada
Rumah
Tinggal
Etnik
Bali
di
Denpasar
UNDAGI
Jurnal
Ilmiah
Arsitektur,
Volume
5,
Nomor
2,
Desember
2017,
p-‐ISSN:
2338-‐0454
(printed),
e-‐ISSN:
2581-‐2211(online)
DAFTAR PUSTAKA
46
Perubahan
Wujud
Arsitektur
Angkul-‐Angkul
pada
Rumah
Tinggal
Etnik
Bali
di
Denpasar