2. Bendung Gerak
Berfungsi untuk meninggikan muka air sungai, sehingga air sungai
dapat dialirkan ke daerah irigasi. Untuk mengatur permukaan air sungai
digunakan pintu gerak (dapat dibuka dan ditutup). Bendung gerak cocok
dibangun di sungai bagian hilir, di daerah ini kemiringan sungai datar dan
tebing sungai rendah. Pada saat banjir pintu dibuka, sehingga air sungai tidak
meluap ke tebing kanan dan kiri.
Bendung Gerak dapat dipertimbangkan jika :
- Kemiringan sungai kecil atau relatif datar.
- Daerah genangan luas dan harus dihindari.
- Debit banjir besar, kurang aman dilewatkan pada bendung tetap.
- Pondasi untuk pilar harus betul-betul kuat kalau tidak pintu terancam
macet.
c. Ambang Pengambilan
Persyaratan umum (lokasi dan dimensi) :
- Lokasi dipilih pada bagian sungai yang tidak mudah terjadi
sedimentasi, biasanya di tikungan luar
- Dimensi dirancang dengan kecepatan aliran di dekat ambang
tidak terlalu cepat sehingga terlalu banyak sedimen yang
masuk, namun juga tidak terlalu lambat sehingga menyebabkan
sedimentasi yang berlebihan di depan ambang pengambilan.
- Persyaratan umum kecepatan aliran di atas ambang.
d. Pintu Pengambilan/Intake
Berfungsi untuk menyadap dan mengontrol air yang akan dialirkan
ke saluran irigasi melalui kantong lumpur. Bagian ini dilengkapi dengan
pintu yang dapat dibuka dan ditutup, sehingga besar kecilnya air yang
disadap dapat dikontrol. Persyaratan umum kecepatan aliran di sekitar pintu
pengambilan adalah dirancang antara 0,90 – 1,00 m/detik.
Bangunan Pengambilan dan Pembilas
Tata Letak :
- Pengambilan : untuk mengelakkan air agar masuk ke saluran
irigasi. Diletakkan dekat bendung dan pada tikungan luar.
- Pembilas: mengurangi benda terapung dan sedimen kasar masuk ke
saluran.
- Pengambilan air pada dua sisi, sebaiknya salah satu sisi lewat sipon
pada tubuh bendung.
e. Kantong Lumpur
Bagian ini terletak di belakang pintu pengambilan, berfungsi untuk
mengendapkan sedimen halus yang masuk malului pintu intake. Sedimen
halus/lumpur yang mengendap secara berkala dibuang melaului pintu
pembilas, dibuang atau digelontorkan kembali ke sungai.
j. Kantong Lumpur
Kapasitas memadai untuk sedimen yang masuk, mampu membilas,
perlu kemiringan tinggi. Pada saluran primer dibuat pelimpah. Meskipun
sudah ada bangunan pembilas di depan intake, biasanya masih ada butir halus
partikel yang masuk. Untuk mencegah masuk ke saluran diperlukan kantong
lumpur. Prinsipnya adalah memperbesar saluran sehingga kecepatan
berkurang akibatnya sedimen mengendap. Untuk menampung sedimen
saluran diperdalam, dibilas tiap 1-2 minggu.
Biasanya panjang 200 m untuk sedimen kasar, sampai dengan 500 m
untuk sedimen halus. Tergantung pada topografi dan keperluan pembilasan.
Pertimbangan dalam memutuskan: (a) Ekonomis atau tidak, (b) Kemudahan
pekerjaan OP, (c) Perlu dibangun, kalau sedimen masuk ke saluran > 5%
kedalaman x panjang x lebar saluran primer dan sekunder (butiran< 0,06 –
0,07 mm).
Dimensi kantong lumpur
Partikel pada titik awal A kecepatan endap w dan kecepatan air v akan
mengendap di titik C . Waktu yg diperlukan: t = H/w = L/v dimana v = Q/HB.
Menghasilkan LB = Q/w, dimana L: panjang kantong lumpur, B : lebar
kantong lumpur, Q : debit air, w: kecepatan endap di kantong lumpur. Agar
tidak terjadi meandering atau pulau endapan dibuat L/B > 8. Kalau topografi
tidak memungkinkan bisa dibagi-bagi ke arah memanjang dengan dinding
pemisah (devider wall).
Volume tampungan
Volume kantong lumpur tergantung pada kandungan sedimen, volume
air yang lewat, dan jarak waktu pembilasan. Banyak nya sedimen yang lewat
dapat dihitung dengan cara: (a) Pengukuran langsung di lapangan, (b)
Perhitungan rumus yang cocok (Einstein-Brown, Meyer-Peter, Muller), (c)
Atau memakai data kantong lumpur yang ada di lokasi lain. Kedalaman ds =
1 m untuk jaringan kecil (10 m3/dt ), 2,5 m untuk jaringan besar (100 m3/dt).
https://totobolacrot.wordpress.com/2011/08/30/var-adfly_id-811511-var-
adfly_advert-int-var-frequency_cap-5-var-frequency_delay-5-var-init_delay-3/
BENDUNGAN
A. Pengertian Bendungan
Bendungan (dam) adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan
air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.
2. Saluran pengangkut debit air (saluran peluncur, chute, discharge carrier, flood
way)
Makin tinggi bendungan, makin besar perbedaan antara permukaan air
tertinggi di dalam waduk dengan permukaan air sungai di sebelah hilir
bendungan. Apabila kemiringan saluran pengangkut debit air dibuat kecil, maka
ukurannya akan sangat panjang dan berakibat bangunan menjadi mahal. Oleh
karena itu, kemiringannya terpaksa dibuat besar, dengan sendirinya disesuaikan
dengan keadaan topografi setempat.
C. Tipe Bendungan
Bendungan juga dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu :
a. Berdasarkan ukuran
1. Bendungan besar (large dams)
Menurut ICOLD definisi dari bendungan adalah :
Bendungan yang tingginya lebih dari 15m, diukur dari bagian terbawah pondasi
sampai ke puncak bendungan. Bendungan yang tingginya antara 10m dan 15m dapat pula
disebut dengan bendungan besar asal memenuhi salah satu atau lebih kriteria sebagai berikut :
- Panjang puncak bendungan tidak kurang dari 500m.
- Kapasitas waduk yang terbentuk tidak kurang dari 1 juta m³.
- Debit banjir maksimal yang diperhitungkan tidak kurang dari 2000 m³/detik.
- Bendungan menghadapi kesulitan - kesulitan khusus pada pondasinya (had
specially ifficult foundation problems).
- Bendungan di desain tidak seperti biasanya (unusual design).
c. Berdasarkan penggunaannya
1. Bendungan untuk membuat waduk (storage dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk membentuk waduk guna menyimpan
air pada waktu kelebihan agar dapat dipakai pada waktu diperlukan.
2. Bendungan penangkap/pembelok air (diversion dams)
Adalah bendungan yang dibangun agar permukaan airnya lebih tinggi sehingga
dapat mengalir masuk kedalam saluran air atau terowongan air.
3. Bendungan untuk memperlamabat jalannya air (detension dams)
Adalah bendungan yang dibangun untuk memperlamabat aliran air sehingga
dapat mencegah terjadinya banjir besar. Masih dapat dibagi lagi menjadi 2, yaitu :
- Untuk menyimpan air sementara dan dialirkan ke dalam saluran air bagian hilir.
- Untuk menyimpan air selama mungkin agar dapat meresap di daerah sekitarnya.
d. Berdasarkan konstruksinya
1. Bendungan urugan (fill dams, embankment dams)
Menurut ICOLD definisinya adalah bendungan yang dibangun dari hasil
penggalian bahan (material) tanpa tambahan bahan lain yang bersifat campuran secara
kimia, jadi betul-betul bahan pembentuk bendungan asli. Bendungan ini masih dapat
dibagi menjadi :
- Bendungan urugan serbasama (homogeneous dams)
Adalah bendungan urugan yang lapisannya sama.
- Bendungan urugan berlapis-lapis (zone dams, rockfill dams)
Adalah bendungan urugan yang terdiri atas beberapa lapisan , yaitu lapisan
kedap air (water tight layer), lapisan batu (rock zones, shell), lapisan batu teratur (rip-
rap) dan lapisan pengering (filter zones).
- Bendungan urugan batu dengan lapisan kedap air di muka (impermeable face
rockfill dams, dekced rockfill dams)
Adalah bendungan urugan batu berlapis-lapis yang lapisan kedap airnya
diletakkan di sebelah hulu bendungan. Lapisan kedap air yang biasa digunakan adalah
aspal dan beton bertulang.
3. Bendungan lainnya
Biasanya hanya untuk bendungan kecil misalnya : bendungan kayu (timber
dams), bendungan besi (steel dams), bendungan pasangan bata (brick dams),
bendungan pasangan batu (masonry dams).
e. Berdasarkan fungsinya
1. Bendungan pengelak pendahuluan (primary cofferdam, dike)
Adalah bendungan yang pertama-tama dibangun di sungai pada waktu debit air
rendah agar lokasi rencana bendungan pengelak menjadi kering yang memungkinkan
pembangunannya secara teknis.
2. Bendungan pengelak (cofferdam)
Adalah bendungan yang dibangun sesudah selesainya bendungan pengelak
pendahuluan sehingga lokasi rencana bendungan utama menjadi kering yang
memungkinkan pembangunannya secara teknis.
http://komarudinkjn.blogspot.co.id/2012/04/bendungan.html
Beberapa bendungan dapat kita temukan di bebrbagai wilayah Indonesia. Masing-
masing bendungan memiliki luas atau besar yang berbeda- beda. Salah satu nya adalag
Bendungan Sigura-gura. Bendungan terbesar yang menempati posisi ketiga ini berada di
Sumatera Utara atau tepatnya di radius 23,3 kilometer dari Danau Toba. Bendungan Sigura-
gura ini mempunyai fungsi untuk untuk menjamin ketersediaannya volume air dan juga
besarnya energi air yag dibutuhkan bagi Pembangkit Listrik Tenaga Air di daerah tersebut
dan juga daerah yang berada di sekitarnya. Pembangkit listrik yang dihasilkan dari
bendungan ini dinamakan sebagai PLTA Sigura-gura.
Mulai dibangun pada bulan Mei 1978 dan selesai bulan Desember 1981, Bendungan
Sigura-gura berjenis struktur Beton Gravity dengan pajang maksimal 176m, lebar 9,5m,
tinggi bendungan 46 meter dari dasar Sungai Asahan, dengan volume 6.140.000 m3.
Bendungan yang dibangun oleh Aldo palijama ini digunakan sebagai pembangkit tenaga
listrik untuk Pabrik Aluminium (INALUM).. Bendungan Sigura-gura ini mampu
menghasilkan daya sebesar 1868 GWH setiap tahunnya.
Listrik yang dibangkitkan di Stasiun Pembangkit Listrik Sigura-gura selanjutnya
dialirkan ke Kuala Tanjung. Sebelum dialirkan ke Kuala Tanjung, arus listrik diatur di
Rumah Pengendali. Pengendalian ini dilaksanakan dengan bantuan komputer di rumah
pengendali PLTA Sigura-Gura, dengan sistem kendali jarak jauh. Rumah pengendali
dipersiapkan untuk mengendalikan pengoperasian semua PLTA yang akan dibangun di
sepanjang Sungai Asahan.
Stasiun Pembangkit Listrik Sigura-Gura dibangun 200 m dibawah permukaan tanah,
terdiri dari dua ruangan besar, yaitu ruang pembangkit listrik dan ruang transformator utama.
Dengan 4 perangkat pembangkit tenaga listrik (turbin).
Bendungan Sigura-Gura juga memiliki danau yang sangat indah dan masih sepi dari
wisatawan. Bendungan Sigura-Gura memiliki danau yang cukup luas. Airnya tenang dan
berwarna hijau toska. Uniknya, di sekeliling danau bendungan ini kita dapat melihat lebih
dari lima air terjun yang aliran airnya mengalir langsung ke dalam danau.
Beberapa air terjun tersebut cukup tinggi dan terlihat indah, meski saya hanya dapat
memandang dari kejauhan. Dari beberapa air terjun yang mengelilingi Danau Bendungan
Sigura-Gura tersebut, hanya satu air terjun yang bisa dikunjungi dan dibuka untuk umum,
yaitu Air Terjun Simanimbo. Aliran sungai di sekitar air terjun Sigura – gura sering dan rutin
digunakan sebagai lokasi arung jeram. Bahkan juga pernah diadakan kompetisi arum jeram
tingkat nasional dan internasional karena alirannya yang sangat deras.
PLTA Sigura-gura memiliki 4 generator yang tersusun secara vertical prancis dan
yang dialiri oleh air melalui terowongan air yang memiliki panjang 200m dari permukaan
bumi dan tiap generator ini menghasilkan 11KV dan kemudian di transmisikan maka
tegangan yang dihasilkan oleh PLTA sigura-gura mencapai 275KV, panjang Saluran
Transmisi 120 Km direntangkan oleh menara sebanyak 271 menara, yang dimana sebagian
dari tegangan ini akan disupply ke PT Inalum yang berada di Kuala Tanjung sebagi sumber
energi listrik untuk peleburan Aluminium dan aluminium ini akan di kirim ke Jepang untuk
diproduksi.
Selain sebagi penyuplai tenaga listrik ke pabrik alumunium, PLTD Sigura-gura juga
menyuplai tenaga listrik ke masyarakat. Jika dilihat dari hasil pencapaian yang telah dicapai
oleh PLTD Sigura-gura, danau Toba masih memiliki potensi sebagai pembangkit listrik yang
belum diketahui oleh pemerintah.
PLTA sigura gura berada 200 m di dalam perut bumi dengan 4 unit generator dan
total kapasitas tetap dari keempat generator tersebut adalah 203 MW dan merupakan PLTA
bawah tanah pertama di Indonesia Bendungan Penadah Air Siguragura (Siguragura Intake
Dam) yang terletak di Simorea dan berfungsi sebagai sumber air yang stabil untuk stasiun
pembangkit listrik Siguragura. Air yang ditampung di bendungan ini dipergunakan di Stasiun
pembangkit listrik Siguragura (Siguragura Power Station).